FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Jumat, 05 Februari 2021
"SUKA DUKA DIPAKAINYA UNTUK KEBAIKAN KU"
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.
1 Petrus 1:6 (TB)Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
1 Peter 1:6 (KJV) Wherein ye greatly rejoice, though now for a season, if need be, ye are in heaviness through manifold temptations:
Tuhan tak pernah janji langit selalu biru, tetapi Dia berjanji selalu menyertai. Tuhan tak pernah janji jalan selalu rata, tetapi Dia berjanji berikan kekuatan." demikian kutipan lirik lagu rohani karya Edward dan Justin Faith Chen. Lagu ini menggambarkan dengan jelas bagaimana realita kehidupan setiap orang percaya dalam menjalani waktu demi waktu yang masih Tuhan berikan kepadanya. Berbagai alur cerita dilalui, suka dan duka saling memperlengkapi setiap pribadi untuk menjadi orang percaya yang semakin berpengharapan hanya kepada Tuhan.
Firman Tuhan pada hari ini juga menjadi sebuah pedoman sekaligus kekuatan bagi kita dalam menghadapi berbagai cerita liku-liku kehidupan ini. Melalui Petrus, kita diingatkan tak selamanya hidup ini berada dalam zona nyaman, bahkan kita diingatkan agar tetap bisa di dalam sukacita sekalipun hidup penuh dengan pergumulan dan pencobaan. Seringkali terjadi kesalahan konsep bagi orang Kristen yang mengira bahwa mengikuti Yesus hanya dikelilingi oleh damai sejahtera dalam versi dan ukuran manusia. Padahal sedari awal juga Yesus sudah mengingatkan kita bahwa setiap pengikut Yesus harus setia untuk memikul salibnya sendiri dan mengosongkan diri.
Hidup sebagai pengikut Yesus Kristus juga diperhadapkan dengan kenyataan yang menantang bahkan pahit. Kita tidak berbuat kesalahan tetapi bisa menjadi korban dari kesalahan orang lain. Maka hidup secara Kristiani sebagaimana dinyatakan dalam 1 Petrus 1: 6 menunjukkan secara jelas bahwa bergembiralah dalam pergumulan dan persoalan juga ketika kita akan dapatkan cemooh dan juga pujian. Namun yang paling utama dalam konteks ini ialah bagaimana umat selalu memiliki pengharapan di tengah persoalan.
Mereka yang menjadi pengikut Yesus pada jaman Petrus adalah mereka yang berada di tingkat hamba dan hamba berarti mereka tidak memiliki otoritas. Hamba berarti mereka berada dalam wilayah yang penuh dengan tekanan dan himpitan. Maka penderitaan yang dialami bukan karena cara hidup mereka tetapi lebih karena pilihan hidup mereka. Pilihan hidup itu dikatakan dengan bahasa yang jelas sebagai HIDUP YANG PENUH PENGHARAPAN (AYAT 3).
Hidup yang berpengharapan adalah hidup yang diwarnai dengan keyakinan bahwa umat berada pada jalur dan jalan yang tepat. Ketika berada pada jalan yang tepat itulah terwujud sebuah antusiasme yang menggelora untuk selalu hadir secara bertanggung jawab selaku orang percaya.
Pergumulan dan persoalan yang dialami oleh umat sungguh tidak menjadi penghalang bagi kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, inilah alasan kenapa kegembiraan menjadi nyata. Kegembiraan disini bukanlah kegembiraan karena memiliki segala sesuatu, mereka adalah hamba jadi identik dengan berkekurangan. Kegembiraan dalam hal ini lebih disebabkan oleh keyakinan mereka pada pengharapan yang dihayati dengan sungguh-sungguh ( band. Ayat 8). Mereka memang tidak melihat secara fisik kehadiran Yesus tetapi dalam iman yang kuat dan teguh kepada Yesus menjadi unsur pembeda. Hal ini memperlihatkan bahwa dalam mengikuti Yesus, urusannya tidak semata-mata soal berkat jasmani tetapi soal berkat rohani yakni keselamatan jiwamu.
Apakah unsur pembeda antara kita dengan masyarakat pada umumnya yang memiliki kesamaan dalam hal penderitaan? Unsur pembeda itu ialah kita tetap bergembira dan bersyukur kepada Tuhan di tengah-tengah penderitaan sebab Ia tetap menyertai. Penyertaan Yesus menjadi unsur pembeda karena bersemainya pengharapan yang kokoh di dalam Yesus. Sikap inilah yang memungkinkan setiap anak Tuhan tidak silau dengan keduaniwian karena berpendapat bahwa kehadirannya adalah untuk mebagi pengharapan itu kepada sesama.
Memang sebagai orang percaya kita tidak mengangap rendah berkat jasmani yang dari Tuhan tetapi sekaligus kita tetap meyakini bahwa kedewasaan beriman kita tidak ditentukan oleh berkat jasmani. Kematangan iman kita justru mengkristal dalam keberanian untuk memberi. Memberi yang terbaik kepada Tuhan adalah memberi dengan keyakinan bahwa pemberian persembahan kita selalu berarti dihadapan Tuhan. Maka kedisplinan kita dalam menjaga relasi dengan Tuhan Yesus menjadi kata kunci dalam hidup beriman kita setiap hari.
Maka kehadiran kita sebagai umat yang mewarisi kasih karunia Allah membuat kita tetap tegar dalam pergumulan dan tidak kehilangan arah dalam penderitaan oleh karena pengharapan yang senantiasa menyala. Inilah konsekuensi dari pilihan kehidupan yang kita lakukan sebagai anak-anak Tuhan. Baik suka maupun duka yang kita alami di dalam kehidupan ini adalah demi kebaikan kita sebagai orang kristen yang setia dan berpengharapan penuh kepada Tuhan.
Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam : Tim 12 Renungan Pdt Nekson M Simanjuntak (PS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar