Kamis, 11 Februari 2021

MEMULIAKAN ALLAH

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 12 Pebruari 2021


SENANTIASA MEMULIAKAN ALLAH 


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Lukas 24:53 (TB) : Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah


Luke 24:53 (KJV) : And were continually in the temple, praising and blessing God.


Ayat yang dituliskan Lukas ini menggambarkan keberadaan murid-murid Yesus setelah mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka baru saja berpisah dengan Sang Guru yang telah memberkati mereka di dekat Betania ketika Tuhan Yesus akan terangkat ke sorga,  untuk pergi duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Dan para murid  sujud menyembah kepada-Nya. Para murid Yesus menjadikan Bait Allah sebagai gereja, dimana mereka senantiasa bersekutu dengan sesama saudara seiman, berdoa, memuji dan belajar Firman Tuhan, serta bersama-sama memuliakan Allah. Kenaikan Yesus ke sorga memang menakjubkan. Para murid tidak lagi bersedih walaupun Yesus sudah pergi, sebaliknya justru hidup mereka diperbarui. Dengan menerima kuasa Roh Kudus, mereka pun memberitakan Firman Allah ke berbagai penjuru dunia untuk memperluas kerajaan Allah dan memuliakan-Nya.


Perlu kita pahami bahwa makna Bait  Suci bagi orang Israel melambangkan kehadiran dan perlindungan Tuhan Allah atas umat-Nya. Ketika Bait Suci ditahbiskan, Allah turun dari sorga dan memenuhi Bait itu dengan kemuliaan-Nya. Jadi, apabila umat Allah ingin berdoa kepada Tuhan, mereka melakukannya dengan menghadap Bait Suci dan Allah akan mendengar mereka "dari bait-Nya" (Mzm 18:7). Dalam Perjanjian Baru, Bait Allah bukan satu-satunya tempat di mana mereka bisa berdoa. Allah yang hidup tidak dapat dibatasi oleh bait yang dibuat oleh tangan manusia (Kis 7:48-50). Fokus penyembahan orang Kristen berpindah dari Bait Suci (Bait Allah) kepada Yesus Kristus sendiri. Dialah yang kini mewakili kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Dia adalah Firman Allah yang menjadi manusia, dan di dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan ke Allah-an (Kol 2:9). Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Bait Allah itu, dan Gereja adalah tubuh-Nya yang didiami oleh Kristus dan Roh Kudus. Roh kudus tidak saja berdiam di dalam gereja, tetapi juga di dalam diri orang percaya sebagai bait-Nya (1 Kor 6:19).


Sahabat yang baik! Lalu bagaimanakah hidup orang percaya yang memuliakan Allah? Yaitu memuji atribut-Nya atas kekudusan, kesetiaan, kemurahan, kasih, kemegahan, kedaulatan, kuasa, serta ke-mahatahuan-Nya. Memuliakan Allah berarti memberi-Nya kemuliaan, sekurang-kurangnya melalui: Pertama, kita harus menyadari bahwa kita adalah bait-bait Allah yang hidup. Tubuh ini adalah bait Allah dimana Roh Allah berdiam di dalam diri kita. Bait Allah ini senantiasa perlu dibersihkan. Itulah sebabnya Rasul Paulus dengan tegas terhadap semua bentuk penajisan tubuh oleh kebejatan dan kemesuman (1 kor 6:18-19). Sebagai bait-bait Tuhan yang kudus, Tuhan tidak menginginkan kita hidup di dalam segala kemunafikan dan kegelapan.  Karena tujuan hidup orang percaya adalah memuliakan Tuhan di segala aspek kehidupannya. Hidup yang memuliakan Tuhan adalah hidup yang menjadi berkat, kesaksian, dan teladan.  Kedua, kita memberi hormat dan pujian kepada Allah karena itu adalah hak-Nya. Tidak ada pihak lain yang layak dipuji dan disembah selayaknya Allah. Ketiga, kita membawa persembahan dan menghadap kepada Allah sebagai bagian dari penyembahan yang memuliakan-Nya. Roma 12:1 mengatakan, “...,supaya kamu mempersembahkan tubuhnu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.”, Keempat, kita mendengarkan serta melakukan segala sesuatu yang telah Ia firmankan, tunduk kepada-Nya dan menaati perintah-Nya. Memuliakan dan mengasihi Allah adalah dua hal yang tak terpisahkan, seperti dikatakan di dalam Yohanes 14:15: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." Kelima, kita seharus senantiasa beribadah, bebersekutu dan bersembah sujud kepada-Nya. Masa Covid inilah salah satu bukti apakah kita tetap setia. Jangan berdalih Protokol kesehatan 3 M untuk tidak beribadah di kebaktian Minggu, karena ada tersedia pilihan alternatif off-line ke Gereja atau on-line (live-streaming) di rumah masing-masing. Ingatlah, Bait Allah merupakan kediaman yang amat menyenangkan, seperti dikatakan Daud, “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik” (Mzm 84:11). Sepanjang kita diberi kesehatan, ibadah kita kepada Tuhan itu bukan sesuatu yang optional: boleh ‘ya’ boleh ‘tidak'. 


Mari kita memohon kuasa Roh Kudus untuk menyucikan dan memurnikan serta memberi hikmat kepada kita supaya kita dimampukan terus membuktikan di hadapan Tuhan bahwa kita milik Tuhan yang semakin teguh iman, berbuah semakin indah dan bercahaya dalam ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya. Kita ingin menjadikan Tuhan segala-galanya bagi hidup kita!


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam: Tim Page Renungan Pdt Nekson Simanjuntak -TEN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...