TIDAK MENCARI PUJIAN
Selamat pagi! Sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 28/09/2017
1 Tesalonika 2:6-8 (TB) juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
1 Thessalonians 2:6-8 (RSV) nor did we seek glory from men, whether from you or from others, though we might have made demands as apostles of Christ.
But we were gentle among you, like a nurse taking care of her children.
So, being affectionately desirous of you, we were ready to share with you not only the gospel of God but also our own selves, because you had become very dear to us.
Salah satu rahasia keberhasilan pelayanan Paulus kita temukan dalam renungan hari ini, yaitu: tidak mencari pujian. Setelah pertobatannya (Kis Rasul 9) Paulus sangat gigih memberitakan Injil. Dia berlari dari satu desa ke desa lain, dari satu kota ke kota lain, tiada henti memberitakan Injil dan mendirikan jemaat. Semua dilakukannya dengan tulus dan penuh tanggung jawab. Baginya memberitakan Injil adalah hutang; Dia melakukan semua pelayanan itu bukanlah untuk mencari pujian atau hendak mendapat penghargaan dari sesama rasul. Sama sekali tidak! Semua pelayanan yang dilakukannya adalah dibawah ketulusan dan tanggung-jawab. Ketulusan pelayanan Paulus ini diibaratkan seperti seorang ibu terhadap anaknya. Seorang ibu akan tetap ramah dan sabar, penuh kasih sayang dan tidak akan pernah bosan mengasuh anaknya. Bagi setiap orang tua anak adalah pemberian dan titipan Tuhan; maka mengasuhnya adalah tanggung jawab setiap orang tua.
Pemahaman semacam inilah yang dilakukan oleh Paulus, dalam semua pekerjaannya dalam pemberitaan Injil. Dia pun melakukannya dengan penuh suka cita dan bahagia dalam pemberitaan injil sekalipun banyak kesulitan.
Sikap Paulus ini sangat perlu kita kembangkan dalam etos kerja kita setiap hari. Jika kita bekerja hendap mendapatkan pujian dari atas, maka anda akan cepat kecewa karena pujian tak kunjung didapatkan malah sebaliknya beban semakin menumpuk dan tegoran demi tegoran atau bahkan kritikan yang sangat pedas. Jika anda bekerja karena takut pada atasan, maka anda akan bermalas-malasan ketika atasan anda tak di tempat. Renungan hari ini mengajak kita untuk bekerja dengan tulus dan penuh rasa tanggungjawab itu akan membuat anda menikmati pekerjaan anda. Hal inilah yang membuat banyak orang tidak bahagia dalam pekerjaannya masing-masing.
Mari belajar dari Paulus bekerja dengan tulus dan penuh tanggung jawab bukan mencari pujian dan hendak meraih penghargaan. Anda akan penuh suka cita dalam pekerjaan jika anda melakukan pekerjaan dengan tulus dan penuh tanggung jawab.
Renungan ini mengajak kita untuk melakukan pekerjaan bukan pujian diri sendiri, tetapi demuli tujuan baik dan mulia dari tugas dan tanghungjawab yang kita emban. Itulah yang utama. Percayalah jika hal utama ini telah kita lakukan, maka pujian dan penghargaan akan ditambahkan Tuhan sebagai bonus yang akan anda terima.
#pdt nekson m sjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar