Senin, 15 Februari 2021

MENANTI DALAM PENGHARAPAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 16 Februari 2021


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


MENANTI DALAM PENGHARAPAN


Mazmur 130 : 5

Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.


Psalm 130:5 (NKJV) I wait for the LORD, my soul waits, And in His word I do hope.


Sepasang kekasih yang telah diberkati Tuhan melalui berkat pernikahan menjalani kehidupan berumahtangga mereka dengan Bahagia. Mereka menjalani kehidupan mereka sebagaimana layaknya dan melakukan peran masing-masing di tengah rumah tangga mereka. Dalam perjalanan waktu yang sudah cukup panjang mereka masih tetap dalam permohonan akan keturunan yang Tuhan anugrahkan bagi mereka. Segala usaha mereka lakukan yang merupakan bagian dari pengharapan mereka akan anugrah keturunan yang dari Tuhan. Mereka tidak pernah berhenti untuk memohon dan menanti apa yang akan Tuhan anugrahkan bagi mereka. Mereka percaya bahwa Tuhan akan menganugrahkan apa yang mereka minta kepada Tuhan. Waktu yang begitu panjang dalam penantian tidak mengalahkan pengharapan mereka. Sebab terkadang orang yang sedang memohon di dalam doa, menanti-nantikan pemberian dari Tuhan, ujian waktu dapat melunturkan pengharapan mereka. Waktu merupakan ujian terbaik untuk menguji dan memurnikan serta meneguhkan pengharapan kita akan Tuhan yang memberikan apa yang kita harapkan. Hidup dalam pergumulan namun tetap dalam penantian karena pengharapan akan Tuhan tetap ada di dalam hati. 

Dalam setiap pergumulan yang sedang kita hadapi saat ini kita juga sedang menanti-nantikan akan pertolongan Tuhan. pergumulan dalam hal ini dapat berupa hal yang kita harapkan dari Tuhan, namun pergumulan juga dapat diartikan adalah masalah-masalah akibat kesalahan yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan kebencian dalam dirinya sendir bahkan menghukum dirinya sendiri hingga diambang keputusasaan. Di tengah keputusasaan, pemazmur berseru kepada Allah. Keputusasaan menyebabkan kita merasa terasing dan jauh dari Allah, yang sebenarnya adalah saat ini benar-benar saat di mana kita sangat membutuhkan Allah. Keputusasaan atas dosa seharusnya tidak membuat kita mengasihani diri sendiri, sehingga kita lebih banyak memikirkan diri sendiri dari pada memikirkan Allah. Sebaliknya, hal itu seharusnya membawa kita kepada pengakuan dosa, dan selanjutnya memperoleh belas kasihan, pengampunan dan penebusan dari Allah. Bila kita merasa dikuasai oleh suatu masalah, menyesali diri sendiri, itu hanya akan menambah putus asa; tetapi berseru kepada Allah akan mengalihkan perhatian kita kepada satu-satunya yang dapat menolong kita keluar dari masalah tersebut. 

Mengingat-ingat kesalahan (atau menyimpan kebencian) adalah seperti membangun tembok di antara diri kita dan orang lain, dan nyaris tidak mungkin untuk berbicara secara terbuka jika penghalang itu masih ada. Allah tidak mengingat-ingat dosa kita, ketika Allah mengampuni, Dia mengampuni sepenuhnya, dengan meruntuhkan tembok diantara kita dan Dia. Kita dapat berbicara dan menyampaikan segala hal yang di hati kita kepada Allah. Ketika kita berdoa, Allah tidak menyimpan kemarahan apapun kepada kita.  

Dalam kesusahan kita, dalam segala pergumulan kita, dalam kesalahan kita, satu hal yang harus kita lakukan adalah berseru kepada Tuhan dan mengakui semua hal yang ada di hati kita hanya kepada Allah saja. Dia adalah setia dan memandang kita dengan kasih setiaNya. Allah yang kita sembah adalah sungguh sangat baik mengampuni setiap kesalahan kita. menanti-nantikan Tuhan sebab hanya Dialah yang sanggup menyelamatkan dan membebaskan kita dari segala pergumulan dan bahkan yang sanggup mengampuni kita sehingga kita tidak menghukum diri kita sendiri akibat kesalahan kita sendiri. Allah menjadi pengharapan kita sehingga keputusasaan akan lenyap dari dalam hati kita. sebab kegelapan sangat menginginkan hati kita berputus asa, tidak memiliki pengharapan yang akhirnya kita akan merasa bahwa diri kita tidak berharga. Sementara Allah sangat mengasihi kita, keberadaan kita sangat berharga di hadapan Tuhan sehingga Dia mengampuni dan mengasihi kita, membebaskan kita dan menolong kita dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan dan menyelesaikan pergumulan hidup kita. 

Sahabat yang baik hati, terlebih dalam keadaan sekarang ini, mari tetap menantikan Tuhan, seluruh jiwa kita menantikan Dia, kita terus berharap akan Tuhan yang menolong kita menghadapi setiap kesulitan kehidupan kit aini. Mari jauhkan keputusasaan tetapi mari jalin hubungan yang semakin dekat hanya kepada Tuhan sumber pangampunan dan pembebasan kita. 

Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dan meneguhkan pengharapan akan Allah yang menolong kita dalam menghadapi setiap pergumulan hidup kita. Tetap semangat menantikan Allah dalam pengharapan akan Tuhan Yesus Juruselamat kita. Amin


Salam : Tim 12 Renungan Pdt. Nekson M Simanjuntak (MP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...