Selasa, 07 Maret 2017

MENGAPA TERTEKAN HAI JIWAKU

MENGAPA TERTEKAN HAI JIWAKU?

Selamat Pagi! Saudaraku marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan di pagi ini sebagai sumber kekuatan dan inspirasi bagi kita. Rabu, 08/03/2017.

Mazmur 42:9 (TB)  (42-10) Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"
Psalms 42:9 (UKJV)  I will say unto God my rock, Why have you forgotten me? why go I mourning because of the oppression of the enemy?

Mazmur 42 ini merupakan gubahan syair indah dari Bani Korah yang merindukan Tuhan. Syairnya bait demi Bait menggambarkan isi hati yangvterdalam, luluh tak berkekuatan, jiwa tertekan dan tiada semangat. Allah sebagai gunung batu dan benteng kekuatan tidak berdaya atas olok-olokan musuh. Perasaannya melebihi seorang yang optimis menang dalam pertandingan namun kehilangan mahkota karena kalah. Bukan hanya sekedar kalah namun telah menjadi buah bibir yang menyakitkan. Jiwanya tertekan dan tak mampu menghadapkan muka ke publik.

Berulang kali Mazmur ini mengungkapkan perkataan musuh: dimanakah Allah-Mu? Pemazmur sangat membanggakan Tuhan dalam hidupnya, sumber kekuatan dan energy yang tak berkesudahan, namun tak hadir memberikan pertolongan dalam pertarungan hidupnya. Musuh-musuhnya menekan dan menindasnya dengan keras. Tiada gairah, tulang-tulangnya serasa remuk dan tak berdaya. Pemazmur berkesimpulan, Tuhan telah meninggalkannya. Yesus juga di kayu salib pernah berseru: Eloi, eloi lama sabaktanei. Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Dalam keadaan tak berdaya, hilang harapan dan tiada pertolongan. Ini merupakan doa bagi bani Israel ketika menghadapi pergumulan berat. Sama sekali tidak ada pengajaran bahwa Tuhan meninggalkan umatNya. Namun tidak selamanya Tuhan hadir membawakan kemenangan dan kesuksesan. Ada kalanya suatu keadaan tak berdaya mendorong kita untuk bersandar kepada Tuhan. Tuhan seolah membiarkan kita berjalan ke titik nadir atau dalam keadaan zero agar kita tahu bahwa sesungguhnya tanpa Tuhan kita tidak mampu. Tangan yang kuat membutuhkan latihan yang kuat. Iman yang kokoh tentu akan teruji dengan menghadapi pergumulan berat.

Banyak kisah dari zero ke hero; keadaan pahit dan getirnya kehidupan ini, mesti dijalani namun harus merangkak perlahan, berjalan tertatih-tatih dan kadang harus dipapah membuat  kita harus tetap bersandar dan pasrah diri di jalan Tuhan. Dalam keadaan sesulit apapun, dalam tekanan jiwa yang terdalam sekalipun kita harus percaya bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita. Pertolongannya akan datang tepat waktusesuai dengan rencana Allah bukan sesuai dengan harapan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...