Rabu, 03 Februari 2021

DOMBA YANG HILANG DITEMUKAN

 


FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 4 Pebruari 2021


DOMBA YANG HILANG DITEMUKAN KEMBALI


Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Lukas 15:6 ( TB ) : Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.

Luke   15:6(NKJV): Rejoice with me, for I have found my sheep which was lost !


Apabila kita membaca Kitab Injil bahwa Tuhan Yesus dalam mengajar sering menggunakan perumpamaan. Pengajaran dengan perumpamaan bertujuan agar pembaca dapat lebih mudah memahami maksud dan tujuan pengajaran Tuhan Yesus.

Lihatlah: Seorang penabur (Mat 13:3,18; Luk 8:5,11), Benih lalang Mat 13:24-30,36-43, Sebiji sesawi (Mat 13:31,32; Luk 13:19), Ragi.

(Mat 13:33), Harta yang terpendam di ladang (Mat 13:44),  Mutiara yang sangat berharga (Mat 13:45,46),  Pukat yang dilabuhkan di laut (Mat 13:47-50), Makanan yang tidak menajiskan (Mat 15:10-15). Seorang hamba yang tidak mengasihi kawannya. (Mat 18:23-35), Orang-orang upahan di kebun anggur (Mat 20:1-16) dll. Semua pengajaran bentuk perumpamaan membuat oara oendengar sangat tertarik mendengar oengajaran Yesus. Kemana Yesus pergi ke situ orang banyak berdatangan. Tentu para pujangga dalam ilmu sastra demikian juga tokoh adat Batak sering berkata dalam bentuk perumpamaan  yang menunjukkan kekayaan bahasa suatu bangsa atau kekayaan adat-istiadat suatu suku. Itulah kekayaan dari auatu perumpamaan


Dalam renungan pagi ini Yesus mengajar dalam bentuk perumpamaan sesuai dengan misi kedatanganNya ke dunia ialah untuk menyelamatkan manusia yang berdosa.  Yesus memberitakan Injil Kerajaan agar manusia mempunyai pengharapan bukan hanya semasa hidup di dunia ini tetapi yang lebih utama ialah pengharapan didalam kehidupan kekekalan yang tiada bandingannya kelak di kota Yerusalem yang baru. 


Membaca dan menyimak firman Tuhan pada Lukas 15 selain perikop khotbah ini yakni perumpamaan tentang domba yang hilang juga perikop lainnya tentang perumpamaan dirham yang hilang dan perumpamaan tentang anak yang hilang  berfokus pada satu kata yaitu " hilang " suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh siapapun juga. Sering orang berkata pada suatu keadaan misalnya suatu penyakit akut dan berat misalnya penyakit kanker stadium lanjut dikatakan kondisi penderita sudah "hope less" menunjukkan suatu keadaan yang menakutkan akan kehilangan orang yang dikasihi selain karena beratnya penyakit itu juga karena obat yang belum tentu bisa menyembuhkan dilihat dari ilmu kedokteran, pada hal sesungguhnya dari aspek iman atau kepercayaan akan kuasa Ilahi selalu ada harapan sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk.1:37). 


Berbicara tentang kehilangan seperti pada Nat diatas Yesus membuat ilustrasi si gembala kehilangan satu ekor domba dari antara seratus ekor  kawanan ternaknya sehingga harus meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor itu di padang gurun untuk mencari satu ekor yang hilang karena tersesat di jalan (tentunya bukan dimangsa binatang buas) hingga sampai menemukannya kembali. Bagi manusia yang berpikir pragmatis bisa saja mungkin akan berkata yah sudahlah tinggalkan saja satu ekor yang hilang itu  karena masih ada sembilan puluh sembilan ekor lagi buat apa capek-capek mencarinya apalagi di padang penggembalaan yang sunyi dan mungkin banyak hal yang harus dipertimbangkan  seperti binatang buas yang sering mengintai kawanan domba untuk dimangsa. Cara pandang Yesus tentu amat jauh berbeda dengan pikiran logika manusia karena Ia tidak ingin ada yang hilang diantara kumpulan ternak domba itu hingga sampai kembali ke kandang dengan selamat. 


Menemukan kembali yang hilang ada suatu  sukacita besar yang dalam Nat firman ini si empunya domba bahkan mengundang sahabat dan tetangganya bersama-sama bersukacita. Kita mengenal dalam Alkitab PL seorang gembala yang kesohor yakni Daud yang dipercaya oleh ayahnya Isai untuk menggembalakan ternak mereka, dan apabila ada singa atau beruang yang ingin memangsa ternaknya maka Daud bertarung dengan habis-habisan melawan pemangsa itu bahkan sampai mengoyakkan mulutnya sehingga ternaknya selamat. Pengalaman bertarung dengan binatang buas menjadikan dia petarung yang tiada tandingnya sehingga pada saat seorang algojo orang Filistin yakni Goliat tampil akan menyerang bangsa Israel yang pada masa itu dipimpin raja Saul dan tidak seorangpun diantara orang Israel termasuk panglima tentaranya yakni Abner yang berani untuk berhadapan dengan Goliat kecuali Daud yang walaupun dari segi postur  tubuh dan perlengkapan bertarung antara Daud dengan Goliat tidaklah sebanding bahkan mustahil dapat mengalahkannya. Akan tetapi Daud bisa mengalahkan dan membunuh Goliat hanya dengan mengumbankan batu yang mengenai dahi Goliat hingga ia tergeletak dengan mukanya ke tanah dan Daud memancung lehernya dengan senjata pedang  milik Goliat sendiri (1 Sam.17: 49-51). Kisah pertarungan Daud dengan Goliat menunjukkan kesetiaannya menggembalakan ternak yang ditugasi ayahnya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab hingga rela bertarung dengan binatang buas menjadikannya cukup terlatih sebagai petarung, dan juga kesetiaan dan kepercayaan sepenuhnya pada penyertaan Tuhan seperti firman Tuhan pada 1 Sam.17:37 Daud berkata: Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari  tangan orang Filistin itu. 


Bagaimanakah seorang gembala menemukan dombanya yang hilang tentu dengan jalan mencarinya bahkan dengan memanggilnya dan domba yang mengenal gembalanya akan menyahutnya sebagaimana kebiasaan ternak peliharaan yang menggambarkan adanya relasi yang baik antara gembala dengan hewan ternaknya (Yoh.10:4). Siapakah gembala yang dimaksud dalam perumpamaan firman tersebut ialah Yesus sendiri yang telah turun dari takhta kemuliaanNya di sorga datang ke dunia dan menjadi sama dengan manusia untuk melakukan karya keselamatan yang diutus oleh Bapa, dan domba-domba itu ialah manusia yang hidupnya tersesat karena dosa-dosa yang dilakukannya yang perlu diselamatkan. Rasul Yohanes menulisnya bahwa Yesuslah Gembala yang baik dan Gembala yang baik memberikan nyawanya  bagi domba-dombanya (Yoh.10:3). Oleh karenanya Yesus sebagai Gembala Agung kita rela memberikan nyawaNya tergantung di kayu salib dan darahNya mengucur-tubuhNya terkoyak sebagai ganti dosa yang diperbuat manusia, dan hanya lewat pengorbanan sebagai korban darah Anak Domba Allah manusia terselamatkan, sebab firman Tuhan berkata bahwa upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita  (Rom.6:23). Oleh karenanya kita sebagai umat percaya marilah tetap setia mendengarkan suara Sang Gembala Agung yaitu Tuhan Yesus lewat FirmanNya serta melakukan kehendakNya agar kita tidak tersesat namun terselamatkan karena hanya melalui kepercayaan dan beriman kepadaNya kita akan memperoleh hidup kekal dan Yesus sendiri berfirman: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh.14:6).


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara. Amin


Salam : Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak (LLT ).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...