Rabu, 15 Maret 2017

MENGENAL WAJAHBDI CERMIN

MENGENAL WAJAH DI CERMIN
Dari Samar-sama kepada Kepastian

Selamat Pagi! Sahabat FB yang baik hati, marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan dan inspirasi bagi kita dalam melaksanakan aktifitas. Kamis 16/03/2017

1 Korintus 13:12 (TB)  Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

1 Corinthians 13:12 (UKJV)  For now we see through a glass, darkly; but then face to face: now I know in part; but then shall I know even as also I am known.

Semua kita sudah pernah mengamati wajah kita di cermin, bukan? Setiap kali di depan cermin mungkin kita senyum atau sedikit bergaya, mungkin ada yang memuji wajahnya atau mungkin ada juga wajahnya jelek, hidungnya kurang mancung dll, tapi kitabdiingatkan akan keberadaan  kita; kita ada.   Namun setelah beranjak dari cermin coba kita ingat kembali akan wajah di cermin pasti tidak sepenuhnya kita ingat. Pasti meraba-raba akan bagaimana wajah kita yang sesungguhnya. Sekarang orang sudah lebih mudah mengabadikan wajahnya dengan selfie atau photo bareng dan mempostingnya di FB atau aplikasi apapun yg dipakai instagram, path, dll. Namun setiap kali kita meninggalkan akun tersebut pasti ingatan kita tidak sempurna akan wajah kita. Sehebat apapun ingatan kita dalam cermin masih banyak yang terlupakan dan samar tetapi yang pasti wajah itu ada (narsis) dan milik kita. Apakah hubungannya mengenal wajah dicermin dengan iman?

Paulus memakai istilah mengenal wajah dalam cermin sebagai contoh dalam beriman. Kita hidup di dunia ini di dalam iman; kasih Allah yang telah nyata dalam hidup ini kita syukuri dan kehidupan kekal adalah warisan yang sangat berharga. Namun bagaimana itu dapat kita rasakan, selama di dunia ini, pengenalan kita masih samar tetapi pasti, kepastian ini akan jelas ketika kita berhadapan muka dengan muka dalam kehidupan kekal. Pengetahuan kita terbatas, ingatan dan ratio kita pun memiliki limit kemampuan untuk menjelaskan kasih Allah dalam hidup ini. Ibarat anak yang bertumbuh, dari minum susu, kemudian semakin bertumbuh menjadi makan bubur dan akhirnya semakin dewasa memakan nasi keras. Pada akhirnya semuanya akan jelas dan nyata.

Apa yang digambarkan oleh Paulus dalam renungan ini adalah pengenalan kita tentang iman dan kasih Allah terbatas, ada banyak pertanyaan, ada mungkin juga terkadang keraguan sehingga masih banyak yang belum jelas baik tentang hidup kini dan esok itu merupakan hal yang bisa saja terjadi, namun tetaplah bertumbuh sampai tiba waktunya semua ini jelas ketika kita berhadapan muka dengan muka bersama Bapa di Sorga.

Paulus menjelaskan ada tiga hal yang pasti yang menuntun kita dalam hidup ini dan ketiga hal ini tidak boleh lepas dari hidup orangbpercaya, yaitu iman, kasih dan pengharapan.

Dalam hidup ini kita masih bergumul dan berjuang, terkadang ada keraguan, kasih Allah seolah smsamar dalam hidup ini. Jangan berputus asa tetaplah setia dan bertahan dalam setiap cobaan. Tiga hal utama kekuatan kita menuju kepastian yaitu iman, kasih dan pengharapan harus tetap kita pelihara dalam hidup ini sampai tiba waktunya memasuki kepastian. Maranatha!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...