MENDENGAR DAN MELAKUKAN FIRMAN
Lukas 8:9-15
Lukas 8:9-15
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati. Kotbah minggu ini menajak kita menjadi orang yang mendengar dan melakukan firman Tuhan.
Yesus adalah publik figur yang disukai banyak orang. Kemana Yesus pergi selalu dikerumuni oleh orang banyak. Pertanyaan adalah apa yang membuat mereka mengerumuni Yesus? Tentu ada berbagai latar belakang, diantaranya: ada yang ingin memperoleh kesembuhan atau membawa orang sakit untuk disembuhkan, ingin menyaksikan mujizat, ingin mendengar pengajaran dan kotbahNya atau mungkin ingin mendapat berkat makan gratis karena Yesus dapat memberi makan dengan hanya 2 ikan dan 5 roti. Hal yang paling mengherankan ada juga yang ingin mencari-cari kesalahan Yesus, khusus kaum Farisi dan Saduse.
Kotbah minggu ini berkaitan dengan penjelasan Yesus kepada murid-murid tentang perumpamaan penabur. Penjelasan dilakukan agar murid memahami pengajaran Yesus dan sungguh-sungguh mendengar dan melakukan firman. Karena sebelumnya Yesus mengajarkan orang banyak tentang penabur. Perihal Kerajaan Sorga seperti penabur: ada benih yang jatuh di jalan, di tempat berbatu, semak belukar dan di tanah subur. Sepintas sebenarmya perumpamaan ini sangat mudah ditangkap. Namun dari sekian banyak orang mendengar siapakah yang sungguh-sungguh memahaminya, dan dari sekian orang yang paham berapa orang kah yang melakukan firman? Mungkin ini juga yang dasar Steven R Covey menyebutkan bahwa dalam setiap angkatan pelatihan leadership sudah hebat jika 10 persen sampai ke goal: memahami dan mengaplikasikan ilmunya.
Setelah mengajar Yesus mengumpulkan murid dan merasa perlu menjelaskan lebih dalam akan arti perumpamaan tersebut, sehingga murid-murid tidak salah memahami dan mendorong mereka menjadi pelaku firman. Penabur adalah Yesus sendiri dan benih adalah Firman yang ditaburkan sedangkan keempat jenis tempat jatuhnya benih adalah menggambarkan jenis sikap manusia mendengarkan firman Tuhan. Keempat jenis ini juga sebagai empat tipologi pribadi orang dalam merespon Firman Tuhan dalam hidupnya:
1. Belum berakar sudah berbalik.
Benih yang jatuh di jalan, belum sempat berakar sudah dilindas orang atau dimakan burung. Demikian orang yang mendengar firman namun sama sekali tak berakar dalam hidupnya. Mungkin juga tipe orang yang tidak peduli dengan kehidupan spiritualitasnya.
Benih yang jatuh di jalan, belum sempat berakar sudah dilindas orang atau dimakan burung. Demikian orang yang mendengar firman namun sama sekali tak berakar dalam hidupnya. Mungkin juga tipe orang yang tidak peduli dengan kehidupan spiritualitasnya.
2. Berakar namun tidak tumbuh. Benih yang jatuh di tanah yang berbatu. Benih bertumbuh dan berakar namun segera mati karena tidak bertahan. Tipe orang yang cepat murtad, tidak peduli dengan pertumbuhan kerohaniannya.
3. Berusaha namun tak kuasa. Benih yang jatuh di semak belukar ini pertama-tama bertumbuh dan berusaha hidup di tengah-tengah tantangan namun pada akhirnya kalah karena kekuatiran hidup dan kekayaan dunia ini sehingga meninggalkan Tuhan.
4. Iman yang bertumbuh dan berbuah. Benih yang jatuh di tanah yang subur. Inilah benih yang bertumbuh dan menghasilkan buah hingga berlioat ganda bahkan seratus kaki lipat. Hidup beriman yang menghasilkan buah-buah yang baik kepada sesamanya. Firman bukanlah konsumsi otak atau pengetahuan ansih, namun firman adalah sumber kehidupan, sumber kekuatan, sumber inspirasi dan motivasi dalam melakukan perbuatan baik dalam hidupnya. Hidup orang seperti ini adalah hidup yang berkelimpahan di dalam iman.
Pelaku Firman Adalah Orang Bijaksana.
Kotbah minggu ini mengajak kita untuk mengolah dan menempa hati kita menjadi tanah yang subur sebagai tempat bertumbuhnya Firman hingga berbuah. Rasul Jakobus menyebut: menjadi pelaku firman (Yak 1:22). Berkaitan dengan kotbah di bukit Yesus menutup kotbahnya dengan menyebutkan bahwa orang yang mendengarkan firman dan melakukannya disebut orang yang bijak yang mendirikan rumah di atas batu karang (Mat 7:24). Sebaliknya tipe pertama, kedua dan ketiga adalah tipe orang yang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Saat hujan turun dan badai datang, rumahnya pun roboh. Beda dengan orang bijaksana, sekalipun badai turun dan hujan deras rumahnya kokoh karena dibangun di atas batu karang.
Kotbah minggu ini mengajak kita untuk mengolah dan menempa hati kita menjadi tanah yang subur sebagai tempat bertumbuhnya Firman hingga berbuah. Rasul Jakobus menyebut: menjadi pelaku firman (Yak 1:22). Berkaitan dengan kotbah di bukit Yesus menutup kotbahnya dengan menyebutkan bahwa orang yang mendengarkan firman dan melakukannya disebut orang yang bijak yang mendirikan rumah di atas batu karang (Mat 7:24). Sebaliknya tipe pertama, kedua dan ketiga adalah tipe orang yang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Saat hujan turun dan badai datang, rumahnya pun roboh. Beda dengan orang bijaksana, sekalipun badai turun dan hujan deras rumahnya kokoh karena dibangun di atas batu karang.
Berilah hatimu menjadi ladang yang subur tempat firman berakar yang kuat dan berbuah lebat demi kemuliaan Bapa. Amin!
Salam, #nekson m simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar