Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, matilah gunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 13/02/2018
1 Tesalonika 3:13 (TB) Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
1 Thessalonians 3:13 (RSV) so that he may establish your hearts unblamable in holiness before our God and Father, at the coming of our Lord Jesus with all his saints.
Badan Pemeriksa Keuangan biasanya menerbitkan hasil suatu pemeriksaan suatu pengganaan anggaran keuangan negara dengan suatu penilaian. Penilaian tertinggi adalah sertifikat wajar tanpa pengecualiaan atau disingkat dengan WTP. Penilaian ini adalah kategori terbaik dimana tidak ada cacat dalam pemakian anggaran. Namun dengan istilah wajar, ini sebenarnya sudah memiliki arti memaklumi suatu kesalahan namun pada tingkat kewajaran. Dengan adanya kontrol yang demikian setiap pimpinan daerah dan pengguna wewenang memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebaik mungkin tanpa cacat dan kesalahan. Jika pun ada kekeliruan kita bersedia dikoreksi dan diperbaiki demi kesempurnaan
Tidak bercacat di hadapan Allah, merupakan suatu tugas dan tanggung jawab orang percaya. Kita telah menerima anugerah yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus, keselamatannitu harus kita kerjakan sampai kedatangan Yesus Kristus kedua di dunia ini. Jika Tuhan datang, bagaimana hidup kita? Inilah yang diajarkan oleh renungan di pagi ini, jangan tergoda tetapi tetaplah terjaga memelihara iman yang tak bercela. Jika Tuhan datang kita ditemukan hidup kudus dan tak bercacat dihadapan Allah.
Dalam pemahaman Yahudi, Istilah tak bercacat dihadapan Allah adalah suatu istilah peribadahan dalam meyerahkan kurban. Imam telah menentukan jenis-jenis hewan korban (Bil 7:87-88). Jika seseorang menyampaikan kurban bakaran maka imam akan memeriksa ternak yang akan dikurbankan dan dipastikan tidak bercacat atau bercela (Im 22:20-21). Demikian dengan pribadi yang mempersembahkan korban harus benar-benar kudus dan tidak najis. Peratuan Ibadah yang sangat ketat demikian menekankan Allah menghendaki pribadi yang menyerahkan korban harus benar-benar kudus dan kurban yang dipersembahakan juga tak bercatat. Itulah yang diingatkan Paukus dalam jemaat Tessalonika bahwa Tuhan menghendaki kita kudis danntidak bercela. Dalam hidup perubahadan dan aktifitas keseharian kita janganlah bercela dan bercacat, karena itu yang dikehendaki Allah.
Bagaimana kita tidak bercacat dihadapan Allah? Bukankah kita manusia adalah orang berdosa, tercela dan bercacat dihadapan Allah? Sesungguhnya kita tak layak dihadapan Allah. Namun Tuhan telah menerima kita dengan suatu korban pendamaian dan penghapusan dosa didalam Yesus Kristus. Kita datang di hadapaan Allah bukan karena kita layak, tetapi dilayakkan oleh Yesus Kristus. Cela dan dosa kita telah dihapuskanNya melalui kerelaannya menjadi kurban perdamaian dihadapan Allah dengan kematiannya di kayu salib. Maka di dalam Yesus Kristus, Allah menerima kita.
Dengan demikian kita yang telah menerima pengampunan dan penghapusan dosa harus memelihara pengampunan itu sampai kedatangan Kristus kelak. Dosa kita telah diampuninya, maka dengan segala kekuatan yang ada pada diri kita harus memelihara keselamatan itu dengan tidak berbuat dosa lagi. Tuhan menghendaki kita sempurna sebagaimana pesan Yesus: Matius 5:48 (TB) Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Sahabat yang baik hati, marilah kita pelihara keselamatan yang telah dianugerahkan kepada kita dengan bersedia melakukan pekerjaan yang terbaik dan berusaha tak bercacat dalam segala tugas dan tanggungjawab yang kita emban.
Kiranya Tuhan memberikan kekuatan bagi kita semua dalam melakukan firmanNya. Biarlah segala kebaikan dan kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara. Amin
Salam #nekson m simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar