https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6412632828808729/?sfnsn=wiwspmo
FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Senin, 1 November 2021
*Tak Boleh Bertengkar!*
*RAMAH, SABAR DAN CAKAP MENGAJAR*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.
2 Timotius 2:24 (TB) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
2 Timothy 2:24 (RWV) And the servant of the Lord must not quarrel; but be gentle to all men, apt to teach, patient,
Apakah ada orang yang tidak pernah bertengkar di dalam hidupnya? Jika ada dapat kita bayangkan alangkah bahagianya keluarga dan orang yang mengenalnya. Rumah tangga yang dibangun di dalam kasih kadang bisa saja terjadi pertengkaran. Dalam persekutuan jemaat, Paulus menasihatkan bahwa seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar.
Mengapa Paulus menyampaikan bahwa hambat Tuhan tidak boleh bertengkar? Hal ini sangat penting karena seorang hamba Tuhan merupakan alat Tuhan untuk menyampaikan kehendaknya di bagi jemaat. Hamba Tuhan adalah wakil Kristus (Batak: Sikkat ni Kristus) di dunia ini untuk menyampaikan rahmat dan anugerah. Peran hamba Tuhan yang demikianlah membuat Paulus memberikan nasihat agar dalam menetapkan pelayan di jemaat selektif. Syarat-syarat menjadi pelayan dapat kita baca keseluruhan dalam 2 Timotius 2:24-26 dan Titus 1:5-16
Dari sekian banyak nasihat Paulus tentang syarat seorang pelayan atau hamba Tuhan, dalam renungan pagi ini ada empat hal, yakni:
Dalam renungan pagi ini, ada empat hal yang diingatkan oleh Paulus akan sikap dan pribadi seorang hambat Tuhan, satu hal negatif yaitu: tidak boleh bertengkar dan tiga hal positif: ramah, sabar dan cakap mengajar. Keempat sikap pribadi ini sekaligus menjadi renungan bagi oara hamba Tuhan. Pada sisi lain karakter demikian dikehendaki Tuhan dan setiap orang percaya.
1. Tidak boleh bertengkar
Bertengkar adalah salah satu dari kata yang menjelaskan perseteruan. Jika seseorang bertengkar tentu yang terjadi adalah kegaduhan dan jauh dari keharmonisan dan kerukunan. Bukankah kita sudah dijadikan "anak-anak Tuhan". Kita adalah anak-anak Alalh yang hidup dalam damai. Hidup dalam damai bukan berarti tidak bisa berbeda. Alkitab sangat menghargai perbedaan, selisih pendapat dan berbeda opini. Namun hal yang dilarang adalah bertengkar. Jika seseorang bertengkar maka semua tenaga dan kekuatannya diarahkan untuk melumpuhkan lawan. Orang lain dianggap musuh yang harus dijatuhkan. Orang yang bertengkar pasti melukai dan saat luka akan ada tersimpan dendam yang siap dibalaskan. Dengan pemahaman demikian kita mengerti bahwa dalam pertengkaran, seseorang menempatkan orang lain sebagai musuh.
2. Ramah
Jika dalam bertengkar orang lain dianggap musuh, maka dalam sikap ramah memperlakukan orang lain secara positip. Seorang yang ramah menganggap orang lain sebagai orang yang harus dihormati dan dilayani dengan penuh ketulusan dan kelemah lembutan. Di dalam sikap ramah, seseorang menempatkan orang lain lebih tinggi. Ramah berarti juga bersedia mempersembahkan apa yang ada padanya untuk menyenangkan orang lain.
3. Sabar
Sabar dapat diartikan dalam dua sikap, sikap pertama dari segi waktu. Seseorang yang sabar menunggu hingga waktu yang ditentukan tiba. Arti kedua arti sabar adalah keuletan hati yang dapat menerima keadaan yang terjadi. Sabar berarti suasana batin yang tenang dan teduh. Sekalipun diperlakukan tidak baik, ditindas dan berbagai hal buruk ditimpakan, tidak ada slniat untuk membalaskan. Namun di dalam hatinya.
4. Cakap mengajar
Seorang hamba Tuhan pasti mengajar, mengajarkan Firman Tuhan bagi warganya. Dalam mengajar ini seorang hamba Tuhan harus membenahi dirinya agar dapat mengajarkan kehendak Allah. Yesus menjadi guru dan teladan yang baik dalam mengajar, sederhana namunendalam, berumpama sehingga mudah dimengerti.
Sebagai pendeta saya menyadari bahwa tidak mudah mengajar; sering saya menyadari bahwa jemaat yang mendengar bosan dan boring, tetapi tetap berusaha agar setiap mengajar mempersiapkan bahan ajar sebaik mungkin. Cakapengajar bukan dipahami sebagai keterampilannya sih, namun kemurnian, kejujuran dan ketulusan.
Keempat hal diatas tentu bukanlah ditujukkan hanya pada hamba Tuhan, namun semua orang percaya. Mari tetap mengasah dan menempa diri untuk menjadi pribadi yang mulia dan berkenan dihadapan Tuhan.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak