Rabu, 31 Juli 2019

BERGENTILAH MENGUTUKI KEADAAN MULAILAH MEMPERBAIKINYA

JANGAN MENGUTUKI KEADAAN TAPI LAKUKANLAH SESUATU MEMPERBAIKI KEADAAN Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 01/08/2019 Yohanes 9:4 (TB) Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. John 9:4 (RWV) I must work the works of him that sent me, while it is day: the night cometh, when no man can work. "Lebih baik menyalakan lilin kecil dari pada mengutuki kegelapan" Pernah dalam suatu kejadian, sekumpulan pelajar sidi melakukan retreat. Dalam suatu diskusi kelompok pada sesi malam tiba-tiba PLN mati. Ruangan pun gelap dan mereka ribut saling menyampaikan kata-kata yang terpikir di kepala mereka masing-masing. Ada yang menyalahkan PLN, ada yang menyalahkan panitia dianggap tidak pintar mencari tempat retreat yang baik, ada yang menyalahkan pengelola pemondokan mengapa tak persiapkan genset dll. Pokoknya semuanya berlomba untuk bertanya dan berargumentasi siapa yang disalahkan. Mendengar itu pendeta menginstruksikan agar ketua kelompok menjadikan kesempatan tersebut dipakai untuk doa berantai. Pemimpin kelompok pun mengorganisir agar menghentikan semua keluh atas matinya arilus listrik menjadi silent momen (doa hening). Kegiatan itu dinikmati bersama selama mati lampu menjadi doa hening yang khusuk. Itu salah satu contoh kejadian yang sering kita alami, jikalau ada kejadian yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, kita sangat sering menyalahkan ini dan itu. Tapi sangat jarang untuk mengasah otak untuk berpikir tentang: apa yang bisa kita lakukan Yesus menghadapi murid-murid sibuk bertanya ketika mereka berjumpa dengan seorang yang buta sejak lahir. Mereka berkutat pada pertanyaan siapakah yang salah atau berdosa, apakah orang tuanya atau anaknya. Mungkin ada yang pro si anak, bagaimana mungkin anak ini berdosa dia belum tahu apa-apa sudah buta sejak lahir. Diskusi para murid adalah diskusi pada pertanyaan siapa yang salah? Kalaupun tahu siapa yang salah mau diapakan toh anak ini buta yang butuh pertolongan. Kalau pun tahu orang tuanya yang salah karena kurang urus dll, apakah akan menolong anak itu dengan terus menyalahkan orang tuanya? Disinilah Yesus hadir, mengubah mindset berpikir para murid-murid. Berjumpa dengan anak yang buta sejak lahir bukan bertanya siapa yang berdosa, tetapi panggilan untuk menolong dan menyembuhkan anak tersebut. Yesus mengingatkan bahwa demikianlah keadaan disekitar kita kalau pagi merekah sampai malam pun tiba akan selalu ada masalah yang dihadapi, akan selalu ada pertistiwa yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berhentilah untuk bertanya siapa yang salah, namun mulailah berpikir apa yang dapat kita lakukan untuk merubah keadaan lebih baik. Sahabat yang baik hati, benar ungkapan pembuka renungan ini, Yesus menghendaki kita berubah pola pikir. Berhentilah mengutuki keadaan, mengungkapkan kekesalan hati masa lampau tetap awalilah berpikir solutif. Lebih baik menyalakan lilin yang kecil menerangi kegelapan daripada menghabiskan energi untuk menyalahkan dan mengutuki keadaan. Sahabtku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...