Rabu, 01 Maret 2017

BERKELUH DALAM PENGHARAPAN

BERKELUH DALAM PENGHARAPAN

Selamat pagi! Saudaraku yang kekasih, marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan dan inspirasi bagi kita dalam melaksanakan aktifitas hari ini. Kamis 02/03/2017

Roma 8:23-24 (TB)  Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
Romans 8:23-24 (UKJV)  And not only they, but ourselves also, which have the first-fruits of the Spirit, (o. pneuma) even we ourselves groan within ourselves, waiting for the adoption, to know, the redemption of our body.
For we are saved by hope: but hope that is seen is not hope: for what a man sees, why does he yet hope for?

Penederitaan  merupakan salib yang harus dipikul oleh murid-murid Tuhan Yesus. Salib itu tidak ringan makanya bukan ditenteng seperti menenteng rantang nasi sebagai bekal serapan sehari-hari atau seperti membawa tas kerja kantor bagi orang kantoran. Salib itu tidak ringan makanya bukan dijinjing seperti membawa tandok di kepala ketika mengikuti upacara adat namun salib itu berat sehingga harus dipikul.

Jalan memikuk salib adalah konsekwensi seorang murid Tuhan Yesus, memikul beban dan berjalan mengikut kaki Yesus. Perjalanan orang percaya adalah kehidupan kekal, kita telah digaransi oleh darah Yesus Kristus dan dimateraikan melalui Roh Kudus. Itulah dasar bahwa setiap orang percaya mendapat tempat bagi dalam kehidupan yang kekal yang disediakan oleh Tuhan Yesus bagi orang percaya. Inilah yang diharapkan dan dinantikan oleh semua orang percaya bahwa kita akan diangkat dan dimuliakan dalam kehidupan kekal.

Masalahnya adalah bagaimana kita menantikan pengaharapan ini? Jalan masih panjang, aral terus merintang,  para murid harus berhadapan dengan ganasnya realita kehidupan, tantangan dan kebencian dari orang-orang tidak mengehendaki Injil diberitakan dan dari penguasa-penguasa dunia yang sadis mengejar dan menganiaya jemaat. Paulus sangat realitis dan memaklumi keadaan sehingga dia menyatakan bahwa murid harus berkeluh, berkeluh sakit melahirkan. Seorang ibu yang hendak melahirkan merasakan sakit yang luar biasa, menahan rasa nyeri dan bertarung dengan nyawa demi suatu lahirnya suatu kehidupan. Jika dia tidak bertarung dan kuat maka akan bersampak pada dirinya dan bayi yang he dak lahir. Oh, mulianya keluh seorang ibu yang sakit melahirkan, meregang sakit dan getir namun melahirkan kehidupan baru.

Dalam penantian dan pengharapan, berkeluh seperti ibu yang melahirkan suatu istilah yang menjelaskan kepada kita bahwa dalam perjalanan iman menuju kehidupan kekal setialah memikul salib. Sekalipun itu berat dan harus dijalani kita harus percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus menolong dan menuntun kita kepada realisasi pengharapan. Waktunya akan tiba melihat dan merasakan kehidupan kekal, kebahagiaan abadi sampai selama-lamanya.

Tuhan Yesus menolong kita semua dalam memikul beban di pundak kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...