Minggu, 10 April 2022

YANG AKU TAHU PENEBUSKU HIDUP

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/7337591782979491/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 11 April 2022


YANG AKU TAHU PENEBUSKU HIDUP


Sahabat yang baik hati ! Marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


AYUB 19:25 (TB ) : Tetapi aku tahu : Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.

JOB 19:25 (NKJV): For I know that my Redeemer lives, And He shall stand at last on the earth.


Sahabat yang baik hati ! Sepintas mungkin membaca kitab Ayub terbersit pikiran bahwa hidup keluarga Ayub ialah suatu keadaan yang paradoksal. Orang baik hidup penuh menderita dan endingnya ialah hidup yang penuh sukacita. 


Banyak contoh yang kita lihat dalam kehidupan manusia yang penuh euforia duniawi, seseorang hidup tanpa roh yang takut akan Tuhan dan bergaul bebas dengan banyak wanita.  Ada yang hidup penuh hura-hura dengan kelimpahan materi tiada yang kurang dalam hidupnya dan terus melimpah berkat materi. Sebaliknya ada orang yang sangat dekat dengan Tuhan dan memberikan hidupnya untuk pelayanan pekerjaan Tuhan tetapi hidup dengan keadaan serba kekurangan. Lalu dimanakah masalahnya seakan hidup terasa tidak adil. Tunggu dulu, apakah yang tampak di permukaan juga menggambarkan isi yang terdalam pada kehidupan seseorang ? Tampilan permukaab terkadang berbeda dengan kenyataannya sehingga ada perumpaan orang Batak menyebut "tangis di sihabunian mengkel di sihapataran". Ungkapan ini dapat  diterjemahkan: "menangis di tempat tersembunyi dan tertawa di tempat terbuka". Suatu kehidupan yang hipokrit atau kepura-puraan. Ada juga yang menyebut hari-hari manusia bagaikan fatamorgana atau dalam bayang-bayang di bumi (Ay.8:9b). 


Sesungguhnya masing-masing orang punya beban hidup tetapi bagaimana seseorang menyikapi kehidupannya? Tiidak seorang pun dalam satu keluarga atau bahkan orang-perorang yang terbebas dari masalah,namun cara menyikapinya berbeda-beda. Menurut teori kepemimpinan bahwa masalah justru bisa kita rubah menjadi suatu pemberdayaan (empowering) untuk meraih keberhasilan yang biasa disebut sebagai manusia petarung. Kelebihan orang percaya dalam setiap masalah yang memnimpanya senantiasa memohon pertolongan Tuhan. 


Kisah Ayub mungkin tiada bandingannya dalam kehidupan manusia. Dalam sekejab merubah keadaannya seratus delapan puluh derajat dari hidup berkelimpahan menjadi merana dan amat perih serta tak.punya apa-apa. Segala milik keounyaanya lepas dan meninggalnya. Hartanya habis, tujuh orang putra serta tiga orang putri yang amat di sayanginya mati tertimpa reruntuhan bangunan oleh angin ribut.  Belum lagi kekayaan berupa ternak peliharaannya dijarah penjahat dan disambar api yang turun dari langit (Ay.1:14-19). 


Ayub sendiri mengalami sakit di sekujur tubuhnya penuh barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya dan duduk di tengah-tengah abu sambil menggaruk-garuk tubuhnya dengan se keping beling. Ayub ditinggal, tiada lagi orang yang mendekat kepadanya kecuali tiga orang sahabatnya yaitu Elifas, Bildad dan Zofar.  Mereka datang mencoba menyampaikan belasungkawa kepada Ayub dan berusaha menghibur.  Namun yang terjadi ialah perbantahan antara Ayub dan ke tiga sahabatnya itu ingin mencari akar masalah mengapa kejadian yang amat perih itu terjadi pada keluarga Ayub. Jikamkita baca argumentasimketiga sahabatnya tersimpan pemahaman penderitaan Ayub adalah kesalahannya sendiri dan tidak mungkin Tuhan mendatangkan penderitaan tanpa sebab. Inilahbhang disebut teodisi, paham hang mempertahankan kebenaran Tuhan dan penderitaan adalah kejahatan manusia dan dosa. 


Tuduhan ke tiga sahabat Ayub sesungguhnya gambaran sifat manusia yang cenderung men-judment seseorang menurut cara pandangnya. Padahal di balik semua itu Allah mengenal pribadi Ayub yang hidup saleh, jujur dan bergaul intim dengan Tuhan tiada celah hidupnya yang menyakiti hati Tuhan. Justru peristiwa itu terjadi sebagai kelicikan iblis ingin menguji keimanan Ayub hingga iblis berkata kepada Tuhan bahwa karena Tuhan membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta yang dimilikinya Ayub terberkati maka Ayub patuh kepada Tuhan.


Tuhan maha tahu, iman Ayub yang tidak akan goyah oleh apapun.  Tuhan mengijinkan iblis untuk mencobai Ayub dan Tuhan berfirman kepada iblis: Nah segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya (Ay.1:12). Maka terjadilah peristiwa yang dahsyat itu yang barangkali sebagai manusia biasa sukar menerimanya.  Isteri Ayub sampai  berkata apakah engkau masih bertekun dengan kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah, tetapi Ayub berkata engkau seperti perempuan gila. Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah tetapi tidak mau menerima yang buruk? Seakan ingin komplain kepada Tuhan Ayub mengutuki hari kelahirannya bahkan menyesali mengapa ia tidak mati saat dilahirkan ibunya dengan berkata: Maka aku seolah-olah tidak pernah ada; dari kandungan ibu aku langsung dibawa ke kubur (Ay.10:19).


Kepedihan hatinya dibarengi dengan bersumpah dengan berkata: Jikalau langkahku menyimpang dari jalan dan hatiku menuruti pandangan mataku dan noda melekat pada tanganku maka biarlah apa yang kutabur dimakan orang lain. Ayub hendak berkata biarlah tercabut apa yang tumbuh bagiku. Jikalau hatiku tertarik pada perempuan dan aku menghadang di pintu sesamaku maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain,dan biarlah orang-orang lain meniduri dia (Ay.31:7-10). 


Akhirnya tiba saatnya Allah memperhitungkan kebenaran Ayub dimana Ayub sendiri mencabut pernyataannya dan menyesali diri kepada Tuhan dengan berkata: Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencanaMu yang gagal (Ay.42:2). Oleh sebab itu aku "mencabut" perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu (Ay.42:6). Keadaan Ayub di pulihkan Tuhan dengan memberikan kepadanya dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu, memberikan tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan dimana di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub. Benarlah Nas Firman Tuhan tersebut bahwa penebusku hidup sebagai ungkapan bahwa Allah berpihak kepadanya sebagaimana perikop Ayub pasal 19, dan Ayub masih hidup 140 tahun lamanya dan melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang ke empat. 


Gambaran penderitaan Ayub oleh Pemazmur Asaf menulis Firman Tuhan berkata: Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap,gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (Maz.73:26). Doa dan permohonan kita kiranya Tuhan melepaskan kita dari pada yang jahat dan senantiasa dalam perlindunganNya tentu dengan syarat kita makin mendekat kepadaNya seraya menuruti FirmanNya.


Sahabatku,Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara. Amin !


Salam Tim-12: LLT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...