Senin, 22 Februari 2021

MENGARAHKAN PANDANGAN KEPADA TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5124945240910834/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 23 Februari 2021


*MENGARAHKAN PANDANGAN KEPADA ALLAH*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Mazmur 17:15 (TB)  Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu. 


Psalms 17:15 (KJV)  As for me, I will behold thy face in righteousness: I shall be satisfied, when I awake, with thy likeness.


Apakah yang pertama sekali biasanya kita lakukan ketika bangun dari tidur saat di pagi hari? Memandang wajah kita, wajah suami/istri, atau wajah anak-anak kita. Seorang ibu mungkin sesegera mungkin ke dapur untuk mempersiapkan makanan bagi suami dan anak-anaknya. Seorang suami mungkin duduk santai minum kopi atau teh dan segera bergegas berangkat ke tempatnya bekerja. Seorang anak, mungkin mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah dll. Ya…tentu itu adalah aktifitas yang biasanya kita lihat dan lakukan di tengah-tengah keluarga pada umumnya. Namun, seharusnya hal yang pertama kita lakukan ketika bangun tidur saat pagi hari adalah bersaat teduh, berdoa dan mengucap syukur atas segala karunia Allah dalam kehidupan kita. Tentunya tidak lupa kita mendoakan orang-orang terdekat, orang-orang yang kita kasihi, maupun orang yang membenci atau memusuhi kita. 


Apakah yang kita lakukan ketika kita berhadapan langsung dengan orang yang memusuhi kita? Jika kita juga menganggapnya sebagai musuh dan membalaskan kejahatannya, itu berarti kita bertindak sama dengannya. Tidak ada bedanya kita dengan orang yang memusuhi kita tersebut dan tentunya itu bukanlah tindakan yang baik. Cara terbaik untuk menghadapi seseorang yang menganggap kita sebagai musuh adalah dengan menjadikan mereka sebagai seorang sahabat.


Dalam Mazmur 17, Daud menyampaikan doanya ke hadapan Allah. Doa tersebut merupakan permohonan Daud agar Allah mendengarkan seruan doanya dan memperhatikan dirinya atas tindakan orang-orang yang memusuhinya. Daud sedang diperhadapkan kepada orang yang sedang memusuhinya, membencinya dan bahkan mengancam nyawanya. Daud sangat dekat dengan kematian pada saat itu. Dia yakin dan menyaksikan bahwa dirinya tak bersalah terhadap orang yang memusuhinya tersebut. Itulah sebabnya ia mengatakan dalam doanya: Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak menemui suatu kejahatan;…langkahku tetap mengikuti jejak-Mu (Mzm.17:3-5). 

Mari kita ingat kembali bagaimana Saul sangat membenci Daud yang dipilih oleh Allah sebagai penggantinya menjadi raja di Israel. Saul adalah mertua Daud sendiri, yaitu ayah dari istrinya yang bernama Mikhal (2 Sam.3:14). Ketika Daud menjadi raja, Saul sangat membenci Daud dan merencanakan akan membunuh Daud. Tetapi Daud sama sekali tidak membalaskan kejahatan Saul terhadapnya meskipun ia memiliki kesempatan baik untuk membunuh Saul. 


Ketika Daud diperhadapkan dengan orang yang memusuhinya, ia justru berdoa kepada Allah memohon pertolonganNya. Padahal sebenarnya Daud bisa saja mengarahkan prajurit-prajuritnya untuk membunuh Saul, bahkan tangannya sendiri juga dapat membunuh Saul karena kuasanya pada saat itu adalah raja Israel. Namun, Daud tidak melakukannya. Justru dia tetap dengan kerendahan hati memohon pertolongan Tuhan untuk menegakkan keadilanNya dan membela perkara Daud. Daud yakin, bahwa ketika Allah bekerja dalam hidupnya, semua akan menjadi baik-baik saja. Allah akan menolongNya tepat pada waktunya. Tentunya pertolonganNya tidak pernah terlambat. Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar (Yes.59:1). Dengan demikian, Daud percaya bahwa Allah senantiasa melindunginya. Oleh karena itu, Daud mempercayakan segala sesuatunya kepada Allah. Melalui Mazmur ini, kita dapat menyaksikan bagaimana sikap dan doa Daud bagi musuhnya, maka Daud telah menganggap orang yang memusuhinya itu sebagai teman atau sahabat.


Inilah isi doa Daud yang memberikan kekuatan kepadaNya untuk tetap melakukan kebaikan sekalipun oranglain memusuhinya, bukan karena kesalahannya. Tetapi karena rasa iri, dendam yang telah memenuhi hati dan pikiran orang yang membencinya tersebut. Daud menyatakan dalam doanya kepada Tuhan, bahwa ia tetap akan memandang wajah Tuhan Allah.


Pengalaman Daud ini mengajarkan kepada kita agar melakukan 3 M, yaitu:


1. Memandang wajah Allah

Sekalipun Daud mampu membalaskan kejahatan orang lain terhadap dirinya, tetapi ia tidak melakukannya sama sekali. Dalam kebenarannya, ia tetap memandang wajah Allah, yang berarti mengarahkan hidupnya berfokus kepada Allah. Allah penuh dengan kemuliaan akan menunjukkan kuasa dan kemuliaanNya kepada setiap orang percaya dan melakukan keadilanNya. Jadi, tidak perlu khawatir sekalipun kita dibenci, dicaci, bahkan dianiaya. Tuhan Allah akan memandang kita dan mendengarkan seruan setiap orang percaya yang berseru memanggil namaNya. 


2. Mengampuni sesama manusia

Salah satu tindakan yang harus kita lakukan agar hidup kita tenang adalah mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kita, sama seperti Allah yang telah terlebih dahulu mengampuni dosa-dosa kita. Ketika hidup, hati dan pikiran kita dipenuhi dendam, maka kita tidak akan tenang. Pikiran, ucapan dan tindakan kita akan penuh dengan kebencian dan jauh dari kebaikan. Jadi, marilah kita belajar dan berusaha mengampuni sesama kita manusia. Tidak ada seorangpun manusia yang sempurna dalam hidupnya, karena kelak suatu hari nanti, kita tentunya memiliki kesalahan terhadap sesama kita manusia.


3. Mensyukuri kasih Allah

Dengan memfokuskan pandangan hidup kita kepada Allah, maka kita akan mensyukuri setiap kasih karunia Allah yang telah kita terima dalam hidup ini. Setiap bangun pagi, kita memandang wajah Allah dengan besekutu denganNya. Maka, kita akan merasakan kelegaan dan kepuasan. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Dia mengetahui segala isi hati dan pikiran kita. Marilah kita selalu mensyukuri kasih Allah dalam perjalanan hidup kita. Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu (Ratapan 3:22-23). Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...