MELIHAT ALLAH
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 08/09/2017
Matius 5:8 (TB) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Matthew 5:8 (RSV) "Blessed are the pure in heart, for they shall see God.
Dapatkah kita melihat Tuhan? Dalam tradisi PL Allah itu agung dan mulia, tak ada yang sanggup berdiri dihadapan Allah wajah ke wajah. Contoh: Musa harus menanggalkan kasutnya ketika hendak menghadap Tuhan yang maha kudus. Musa menutup mukanya karena takut melihat Tuhan (Kel 3:5-6 ). Demikian dengan Yesaya ketika Tuhan menampakkan diri padanya: Yesaya 6:5 (TB) Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." Dua contoh ayat tersebut bahwa dalam konsep PL ada pemahaman bahwa manusia tak sanggup melihat Tuhan. Dalam beberapa narasi PL, Allah menampakkan diri kepada manusia lewat penampakan, kehadiran malaikat atau mimpi.
Manusia tidak dapat melihat Allah karena Allah itu agung dan mulia konsep ini diwariskan dari PL. Bukan hanya itu, bagi seorang Yahudi menyebutkan tulisan Ibrani YHWH saja tidak bisa dan setiap menemukan kata YHWH mereka harus membacanya menjadi 'Adonai'. Inilah konsep kaum Yahudi tentang Allah yang maha kudus dan manusia tak sanggup melihat Allah. Namun agak berbeda dengan kehadiran Yesus Allah itu kita pahami sebagai Allah yang Imanuel. Allah yang hadir dan beserta manusia (basa Mat 1:23), namun sejak kenaikan Yesus Kristus kita tidak pernah lagi melihatnya sampai kedatangan Yesus Kristus dalam kemuliaannya. Namun kita harus percaya sekalipun tidak melihat. (Yoh 20:29)
Maka menjadi pertanyaan apakah yang dimaksudkan oleh Yesus dalam Mat 5:8 tentang melihat Tuhan.
Pertama bahwa berbahagialah orang yang suci hati. Ada sukacita dan bahagia bagi orang yang suci hatinya. Suci berarti bersih, pure atau murni. Disatu sisi kita tahu bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa. Dosa telah merusak hubungan manusia dengan Allah, sesama dan dirinya sendiri. Kita disucikan atau dikufuskan hanya melalui darah Yesus Kristus. Manusia tidak dapat memurnikan hatinya lewat puasa, bertapa atau lewat askese-askese. Kemurnian hati jugabtodak diperoleh melalui ketaatan atas peraturan-peraturan dan pantangan-pantangan tertentu hingga mencapai tahapan spiritualitas tertinggi. Kemurnian hati hanya diperoleh karena darah Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristus kita dimurnikan dan disucikan. Kemurnian hati orang percaya dipelihara oleh Roh Kudus. Bagi Paulus kemurnian hati adalah harta yang indah bagi orang percaya. 2 Timotius 1:14 (TB) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.
"Melihat Allah" dalam konteks Mat 5:8 bukanlah dimaksudkan dengan melihat dengan mata berhadapan mata dengan Allah. Melihat Allah lebih lebih bertujuan pada mengetahui dan mengenal kehendak Allah. Orang yang suci hatinya, dalam keadaan apapun dapat menimbang dan melihat apa yang benar dan apa kehendak Allah. Hati nuraninkita akan menggerakkan apa yang harus kita lakukan dalam hidup ini. Masalahnya adalag orang sering mengabaikannya, mengambil keputusan karena berbagai faktor dan kepentingan.
Inilah kelebihan orang percaya, dalam dunia yang abu-abu dan samar-samar. Orang percaya tidak dapat diperdaya oleh apapun. Namun oleh iman yang murni, orang percaya mengetahui dan mengenal kehendah Allah di dunia ini. Dalam keadaan tak berdaya dan tak bertenaga sekalipun, nurani yang murni akan memberitahu apa berkenan bagi Tuhan.
Sahabat yang baik hati! Renungan di pagi hari ini mengingatkan kita untuk senantiasa memelihara kemurnian hati, obyektif berpikir dan meminta tuntunan Roh Kudus sehingga kita tahu apa kehendak Allah dan melakukan apa yang benar bagiNya. Tuhan memberkati!
#pdt nekson m sjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar