Sabtu, 09 April 2022

DIBERKATILAH YANG DATANG DIDALAM NAMA TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/7333191430086193/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu Palmarum, 10 April 2022

Nas: Mazmur 118:19-29


*DIBERKATI YANG DATANG DIDALAM NAMA TUHAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kita sudah memasuki minggu Palmarum, suatu perayaan besar gerejawi sebelum Paskah.  Palmarum berarti palm atau daun-daunan hijau. Minggu Palmarum ini ditetapkan untuk mengenang peristiwa penyambutan penduduk Yerusalem menyambut Yesus memasuki kota terpenting ini. Saat prosessi memasuki Yesusalem, Yesus disambut dengan sorak-sorai, penduduk berjajar di sepanjang jalan dan mereka menyanyikan: Hosanna, diberkati orang yang datang di dalam nama Tuhan. Hosanna bagi Anak Daud sambil meletakkan daun-daun hijau atau palm di jalan yang dilalui Yesus. Peristiwa palmarum ini dapat dibaca dalam Lukas 19:28-45, Matius 21:1-19,  Markus 11:1-10 dan Yohanea 10:12:12-15. 


Dalam versi Lukas urutan pemberitaan tentang peristiwa Palmarum ini sangat menarik.  Pertama disebutkan bahwa "setelah mengatakan semua itu" (19:28). Permyataan itu sangat penting, sebelum memasuki Yerusalem Yesus sudah melakukan tugas pelayanan dengan tuntas;  teaching (pengajaran), preaching (kotbah) dan healing (penyembuhan). Maka setelah itu Yesus hendak menyempurkanakan missinya di dunia dengan memasuki Yerusalem.  Ibarat dalam studi, sylabus pengajaran itu sudah diselesaikan kepada murid-murid. 


Sebelum memasuki Yerusalem Yesus telah menyuruh muridnya untuk mengambil keledai. Yesus menaiki keladai sebagai tanda yang signikan Yesus hadir membawa damai. Informas-informasi ini sangat penting bahwa ada rencana yang matang memasuki Yerusalem. Disisi lain penduduk Yerusalem mempersiapkan diri menyambut Yesus yang sudah sangat dikenal dari Galilea, Yudea dan terakhir di Yerusalem. Yerusalem adalah pusat ibadah dikota ini ada Bait Allah. Bait Allah adalah pusat peribadatan dan di dalam Bait Allah imam besar memasuki ruang  maha kudus untuk meyampaikan korban penghapusan dosa. Imamat 14:19 (TB)  Imam harus mempersembahkan korban penghapus dosa dan dengan demikian mengadakan pendamaian bagi orang yang akan ditahirkan dari kenajisannya, dan sesudah itu ia harus menyembelih korban bakaran.


Yesus memasuki Yerusalem hendak menggenapi janji Allah menyelamatkan umatNya. Yesus menyerahkan diriNya menjadi korban penghapusan dosa dan perdamaian.. Inilah yang harus dirayakan dan diberitakan oleh orang percaya bahwa suatu perbuatan besar telah terjadi yaitu keselamatan di dalam pengorbanan Yesus Kristus. Pengorbanan Yesus adalah peristiwa besar yang harus disyukuri. Yesus, Mesias, anak Allah yang datang di dalam nama Tuhan.


Kotbah Minggu Palmarum ini diambil dari Mazmur 118,19-29. Suatu Mazmur ajakan untuk bersyukur karena Allah itu baik dan kasih setianya untuk selama-lamanya.  Mazmur 118 berisi nyanyian dan puji-pujian umat Israel atas karya dan perbuatan Tuhan. Tuhan iru baik dan penuh kasih setia.  Allah tidak bekerja dalam hal-hal baik, bahagia dan sukacita saja, tetapi hadir saat duka dan kesulitan. Situasi apapun dapat dipakai Tuhan untuk mendatangkan sukacita dan kebaikan bagi orang yang dikasihiNya.


Pada minggu palmarum ini, kita diajak untuk bermazmur dan bersyukur karena besar perbuatan Tuhan dalam hidup ini. Tuhan mendatangkan kebaikan, menopang saat tak berdaya serta melakukan perbuatan besar diluar perkiraan kita. 


1. Bersyukur kepada Tuhan, karena Ia baik. 

Dalam satu pasal ini ada 5 kali disebutkan kata "bersyukur". Ucapan syukur ini disebutkan dilandaskan pada pengakuan bahwa Tuhan itu baik. Kebaikan Tuhan itu dirasakan secara personal dan sebagai umat Allah. Mereka telah banyak mengalami perbuatan-perbuatan besar dalam sejarah perjalanan bangsa Israel. Mereka telah merasakan bagaimana Tuhan menuntun dan menunjukkan karya dan perbuatan Tuhan. Saat mereka bersuka cita merayakan bebas dari perbudakan Mesir dan menyaksikan sendiri pasukan Mesir tenggelam di laut Merah. Mereka bersyukur dan bersorak-sorai, Allah Maha dahsyat dan luar biasa. 


Setelah sukacita menyebaran dari Mesir ada harapan jntuk menuju tanah perjanjian. Tapi lihatlah,  tiga hari setelah mereka menyeberang Laut Merah, bangsa itu tak mendapati air untuk di minum. Coba bayangkan tiga hari setelah bersorak-sorai berubah menjadi sungut-sungut. Mereka protes bahkan curiga, jangan-jangan padang gurun ini akan menjadi kuburan massal bagi mereka.


Tuhan tak membiarkan umatNya, Tuhan memerintahkan Musa melakukan sesuatu untuk umatNya. Kala tak ada air, namun Tuhan mampu mendatangkan air dari batu padas untuk imatNya. Saat mereka menemukan air yang pahit, Tuhan hanya menyuruh Musa melemparkan sepotong kayu dan sekejap air pahit berubah menjadi manis.


Bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia baik bahwasanya selama-lamanga kasih setiaNya. Diuriakan lebih nelas dalam. Mazmur 136:1- 29, penjelasan akan kebaikan dan kasih setia Tuhan yang selama-lamanya. Allah itu pencipta, penyelamat, pembebas dan pemelihara kehidupan umatNya. Allah bekerja dalam sejarah dan telah melakukan perbuatan-perbuatan besar dalam sejarah Israel. 


2. Batu yang terbuang menjadi batu penjuru.

Anda mungkin pernah mengalami hal buruk, dibuang dan ditempatkan pada posisi yang sulit anda terima. Ada perasaan tidak enak, gelisah, merasa dihina dan tidak dipandang. Kejam, pahit dan tak manusiawi.  Pengalaman seperti itu jangan membuat kita rendah diri dan merasa tidak berguna. Jangan pula habiskan energi untuk nyinyir dan menyalahkan orang lain, tetapi pergunakanlah energimu untuk membangun hal positip dan berguna. Itu semua akan membuktikan dirimu berharga.  Jangan berputus asa Tuhan itu penolong bagi orang percaya seperti kata Mazmur ini. Mazmur 118:13 (TB)  Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN menolong aku. 


Inilah motivasi yang sangat berharga dari kotbah ini agar tetap berpengharapan. Sekalipun dibuang dan tidak dipandang oleh orang terpandang belum tentu tidak berguna di mana kita berada bahkan menjadi hal yang sangat menentukan. Mazmur 118:22 (TB)  Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. 


Dalam banyak pengalaman tokoh-tokoh Alkitab, ada banyak peristiwa tidak diperhitungkan namun akhirnya menjadi sangat menentukan. Lihatlah misalnya Yusuf, dia dibuang oleh saudara-sauadaranya tetapi menjadi jalan menuju istana Mesir. Difitnah dan dipenjarakan oleh isteri Fotivar tetapi penjara bukanlah mengubur karier Yusuf tetapi menjadi jalan berjumpa dengan Raja Mesir. Peristiwa itu terjadi setelah Yusuf menafsirkan mimpi dua teman Yusuf dipenjara itu, yakni tukang anggur dan tukang roti Firaun benar adanya. Tukang aggur raja yang hidup itulah menjadi informan ke istana Mesir bahwa ada Yusuf yang mampu menafsirkan mimpi sang raja. (Baca kisah menarik ini dalam Kej 40)


Dibuang dan dianggap hina oleh orang-orang terpandang dan punya kuasa, jangan membuat diri kita tidak berarti. Apa yang ada pada kita dalam segala kesederhanaan dan keterbatasan, Tuhan bisa pakai untuk pekerjaan perbuatan Allah yang besar.


Batu yang dibuang oleh tukang bangunan, menjadi batu penjuru. Nas ini yang dikutip oleh Yesus saat mengajarkan perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. Sebagai krorik teehap imam-imam, Farisi dan ahli Taurat. Dalam perumpamaan itu penggarap kebun itu sangat jahat hingga mengabaikan utusan tuan kebun.  Swharusnya bersyukur dan menyambut utusan tuan pemilik kebun, malah penggarap itu mebunuhnya agar mengambil alih hak kepemilikan kebun. Dengan ajaran ini Yesus memberikan agar tidak berkecil hati atas penolakan-penolakan imam-imam, tetua dan tokoh-tokoh Yahudi terhadap Yesus dan murid-muridNya. (Baca Matius 21:42dyb). Akhirnya para imam-imam dan Farisi sadar bahwa merekalah yang menolak Yesus. Penolakan mereka bukan berarti misi Yesus gagal, sama sekali tidak tetapi jadi penentu seturut dengan kehendak Allah.


Rasul Petrus juga mengutip ayat ini untuk mengkritik Yahudi yang menolak Yesus. Mereka melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan Tuhan Yesus dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak, tuduhan-tuduhan yang dapat mempersangkakan Yesus dan cara-cara yang menghasut agar dapat divonnis berhutang nyawa. Siasat mereka seolah berhasil nlhingga Yesus divonnis untuk disalibkan. Namun lihatlah salib bukanlah peristiwa manusia. Bagi Yahudi salib sebagai batu sandungan dan mengehentikan Yesus dan segala ajarannya, tetapi peristiwa salib menjadi penentu keselamatan. Setelah periatiwa turunnya Roh Kudus Rasul Petrus bangkita dan berkata kepada tetua Yahudi : Kisah Para Rasul 4:11 (TB)  Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan — yaitu kamu sendiri —, namun ia telah menjadi batu penjuru.  


3. Palmarum: menyambut Tuhan

Mazmur 118:26 (TB)  Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN. 


Bersyukur atas perbuatan Tuhan dalam hidup ini harus diikuti dengan membuka hati menyambut Tuhan. Sambutan itu harus benar-benar dengan penghayatan yang mendalam. Bukan dengan hati terpaksa atau sekedar ikut-ikutan. Sambutan itu harus dsri hati yang gembira bukan karena hasutan apalagi dengan penghianatan.


Memang peristiwa Palmarum menjadimpelajaran penting. Minggu mereka menyambut Yesus dengan sorak-sorai, dengan keras berseru: Hosanna, hosanna. Namun kamis malam ada penghianatan, Yesus ditangkap di Getsemane, ada oenyangkalan saat di proses pengadilan dan orang-orang yang menyerukan hosanna berubah dengan seruan salibkan dia. Sungguh logika yang tidak masuk akal, mereka harus memilih Barabas yang sangat jahat untuk bebas ketimbang Yesus yang mengisi kehidupan mereka; lemah lembut mengajar, kotbah yang menyentuh hati dan menyembuhkan harus disalibkan. 


Palmarum menyambut Yesus, Mesias Anak Allah. Dialah Anak Domba Allah yang memenuhi janji keselamatan Allah. Palmarum menyambut Yesus yang duduk diatas keledai. Dialah raja damai yang menghadirkan damai di hati, dirumah dan di lingkungan kita. 


Sahabat yang baik hati, selamat merayakan Palmarum, sambut Dia dan serukan hosanna. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...