Kamis, 23 Maret 2017

KEADILAN AKAN NYATA

KEADILAN AKAN NYATA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan di pagi hari ini sebagai sumber kekuatan dan inspirasi bagi kita. Jumat 24/03/2017

Yesaya 11:4 (TB)  Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.

Isaiah 11:4 (UKJV)  But with righteousness shall he judge the poor, and reprove with equity for the meek of the earth: and he shall strike the earth: with the rod of his mouth, and with the breath of his lips shall he slay the wicked.

Prinsip demokrasi adalah semua sama di hadapan hukum, namun kenyataannya hanya berlaku bagi orang yang miskin, lemah dan tak berdaya. Orang kuat dan berkuasa seolah kebal hukum, hukum hanya mainan saja, dan berlaku hanya untuk orang kecil, lemah dan miskin. Dimanakah keadilan dan dimanakah kebenaran? Jeritan seperti itu ada di jaman proto Yesaya, masyarakat yang tertindas, rakyat yang sengsara dan tidak menerima perlindungan hukum akan memperoleh keadilan: kebijakan pemerintah membebani rakyat dari pajak yang tinggi, ketidak pastian hukum dan goncangan politik yang tidak menentu oleh kekuatan asing semakin menambah penderitaan masyarakat.  Yesaya mengumumkan kepada rakyat bahwa Raja adil akan datang  dia akan menegakkan keadilan dan kebenaran.

Hakim Adil: dia akan menghakimi orang yang lemah dengan keadilan. Keadilan akan milik semua orang yang benar. Keadilan yang selama ini adalah milik orang kuat, waktunya akan datang bahwa keadilan adalah milik orang-orang yang lemah. Secara proses hukum memang bisa benar bahwa kebenaran adalah milik orang kuat dan kaya yang dapat menyewa pengacara hebat dan suap bagi aparatur hukum. Jika demikian kapan keadilan milik orang lemah? Akan datang waktunya Raja Adil akan datang yang membela perkara dan memberikan keadilan bagi yang lemah.

Ada pameo di masyarakat: "orang jujur tak akan mendapatkan apa-apa maka harus pandai-pandai dalam hidup". Pameo ini mengajarkan orang agar pandai-pandai. Para orang tua juga sudah banyak yang mengajarkan pada anak-anaknya akan pandai-pandai, yang penting aman dan menghindar dari masalah. Ini adalah mental masyarakat yang mendidik kita menomorduakan (mengesampingkan) kejujuran dan menomorsatukan (mengutamakan) pandai-pandai yang bisa ditafsir kompromis dan mental zona aman. Dampaknya adalah manusia selalu bermain-main hal kebenaran dan sulitnya kejujuran didapatkan di tengah-tengah masyarakat sehingga terus hidup dalam sandiwara; dari sandiwara akting dalam kehidupan sehari-hari hingga sandiwara politik tontonan warga.  Padahal inilah masalah yang paling mendasar; semakin orang tidak jujur akan semakin menimbun masalah yang akhirnya berdampak bagi setiap orang. Ketikaa semuanya terbongkar akan ada kegaduhan besar dan anarkhis.

Ada Anekdot wawancara orang yang hendak diterima menjadi bendahara. Pimpinan bertanya: berapakan 2+2?  orang pertama menjawab dengan jujur: 4, dia tidak diterima. Orang yang kedua menjawab jawabnya terserah bapak: dia dianggap benar dan diterima menjadi bendahara.  Dampak mental seperti ini adalah kebenaran milik mereka yang memiliki wewenang atau berkuasa saja. Akhirnya semua takut kepada kekuasaan dan kejujuran pun akan sulit ditemukan.

Raja kebenaran akan datang mengembalikan hukum mejadi payung bagi semua orang, kejujuran akan menjadi pribadi bagi setiap orang dan kekuasaan bukan lagi alat penindasan tetapi sebagai pelayanan. Itulah kehadiran Yesus Kristus di dunia ini. Membela orang yang lemah, menyembuhkan dan membalut luka mereka bahkan orang yang harus mati divonnis berdosa dan hukum mati namun dibenarkan oleh kasih karunia agar memperoleh hak hidup (band penebusan da  pembenaran). Orang percaya yang menerima kasih karunia harus hidup jujur menurut suara hati (sunaydesis). Kuasa atau tongkat yang berkuasa  dipahami sebagai alat kekuasaan telah diubahnya menjadi tongkat seorang gembala yang melayani dan menuntun gembalaannya ke air sejuk dan rumput yang hijau.

Janganlah gusar dan galau jikankita diperlakukan tidak adil dalam hidup ini. Namun percayalah dan serahkan semua kepada Tuhan bahwa keadilan akan tiba, kebenaran akan nyata dan kejujuran akan terungkap. Tuhan tidak tinggal diam dan membiarkan orang2 yang dikasihinya terus tertindas. Tuhan akan datang membela dan memberikan keadilan bagi yang lemah, miskin dan terpinggirkan. Tuhan itu adil dan menyukai kejujuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...