Rabu, 24 Juli 2019

MANUSIA BERPIKIR, TUHAN MENENTUKAN

MANUSIA BERPIKIR , TUHAN MENENTUKAN Selamat Pagi, sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 25/07/2019 Amsal 16:9 (TB) Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya. Proverbs 16:9 (RWV) A man’s heart deviseth his way: but the LORD directeth his steps. Sebelum mengetik renungan ini, saya baru membaca iklan di medsos berjudul "LAPS" singkatan dari "Life Auto Pilot System". Suatu aplikasi yang menawarkan kiat sukses dalam menjalani hidup dan mengatasi kegagalan. Saya menangkap makna iklan ini menawarkan hidup auto pilot jika seseorang melakukan ini dan itu maka secara otomatis melalui sistem akan menuju hasil seperti yang diharapkan. Namanya iklan banyak semboyan yang diuber untuk menarik orang untuk mendownloadnya tapi ada yang saya tak sukai ada satu sembonyan: "sedikit usaha keuntungan berbukit-bukit." Menurut saya ini merupakan salah satu contoh bentuk dari dampak kemajuan, seolah manusia oleh segala akal dan ketrampilannya dapat mencapai segala sesuatu dalam hidupnya. Menurut para futurolog bahwa manusia semakin canggih dan oleh tehnologinya akan mencapai segala apa yang diimpikan. Yuval Noah Harari menyebutkan manusia macam itu disebut dengan "Homo Deus". Era digital yang kita kenal dengan era industri 4.0 ini seolah manusia telah mencapai segala yang diinginkan dalam hidupnya lewat akal dan kemajuan tekhnologi yang dimilikinya. Tekhnologi yang semakin canggih era virtual akan mendorong manusia semakin tak membutuhkan Tuhan. Benarkan manusia telah mencapai segala keinginannya melalui tehnologi di dalam hidupnya sehingga tidak membutuhkan Tuhan? Pandangan semacam ini akan mengalami hal yang sama dengan jaman pembangunan menara Babel. Manusia dengan segala kecanggihannya dan dengan segala potensinya ingin menjadi sama dengan Tuhan pada akhirnya akan menuju kegagalan sehingga manusia tercerai berai. Suatu tantangan bagi keimanan kita. Memang berilmu dan beriman dua kata yang saling melengkapi dalam hidup orang percaya. Beriman mengabaikan ilmu akan membuat kita buta. Dan sebaliknya berilmu mengabaikan beriman bisa membuat manusia kehilangan rasa kemanusiaan. Bagi saya ilmu membantu dan menolong kita, dan beriman menolong manusia bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam menjawab misteri dalam kehidupan ini. Karena itu sangat perlu menyadari ada kekuasaan Tuhan dan keputusan Tuhan atas apa yang terjadi dalam hidup ini. Amsal sangat mendorong setiap orang untuk mengejar ilmu pengetahuan, hikmat dan kepandaian. Misalnya dalam Amsal 2:11 (TB). "Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau." Bahkan menyarankan untuk membeli kebenaran, hikmat, didikan dan pengertian. (Baca: Amsal 23:23). Tentu disini tersimpan pemikiran dasar bahwa didikan dan kepandaian akan menuntun seseorang kepada kesuksesan: lepas dari jerat sijahat dan menggiring langkah orang kepada keberhasilan. Sekalipun Amsal menjunjung tinggi ilmu namun kitab Amsal mengingatkan bahwa dibalik semua keberhasilan dan kemujuran bukanlah karena ilmu atau kepandaian semata, tetapi ada Tuhan yang menentukan. Tuhan berkenan atas rancangan kita. Lihatlah pembangunan menara Babel, seluruh bahan bangunan yang dibutuhkan sudah tersedia, SDM yang mengerjakan juga tersedia dan segala.pendukung lainnya sudah dipersiapkan namun Raja Nimrot gagal.membangun menara Babel. (Band Kej 11). Demikian dengan Raja Daud, dia telah berhasil.menyatukan seluruh suku-suku Israel dalam kerajaannya, dia telah berhasil membangun istananya namun dia juga merencakan pembangunan Bait Allah mempersatukan seluruh kehidupan beragama orang Israel. Daud sangat serius mempersiapkan pembangunan Bait Allah, mempersiapkan material yang dibutuhkan dan SDM yang akan mengerjakannya namun Tuhan menentukan bukan Daud yang membangun Bait Allah bagiNya tetapi Salomo. Inilah yang harus kita sadari dari renungan hari ini. Tuhan berdaulat atas hidup kita. Manusia merencanakan sesungguhnya Tuhan yang menentukan. Jika kita baca Amsal 16 secara keseluruhan dijelaskan bahwa hal sekecil apapun yang terjadi dalam hidup kita adalah atas kuasa Allah. Allah berdaulat atas segala apa yang terjadi dalam hidup kita. Itulah sebabnya Amsal menyebutkan: "percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5) Manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan langkahnya. Suatu pengakuan bahwa tidak ada yang terjadi dalam hidup kita tanpa kuasa dan keputusan Allah. Tuhan telah menganugerahkan akal dan pikiran kepada manusia. Maka manusia akan mendayagunakan segala akal mencapai tujuannya dalam hidup. Akal membantu manusia untuk berpikir, merencanakan dan melaksanakan apa yang berguna dalam hidupnya. Oleh akan manusia berpikir dan membuat pertimbangan akan apa yang diputuskan dalam hidupnya. Namun semua pikiran logis kita harus disertai dengan iman bahwa Tuhanlah pengambil keputusan yang terbaik dalam hidup kira. Sahabat yang baik hati! Mari capai segala apa yang kita cita-citakan dalam hidup ini dengan menggunakan dan pengoptimalkan segala potensi yang ada di dalam hidup kita, baik oleh ilmu, pengetahuan dan ketrampilan namun dibalik semua itu kita harus harus seturut dengan kehendak Allah. Sikap demikian akan menolong kita menerima realitas apapun yang terjadi baik sukses atau gagal, baik beruntung atau rugi semuanya serta dapat mengambil hikmatnya. Ketika berkhasil kita bersyukur atas rahmatnya, ketika gagal tetap bersyukur juga dannpercaya Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita lebih dari apa yang kita pikirkan. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen. Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...