Sabtu, 23 April 2022

BERUBAH SETELAH BERJUMPA DENGAN KRISTUS

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/7395244910547511/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu Quosimodegeniti, 24 April 2022

Nas: Kisah Rasul 9:1-6


PERTOBATAN PAULUS SETELAH PERJUMPAAN DENGAN YESUS KRISTUS


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, setiap orang pasti pernah melakukan kesahalan. Jika ada orang yang tidak pernah salah kita sebutlah dia si malaikat. Pernah salah adalah sifat manusiawi baik sengaja mauoun tidak sengaja. Apalagi sering dianggap salah, sudah benar tetapi selalu salah di mata orang. Ada saja hal-hal yang kita anggap benar dari sisi kita berpikir, namun dinilai orang lain salah. Disinilah perlu mengoreksi setiap tindakan kita, jangan sampai kita anggap benar padahal sudah salah.  Kedua, kalau ada kesalahan orang lain maafkan dan jika belum bisa memaafkan ambil waktu tenang dan berdoa waktunya Roh Kudus akan bekerja agar saling mengampuni.


Kita catat bahwa tidak semua orang yang melakukan kesalahan mengakui kesalahannya. Ada  orang yang terus membenarkan segala tindakannya yang salah dengan membangun argumentasi-argumentasi sebagai alibi. Ada pula orang yang menutupi kesalahan dengan berbagai kebohongan-kebohongan. Ingatlah orang yang membenarkan diri dari kesalahannya tidak akan mendapatkan ketenangan, tetapi akan selalu dikejar oleh ketakutan suatu ketika kesalahannya terbongkar akhirnya akan memilih hidup tersembunyi . Baca Ayub 31:33-34 (TB)  Jikalau aku menutupi pelanggaranku seperti manusia dengan menyembunyikan kesalahanku dalam hatiku,  karena aku takuti khalayak ramai dan penghinaan kaum keluarga mengagetkan aku, sehingga aku berdiam diri dan tidak keluar dari pintu! 


Hati nurani itu murni apa adanya, jika ada yang salah maka hati nurani akan berkata salah tidak bisa diubah dengan benar. Mulut bisa berkata benar atas suatu tindakan yang salah, namun hati nurani tidak dapat dibohongi. Itu karena Roh Allah ada di dalam hati manusia, dan Roh Allah bekerja di dalam diri manusia untuk menerima kebenaran. Tuhan mengajari kita setiap saat melalui nurani. Sebagaimana disebutkan oleh Pemazmur  Mazmur 16:7 (TB)  "Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku." Setiap orang oercaya berusaha hidup dengan nurani yang murni di hadapan Allah. Kisah Para Rasul 24:16 (TB)  Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. 


Memahami bahwa pertobatan yang sesungguhnya adalah saat manusia menyadari dan menerima kenyataan tindakan dirinya yang salah. Tanpa kesadaran dari diri sendiri seseorang akan sulit berubah. Pertobatan itu tidak akan dihasilkan oleh pemaksaan karena akar kekerasan itu ada di dalam hati. Bisa saja seseorang menurut karena dipaksa namun jika dalam bathinnya masih memberontak maka saat seseorang lepas dari pemaksaan akan kembali melakukan kesalahan. Seorang pelaku kejahatan besar bisa dipaksa untuk tidak melakukan kejahatan dengan dibatasi oleh terali besi. Jika akar kekerasannya tetap membara dalam hati saat keluar penjara akan melakukan hal yang sama. Makanya penjara sebenarnya bukanlah cara terbaik memaksa orang berubah, tetapi memasuki bathinnya dan menerima tindakannya suatu kesalahan dan menyadarinya sebagai suatu tindakan yang tidak baik yang merugikan orang lain. Saat batinnya menetapkan akan memperbaiki kesalahannya dan bertobat maka saat bebas pertobatan itu akan menuntunnya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jadi intinya adalah berubah dari dalam hati.


Dalam kotbah minggu ini kita diajak belajar dari hidup Paulus. Setelah berjumpa dan mengenal Yesus Kristua, Paulus berubah dari hidup yang merugikan diri sendiri dan orang lain kepada hidup yang membangun diri dan orang lain. Berubah dari hidup yang mengorbankan orang lain kepada hidup tang mempersembahkanndiri hntuk orang lain. Berubah dari hidup yang mendatangkan air mata bagi orang lain kepada hidup yang mendatangkan sumber mata air bagi orang lain. 


*1. Berubah setelah berjumpa dan mengenal Yesus Kristus*

Saulus seorang Yahudi yang sangat taat, dari ketaaannya kepada Taurat dia seorang Farisi. Karena ketaatannya kepada agamalah dia meminta surat dari Mahkamah Yahudi untuk melegalkan tindakannya mengejar  menganiaya dan membunuh orang Kristen. Hatinya berkobar-kobar untuk menangkap baik laki-laki maupun peremluan untuk dibawa ke Yerusalem.  Dia berlari dari satu kota ke kota untuk mengejar dan menyiksa orang Kristen. Paulus terlibat langsung pada kematian Stefanus. Dari segi ini, kejahatan yang dilakukan adalah karena ketaatan keagamaan yang keliru. Dia menjadi radikal membangun dirinya sebagai pembela agama dan mengorbankan manusia. Saulus mengejar dan menganiaya jemaat demi agama. Bukankah seharusnya terbalik, agama itu adalah rahmat bagi umat manusia.


Kekeliruan Paulus sudah sangat amat dalam, bahkan sudah melewati batas wilayah Palestina. Paulus mengejar dan menganiaya jemaat sampai ke Damaskus. Dalam perjalanan itulah Yesus menangkap Saulus, membuatnya buta hingga berhenti beraktifitas selama tiga hari. Tuhan memberi petunjuk agar menjumpai  Ananias yang dipersiapkan Tuhan menyembuhkan Paulus. Tuhan Yesus menangkap dia dan merubahnya berbalik seratus delapan puluh derajat. Berubah dari pengejar dan penganiaya jemaat menjadi orang yang berlari memberitakan Injil dan mendirikan gereja dan persekutuan orang percaya.  


Perubahan Paulus ini menyadarkan kita akan makna keagamaan kita. Benar apa yang dikatakan oleh Hans Kung, agama dapat menjadi sumber kekerasan dan perang namun agama adalah sumber perdamaian. Agama yang diapahami semlit, sumbu oendek dan otak cetek akan menjadikan manusia menjadi pembunuh manusia. Agama yang sesungguhnya adalah agama yang menghadirkan kehidupan, kebahagiaan dan kedamaian bagi umat manusia. 


*2. Mengapa Engkau menganiaya Aku?*

"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (Kisah Para Rasul 9:4)

Kalimat inilah yang menusuk di hati Paulus, kenapa ada orang yang menegor dia dengan segala tindakannya. Inilah hala yang sangat menarik ditelaah bagaimana Kristus mengubah Paulus? Sapaan merupakan suatu kejadian yang luar biasa, pengalaman rohani yang terjadi secara langsung pada diri Paulus. Mungkin selama ini dia mendapat pujian atas upayanya yang disukung oleh petinggi agama, namun lihatlah Kristus menyentuh perasaan seorang yang teraniaya. Sapaan Kroatus ini bukan suatu tegoran atau kecaman, tetapi sapaan yang menyentuh hatinya sendiri.


Spontan Paulus bertanya; siapkah Engkau Tuhan? Disini Paulus menyadari dirinya sebagai manusia setelah Yesus memperkenalkan dirinya kepada Paulus. Komunitas yang dikejar dan dianiaya oleh Paulus bukanlah semata-mata penganiayaan terhadap jemaat, tetapi penganiayaan terhadap Yesus Kristus.

Penganiayaan terhadap jemaat adalah penganiayaan terhadap Yesus Kristus. Hal ini pula menjadi dasar pemahaman terhadap arti gereja. Gereja adalah tubuh Kristus, gereja adalah milik Kristus dan kepala gereja adalah Kristus. Maka apa yang dilakukan oleh orang terhadap gereja adalah berbuat kepada Kristus. 


Apa yang dialami oleh Paulus bisa juga dibandingkan dengan pengalaman Musa. Allah memperkenalkan diri kepada Musa (baca Keluaran 3). Perkenalan ini mengubah hidup Musa untuk menjadi hamba Allah dan setia melakukan perintah Allah. Demikian  dengan Paulus, setelah Yesus memperkenalkan diriNya kepada Paulus, Paulus pun rebah ke ranah dan sujud dan memohon.

Rebah dan sujud Paulus ini merupakan kesadaran diri siapa dia dihadapan Kristus. Rebah berarti ketidak berdayaan di hadapan Yesus. Rebah ditanah  merupakan bentuk penyerahan diri dan taat untuk melakukan perintan Tuhan  Yesus.


*3. Bangunlah dan pergilah*

Setelah Yesus memperkenalkan diri kepada Paulus, ada perubahan di dalam diri Paulus. Kesungguhannya menyadari kesalahan diikuti dua hal, yakni: Paulus yang rebah itu tidak dapat melakukan apa-apa. Paulus menanyakan Tuhan apa yang harus dia lakukan untuk Tuhan? Sebagai orang Yahudi pasti Paulus memahami bahwa theofanei (perjumpaan Tuhan) dengan umatnya dan orang-orang dipilih memiliki.maksud dan tujuan. Pengaman2 perjanjian Lama telah membumtikan itu, saat Tuhan menampakkan diri pada Abraham, Ishak, Jakub, Musa, nabi-nabi dll memiliki rencana untuk menhampaikan pesan Tuhan dalam hidupnya. Hal ini jugalah hang dialami oleb Paulus, Panggilan sorgawi yang memanggil-manggil namanha dan saat Yesus memperkenalkan diri, dia sujud dan memohon  petunjuk apa yang akan dia perbuat bagi Tuhan.  


Maka Yesus memerintahkan dia untuk bangkit.  Namun setelah bangkit Paulus merasakan ada yang tidak beres, matanya tidak dapat melihat dan buta. Kisah Para Rasul 9:8 (TB)  Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.


Dalam kebutaannya  Yesus telah mempersipakan penyembuhan bagi Paulus. Paulus diperintahkan menjumpai hamba Allah bernama Ananias. Ananias pun menyembuhkan Paulus dan mengutus Paulus memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa (Kis 9:15).


Bangkitlah dan pergilah, suatu perintah bagi Paulus untuk beranjak memulai hidup barunya. Paulus pun bangkit dan bergegas. Hampir 2/3 Isi dari Kisah Para Rasul merupakan berita perjalanan PI Paulus ditambah 13 surat-surat Paulus dalam PB. Paulus yang dulu mengejar dan menganiaya jemaat bertobat untuk mendirikan jemaat di Asia Kecil hingga ke Roma. 


Sahabat yang baik hati, apa yang kita temukan dalam hidup Paulus kiranya dapat menginspirasi kita. Mari kita bangkit dan memulai kehidupan baru ke arah yang lebih baik. Roh Kudus bekerja menolong dan menguatkan kita semua. Tuhan memberkati. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...