Rabu, 14 Februari 2018

JANGAN KERASKAN HATIMU

JANGAN KERASKAN HATIMU

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari i i untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 15/02/2018

Ibrani 3:15 (TB)  Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", 

Hebrews 3:15 (RSV)  while it is said, "Today, when you hear his voice, do not harden your hearts as in the rebellion."

Mengeraskan hati dalam dendam ibarat nyala api yang semakin membesar. Jika tidak dipadamkan bisa jadi api membesar dan menghanguskan apa saja. Demikianlah dalam mengelola konflik atau masalah dalam kehidupan sehari-hari banyak ungkapan yang menunjukkan bahwa sikap keras kepala dan mengeraskan hati sangat merugikan diri sendiri, tetapi orang yang bersabar dan mengalah atau mengampuni memperoleh keuntungan yang berlipat ganda.  Ungkapan: "mundur selangkah demi meloncat seribu langkah." Mengalah demi tujuan yang lebih jauh adalah sikap yang bijak sana. Namun akan rugi besar jika terus ngotot dan bersikeras dalam konflik sebagaimana diungkapkan peribahasa:  "Habis arang besi binasa" (percekcokan yang tiada habis akan akan merugikan diri sendiri dan orang lain). Atas fakta-fakta yang merugikan dalam hidup ini, anjuran bijak selalu disarankan bahwa memaafkan dan mengampuni akan meraih masa depan.

Coba kita bandingkan keluarga yang cekcok menyelesaikan masalahnya dengan cara yang berbeda. Keluarga yang satu terus mencari arguementasi bahwa dirinya benar, mengumpulkan segala energinya untuk membenarkan diri dan menyalahkan isterinya. Sang isteri pasti tak berterima dipersalahkan dan mencari pembenaran diri. Demikianlah rumah tangga itu terus mengeraskan hati, masing-masing: waktu dan tenaga terkuras ke hakntak berguna. Anak-anak terlantar dan rumah jadi tidak nyaman. Tentu akan berbeda dengan jika salam satu keluarga mungkin terlanjur salah, seorang suami atau isteri menyadari bahwa ada dalam dirinya kesalahan dan meminta maaf, suami atau isteri saling memaafkan energy mereka tidak habis saling menyalahkan namun  energy dan waktu mereka lebih banyak dalam merancang masa depan dan hal baik dalam keluarga.

Renungan di pagi ini merupakan nasihat yang sangat berharga bahwa mengeraskan hati tiada guna. Mengeraskan hati hanya menambah kegeraman. Sama seperti bangsa Israel yang berjakan di padang gurun, mereka mengeraskan hatinya bahkan memjnta kepada Musa agar kembali saja mereka ke Mesir hanya karwna bosan makan manna. Mereka menuntut makan daging. Tuhan pun mendatangkan buring puyuh. Apa yang terjadi, karena mereka rakus mereka tak mengolahnya dengan baik tidak sedikit diantara mereka yang sakit dan mati (Bilangan 11:31-35). Puncak murka Allah terhadap bangsa Israel dalam perjalan di padang gurun adalah mendatangkan ular tedung, ular berbisa  yang didatangkan ditengah-tengah umat itu. Namun Tuhan baik meberikan jalan keluar juga dengan memerintahkan Musa membuat patung ular tedung. Barang siapa melihat patung ular itu mereka akan selamat (Bil 21:4-9)
Mengapa harus mendatangkan murka Allah? Bukankah kita tidak takut akan amarah dan murkaNya? Jika amarah Tuhan datang, manusia tak sanggup berdiri dihadapanNya. Manusia bagai debu yang tertiup angin dan habis.

Jangan keraskan hatimu, Tuhan selalu memanggil kita untuk memperbaiki kelakuan, jika ada konflik berdamailah, jika ada kesalahan perbaikilah. Dalam banyak kasus, demi menutupi kesalahan biasanya seseorang membentengi diri dengan kesalahan yang lebih besar lagi. Akhirnya kesalahan semakin menumpuk, rasa bersalah semakin tinggi dan waktunya akan ketahuan dan memalukan.

Renungan di pagi ini mengingatkan: jangan keraskan hati, segeralah berbalik memperbaiki diri dari kesalahan  Jika kita telah bersalah dan melukai orang lain segeralah berdamai dan saling memaafkan. (Band Ef 4:26). Tuhan menghendaki kita saling memaafkan dan mengampuni.

Sahabat yang baik hati, kiranya segala kebaikan dan kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara. Amin

Salam #nekson m simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH KEKAL

  Kotbah Minggu Akhir Tahun Gerejawi - Peringatan Orang Meninggal Minggu, 24 Nopember 2024 Ev. Daniel 7:9-14 KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH YA...