Minggu, 28 Februari 2021

TUHAN TIDAK MENINGGALKANNORANGBYANG MENCARINYA

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 01 Maret 2021


*TUHAN TIDAK MENINGGALKAN ORANG YANG MENCARINYA*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 9: 11 (TB) Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.


Psalms :11 (KJV) Sing praises to the LORD, which dwelleth in Zion: declare among the people his doings. 


Sahabat yang baik hati. Ada banyak alasan mengapa seseorang sering kehilangan motivasi hidup. Kebanyakan karena merasa lelah dengan yang ia lakukan, atau mungkin merasa kuatir dan tidak memiliki harapan akan masa depannya karena selalu gagal pada usaha yang telah dilakukan. Ada juga yang kehilangan motivasi hidup karena telah mengalami patah hati akan masa lalu yang dialami. Namun, perlu kita ketahui bahwa selama kita masih menghembuskan nafas, kita akan selalu mengalami suka duka kehidupan. Selalu ada liku-liku yang dapat membuat kita naik ataupun jatuh. Banyak orang cenderung fokus kepada masa kegagalan atau kejatuhannya. Mungkin kita salah satunya, ketika mengalami kegagalan, patah hati, jatuh, kita menjadi merasa malas untuk melanjutkan kehidupan. Seolah-olah tidak ada secercah sinar harapan untuk hidup. Kita sering mempertanyakan, untuk apa aku hidup? Apa arti hidupku? Saat pencobaan datang bertubi-tubi, apakah Tuhan masih peduli? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering menghampiri orang-orang yang sudah mulai kehilangan motivasi hidup.


Sebagai umat Kristen, kita percaya akan kuasa dan pertolongan Tuhan yang melampaui segala akal dan pikiran. Dia selalu menolong kita dalam setiap masa-masa sulit yang kita hadapi, bahkan mungkin diluar dugaan dan nalar. Ketika kita menghadapi masa-masa krisis kehidupan, bersandarlah kepada Tuhan dan berimanlah kepada-Nya. Ingatlah bahwa hidup ini harus terus berjalan, maka jalanilah kehidupan dengan berdamai pada keadaan. Terimalah kenyataan yang terjadi dan banyak-banyaklah bersyukur supaya hati dan pikiran bisa teduh. Seperti yang diungkapkan Daud dalam *Mazmur 9: 2 “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib”.* Segalanya Daud ceritakan kepada Tuhan sembari tetap bersyukur dan meyakinkan hati dan pikirannya bahwa Allah akan selalu membelanya karena yang benar telah dilakukannya dalam hidupnya. 


Kemudian Daud mengatakan: *“Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.” (Mazmur 9: 10-11).* Ini merupakan bentuk keyakinan Daud yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan adalah tempat perlindungan satu-satunya bagi yang terinjak dan yang mengalami kesesakan karena pergumulan. Daud percaya penuh kepada Tuhan karena dia telah mengenal Tuhan dan merasakan karya dan penyertaan Tuhan dalam kehidupannya. Orang yang mengenal Tuhan dan mencari Tuhan dalam kehidupan setiap hari, maka dia tidak akan ditinggalkan oleh Tuhan. 


Demikianlah halnya dengan kita. Pengenalan kita kepada Tuhan adalah dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan serta mengucap syukur dalam segala hal karena Tuhan selalu melindungi dan menyertai hidup kita. Penyerahan secara totalitas hidup kita kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan yang menguasai hati dan pikiran kita supaya kalaupun kita menghadapi masa-masa sulit, kita tidak kehilangan motivasi hidup. *Seperti syair Buku Ende HKBP No. 274: 2 “Ndang jadi ho holsoan dibaen na porsuk i./ Tu Tuhan i aluhon na niarsakhonmi./ Ibana sipartogi sitiop tanganmi./ Ture panogihonNa di na porsea i.”* 


Sahabat yang baik hati. Kehidupan kita adalah anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, sekalipun kita pernah gagal, kecewa, sakit hati, terluka, jatuh, bangkrut, dll, jangan pernah berhenti berharap kepada Tuhan. Teruslah berjuang melanjutkan kehidupan, tangan Tuhan yang Kuasa itu akan selalu menopang hidupmu, seperti yang tertulis dalam *2 Tawarikh 15: 7 Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"* Apa yang harus kita lakukan agar kita dapat bertahan, kuat dan bersemangat menjalani kehidupan? *Yang harus kita lakukan adalah: Tetaplah Bersukacita; Tetaplah Berdoa; Tetaplah Bersyukur; Tetaplah Beriman dan Berpengharapan Kepada Tuhan.*


Sahabat, Ingatlah bahwa pada waktunya, kita pun akan menikmati kebahagiaan bersama Tuhan. Oleh karena itu, kuatkanlah hatimu, tetaplah tenang, bersandarlah kepada Tuhan dan carilah Dia. *TUHAN TIDAK MENINGGALKAN ORANG YANG MENCARINYA.*  


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam : Tim Renungan Pdt. Nekson M Simanjuntak (JZ)

Sabtu, 27 Februari 2021

MENELADANI IMAN ABRAHAM

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5162821610456530/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu Reminiscere, 

Minggu, 28 Februari 2021

Nas: Roma 4:13-25


MENELADANI IMAN ABRAHAM


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini mengajak kita dalam menjalani kehidupan ini harus melangkah di dalam keyakinan yang pasti dan beriman yang teguh. Dalam melakukan sesuatu lakukanlah dengan penuh keyakinan.


Rupanya prinsip hakim dalam mengambil suatu keputusan didasarkan juga oleh keyakinan. Jika dia sudah mendengar fakta-fakta dalam suatu persidangan maka saat mengambil keputusan harus pasti. Keputusan yang dia tetapkan merupakan buah dari keyakinan. Jika ragu batalkan. 


Beriman juga demikian suatu kepastian sebagaimana disebutkan dalam Ibrani 11:1 (TB)  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.


Beriman adalah suatu kepastian dan bukti yang tidak kita lihat. Orang percaya harus yakin dan pasti bahwa kita sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus melalui  pengorbanan di kayu salib. Suatu kepastian yang tidak perlu diragukan. Orang percaya akan menjadi pewaris kehidupan yang kekal.


Ajaran tentang iman ini digali dan dijelaskan oleh Paulus berdasarkan pengalaman hidup Abraham. Abraham dipanggil oleh Allah dan dan ditetapkan menjadi Bapak orang percaya. Penetapan itu bukan karena perbuatannya tetapi imannya yang percaya pada janji Allah. Abraham mendapatkan janji dari Tuhan bukan dalam usia muda, isterinya Sarai juga sudah tua. Dari segi pikiran logis rahim Sarai telah tertutup untuk melahirkan. Makanya Sarai tertawa akan janji itu. Namun lihatlah Abraham memperoleh anak perjanjian yakni Ishak. 


Iman Abraham diuji, Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak dan Abraham pun melakukannya dengan tulus. Abraham lulus ujian, Allah mempersiapkan apa yang dikurbankan Abraham bagi Tuhan. Iman Abraham diperhitungkan Allah.  


Mengapa Rasul Paulus menjelaskan ajaran mengenai iman Abraham ini sebagai dasar keselamatan? Rupanya ada sekelompok orang Kristen Yahudi memahami bahwa keselamatan dengan syarat  melakukan hukum Taurat. Tidak heran mereka selalu menekankan bahwa orang-orang non Yahudi yang masuk menjadi Kristen harus disunat dan wajib melakukan hukum Taurat. 


Perdebatan persyaratan hukum Taurat ini dalam keselamatan telah menjadi permasalahan di kalangan jemaat. Maka untuk mengatasinya Paulus menjelaskan pengajaran tentang keselamatan hanya oleh iman. Hukum Taurat tidak menyelamatkan malah menuntun kita kepada anugerah. Melalui hukum Taurat kita menyadari bahwa kita adalah manusia berdosa. Allah didalam Yesus Kristus telah menyelamatkan kita dari dosa. Jadi kita selamat bukan karena pekerjaan Hukum Taurat tetapi karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Efesus 2:8 (TB)  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 


1. Iman adalah dasar

Keselamatan adalah anugerah Allah yang kita terima dengan iman. Maka iman adalah dasar dalam keselamatan. Iman adalah dasar kita mempercayai janji.  Pengajaran tentang dasar iman ini didasarkan pada Abraham. Abraham hidup 430 tahun sebelum adanya hukum Taurat. Abraham menerima dan mewarisi janji karena ia percaya kepada Allah. 


Abraham percaya kepada Janji Allah, pada pihak Allah, Allah berkuasa melaksanakan apa yang dijanjikanNya. Allah itu setia dan memenuhi janjiNya sehingga Abraham menjadi Bapa orang percaya. 


Demikianlah dengan ajaran keselamatan. Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, pemenuhan janji keselamatan itu akan ada.  


Adalah suatu kekeliruan jika ada menambahkan hukum Taurat sebagai syarat keselamatan. Roma 4:13 (TB)  Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.


2. Iman Abraham dan keturunannya

Janji Allah bukan hanya kepada Abraham tetapi berlaku juga kepada keturunannya. Sekalipun yang mengadakan perjanjian adalah Allah dan Abraham namun janji itu berlaku kepada keturunan Abraham.

Anak-anak Abraham adalah pewaris janji. Hal itu berlaku bagi kita orang percaya. 


Roma 4:17 (TB)  seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.  


Mungkin orang Yahudi mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Abraham. Secara genetis itu benar dan tidak sangkal. Merekalah anak-anak Abraham secara genetis. Namun anak-anak Abraham bukan hanya orang Yahudi saja, tetapi juga non Yahudi. Anak-anak dari segala bangsa yang percaya kepada janji Allah yang dipenuhi di dalam diri Yesus Kristus. 


Dengan iman kepada Yesus Kristus kita ditetapkan menjadi anak-anak Allah. Sehingga kita dapat menyampaikan, ya Abba, Ya Bapa. 

Galatia 4:6-7 (TB)  Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 

Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.


Selanjutnya Efesus 2:19 (TB)  Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,


Penetapan Abraham dan keturunannya menjadi anggota-anggota keluarga Allah merupakan anugerah yang berharga. Kita dijadikan menjadi pewaris kerajaan Allah.


3. Menjalani hidup dengan penuh keyakinan.

Tokoh Abraham menjadi dasar bagi kita yakin dalam hidup ini. Menjalani hidup bukan dengan kemampuan diri tetapi keyakinan diri kepada kekuatan Allah memenuhi segala janji-janjiNya. Allah tidak pernah lupa, terlambat apalagi mengabaikan janjiNya. Allah penuh kuasa akan mampu melakukan apa yang dijanjikanNya.


Roma 4:21-22 (TB)  dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 

Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. 


Ayat diatas menjadi andalan orang percaya. Kita berkerja dan menggapai sesuatu dalam hidup ini bukan karena kemampuan diri, tetapi karena keyakinan bahwa Tuhan akan memenuhinya. 


Sahabat yang baik hati! Dasar hidup orang percaya adalah beriman. Pertanyaan iman seperti apakah yang kita miliki saat ini?


- bisa saja orang mengaku beriman, tapi sedikit tantangan langsung berubah dan patah arang. Lihatlah contoh-contoh dalam Alkitab: Petrus, Yudas Iskariot dll. Iman rapuh dan tidak kokoh. Syukurlah Petrus berubah setelah kebangkitan Yesus Kristus. Dia penuh keyakinan memberitakan Yesus yang dibangkitkan. 


- ada juga orang beriman namun didalam pikirannya adalah rasionalitas atau akalnya. Contoh beriman seperti ini adalah Yakub. Yakub bekerja keras menggapai yang diharapkannya dari mertuanya Laban. Namun dalam mencapai itu semua Yakub memakai akal termasuk sampai kembali ke Kanaan menjumpai Esau. Bisa saja orang percaya demikian namun Tuhan juga mengajar Yakub. Saat mau kembali ke Kanaan, dia harus bergulat dengan malaikat Tuhan di sungai Yabok.


- Beriman meneladani hidup Abraham, tulus dan melakukan perintah Allah dalam hidupnya. Dia percaya akan apa yang dijanjikan Allah.


Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati!

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 26 Februari 2021

KEJUJURAN DAN KETULUSAN MENUJU KEDAMAIAN HATI

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 27 Februari 2021


*KETULUSAN DAN KEJUJURAN MENUJU KEDAMAIAN HATI*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 37 : 37

Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;


Psalm 37:37

Consider the blameless, observe the upright; a future awaits those who seek peace


Ketulusan dan kejujuran menuju kedamaian hati.


Sahabat yang baik hati pernahkah saudara/i merasakan posisi tertekan atau disalahkan atas segala sesuatu yang baik yang pernah kita lakukan? Situasi seperti ini bisa membuat kita kecewa dan berhenti berbuat kebaikan, berhenti berbuat tulus dan jujur. Belum lagi jika kita perhatikan seolah olah semua orang fasik atau pelaku kejahatan nampaknya semakin makmur dan tumbuh subur tanpa penderitaan dunia. Sebaliknya kita orang yang tulus hati dan jujur terus di hadang ribuan masalah dan badai yang berkelanjutan. Nas kita pagi hari ini adalah obat spritual (rohani) untuk kekecewaan seperti itu. Pemazmur juga merasakan hal sama, orang fasik seolah terus menekan dan tidak menerima balasan. Namun, Firman Tuhan pagi ini mengajak saya dan saudara untuk melangkah dengan modal ketulusan hati dan kejujuran seraya terus mengharapkan pertolongan Tuhan yang pasti. Yakinkanlah dirimu bahwa kebahagian orang-orang fasik atau penjahat hanyalah semu. Mereka pasti dihantui ketidaktenangan dalam menjalani hidup ditambah lagi akhir semua perjalanan yang menyedihkan. Oleh karena itulah kita juga diajak membuang rasa marah (ay. 8) yang hanya meracuni pikiran kita di situasi tertentu. Ini saat kita melawannya dengan ketulusan dan kejujuran sebagaimana dijelaskan dalam nas pagi ini. Senjata kita yaitu ketulusan dan kejujuran akan terus membawa damai dalam hati. Sepanjang kita mampu berkata dan berbuat tulus disertai kejujuran, ketenangan dan damai sepenuhnya akan menaungi hati dan pikiran untuk meraih masa depan yang lebih baik dari setiap akhir perjuangan kita. Sekali lagi percayalah pada Tuhan dan tetap lakukan yang yang terbaik (Gal. 6:9, Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.)


Sahabat yang baik hati. Mencari orang yang jujur dan tulus hari ini hampir sama dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tipu menipu, manipulasi dan sejenisnya terdapat hampir di semua ini. Dapatkah anda bayangkan betapa sedihnya jika dalam tubuh Gereja kita juga terdapat ketidakjujurann dan kepalsuan? Saya sangat terkejut melihat satu video dari hasil rekaman CCTV, seorang ibu pergi beribadah di satu Gereja, tapi tujuannnya adalah untuk mencuri persembahan. Sungguh sadis, Orang tidak lagi malu dalam menipu bahkan saat bersekutu dengan Tuhan. Jangan-jangan nanti malah orang yang jujur yang terlihat aneh karena semakin banyaknya orang jahat. Orang semakin tidak takut melakukan kecurangan, orang semakin cenderung berpikir pendek hanya memikirkan kenikmatan sesaat tanpa peduli resiko. Apa yang dikatakan Daud dahulu: “Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik” (Mazmur 14:1). 


Sahabat yang baik hati, Nas kita pagi hari ini mengajak saya dan saudara/i, Mari terus Konsistenlah dengan jalan yang kita pilih bersama Tuhan. Jika kita terus komit berjalan bersama kehendak Tuhan kita akan semakin hidup dalam doa dan meminta petunjuk dari Tuhan atas semua masalah kehidupan. Tenangkanlah dirimu bersama Tuhan yang punya kuasa atas segalanya.


Sahabat yang baik hati, Nas ini sekaligus senantiasa mengingatkan akan panggilan kita sebagai orang-orang Kristen, karena hal ini akan menolong kita tetap berbuat kebaikan dalam situasi sulit sekalipun. Ya, kadang-kadang, sulit bagi kita untuk memaafkan orang lain. Lebih mudah bagi kita untuk menyembunyikan jiwa yang tidak memaafkan, hal ini sangat bertentangan dengan Alkitab yang mengajarkan tentang pengampunan. Ada orang yang menyakiti kita dan hati kita tidak bisa memaafkan atau melupakan hal itu.  Tentu saja, dengan cara ini kita hanya menyakiti diri kita sendiri dan membiarkan luka menganga, namun selalu ada kecenderungan dalam diri kita untuk memelihara dendam dan iri hati. Maka belajarlah membebaskan diri dari racun negatif dalam diri kita...belajar mengampuni, belajar memahami, melihat hal positif dari setiap situasi, sehingga mampu untuk terus berbuat baik dengan ketulusan dan kejujuran.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Renungan Pdt Nekson M Simanjuntak - FS

Kamis, 25 Februari 2021

KASIHILAH MUSUHMU

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 26 Pebruari 2021


*KASIHILAH MUSUHMU DAN DOAKANLAH ORANG YANG MEMBENCIMU* 


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Lukas 6:27 (TB) : "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang membenci kamu."


Luke 6:27 (KJV) : But I say unto you which hear, Love your enemies, do good to them which hate you.


Seseorang yang difitnah melalui surat kaleng di tempat bekerjanya tengah menghadiri kebaktian Natal di salah satu Gereja. Dalam kondisi jiwa yang stres berat karena hati dikuasai amarah, geram dan emosi tinggi bahkan dendam karena sakit hati, tiba-tiba terdengar suara Bapak Pendeta yang tengah berkhotbah dari mimbar altar dengan nyaring mengatakan: "..…oleh karena itu Saudara-saudara harus mengampuni musuhmu, orang-orang yang menyakiti hatimu!" Secara otomatis ia protes mengatakan dalam hatinya: " Apa Tuhan, dia sudah menyakiti hatiku dan aku harus mengampuninya?" Lalu terdengar lagi lanjutan suara: "Saudara tidak cukup hanya mengampuni, akan tetapi juga harus mendoakannya…..dan memintakan berkat untuknya!"  Ketika rasa protes masih berkecamuk dalam hatinya yang sesak, seruan yang sama terulang kembali 2x lagi dari mimbar Gereja. Akhirnya sebelum khotbah berakhir, ia mengatakan dalam hatinya: Ya Tuhan, kalau memang itu yang Engkau kehendaki, aku akan mengampuninya, mendoakan…dan memintakan berkat untuknya! Di luar dugaannya, semua beban berat yang sedari beberapa hari menyesak dalam hati dan pikirannya seketika sirna dan plong….terasa ringan dan ada aliran kesejukan dalam jiwanya karena beban berat tadi hilang berganti  damai sejahtera. Puji Tuhan! 


Dari kisah di atas maka pertanyaannya: mungkinkah kita bisa dengan rela hati mengampuni, mendoakan, bahkan memberkati orang yang telah melukai hati dan menyengsarakan hidup kita?  Yang pasti tidaklah gampang! Bahkan Hukum Taurat sendiri mengatakan, "... nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki..."(Kel.21:23-24). Namun Yesus melalui nats hari ini menyerukan sebaliknya kepada kita umat-Nya: "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang membenci kamu."  Yesus mengubah hukum kekerasan dengan Hukum Kasih karena Allah adalah kasih. Allah mengasihi dan mengampuni musuh-Nya termasuk kita orang berdosa yang kerap mendukakan hati-Nya! 


Sahabat yang baik! Kita terpanggil untuk terus berbuat baik tanpa pilih kasih, apakah kepada orang baik ataukah orang jahat. Yang harus kita benci adalah perbuatan jahatnya, bukan sosok pribadinya yang juga ciptaan Tuhan. Untuk itu sekurang-kurangnya ada 2 hal konkrit yang perlu kita lakukan guna membuktikan kasih kita kepada musuh-musuh kita. Pertama, Menunjukkan perhatian dan keprihatinan yang tulus atas perbuatan dosa mereka seraya mendoakan dan berupaya membalas kejahatan mereka dengan kebaikan untuk membangkitkan kesadaran bertobat. Cara ini akan memutus lingkaran setan akan hasrat balas dendam. Ingatlah bahwa Allah tidak menginginkan kematian kekal dari satupun orang berdosa, tapi menantikan pertobatan orang jahat agar selamat. Firman Tuhan tidak membenarkan kita menghakimi sesama, karena penghakiman dan pembalasan adalah hak Allah. Kedua, melakukan upaya tertentu dibarengi doa untuk menghentikan perilaku jahat mereka agar tidak diulangi kembali. Kita selaku murid-murid Yesus terpanggil untuk ikut meluruskan jalan-jalan orang sesat agar kembali berpaling kepada Allah. Kita dipanggil untuk berperan menjadi saluran berkat Tuhan demi kemuliaan-Nya. Bukankah Yesus juga berdoa memohon kepada Bapa-Nya untuk mengampuni dosa-dosa kita yang senantiasa melukai dan mendukakan hati Allah supaya kita selamat?


Perlu kita sadari bahwa tantangan untuk bisa melakukan semua itu adalah mengalahkan musuh terbesar kita, yaitu diri kita sendiri berupa keegoisan dan keangkuhan diri. Kita harus menaklukkan diri di bawah kuasa Tuhan melalui pertolongan Roh Kudus. Tuhan Yesus dalam *Lukas 6:31 mengatakan: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka”.*  Dengan  mengasihi musuh, kita mengalahkan ego pribadi sekaligus mengalahkan sifat buruk musuh tanpa dia merasa dikalahkan. Kebaikan kita akan membuatnya sadar dan malu dengan perbuatannya sendiri yang akan menghancurkan kekerasan serta kejahatan dalam hatinya sekaligus bertobat.


Sahabat yang baik! Mari ambil pembelajaran yang sangat baik dari sosok Yusuf yang dijatuhkan saudara-saudaranya sendiri ke dalam sumur kering, dan dijual menjadi budak di Mesir. Namun dia tidak menyimpan dendam atau kutuk kepada mereka. Yusuf mengarahkan pandangannya kepada Allah dan rencana-Nya serta percaya bahwa tak satupun terjadi di luar rancangan indah Allah. Dengan demikian Yusuf bisa memiliki hati yang jernih, penuh kasih dan pengampunan terhadap orang-orang yang menyakiti hatinya. Hanya dengan demikianlah kita bisa tetap menyandang predikat sebagai anak-anak Allah, yaitu: mempraktekkan kasih pengampunan yang pada masa kini mutlak sangat diperlukan sejalan dengan kehendak dan perintah Allah untuk senantiasa berperilaku rendah hati, lemah lembut, sabar dan berbelas kasih serta bermurah hati. Dalam kasih karunia Tuhan, kita harus menuju ke kesempurnaan dalam kasih. 

 

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin. 


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak -JZ

Rabu, 24 Februari 2021

IBADAH YANG MURNI DAN TAKBERCACAT

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5136270926444932/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi, dan Motivasi

Kamis, 25 Februari 2021


*IBADAH YANG MURNI DAN TAK BERCACAT*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, 

Marilah menggunakan waktu sejenak di 

pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan

merenungkan Firman Tuhan.


Yakobus 1:27 (TB) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.


James 1:27  (KJV) Pure religion and undefiled before God and the Father is this, To visit the fatherless and widows in their affliction, and to keep himself unspotted from the world.


Sahabat yang baik hati, kehidupan kita pasti tidak terlepas dari ibadah. Setiap orang pasti pasti beribadah, karena memang beribadah adalah jalan/persekutuan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Bahkan pada masa pandemi saat ini, ketika ibadah tidak dapat diadakan di rumah-rumah ibadah. Kalaupun diadakan di gereja/rumah ibadah pastilah dengan protokol kesehatan: cuci tangan, pakai masker, dan juga jaga jarak. Banyak jemaat mengatakan ibadah dirumah seperti tidak beribadah atau kurang hikmat. Ada yang mengatakan rindu untuk beribadah bersama didalam rumah ibadah dengan jemaat lainnya tanpa terbagi dalam beberapa sift karena harus menjaga jarak. Begitu banyak jemaat yang rindu beribadah seperti yang diadakan seperti ibadah sebelum pandemi ini. Tetapi kerinduan yang bagaimanakah yang terjadi? Apakah itu hanya kerinduan untuk melaksanakan kegiatan yang sudah biasa lakukan/rutinitas.


Sahabat yang baik hati, Yakobus dalam Firman Tuhan pagi ini mengingatkan dan mengajak kita melihat ada setidaknya 2 hal dalam ayat ini yang mendefenisikan orang-orang percaya melalui ibadahnya :

1. Melakukan kasih kepada orang-orang yang sungguh memerlukan pertolongan sepeeti anak yatim piatu dan janda-janda. Didalam perjanjian lama anak-anak dan juga janda-janda hampir tidak ada peluang untuk mencari nafkah, sering sekali mereka tidak memiliki/mendapat pertolongan dan perlindungan dari sesama. Tetapi Allah hadir didalam kehidupan mereka dengan jalanNya sendiri. Mazmur 68:6 Allah adalah bapa bagi yatim piatu dan pelindung bagi para janda; Ulangan 22:22-23 Para janda dan yatim piatu dipelihara dan dijaga oleh Tuhan; Ulangan 10:18 Tuhan yang membela anak yatim dan janda. Dan ada banyak ayat yang menunjukkan penyertaan Tuhan terhadap anak yatim piatu dan para janda. Untuk itu kita yang adalah orang percaya diharapkan untuk menunjukkan kepedulian dan kasih kepada sesama terlebih anak yatim piatu dan para janda.


2. Yang kedua bapak ibu dalam ayat ini Yakobus mengingatkan kita untuk menjaga dan memelihara kekudusan kita dihadapan Allah. Yakobus mengatakan bahwa kasih terhadap sesama harus disertai oleh kasih terhadap Allah dengan cara memisahkan diri dari perbuatan dosa yang ada didunia ini. Karena kasih terhadap sesama yang tidak disertai dengan kekudusan dihadapan Allah, itu bukan kasih dari Kristus. 


Sahabat yang baik hati Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa ibadah yang murni dan sejati ialah perbuatan dan tindakan bukan perkataan semata. Tetapi bukan berarti kita menutup mata terhadap ibadah ibadah seremonial yang kita lakukan. Tetapi hendaknya ibadah kita berbuah melalui perbuatan yaitu mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahannya. Maka ketika kita sangat merindukan peribadahan pada saat pandemi ini, begitu jugalah lerinduan kita untuk melakukan perbuatan baik seperti Firman Tuhan pagi ini.


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: 

Tim Renungan Pdt. Nekson M Simanjuntak (BGP)

Selasa, 23 Februari 2021

HATI YANG BERSIH DAN JUJUR

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 24 Feb 2021


HATI YANG BERSYUKUR DAN JUJUR


Mazmur 50:23 (TB)  Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya." 


Psalms 50:23 (RWV)  Whoever offereth praise glorifieth me: and to him that ordereth his conduct aright will I show the salvation of God. 


LAI membuat judul dari Mazmur 50 ini sebagai Ibadah Sejati. Memang ada beberapa ayat yang menunjukkan syukur dan membanyar nazar yangberkaitan dengan ibadah. Namun sesungguhnya kalau kita baca keseluruhan pasal 50 ini berisi tentang kuasa dan pertolongan Tuhan bagi orang yang dilasihiNya. Tuhan akan menjawab seruan minta tolong dan pertolonganNya tidak akan pernah terlambat. Bagi setiap orang yang menerima pertolongan Tuhan jangan lupa akan Tuhan. Jadi lebih tepat sesungguhnya jika Mazmur 50 ini tentang MENGINGAT TUHAN. Mengingat Tuhan dan menyampaikan syukur kepadanya ketika mengalami kesesakan, mengingat Tuhan dan menyampaikan syukur kepada Tuhan atas segala pertolonganNya. Atau dengan kata lain Mazmur ini juga meruoakan pengajaran bagi orang beriman agar jangan sekali-kali melupakan Tuhan dalam segala keadaan.


Bagaimana kita mengingat Tuhan? Ada dua hal yang diingatkan oleh nats renungan pagi ini bagaimana kita mengingat Tuhan:


1. Hati yang bersyukur mempersembahkan korban. Orang yang bersyukur adalah orang yang mengucapkan terima kasih atas kebaikan Tuhan dalam hidupnya dengan memberikan korban persembahan. Namun harus diingat bukan korban persembahannya yang penting bagi Tuhan, karena Tuhan sendiri memiliki segalanya, segala ternak adalah miliknya dan segala jenis korban dikenalNya.


Mazmur 50:9-10 (TB)  "Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu, sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung."


Hal yang diminta Tuhan adalah hati yang mengingat Tuhan dan mengucapkan syukur kepadaNya. Bersyukur adalah menyadari bahwa apa yang ada dalam hidup ini adalah anugerah dan pemberian Tuhan. 


2. Hati yang jujur. Jujur adalah satu kualitas pribadi yang sangat berharga. Selain berpikir lurus dan selalu obyektif dalam membedah suatu permasalahan. Jujur mengungkapkan isi hati apa adanya, dia benar dan tidak mau menyembunyikan kebenaran. 


Orang jujur akan selalu berhikmat menghadapi jalan orang fasik. Dalam Mazmur ini Daud menjelaskan keuntungan terbesar orang jujur adalah Tuhan akan memperkenalkan kepadanya jalan keselamatan. Dalam sejarah keselamatan yang diceritakan oleh Alkitab marilah kita perhatikan tokoh ini: Nuh , Jusuf dan Samuel.  Demikian tokoh dalam PB, pasangan keluarga Zakaria dan Elisabet,  Jusuf dan Maria mereka adalah tokoh-tokoh yang hidupnya saleh dan jujur. Mereka diberkati Tuhan menjadi saluran berkat. Tuhan memakai mereka memperlihatkan keselamatan bagi umat Allah dan dunia ini.


Sahabat yang baik hati!Dalam banyak diskusi Penelaahan Alkitab sering ungkapan susah menjadi orang jujur, orang jujur tak dapat apa-apa, jujur ditinggalkan kawan sejawatnya dll. Pokoknya susah hidup jujur. Menurut saya ini suatu desakan doa agar kita ikut dunia. Bukankah Alkitab mengajarkan: janganlah sama dengan dunia ini (Rom 12). Kita harus menjadi contoh baik teladan dengan jalan itulah kita menjadi garam dan terang. Harus kita ingat juga jika pun harus hidup dalam pilihan: disukai dunia atau disukai Tuhan. Tuhan hendak memakai kita memperlihatkan kasih setia Tuhan.

Sebagaimana pelajaran yangbkitabterima dari renungan ini: marilah kita persembahkan hidup kita agar dibentuk oleh Tuhan dengan hati yang bersyukur dan jujur.


Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 22 Februari 2021

MENGARAHKAN PANDANGAN KEPADA TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5124945240910834/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 23 Februari 2021


*MENGARAHKAN PANDANGAN KEPADA ALLAH*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Mazmur 17:15 (TB)  Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu. 


Psalms 17:15 (KJV)  As for me, I will behold thy face in righteousness: I shall be satisfied, when I awake, with thy likeness.


Apakah yang pertama sekali biasanya kita lakukan ketika bangun dari tidur saat di pagi hari? Memandang wajah kita, wajah suami/istri, atau wajah anak-anak kita. Seorang ibu mungkin sesegera mungkin ke dapur untuk mempersiapkan makanan bagi suami dan anak-anaknya. Seorang suami mungkin duduk santai minum kopi atau teh dan segera bergegas berangkat ke tempatnya bekerja. Seorang anak, mungkin mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah dll. Ya…tentu itu adalah aktifitas yang biasanya kita lihat dan lakukan di tengah-tengah keluarga pada umumnya. Namun, seharusnya hal yang pertama kita lakukan ketika bangun tidur saat pagi hari adalah bersaat teduh, berdoa dan mengucap syukur atas segala karunia Allah dalam kehidupan kita. Tentunya tidak lupa kita mendoakan orang-orang terdekat, orang-orang yang kita kasihi, maupun orang yang membenci atau memusuhi kita. 


Apakah yang kita lakukan ketika kita berhadapan langsung dengan orang yang memusuhi kita? Jika kita juga menganggapnya sebagai musuh dan membalaskan kejahatannya, itu berarti kita bertindak sama dengannya. Tidak ada bedanya kita dengan orang yang memusuhi kita tersebut dan tentunya itu bukanlah tindakan yang baik. Cara terbaik untuk menghadapi seseorang yang menganggap kita sebagai musuh adalah dengan menjadikan mereka sebagai seorang sahabat.


Dalam Mazmur 17, Daud menyampaikan doanya ke hadapan Allah. Doa tersebut merupakan permohonan Daud agar Allah mendengarkan seruan doanya dan memperhatikan dirinya atas tindakan orang-orang yang memusuhinya. Daud sedang diperhadapkan kepada orang yang sedang memusuhinya, membencinya dan bahkan mengancam nyawanya. Daud sangat dekat dengan kematian pada saat itu. Dia yakin dan menyaksikan bahwa dirinya tak bersalah terhadap orang yang memusuhinya tersebut. Itulah sebabnya ia mengatakan dalam doanya: Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak menemui suatu kejahatan;…langkahku tetap mengikuti jejak-Mu (Mzm.17:3-5). 

Mari kita ingat kembali bagaimana Saul sangat membenci Daud yang dipilih oleh Allah sebagai penggantinya menjadi raja di Israel. Saul adalah mertua Daud sendiri, yaitu ayah dari istrinya yang bernama Mikhal (2 Sam.3:14). Ketika Daud menjadi raja, Saul sangat membenci Daud dan merencanakan akan membunuh Daud. Tetapi Daud sama sekali tidak membalaskan kejahatan Saul terhadapnya meskipun ia memiliki kesempatan baik untuk membunuh Saul. 


Ketika Daud diperhadapkan dengan orang yang memusuhinya, ia justru berdoa kepada Allah memohon pertolonganNya. Padahal sebenarnya Daud bisa saja mengarahkan prajurit-prajuritnya untuk membunuh Saul, bahkan tangannya sendiri juga dapat membunuh Saul karena kuasanya pada saat itu adalah raja Israel. Namun, Daud tidak melakukannya. Justru dia tetap dengan kerendahan hati memohon pertolongan Tuhan untuk menegakkan keadilanNya dan membela perkara Daud. Daud yakin, bahwa ketika Allah bekerja dalam hidupnya, semua akan menjadi baik-baik saja. Allah akan menolongNya tepat pada waktunya. Tentunya pertolonganNya tidak pernah terlambat. Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar (Yes.59:1). Dengan demikian, Daud percaya bahwa Allah senantiasa melindunginya. Oleh karena itu, Daud mempercayakan segala sesuatunya kepada Allah. Melalui Mazmur ini, kita dapat menyaksikan bagaimana sikap dan doa Daud bagi musuhnya, maka Daud telah menganggap orang yang memusuhinya itu sebagai teman atau sahabat.


Inilah isi doa Daud yang memberikan kekuatan kepadaNya untuk tetap melakukan kebaikan sekalipun oranglain memusuhinya, bukan karena kesalahannya. Tetapi karena rasa iri, dendam yang telah memenuhi hati dan pikiran orang yang membencinya tersebut. Daud menyatakan dalam doanya kepada Tuhan, bahwa ia tetap akan memandang wajah Tuhan Allah.


Pengalaman Daud ini mengajarkan kepada kita agar melakukan 3 M, yaitu:


1. Memandang wajah Allah

Sekalipun Daud mampu membalaskan kejahatan orang lain terhadap dirinya, tetapi ia tidak melakukannya sama sekali. Dalam kebenarannya, ia tetap memandang wajah Allah, yang berarti mengarahkan hidupnya berfokus kepada Allah. Allah penuh dengan kemuliaan akan menunjukkan kuasa dan kemuliaanNya kepada setiap orang percaya dan melakukan keadilanNya. Jadi, tidak perlu khawatir sekalipun kita dibenci, dicaci, bahkan dianiaya. Tuhan Allah akan memandang kita dan mendengarkan seruan setiap orang percaya yang berseru memanggil namaNya. 


2. Mengampuni sesama manusia

Salah satu tindakan yang harus kita lakukan agar hidup kita tenang adalah mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kita, sama seperti Allah yang telah terlebih dahulu mengampuni dosa-dosa kita. Ketika hidup, hati dan pikiran kita dipenuhi dendam, maka kita tidak akan tenang. Pikiran, ucapan dan tindakan kita akan penuh dengan kebencian dan jauh dari kebaikan. Jadi, marilah kita belajar dan berusaha mengampuni sesama kita manusia. Tidak ada seorangpun manusia yang sempurna dalam hidupnya, karena kelak suatu hari nanti, kita tentunya memiliki kesalahan terhadap sesama kita manusia.


3. Mensyukuri kasih Allah

Dengan memfokuskan pandangan hidup kita kepada Allah, maka kita akan mensyukuri setiap kasih karunia Allah yang telah kita terima dalam hidup ini. Setiap bangun pagi, kita memandang wajah Allah dengan besekutu denganNya. Maka, kita akan merasakan kelegaan dan kepuasan. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Dia mengetahui segala isi hati dan pikiran kita. Marilah kita selalu mensyukuri kasih Allah dalam perjalanan hidup kita. Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu (Ratapan 3:22-23). Amin.

Minggu, 21 Februari 2021

ORANG PERCAYA WARGA KERAJAAN SORGA

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 22 Februari 2021


ORANG PERCAYA ADALAH WARGA KERAJAAN ALLAH


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Efesus 2: 20 (TB)

Yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.


Ephesians 2: 20 (NIV)

built on the foundation of the apostles and prophets, with Christ Jesus himself as the chief cornerstone.


Sahabat yang baik, ayat harian kita hari ini adalah ucapan Rasul Paulus kepada jemaat Efesus yang berasal dari luar orang Yahudi. Pada saat itu, Paulus melihat adanya pengelompokan di dalam jemaat Efesus, yaitu ada kelompok jemaat yang berasal dari orang Yahudi dan ada kelompok jemaat yang berasal dari luar Yahudi. Orang Kristen Yahudi yang sejak dari nenek moyangnya (Bangsa Israel) telah dipilih Allah menjadi umat pilihanNya merasa bahwa merekalah warga Kerajaan Allah, karena mereka hidup sesuai dengan hukum taurat Tuhan (dengan menjalankansunat, dll). Sementara, jemaat Kristen yang berasal dari luar Yahudi dianggap bukan warga kerajaan Allah karena mereka bukan keturunan dari bangsa pilihan Allah dan tidak menjalankan sunat dan hukum-hukum taurat lainnya. Itulah sebabnya, di jemaat Efesus, orang Kristen yang berasal dari luar Yahudi dianggap orang asing dan dipandang rendah dan hina.


Oleh karena itu, melalui ayat hari ini Paulus ingin menegaskan status jemaat Kristen yang berasal dari luar bangsa Yahudi. Bagi Paulus, memang dahulu mereka berasal dari bangsa yang hidup tidak percaya pada Allah, mereka "jauh" dari Allah. Akan tetapi, darah Yesus yang tercurah di bukit Golgata untuk menyucikan orang-orang berdosa yang hidup "jauh" dari Tuhan telah memberi jaminan bagi setiap orang (tanpa terkecuali) untuk menerima keselamatan. Setiap orang yang percaya pada Yesus Kristus Juruselamat itu akan menerima keselamatan dan menjadi warga kerajaan Allah. Maka, setelah orang-orang yang datang dari bangsa lain (yang tidak mengenal Allah) itu belajar tentang firman Tuhan dari para rasul dan nabi dan memutuskan untuk percaya pada Allah dalam Yesus Kristus, mereka pun juga akan diselamatkan. Itulah sebabnya di ayat 13 Paulus mengatakan: tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu "jauh" sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Dalam hal ini Paulus ingin menegaskan bahwa jemaat Efesus diselamatkan Allah bukan berdasarkan bangsa dan tempat asalnya, tetapi berdasarkan kepercayaan dan imannya kepada Allah dalam Yesus Kristus. Salib Kristus telah menghancurkan tembok pemisah dan mempersatukan setiap orang yang percaya kepadaNya. Tidak ada lagi pembeda-bedaan, semua sama di hadapan Allah. Itulah sebabnya di ayat 19-20 dikatakan Paulus: "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing atau pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru".


Sahabat yang baik, betapa bahagianya kita karena janji keselamatan itu juga sampai kepada kita. Dalam kasihNya, Allah juga membuka tanganNya untuk kita, saya dan saudara agar kita juga menjadi anggota keluarga Allah, warga pewaris kerajaanNya. Kelahiran Yesus Kristus dan pengorbananNya di kayu salib untuk menebus umat manusia menjadi tanda penerimaanNya atas setiap manusia tanpa terkecuali. Artinya, Allah telah memberikan jaminan keselamatan bagi setiap kita yang percaya kepadaNya.

Pertanyaannya, apakah kita benar-benar telah percaya kepada Yesus Kristus Sang Juruselamat itu? 


Sahabat yang baik, seperti orang Yahudi Kristen, banyak dari kita yang identitasnya sudah Kristen, tetapi belum menghidupi kekristenannya itu. Dalam hidup bergereja, masih banyak dari antara kita yang suka membeda-bedakan orang dari status sosialnya, dari jabatan dan posisinya di gereja. Banyak juga orang Kristen yang masih suka merendahkan sesamanya, menggangap dirinya lebih benar dan suci dan menganggap yang lain orang berdosa dan hina. Banyak juga dari antara orang Kristen yang hanya mengetahui dan hapal akan isi Firman Tuhan, tetapi tidak pernah menghidupi dan melakukannya sehingga dia hanya memakai pengetahuan Alkitabnya untuk mencari kesalahan dan menghakimi perbuatan orang lain semata. Seperti itulah hidup orang Kristen Yahudi pada saat itu. 

Bagaimana dengan kita yang membaca renungan ini? 


Sahabat yang baik, Firman Tuhan hari ini ingin mengingatkan kita akan status kewarganegaraan kita di dalam Kristus. Para rasul dan nabi sebagai pemberita Firman Tuhan di zaman dulu, dan para penginjil dan hamba Tuhan yang memberitakan Firman Tuhan kepada kita saat ini telah dipakai Tuhan untuk membuat kita yang "jauh" menjadi "dekat" dengan Allah. Melalui mereka, kita diingatkan untuk hidup sebagai orang-orang yang sudah disucikan Tuhan. Artinya, sebagai orang yang telah menerima jaminan keselamatan, kita harusnya hidup benar di hadapan Tuhan, dengan menghidupi kekristenan kita. Kita diajak untuk menjalankan hukum Tuhan sebagai bentuk ketaatan kita pada perintahNya, sehingga melaluinya hidup kita akan berbuah. 


Sahabat yang baik, Kristus telah berkorban di kayu salib agar kita menjadi warga kerajaanNya, maka kita pun harus berkorban meninggalkan perbuatan-perbuatan kita yang lama (yang tidak sesuai dengan kehendak Allah), dan melakukan kebaikan dan kebenaran sesuai dengan perintah Tuhan. Dengan demikian, kita semua akan mendapatkan keselamatan dan kehidupan yang kekal.


Salam: Tim Renungan Pdt Nekson M Simanjuntak - MHS

Sabtu, 20 Februari 2021

JANJI DAN KUASA TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5116680695070622/?sfnsn=wiwspmo

KOTBAH MINGGU ESTOMIHI

Minggu, 21 Februari 2021

Nas: Kejadian 9:8-17


*JANJI DAN KUASA TUHAN*


Selamat Hari Minggu!  Sahabat yang baik hati! Cerita air bah sangat menarik untuk disimak. Suatu peristiwa yang mengingatkan setiap orang akan murka Tuhan terhadap kejahatan manusia dan sekaligus janji Tuhan untuk kepastian keselamatan paskah air bah. Allah berjanji tidak akan memusnahkan manusia melalui peristiwa air bah.


Berikut ada beberapa  pesan yang dapat kita gali makna peristiwa air bah ini, diantaranya:  Pertama, murka atau hukuman Tuhan atas dosa dan kejahatan manusia. Tidak ada lagi alasan untuk menunggu dan menunda hukuman, Tuhan telah menyesal menciptakan manusia (Kej 6:6). 

Kedua, kasih karunia Tuhan atas Nuh dan keluarga. Keluarga Nuh adalah yang diberkati dan dipakai Tuhan dari sekian banyak penduduk bumi di jaman itu. Dunia yang semakin jahat namun ada orang yang setia berbhakti dan hidup bergaul dengan Tuhan. Selain setia dan hidup bergaul dengan Tuhan, Nuh adalah pekerja yang luar biasa, membuat bahtera, melakukan perintah Tuhan dengan memasukkan segala jenis binatang dalam bahtera sepasang-sepasang. 

Ketiga, Tuhan hendak menata ulang kembali ciptaannya (recreation), dunia yang telah jatuh dalam dosa dilenyapkan dan dirancang satu yang baru melalui Nuh. Keempat, janji keselamatan dan pemeliharaan Tuhan kepada manusia dan ciptaan. Janji ini adalah inisiat Allah sendiri. Tuhan tidak akan mendatangkan air bah menghukum manusia dan ciptaan. 


Kotbah Minggu ini diambil dari Kejdian 9:8-17, yakni janji Allah kepada manusia dan seluruh ciptaan. Tuhan tidak akan mendatangkan air bah lagi untuk membinasakan manusia ditandai dengan busur Tuhan atau yang sering kita sebut dengan pelangi. 


*Tanda Busur*

Busur Tuhan atau sering disebut pelangi adalah tanda perjanjian antara Allah dengan Nuh dan seluruh ciptaan bahwa Allah tidak akan mendatangkan air bah untuk menghukum atau membinasakan seluruh mahkluk hidup. Ini suatu jaminan agar tidak ada trauma atau ketakutan mahkluk ciptaan atas air bah. Pelangi biasanya muncul setelah hujan berhenti; sinar mata hari memantulkan cahaya dan menghasilkan bias cahaya yang sangat indah dengan warna warni yang indah. 


Dalam ilmu pengetahuan hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah melalui penjelasan akan prisma cahaya. Namun proses alamiah ini juga dipakai Tuhan sebagai tanda perjanjian dan jaminan bagi Nuh dan seluruh ciptaan bahwa Tuhan tidak akan menghukum atau membinasakan manusia berdosa lewat air bah.


Mengapa disebut degan  busur Tuhan? Ada hal menarik disini; busur adalah senjata yang dipakai prajurit pemanah untuk membunuh lawan jarak jauh. Jika pemanah menggantungkan busur itu namanya genjatan senjata, tidak ada lagi musuh yang mati oleh anak panah yang dibidikkan  membunuh musuh. Dalam hal ini makna ini sama dimana Allah menggantungkan busurNya dihadapan Nuh dan seluruh ciptaan dan semuanya dapat melihat bahwa Tuhan telah menghentikan aktifitasnya mendatangkan air bah memusnahkan manusia dan seluruh mahkluk hidup. Tuhan sendiri mau melakukan  perundingan atau perjanjian damai dengan tidak mendatangkan hukuman lewat air bah. Ini suatu  jaminan keselamatan bagi manusia dan segala mahkluk hidup. Perjanjian Tuhan ini merupakan tanggungjawab juga terhadap oranga percaya untuk memelihara alam dan lingkungan. Inilah kasih Tuhan yang tiada tara atas ciptaanNya.


Busur juga disebut dengan pelangi, menggambarkan warna warni: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Pelangi bukanlah sema-mata sain yang menjelaakan tentang bias cahaya. Pelangi adalah tanda bagi manusia bahwa gencljatan senjata dan perdamaian memberikan ruang bagi banyak orang untuk menjualkan warga dannperan dalam kehidupan masyarakat. 


*Janji Keselamatan*

Busur Tuhan digantung itu pertanda hukuman dan kematian dihentikan. Tuhan memberikan kepastian hidup bagi manusia dan ciotaannya. Manusia tidak perlu takut akan hukuman Tuhan, manusia hanya membutuhkan ketaatan kepada Tuhan. Janji keselamatan itu bukanlah asal janji, tetapi janji yang teguh yang dideklarasikan Tuhan yang maha kuasa, pencipta semesta alam. Janji Tuhan tidak perlu diragukan karena Allah setia dalam perjanjian ini.  Allah tidak lagi menghukum manusia lewat hukuman air bah. 


Bukti kesetiaan Tuhan di dalam janjinya yang tidak menguhukum manusia dibuktikan dengan cara Allah sendiri menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus. Allah justru menyelamatkan  manusia berdosa dan segala mahkluk hidup lainnya dengan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Barang siapa yang percaya kepada Yesus Kristus menerima keselamatan. Jika pada peristiwa air bah Allah menghukum manusia dan segala mahkluk untuk melenyapkan dosa dari muka bumi, tak seorang pun yang selamat. Hanya Nuh dan keluarganya. Maka Allah mengubahnya dengan jalan pengasihan. Allah memberikan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus di kayu salib, barang siapa percaya kepadaNya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (baca Yoh 3:16). 


*Sukacita manusia atas kepastian keselamatan!*

Kotbah Minggu ini merupakan sukacita bagi umat manusia. Kita beroleh kepastian akan keselamatan. Sebelum tanda Busur, Tuhan juga telah memberkati Nuh sebagai kepastian kepada Nuh dan keturunannya bahwa selama


Kejadian 8:22 (TB)  Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."

Ayat ini menjadikan kita memiliki pengharapa. Tuhan membuka kran berkat bagi setiap orang yang siap sedia bekerja karena tiada henti musim menanam dan menuai. 

Barang siapa yang hendak menuai maka menanamkan. Jika jalan hidup kita mendung dan musim.oenghujan, yakin dan percayalah akan ada waktunya matahari bersinar sehingga hari-hari yang kita jalani cerah dan bersinar. 


Sahabat yang baik hati! Mari kita syukuri jalan keselamatan yang Tuhan sediakan bagi kita di dalam diri Yesus Kristus. Allah telah menggenapi janjiNya bagi manusia dan seluruh ciptaan, kita diberi pengasihan dan jalan keselamatan sehingga kita berhak memperoleh hidup yang kekal. Manusia berdosa tidak akan binasa oleh dosanya tetapi akan memperoleh anugerah lewat pengampunan Yesus Kristus di kayu salib. Terpujilah Tuhan atas segala keselamatan yang dirancangnya untuk kehidupan kita.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 19 Februari 2021

Mengasihi Allah Lebih dari Apapun

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 20 Februari 2021


*MENGASIHI ALLAH LEBIH DARI APAPUN*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Matius 10:39 (TB)  Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.


Matthew 10:39 (KJV)  He that findeth his life shall lose it: and he that loseth his life for my sake shall find it.


Apakah yang kita impikan dalam hidup kita? Tentu banyak sekali yang kita impikan  dalam kehidupan kita sehari-hari. Kekayaan, harta, materi, kehormatan, jabatan, pekerjaan yang baik, keturunan, dan sebagainya. Sehingga, kita sangat mengharapkan agar kita memiliki umur yang panjang untuk memperoleh yang kita inginkan itu dan menikmatinya selama kita hidup. Itu sebabnya kita sangat mengharapkan agar kita memiliki umur yang panjang dan kesehatan yang baik. Mungkin kita akan berdoa agar Tuhan Allah selalu melindungi kita, mempertahankan nyawa kita agar kita tetap hidup di dalam dunia ini dan tentunya dapat menikmati hidup kita bersama-sama dengan orang yang kita kasihi. 


Siapakah orang yang paling kita kasihi dalam hidup kita? Tentunya setiap orang memiliki jawaban tersendiri atas pertanyaan ini.  

Jika kita bertanya kepada anak-anak atau seseorang yang belum memiliki pacar, maka ia akan menjawab bahwa orang yang sangat dikasihinya adalah orangtuanya. Jika kita bertanya kepada orang yang telah memiliki pacar, maka ia akan menjawab bahwa orang yang dikasihinya adalah orangtua dan pacarnya. 

Jika kita bertanya kepada orang yang telah menikah, maka ia akan menjawab bahwa orang yang dikasihinya adalah suami/istrinya dan anak-anaknya. 

Jika kita bertanya kepada orangtua yang sudah lanjut usia (Lansia) yang telah duda atau janda, maka ia akan menjawab bahwa orang yang dikasihinya adalah anak-anak dan cucu-cucunya. 


Banyak hal yang dapat kita lakukan demi memperjuangkan dan menunjukkan kasih kita kepada mereka yang sangat kita kasihi. Mungkin, kita rela mengorbankan nyawa kita demi mereka. Misalnya: seorang ibu rela mengorbankan nyawanya demi melahirkan anaknya, demi menyelamatkan anaknya dari penyakit dll. Seorang suami rela mengorbankan nyawanya demi istri dan anak-anaknya dll. Tetapi, marilah kita menyadari, sebelum kita melakukan semua itu, Tuhan Yesus telah terlebih dahulu melakukannya demi kita orang-orang berdosa, bahkan jauh sebelum kita lahir ke dunia ini. Tuhan Yesus telah kehilangan nyawanya di kayu salib demi menyelamatkan kita orang-orang berdosa dari hukuman dosa. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 6:23). Jadi, Yesus telah memberikan nyawanya demi menyelamatkan kita. Bukan hanya menyelamatkan nyawa kita, tetapi telah menyelamatkan kita dari hukuman atas dosa-dosa kita. Dengan segala kerendahan, Yesus rela meninggalkan kemuliaanNya dalam Kerajaan Sorga sebagai Allah. Ia turun ke bumi mengosongkan diri dan disamakan dengan manusia. Waktu Tuhan Yesus mengenakan tubuh manusia, Ia memilih melepaskan kesenangan apapun dan melakukan kehendak Bapa serta menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh. 4:34). Demikianlah Allah menunjukkan kasihNya kepada kita manusia yang berdosa, Dia telah menyelamatkan kita. Demi kita Ia relah kehilangan nyawaNya. Keselamatan itu kita terima hanya oleh karena kasih karunia Allah dan tentunya inisiatif Allah sendiri.

Sekarang, yang menjadi perenungan bagi kita, apakah kita rela kehilangan nyawa kita demi menyaksikan iman kita kepada Yesus Kristus? Apakah kita rela dibenci oleh oranglain, bahkan nyawa kita terancam dan kita menjadi dekat dengan kematian demi menyaksikan kebenaran Kristus? Marilah kita menjawabnya di dalam hati kita masing-masing. Yang jelas, ada banyak orang yang takut kehilangan nyawanya. Bahkan ia rela kehilangan nyawa orang lain, yang penting nyawanya dapat diselamatkan. Ia hanya mementingkan dirinya sendiri, yang penting ia hidup, senang dan bahagia dan tidak memperdulikan oranglain. Hal ini disebut sebagai egosentris (hanya berpusat pada diri sendiri dan kepentingannya sendiri). Dalam Alkitab, kita dapat menemukan beberapa tokoh yang  bertindak hanya mempertahankan nyawanya sendiri. Misalnya: Istri Lot. Ia berusaha mempertahankan nyawa dan hartanya dengan menoleh kembali ke belakang, ketika Allah akan menghancurkan Sodom dan Gomora. Akhirnya, dia sendiri kehilangan nyawanya dan menjadi tiang garam. Demikian dengan Yudas Iskariot yang berusaha menyenangkan hati demi uang ia rela menghianati Yesus. Penyesalannya tiada guna. Akhirnya, ia mati bunuh diri. Pilatus, yang takut dengan suara banyak yang telah menyerukan agar Yesus disalibkan. Sebenarnya, Pilatus mengetahui bahwa Yesus sama sekali tidak  melakukan kesalahan apapun. Namun, ia sangat khawatir atas tuntutan orang banyak pada saat itu. Sehingga, demi menyelamatkan kedudukannya, iapun akhirnya mendengarkan suara terbanyak pada saat itu dan membiarkan Yesus disalibkan. Ia lepas tanggungjawab atas penyaliban itu dengan cara mencuci tangannya atas tuntutan orang banyak yang menginginkan agar Yesus disalibkan. 


Mari kita menyaksikan akhir hidup Ananias dan Safira, pasangan suami istri yang akhirnya mati karena berusaha mendustai Allah atas hasil penjualan tanahnya. Dan masih banyak tokoh lainnya yang bertindak hanya untuk menyelamatkan diri sendiri, akhirnya ia kehilangan nyawanya sendiri. 


 Namun, marilah kita menyaksikan bagaimana akhir hidup orang-orang percaya yang rela kehilangan nyawanya demi Kristus. Bagaimanakah akhir hidup mereka? Rasul Paulus, Petrus, Stefanus, Timotius, dan para penginjil lainnya bahkan para Missionaris yang datang ke tanah Batak untuk membawa kabar sukacita, Injil Kristus. Mereka berani mati martir, kehilangan nyawa mereka demi memberitakan injil. Misanya: Samuel Munson dan Henry Lyman (1834), kedua missionaris tersebut terbunuh saat memberitakan injil di Lobu Pining, Tapanuli Utara. Memang mereka kehilangan nyawa mereka dan  mati. Namun, sebagai orang percaya kita yakin mereka akan memperoleh upah yang terbaik dalam Kerajaan Sorga yang telah disediakan oleh Tuhan Allah. Mereka akan memperoleh mahkota kemenangan bersama Yesus. 

 

Jadi, melalui teks renungan hari ini, kita diarahkan untuk mengasihi Allah lebih dari apapun. Lebih dari apa yang kita miliki, bahkan nyawa kita sendiri. Jangan pernah malu dan takut menjadi Kristen atau Pengikut Kristus. Marilah kita  menjadi pengikutNya yang setia. Meneladani kasihNya, yang rela kehilangan nyawa demi kita. Kita terpanggil untuk mengasihiNya lebih dari apapun di dalam hidup kita ini. Amin.


Salam: Tim Renungan Pdt Nekson M Simanjuntak BP

Kamis, 18 Februari 2021

ALLAH MENYEDIAKAN YANG TERBAIK BAGIMU

 19 Februari 2021


FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi 


ALLAH MENYEDIAKAN YANG TERBAIK BAGIMU 


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Mazmur 23:5 (TB)  Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 


Psalms 23:5 (RWV)  Thou preparest a table before me in the presence of my enemies: thou anointest my head with oil; my cup runneth over. 


Pernahkah kamu mengalami keresahan ataupun kecemasan yang mendalam jika apa yang kamu usahakan atau kerjakan itu diambil oleh orang lain, atau bahkan orang yang yang tidak kita sukai atau membenci kita sekalipun. Seperti contoh oh jabatanmu yang telah kamu perjuangkan diberikan kepada orang lain usahamu yang telah kamu perjuangkan dirampas oleh orang lain? Secara manusiawi kita pasti akan resah dan cemas. Namun bapak ibu saudara-saudari yang terkasih, ternyata di dalam sisi kemanusiawian kita yang bisa gelisah dan cemas akan kehidupan ini, kita memiliki Tuhan yang betul-betul mempersiapkan kan dan menjaga apa yang menjadi di bagian kita sehingga kita tidak perlu cemas dan gelisah.


Kegelisahan itu itu diganti dengan sebuah kepastian apakah kepastian yang diberikan? Firman Tuhan hari ini ini ingin mengingatkan bagi kita bahwa Tuhan menyediakan hidangan bagi kita dihadapan lawan kita. Artinya apa? Tuhan telah mempersiapkan kan apa yang terbaik bagi kita, bahkan lawanmu itu sekalipun tidak dapat mengambil atau merampas apa yang Tuhan telah hidangkan bagi umatNya. Lawan mu itu itu hanya dapat melihat hanya dapat merasakan tetapi dia tidak dapat merampas atau mengambil apa yang sudah menjadi bagianmu.


Dalam perjalanan kehidupan ini tentu begitu banyak godaan bahkan sisi kemanusiawian kita yang dapat membuat kita jatuh dalam ketakutan, namun ternyata Tuhan juga tahu akan sisi kelemahan kita oleh karena itu firman Tuhan juga berkata Tuhan mengurapi kita dengan minyak dan pialaku penuh melimpah. Artinya Tuhan betul-betul menyertai setiap orang yang percaya kepadanya Dia mengurapi sebagai tanda umat pilihanNya. Bukan hanya menyertai tetapi Allah juga memperlengkapi kata pialaku penuh melimpah merupakan penggambaran bahwa Tuhan memperlengkapi umatnya agar dapat berjalan menuju kepada arah yang Tuhan telah tentukan, untuk dapat terus melangkah walaupun pergumulan tantangan harus menetap perjalanan kita.


Bapak ibu saudara-saudara yang terkasih pagi ini firman Tuhan ingin memanggil kita yakinlah dan percayalah Tuhan yang kita sembah telah menyediakan hidangan yang terbaik yang tidak ada satu orang pun dapat merampasnya dari padamu. Namun hidangan itu juga harus kita capai dengan perjalanan kehidupan beserta dengan Tuhan Makkah hari ini apapun pergumulanmu pagi ini, apapun keresahanmu baik itu pekerjaan ekonomi kehidupan kesehatan! Jangan pernah tenggelam dalam kecemasanmu dan kegelisahan tetapi mari berjalan mari bangkit mari berjuang menjalani setiap kehidupan setiap tantangan setiap pergumulan bersama dengan Tuhan karena Tuhan telah menyediakan hidangan yang terbaik bagi kita dan Tuhan juga yang menyertai dan memperlengkapi kita untuk dapat sampai kepada tujuan yang Tuhan telah tentukan.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan segala kelimpahannya menjalani hari-hari yang Tuhan percayakan untuk kita jalani. Amin.


Salam: Tim Renungan Pdt Nekson M Simanjuntak - AT

Rabu, 17 Februari 2021

HARI PENYELAMATAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUOAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 18  Feb 2021


HARI PENYELAMATAN


Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


2 Korintus 6:2 (TB)  Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. 


2 Corinthians 6:2 (RWV)  (For he saith, I have heard thee in a time accepted, and in the day of salvation have I helped thee: behold, now is the accepted time; behold, now is the day of salvation.)


Saat besuk orang sakit, anda harus tahu jam berapa bisa berkunjung. Karena akan sia-sia rasanya datang ke Rumah Sakit namun tidak bisa berjumpa dengan pasien karena waktunya bukan jam besuk. Rumah sakit umumnya memberlakukan ini sangat ketat demi kesehatan pasien sendiri. Demikian juga dokter yang membuka praktek khusus, dibuat pengumuman buka praktek hari dan jam agar orang datang pada waktunya.  Itu adalah salah satu contoh bahwa pentingnya mempergunakan waktu yang ada. 


Dalam renungan hari ini Paulus juga mengajarkan pentingnya mempergunakan waktu. Kapan waktunya seseorang bertobat atau memperbaiki dirinya? Jika hari ini tergerak untuk berubah, maka berubahlah. Jangan tunggu besok, saya akan begini dan begitu. Besok bukanlah milik kita, tetapi milik Tuhan. Jika hari ini kita tahu apa yang baik dan mau mengubah diri, maka berubahlah. Tidak segala waktu Tuhan berkenan. Hari inilah kesempatan itu ada dan mesti dipergunakan sebaik-baiknya.


Dalam Alkitab ada dua istilah yang dipergunakan mengenai waktu, yakni kronos dan kayros. Kronos menjelaskan waktu linear, berjalan datar. Sedangkan kayros adalah kesempatan. Saat atau moment. Kalau kayros berlalu maka tidak ada lagi kemungkinan yang seperti itu. Kapan Tuhan berkenan? Jawabnya hari ini dan saat ini. Maka jika ada yang perlu kita perbarui dari hidup kita, perbaharuilah saat ini. Tak usah tunggu besok, karena besok bukan milik kita. 


Penyesalanan selalu datang terlambat, demikianlah ungkapan yang sering kita dengar. Banyak kisah yang menyesali diri karena tidak mempergunakan waktu yang ada. Maka muncullah istilah: seandainya aku mendengarkan nasihat saya tidak seperti ini. Sebagai contoh sederhana:  dokter sudah menasihatkan seseorang berhenti merokok karena ada indikasi jantung namun yang bersangkutan tetap merokok karena merasa tidak apa-apa. Berikutnya tiba-tiba ampal, syukur masih tertolong namun harus operasi jantung.


Mengapa Paulus menekankan pentingnya sesegera mungkin menggunakan waktu ini? Nas ini kutipan dari nabi Yesaya 49:8, suatu seruan kepada umat Allah dalam pembuangan. Suatu ajakan untuk memperbaharui diri mereka. Mereka berpikir selalu menanyakan: kapan Tuhan berkenan mengasihi dan menyelamatkan mereka? Namun mereka tidak memperbaharui diri mereka sendiri. Bagi Yesaya: hari Keselamatan itu adalah hari ini. Hari perkenalan Tuhan itu bukan besok atau lusa, tetapi hati ini Tuhan berkenan tinggal bagaimana mereka memperbaiki dirinya sendiri. 


Sahabat yang baik hati, hari ini adalah saat dimana Tuhan membuka kesempatan bagi kita untuk berubah. Jangn tanya Tuhan, kapan Tuhan berkenan atas hidup kita, tetaoi tanyalah diri masing-masing kapan kita merubah diri sendiri agar hidup kita berkenan bagi Tuhan. Jangan tunggu sampai esok, esok bukan miliki kita. Jika mau hidupmu berkenan dihadapan Tuhan, maka hari ini adalah yang tepat untuk menyesali diri dari segala hidup kita yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Jika anda tahu apa yang baik hari ini yang menolong diri anda atau orang lain, jangan tunggu esok tapi lakukanlah sekarang ini juga. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 16 Februari 2021

PERLINDUNGAN TUHAN BAGI ORANG YANG TULUS HATI

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu,17 Pebruari 2021


*PERLINDUNGAN TUHAN BAGI ORANG YANG TULUS HATI*


Selamat Pagi ! Sahabat yang baik hati,marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk merdoa,membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 41:13 (TB) : Tetapi aku,Engkau menopang aku karena ketulusanku,Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya.

Psalm 41:13 (KJV ) : As for me,You uphold me in my integrity, And set me before Your face forever.


Membaca dan menyimak Mazmur 41 pemazmur menyadari bahwa karena ketulusan hatinya kepada Tuhan dia sangat yakin perlindungan Tuhan baginya atas hal yang akan merenggut hidupnya dimana seterunya mengingini kematiannya dan hanya pertolongan Tuhan yang dapat menyelamatkannya. Sebagaimana kita tahu Daud adalah orang yang tulus hatinya kepada Tuhan dan dalam tiap langkahnya selalu takut akan Tuhan. 


Kitab Samuel menceritakan bahwa Daud amat menghormati dan mengabdi kepada raja Saul sebagai raja Israel yang atas desakan umat Israel mengingini seorang raja yang memerintah mereka, dan hal itu disampaikan lewat nabi Samuel sehingga Allah memerintahkan Samuel untuk mengurapi Saul menjadi raja. Pengabdian Daud kepada Saul tidak diragukan lagi yakni pada waktu roh jahat menggangu Saul maka kemampuan Daud memainkan alat musik mengundang kehadiran Tuhan untuk mengusir roh jahat itu. Demikian juga saat perperang dengan orang Filistin Daud membela habis-habisan raja Saul hingga dia lebih banyak membunuh musuh bahkan dalam jumlah berlaksa-laksa sedangkan Saul dalam hitungan ribuan, sehingga orang-orang perempuan yang menyambut mereka sepulang dari pertempuran menyanyikan lagu yang menyanjung kehebatan Daud kalah jauh  dari raja Saul (1 Sam.18:6-7). Dari sinilah awalnya Saul sangat membenci Daud dan beberapa kali ingin membunuhnya sehingga Daud melarikan diri ke padang gurun Zif dan bersembunyi di bukit En-Gedi dan di gua Adulam. 


Kegeraman Saul atas Daud sampai mengerahkan tiga ribu pasukan terpilih dari orang Israel ke gunung batu Kambing Hutan untuk memburu Daud (1 Sam.24:3), namun tidak berhasil bahkan sebaliknya justru Daud punya kesempatan untuk membunuh Saul pada saat Saul membuang hajat di gua padahal persis di belakangnya Daud berada hingga punca jubah raja Saul dapat dipotong Daud tanpa disadarinya. Mengapa demikian karena Daud amat hormat kepada Saul sebagai raja yang telah dipilih dan diurapi Tuhan lewat nabi Samuel dan hal ini menunjukkan ketulusan hati Daud dengan roh yang takut akan Tuhan. 


Perseteruan Saul dengan Daud dapat disebut dengan ungkapan *"air susu dibalas dengan air tuba"* bermakna kebaikan dan pengabdian Daud yang sepenuh hati dibalas oleh Saul dengan kejahatan bahkan keinginan melenyapkannya. Gambaran seperti ini dapat kita lihat pada nafsu kekuasan dan perpolitikan masa kini hingga ada perkataan bahwa dalam dunia politik-kekuasaan tidak ada kawan atau lawan yang abadi tetapi kepentingan-lah yang abadi. Manusia terkadang hidup dalam perilaku kemunafikan (hypokrit) dan orang Batak menyebut dengan ungkapan *"tampak-tampak parhundul  pulik-pulik pandohan"*. 


Bagaimanakah kita memaknai Nat Firman Tuhan tersebut diatas, bahwa dalam menjalani kehidupan ini perlu ketulusan hati dihadapan Tuhan sebagaimana yang dilakukan Daud karena firman berkata: Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata,tetapi TUHAN melihat hati (1 Sam.16:7b). Bahkan pemazmur berani berkata: Selidikilah aku,ya Allah,dan kenallah hatiku,ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku (Maz.139:23), yang bagi kita manusia berdosa takut mengatakan hal seperti ini sebab memang disetiap denyut kehidupan kita bergelimang dosa dan hanya karena kasih karunia Tuhan kita boleh hidup dan memperoleh keselamatan. Rasul Paulus mengatakan ujian terhadap iman akan menghasilkan ketekunan dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kita jadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun (Yak.1:2-4). Suatu peryataan iman dari pemazmur bahwa dengan kuasaNya Tuhan dapat memulihkan sakitnya diranjangnya(ayat-4) yang bagi kita dapat dikatakan sebagai Mujizat, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk.1:37). Menghadapi dunia yang semakin jahat belakangan ini beranikah kita mengklaim kepada Tuhan sebagaimana pemazmur yakin bahwa karena ketulusannya maka Tuhan akan menopang dan membuatnya tegak dihadapan Tuhan,tentu haruslah demikian dengan berpegang pada Firman Tuhan yang tertulis pada Amsal 4:23 berkata: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Kiranya Roh Kudus menolong kita menjalani hidup ini agar selalu percaya akan perlindunganNya yang ajaib.


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara. Amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak (LLT).

Senin, 15 Februari 2021

MENANTI DALAM PENGHARAPAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 16 Februari 2021


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


MENANTI DALAM PENGHARAPAN


Mazmur 130 : 5

Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.


Psalm 130:5 (NKJV) I wait for the LORD, my soul waits, And in His word I do hope.


Sepasang kekasih yang telah diberkati Tuhan melalui berkat pernikahan menjalani kehidupan berumahtangga mereka dengan Bahagia. Mereka menjalani kehidupan mereka sebagaimana layaknya dan melakukan peran masing-masing di tengah rumah tangga mereka. Dalam perjalanan waktu yang sudah cukup panjang mereka masih tetap dalam permohonan akan keturunan yang Tuhan anugrahkan bagi mereka. Segala usaha mereka lakukan yang merupakan bagian dari pengharapan mereka akan anugrah keturunan yang dari Tuhan. Mereka tidak pernah berhenti untuk memohon dan menanti apa yang akan Tuhan anugrahkan bagi mereka. Mereka percaya bahwa Tuhan akan menganugrahkan apa yang mereka minta kepada Tuhan. Waktu yang begitu panjang dalam penantian tidak mengalahkan pengharapan mereka. Sebab terkadang orang yang sedang memohon di dalam doa, menanti-nantikan pemberian dari Tuhan, ujian waktu dapat melunturkan pengharapan mereka. Waktu merupakan ujian terbaik untuk menguji dan memurnikan serta meneguhkan pengharapan kita akan Tuhan yang memberikan apa yang kita harapkan. Hidup dalam pergumulan namun tetap dalam penantian karena pengharapan akan Tuhan tetap ada di dalam hati. 

Dalam setiap pergumulan yang sedang kita hadapi saat ini kita juga sedang menanti-nantikan akan pertolongan Tuhan. pergumulan dalam hal ini dapat berupa hal yang kita harapkan dari Tuhan, namun pergumulan juga dapat diartikan adalah masalah-masalah akibat kesalahan yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan kebencian dalam dirinya sendir bahkan menghukum dirinya sendiri hingga diambang keputusasaan. Di tengah keputusasaan, pemazmur berseru kepada Allah. Keputusasaan menyebabkan kita merasa terasing dan jauh dari Allah, yang sebenarnya adalah saat ini benar-benar saat di mana kita sangat membutuhkan Allah. Keputusasaan atas dosa seharusnya tidak membuat kita mengasihani diri sendiri, sehingga kita lebih banyak memikirkan diri sendiri dari pada memikirkan Allah. Sebaliknya, hal itu seharusnya membawa kita kepada pengakuan dosa, dan selanjutnya memperoleh belas kasihan, pengampunan dan penebusan dari Allah. Bila kita merasa dikuasai oleh suatu masalah, menyesali diri sendiri, itu hanya akan menambah putus asa; tetapi berseru kepada Allah akan mengalihkan perhatian kita kepada satu-satunya yang dapat menolong kita keluar dari masalah tersebut. 

Mengingat-ingat kesalahan (atau menyimpan kebencian) adalah seperti membangun tembok di antara diri kita dan orang lain, dan nyaris tidak mungkin untuk berbicara secara terbuka jika penghalang itu masih ada. Allah tidak mengingat-ingat dosa kita, ketika Allah mengampuni, Dia mengampuni sepenuhnya, dengan meruntuhkan tembok diantara kita dan Dia. Kita dapat berbicara dan menyampaikan segala hal yang di hati kita kepada Allah. Ketika kita berdoa, Allah tidak menyimpan kemarahan apapun kepada kita.  

Dalam kesusahan kita, dalam segala pergumulan kita, dalam kesalahan kita, satu hal yang harus kita lakukan adalah berseru kepada Tuhan dan mengakui semua hal yang ada di hati kita hanya kepada Allah saja. Dia adalah setia dan memandang kita dengan kasih setiaNya. Allah yang kita sembah adalah sungguh sangat baik mengampuni setiap kesalahan kita. menanti-nantikan Tuhan sebab hanya Dialah yang sanggup menyelamatkan dan membebaskan kita dari segala pergumulan dan bahkan yang sanggup mengampuni kita sehingga kita tidak menghukum diri kita sendiri akibat kesalahan kita sendiri. Allah menjadi pengharapan kita sehingga keputusasaan akan lenyap dari dalam hati kita. sebab kegelapan sangat menginginkan hati kita berputus asa, tidak memiliki pengharapan yang akhirnya kita akan merasa bahwa diri kita tidak berharga. Sementara Allah sangat mengasihi kita, keberadaan kita sangat berharga di hadapan Tuhan sehingga Dia mengampuni dan mengasihi kita, membebaskan kita dan menolong kita dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan dan menyelesaikan pergumulan hidup kita. 

Sahabat yang baik hati, terlebih dalam keadaan sekarang ini, mari tetap menantikan Tuhan, seluruh jiwa kita menantikan Dia, kita terus berharap akan Tuhan yang menolong kita menghadapi setiap kesulitan kehidupan kit aini. Mari jauhkan keputusasaan tetapi mari jalin hubungan yang semakin dekat hanya kepada Tuhan sumber pangampunan dan pembebasan kita. 

Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dan meneguhkan pengharapan akan Allah yang menolong kita dalam menghadapi setiap pergumulan hidup kita. Tetap semangat menantikan Allah dalam pengharapan akan Tuhan Yesus Juruselamat kita. Amin


Salam : Tim 12 Renungan Pdt. Nekson M Simanjuntak (MP)

Minggu, 14 Februari 2021

ALLAH PEMBERI DAN MENCUKUPI KEBUTUHANMU

 FIRMAN  TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 15 Februari 2021


ALLAH PEMBERI DAN MENCUKUPI KEBUTUHANMU


Selamat pagi sahabat  yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


I Korintus 10:4 “dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.”


I Corinthians 10:4 And did all drink the same spiritual drink: for they drank of that spiritual Rock that followed them: and that Rock was Christ. 


Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia. Makanan dan minuman ini dicerna/diubah oleh tubuh melalui proses yang luar biasa yang menghasil energy, energy inilah yang kemudian dipakai oleh setiap makhluk hidup untuk bergerak/beraktifitas. Makanan dan minuman itu didapat tentu saja dari alam ataupun diolah oleh manusia, makanan dengan berbagai macam jenis nya tentu saja mudah untuk didapat pada saat ini, hanya menekan//mengetik aplikasi go food, makanan akan dipesan dan diantar kerumah dengan harga yang terjangkau. Tapi pernahkah kita menyadari bahwa semua nya itu berawal dari karya nyata dan kasih Tuhan? 


Sahabat yang baik hati, ayat ini terkhusus pasal 4 ini adalah sebuah pengajaran yang diberikan Rasul Paulus kepada jemaat yang di Korintus agar orang Kristen tidak mengikuti kehidupan orang Israel ketika mereka dalam perjalanan gurun pasir, dimana mereka kurang menyakini kebaikan dan pemeliharaan Allah, mereka selalu bersungut-sungut, menuntut banyak hal dari Allah melalui Musa, mereka minta minum (Kel 15:24 Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?") mereka minta makan (Keluaran 16:2-3 Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."), bangsa Israel dengan sikap yang bersungut-sungut bukti dari kurang percayanya mereka akan kuasa dan rencana Allah yang besar dalam kehidupan mereka, yang Allah sendiri mau menjadikan mereka menjadi bangsa yang besar, bangsa pembawa berkat bagi bangsa lain. 


Misi Allah sangat jelas, bahwa Allah sendiri memakai banyak cara dan banyak langkah untuk memenuhi kehidupan umat yang dikasihinya yang Allah inginkan adalah percayalah dan bergantunglah sepenuhnya kepada kuasaNya, Allah menuntut kepatuhan dan ketaatan dari bangsa, orang yang dipilihNya,  (FIlipi 4: 6” Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur). Allah mengerti, perduli dan sanggup memenuhi kebutuhan hidupmu. 


Sahabat yang baik hati Tuhan tidak saja mengetahui tentang apa apa yang kita perlukan dalam kehidupan kita tentang makanan dan minuman, Allah menginginankan kita agar kita jangan tergantung kepada kebutuhan badaniah saja, Allah menginginkan kita pertama sekali memenuhi kebutuhan rohani kita. Yesus dengan tegas menolak dan meluruskan ajaran iblis ketika Yesus dicobai dipadang guruan (Matius 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.) ketegasan ini mau mengatakan bahwa kehidupan manusia sepenuhnya tergantung akan kasih karunia Allah yang besar. Kasih karunia Allah nyata dalam diri Yesus yang dengan nyata mengorbankan dirinya, tubuhnya, darahnya untuk keselamatan semua ciptaanNya dari dosa dan kematian, dialah air dan roti kehidupan (Yohannes 6:48-51 Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.")

 Sahabat yang baik hati demikianlah rasul Paulus menekankan kepada jemaat yang ada di Korintus agar percaya dan setia terhadap kuasa Allah dalam diri Yesus. Allah menghendaki agar kita tetap setia terhadap panggilan dan pengutusanNya, Dia memperlengkapi kita dalam semua hal yang akan kita lakukan, andalkan imanmu, janganlah manusia mengejar roti dan air badaniah saja tetapi mencari roti dan air yang kekal yang tidak pernah habis, yang membawa kepada kepuasan yang kekal, dan itu hanya kita dapat dalam diri Tuhan Yesus

 

Sahabat yang baik hati memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara percayalah, Amin   


Salam: Tim Pdt  Nekson M Simanjuntak - RS


Sabtu, 13 Februari 2021

HAMBA TUHAN YANG SETIA

 Kotbah Minggu Esthomihi

Minggu, 14 Februari 2021

Nas: 2 Kor 4:1-6


HAMBA TUHAN YANG SETIA


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini mengingatkan kita akan tanggung jawab orang percaya memberitakan Injil Kristus, secara khususnya hamba Tuhan agar tetap setia dalam tugas panggilannya. Bagi Paulus menjadi rasul bukanlah karena keberhasilannya berkenan dihadapan Tuhan, melainkan karena kemurahan Tuhan. 


Gereja-gereja di masa kini tentu dalam merekrut hamba Tuhan, ada syarat-syarat yang dipenuhi, pemahaman theologisnya melalui pendidikan theologi, skill dan kompetensi yang dibutuhkan dan syarat administratif lainnya. Itu semua adalah bahagian seleksi normatif yang dilakukan oleh lembaga gerejawi yang memiliki indikator-indikator umum sebagai pelayan atau hamba Tuhan agar  berdaya melakukan tugas pelayanannya. Namun di atas semua itu menjadi Hamba Tuhan harus diakui sebagai panggilan dan penetapan Tuhan sendiri. Panggilan dan penetapan itu adalah kemurahan Tuhan. Karena itu totalitas hidup seorang hamba Tuhan harus tunduk dan taat kepada Kristus sang raja Gereja.


Bagaimanakah Paulus memaknai panggilannya sebagai rasul? Dalam kotbah ini Paulus mengajak kita memaknai:


1. Menjadi Hamba Tuhan adalah Kemurahan Tuhan semata

Tidak ada yang perlu disombongkan menjadi seorang hamba Tuhan. Menjadi hamba Tuhan bukan karena kemampuan, namun karena kemurahanNya belaka. Tidak karena layak, namun dilayakkan, bukan karena mampu namun dipampukan. Jika pun dalam pelayanan dituntun kompetensi itu semua adalah tanggungjawab seorang hamba Tuhan untuk mengasah diri mampu dan berdaya melakukan pelayanan seturut dengan pengutusan. 


Saat seorang hamba Tuhan diutus, tentu harus membenahi diri. Kisah para Misionaris situs ke daerah sendiring, umumnya mereka dibekali dalam berbagai ilmu: adaptasi akan alam, mengenal budaya dan bahasa bahkan filosopi hidup jemaat yang akan dilayani dan membekali diri agar dapat bertahan hidup. Kemurahan Tuhan harus dimaknai juga tanggung jawab hamba Tuhan untuk membenahi diri dan membangun diri agar dapat melakukan pelayanan dengan baik..


2 Korintus 4:1 (TB)  Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. 


Menjadi hamba Tuhan tidak tawar hati, namun senantiasa siap sedia melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Benar apa yang disampaikan oleh Paulus kepada Timoteus 

2 Timotius 4:5 (TB)  Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!


2 Timoteus 4:5 (TOBA)  Alai anggo ho, sandok unang ma mabuk roham, taon ma na jat i; radoti na tama ulaon ni parbarita na uli; sahat ula tohonanmi!


2. Hamba Kebenaran dan jauh dari kelicikan.

Ada banyak tuntutan moral kepada seorang hamba Tuhan. Tidak boleh begini dan tidak boleh begitu. Hal Itu wajar karena hamba Tuhan adalah hamba Kebenaran, teladan dalam kata, pikiran dan perbuatan. Bagaimana seorang hamba Tuhan menasihati atau mengkotbahkan pertibatan namun hamba Tuhan tidak memperbaharui diri? Kotbah Minggu ini mengajak kita semua bahwa Hamba Tuhan adalah hamba yang mewartakan kebenaran Firman Tuhan. Sebagai hamba Kebenaran harus menjauhkan diri dari segala kelicikan, kebohongan, kebusukan dan rencana tersembunyi dibalik niat-niat akal yang jahat di balikmpemberitaan Firman.


Paulus menghadapi oarabhater di jemaat yang didirikan. Kemana Paulus memberitakan Injil kesitu juga ada pemberita Injil yang lain untuk merusak pekerjaan Paulus. Paulus tetap memberitakan Injil kebenaran dan menjaga diri tetap sebagai pemberita Injil yang benar. 


Hamba Tuhan adalah hamba kebenaran, karena otoritas kebenaran yang disampaikan adalah otoritas kebenaran Allah. Seorang hamba Tuhan tidak boleh mempermainkan Firman Tuhan dengan maksud yang tidak seturut dengan kehendak Tuhan. 


3. Segalanya untuk Kristus dan demi kemuliaan Allah

Sebagai hamba Tuhan, Paulus tidak mau mengambil kemuliaan Kristus dibalik pelayanannya. Pelayanan Paulus semuanya bertujuan untuk kemuliaan nama Allah. 

Dalam semua yang dilakukannya tidak pernah menganggap diri, namun merendahkan diri dihadapan Kristus.


Galatia 1:5 (TB)  Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin. 


Paulus tidak segan-sengan menasihati orang percaya yang memegahkan diri atas pelayanan yang dilakukan. Paulus berkata: Roma 11:18 (TB)  janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.


Selanjutnya Paulus berkata: 1 Korintus 1:31 (TB)  Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."  


Apa yang disampaikan Paulus menjadi penting bagi kita untuk merenungkan bagaimana dengan pelayanan kita. Bukan sering orang bangga membeberkan apa yang dilakukannya di jemaat? Palayanan adalah pengabdian diri sebagai hamba Kristus. Biarlah yang kita lakukan dalam pelayanan sebagai persembahan yang harum yang mendatangkan sukacita bagi jemaat dan kemuliaan bagi nama Tuhan


Sahabat yang baik hati! Hamba Tuhan disini bukan hanya pendeta atau pekerja gereja. Kita semua orang percaya adalah hamba Allah yang siap sedia menjadi alat Tuhan dimana kita berada. Biarlah kita menjadi saluran berkat, dan oleh kita nama Tuhan dipuji dan dimuliakan Tuhan. 


Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 12 Februari 2021

ALLAH BERFIRMAN: 'AKULAH ALLAH, ALLAHMU'

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 13 Februari 2021


ALLAH BERFIRMAN, “AKULAH ALLAH, ALLAHMU”


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 50: 7 (TB) "Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu!

Psalms 50:7 (KJV) “Hear, O my people, and I will speak; O Israel, and I will testify against thee: I am God, even thy God.


Sahabat yang baik hati. Kalau ditanyakan kepada kita, sudah berapa lama kita menjadi orang Kristen? Dan sudah berapa banyak firman Tuhan yang kita dengar atau kita baca? Apakah kita sudah berbuah banyak dengan firman yang sudah kita terima itu? Adakah perbedaan kita sebagai orang Kristen yang rajin beribadah dengan orang Kristen yang tidak rajin beribadah? Sudah berapa banyak kita melakukan Firman Tuhan yang kita dengar ? Sahabatku, ternyata bertumbuh dan berbuah didalam iman bukan sekedar sudah berapa lama menjadi Kristen atau seberapa banyak firman yang kita dengar. Sebab pada kenyataannya, banyak orang yang sejak dalam kandungan menjadi Kristen namun tidak menunjukkan karakter Kristen yang meneladani kasih Tuhan Allah. Kristen hanya sekedar status belaka. Dan ada banyak juga orang yang sudah mendengar dan membaca Firman Tuhan melalui mimbar atau renungan harian tetapi tidak pernah berbuah apa-apa. Seolah-olah ibadah, mendengar dan membaca Firman Tuhan hanya sekedar formalitas dan rutinitas yang tak berarti. 


Dalam renungan hari ini, Tuhan berbicara kepada umat-Nya Israel, dengan menegaskan dan menekankan tentang jati diri-Nya bahwa Dia adalah Allah yang empunya langit dan bumi, yang menciptakan segala sesuatu dimuka bumi ini. Bangsa Israel yang sudah menjadi umat kepunyaan Allah ternyata tetap saja melakukan penyimpangan dan hal-hal yang mendukakan hati Tuhan, termasuk dalam peribadahan pun mereka melakukannya hanya sebagai formalitas semata. Itulah sebabnya Allah menyerukan kepada umat-Nya, “Akulah Allah, Allahmu!” Disini, Allah mau mengatakan bahwa ketika umat Israel mau beribadah dan memberikan korban bakaran, hendaklah itu dilakukan dengan sepenuh hati sebagai Hormat dan Kemuliaan bagi nama Tuhan. Menghormati dan memuliakan Tuhan dengan segenap hati harusnya menjadi ciri khas umat kepunyaan Tuhan termasuk kita umat Kristen. Sehingga ketika ibadah yang sudah kita lakukan dan firman Tuhan yang sudah kita dengarkan, itulah yang membuat kita mampu meledani kasih Tuhan dalam kehidupan kita. 


Sahabat yang baik hati, ingatlah, bahwa Tuhan Allah telah memilih, memanggil dan menetapkan kita sebagai umat kepunyaan-Nya. Oleh karena itu, sesungguhnya untuk menjadi orang Kristen yang berbuah tidak ditentukan sudah berapa lama mengikut-Nya atau sudah berapa banyak firman-Nya yang kita dengar atau kita baca, tapi ditentukan oleh hati yang penuh kesadaran bahwa kita adalah umat yang telah ditebus dan diselamatkan oleh karena Kasih dan Anugerah-Nya. Sehingga setiap kali kita beribadah, mendengar Firman Tuhan serta membawa persembahan, ingatlah bahwa kita membawa persembahan itu untuk Tuhan Allah dan dipergunakan untuk pekerjaan dan pelayanan kerajaan Tuhan di dunia ini. Allah sumber segala berkat, Dialah Allah yang memiliki hidup kita dan yang memberkati kita. Allah menginginkan kita untuk tetap setia dan taat kepada-Nya.  


ALLAH BERFIRMAN, “AKULAH ALLAH, ALLAHMU” sesungguhnya mau mengingatkan kita agar kita jangan melupakan Tuhan. Dia adalah Allah kita yang selalu ada dan tetap setia menyertai hidup kita. Allah yang selalu ada dalam kesesakan, yang selalu mendengarkan doa-doa kita, menolong kita dan membiarkan nama-Nya ditinggikan sebagai Allah yang membebaskan dan menebus umat-Nya. Inilah yang juga menuntun dan mengarahkan kita untuk tetap setia dan beribadah kepada-Nya. Ibadah kita tidak sebatas formalitas tetapi juga harus berkualitas, yaitu berbuah dan menjadi berkat. Orang yang sudah mengalami dan merasakan berkat Tuhan didalam ibadah dan Firman, dia akan selalu mampu menunjukkan kebaikan dan kemurahan Tuhan dengan hati yang bersyukur dan menyatakan perubahan hidup yang semakin kudus dan memuliakan Tuhan. 


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam : Tim Renungan Pdt. Nekson M Simanjuntak (JZ)

Kamis, 11 Februari 2021

MEMULIAKAN ALLAH

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 12 Pebruari 2021


SENANTIASA MEMULIAKAN ALLAH 


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Lukas 24:53 (TB) : Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah


Luke 24:53 (KJV) : And were continually in the temple, praising and blessing God.


Ayat yang dituliskan Lukas ini menggambarkan keberadaan murid-murid Yesus setelah mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka baru saja berpisah dengan Sang Guru yang telah memberkati mereka di dekat Betania ketika Tuhan Yesus akan terangkat ke sorga,  untuk pergi duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Dan para murid  sujud menyembah kepada-Nya. Para murid Yesus menjadikan Bait Allah sebagai gereja, dimana mereka senantiasa bersekutu dengan sesama saudara seiman, berdoa, memuji dan belajar Firman Tuhan, serta bersama-sama memuliakan Allah. Kenaikan Yesus ke sorga memang menakjubkan. Para murid tidak lagi bersedih walaupun Yesus sudah pergi, sebaliknya justru hidup mereka diperbarui. Dengan menerima kuasa Roh Kudus, mereka pun memberitakan Firman Allah ke berbagai penjuru dunia untuk memperluas kerajaan Allah dan memuliakan-Nya.


Perlu kita pahami bahwa makna Bait  Suci bagi orang Israel melambangkan kehadiran dan perlindungan Tuhan Allah atas umat-Nya. Ketika Bait Suci ditahbiskan, Allah turun dari sorga dan memenuhi Bait itu dengan kemuliaan-Nya. Jadi, apabila umat Allah ingin berdoa kepada Tuhan, mereka melakukannya dengan menghadap Bait Suci dan Allah akan mendengar mereka "dari bait-Nya" (Mzm 18:7). Dalam Perjanjian Baru, Bait Allah bukan satu-satunya tempat di mana mereka bisa berdoa. Allah yang hidup tidak dapat dibatasi oleh bait yang dibuat oleh tangan manusia (Kis 7:48-50). Fokus penyembahan orang Kristen berpindah dari Bait Suci (Bait Allah) kepada Yesus Kristus sendiri. Dialah yang kini mewakili kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Dia adalah Firman Allah yang menjadi manusia, dan di dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan ke Allah-an (Kol 2:9). Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Bait Allah itu, dan Gereja adalah tubuh-Nya yang didiami oleh Kristus dan Roh Kudus. Roh kudus tidak saja berdiam di dalam gereja, tetapi juga di dalam diri orang percaya sebagai bait-Nya (1 Kor 6:19).


Sahabat yang baik! Lalu bagaimanakah hidup orang percaya yang memuliakan Allah? Yaitu memuji atribut-Nya atas kekudusan, kesetiaan, kemurahan, kasih, kemegahan, kedaulatan, kuasa, serta ke-mahatahuan-Nya. Memuliakan Allah berarti memberi-Nya kemuliaan, sekurang-kurangnya melalui: Pertama, kita harus menyadari bahwa kita adalah bait-bait Allah yang hidup. Tubuh ini adalah bait Allah dimana Roh Allah berdiam di dalam diri kita. Bait Allah ini senantiasa perlu dibersihkan. Itulah sebabnya Rasul Paulus dengan tegas terhadap semua bentuk penajisan tubuh oleh kebejatan dan kemesuman (1 kor 6:18-19). Sebagai bait-bait Tuhan yang kudus, Tuhan tidak menginginkan kita hidup di dalam segala kemunafikan dan kegelapan.  Karena tujuan hidup orang percaya adalah memuliakan Tuhan di segala aspek kehidupannya. Hidup yang memuliakan Tuhan adalah hidup yang menjadi berkat, kesaksian, dan teladan.  Kedua, kita memberi hormat dan pujian kepada Allah karena itu adalah hak-Nya. Tidak ada pihak lain yang layak dipuji dan disembah selayaknya Allah. Ketiga, kita membawa persembahan dan menghadap kepada Allah sebagai bagian dari penyembahan yang memuliakan-Nya. Roma 12:1 mengatakan, “...,supaya kamu mempersembahkan tubuhnu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.”, Keempat, kita mendengarkan serta melakukan segala sesuatu yang telah Ia firmankan, tunduk kepada-Nya dan menaati perintah-Nya. Memuliakan dan mengasihi Allah adalah dua hal yang tak terpisahkan, seperti dikatakan di dalam Yohanes 14:15: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." Kelima, kita seharus senantiasa beribadah, bebersekutu dan bersembah sujud kepada-Nya. Masa Covid inilah salah satu bukti apakah kita tetap setia. Jangan berdalih Protokol kesehatan 3 M untuk tidak beribadah di kebaktian Minggu, karena ada tersedia pilihan alternatif off-line ke Gereja atau on-line (live-streaming) di rumah masing-masing. Ingatlah, Bait Allah merupakan kediaman yang amat menyenangkan, seperti dikatakan Daud, “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik” (Mzm 84:11). Sepanjang kita diberi kesehatan, ibadah kita kepada Tuhan itu bukan sesuatu yang optional: boleh ‘ya’ boleh ‘tidak'. 


Mari kita memohon kuasa Roh Kudus untuk menyucikan dan memurnikan serta memberi hikmat kepada kita supaya kita dimampukan terus membuktikan di hadapan Tuhan bahwa kita milik Tuhan yang semakin teguh iman, berbuah semakin indah dan bercahaya dalam ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya. Kita ingin menjadikan Tuhan segala-galanya bagi hidup kita!


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam: Tim Page Renungan Pdt Nekson Simanjuntak -TEN

Rabu, 10 Februari 2021

TUHANLAH KESELAMATANKU

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi, dan Motivasi

Kamis, 11 Februari 2021


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, 

Marilah menggunakan waktu sejenak di 

pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan

merenungkan Firman Tuhan.


TUHANLAH KESELAMATANKU


Mazmur 27:11 (TB) "TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?"


Psalms 27:1 (KJV)  "The LORD is my light and my salvation; whom shall I fear? the LORD is the strength of my life; of whom shall I be afraid?"


Sahabat yang baik hati, setiap orang pasti pernah mengalami masa sulit di dalam hidupnya. Dan pasti setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda terhadap masalah atau kesulitan itu. Mungkin ada yang berusaha untuk mengatasi sendiri, ada yang berbagi dengan keluarga, teman atau sahabat, ada yang mungkin pasrah dan putus asa, tetapi tidak bisa kita pungkiri pasti ada juga yang merespon masalah dengan berharap kepada Tuhan. Bagaimanakah kita ketika mengalami masalah atau kesulitan didalam hidup kita? Apakah kita akan pesimis melihat besarnya masalah dan menyerah kalah sebelum melihat kebaikan Tuhan? 


Sahabat yang baik hati, ayat ini merupakan mazmur dan ratapan pribadi yang disampaikan oleh raja Daud ketika ia sedang mengalami masa sulit yang luar biasa. Di tengah himpitan masalah yang dihadapinya, Daud berkata, “Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?” Dengan iman percaya yang teguh kepada Tuhan, Daud bahkan kemudian berkata, “Aku yakin akan mengalami kebaikan Tuhan dalam hidupku di dunia ini”. Penderitaan yang disebabkan oleh perang dan bahaya maut yang dihadapi oleh Daud. Reaksi  yang dimunculkan ketika berhadapan dengan masalah atau situasi ini adalah pengharapan akan datangnya Tuhan sebagai penolong dan penyelamat baginya. Pemazmur mengakui iman dan kepercayaannya di hadapan para musuh dan lawannya serta memberitahukan kerinduannya akan rumah Tuhan, tempat keselamatan dan kesukaannya. Pemazmur hidup di tengah-tengah para musuh yang menekan dia dan hendak memakan dagingnya sehingga penderitaaan ini kemudian mengantar pemazmur beriman dalam doa permohonan, dalam keluh dan ratapan. Pemazmur menjadikan penderitaan karena situasi tertekan oleh musuh ini sebagai kesempatan untuk mengharapkan Allah datang menghampirinya sebagai terang dan penyelamatnya. 


Sahabat yang baik hati, ditengah kehidupan kita berbagai masalah dan tantangan pasti akan terjadi. Meskipun terkadang kita merasa lelah dan merasa sakit, tetapi hal itu jangan sampai membuat kita berputus asa. Sebagai orang percaya mari kita merespon masalah atau tantangan tersebut dengan penuh pengharapan kepada Tuhan, bahwa kita akan dapat melalui segala persoalan dengan kekuatan dan pertolongan dari Tuhan. Tuhan yang akan menyelamatkan kita dari setiap persoalan yang terjadi di dalam hidup kita. Maka, ketika masalah atau tantangan itu terjadi, dengan penuh pengharapan hendaklah kita berkata "Tuhan adalah terang dan keselamatanku. Aku tidak akan takut dan putus asa". Dengan demikian persoalan itu akan membawa kita lebih dekat dan berpengharapan hanya kepada Tuhan saja. 


Sahabatku, sebagai orang yang telah diterangi dan diselamatkan oleh Tuhan, marilah kita juga  merespon keselamatan dan kekuatan itu dengan tetap setia hanya kepada Tuhan Allah kita. 


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam

Tim Author Renungan Pdt. Nekson M Simanjuntak (BGP)

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...