BARTIMEUS
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah mempergunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 26/09/2017
Markus 10:47-48 (TB) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
Mark 10:47-48 (RSV) And when he heard that it was Jesus of Nazareth, he began to cry out and say, "Jesus, Son of David, have mercy on me!" And many rebuked him, telling him to be silent; but he cried out all the more, "Son of David, have mercy on me!"
Tahun 2011 lalu, ada pengalaman saya yang menarik dengan orang buta. Ketika itu ada program operasi katarak dari Panitia Jubeleum 150 Tahun gereja HKBP di distrik Dairi dengan donasi dari Tears International. Saya dengar, hingga saat ini lembaga itu masih terus melakukan agenda tahunan di Sumatera Utara. Di gereja-gereja HKBP Sedistrik VI Dairo diumumkan. Ketika itu ada 3 bersaudara dalam satu keluarga mengalami buta dan tidak melihat berasal dari desa Lao Rambong Kecamatan Tiga Linggga. Setelah diobservasi tim medis sebagaimana prosedur bahwa kebutaan mereka disebabkan katarak dan dipastikan bisa dioperasi. Mereka pun ikut dalam operasi tersebut di RSU Sidikalang. Ketika dokter membuka mata mereka paskah operasi, kalimat spontan yang keluar dari mulurnya: "DAGA ... DAGA....TIUR NI PORTIBI ON" (terjemahan: wah..wa....luar biasa terangnya dunia ini). Ini suatu ekspressi seorang yang buta, selama ini dunia gelap baginya namun dapat melihat terangnya dunia. Hingga saat ini komunikasi dengan tiga bersaudara ini sangat baik dan mereka menjadi motivator di kampungnya begitu besar kasih karunia Tuhan. Begitu bersyukurnya karena dapat melihat.
Ini suatu contoh kesaksian bagaimana ekspressi orang buta; yang selama ini gelap dan tidak bisa melihat terangnya dunia. Mereka tidak bisa bekerja, kalaupun bekerja hanya aktifitas yang sangat terbatas. Beraharap akan bisa melihat terangnya dunia. Demikianlah Bartimeus, seorang yang buta dalam renungab di pagi ini. Dia buta, mungkin sudah lama, dia hidup dari meminta-minta. Hidupnya menderita, gelap, meraba-raba ke sana ke mari di jalan yang tak pasti. Dia hanya melakukan aktofitas menurut feelingnya tanpa melihat dan sepenuhnya hidup tergantung dari belas kasihan. Dalam banyak hal mungkin dia sudah sering menerima penghinaan.
Kehadiran Yesus membuat Bartimeus memiliki harapan. Dia tidak melewatkan kesempatan yang indah indah. Dia terus berseru meminta perolongan: "Yesus anak Daud, kasihanilah aku." Dia tidak mau berhenti dan terus meminta perlngasihan Tuhan Yesus. Ada hal yang menarik dari sebutan Bartimeus kepada Tuhan Yesus, yaitu: "anak Daud". Penyebutan tersebur menunjuk kepada pengharapan Mesianis: akan ada yang diurapi oleh Allah untuk membebaskan umatNya. Bartimeus memperoleh pengasihan Allah, Yesus menyembuhkannya dan dapat melihat.
Keinginan Bartimeus tidaklah semudah yang diharapkan. Orang banyak mengahalangi dan menghambatnya untuk memperoleh kesembuhan dari Yesus namun. Namun dia tidak mau dikalangkannoleh hambatan, dia terus berseru-seru kepada Yesus. Akhirnya dia memperoleh kasih karudia Yesus. Yesus datang dan menanyakan apa yang hendak diperbiluat baginya. Hanya satu permintaannya: hendak melihat. Yesus pun memenuhi permintaannua dan menyembuhkan Bartimeus.
Sahabat yang baik hati! Bartimeus mengingatkan kita kebutuhan pengasihan Allah dalam hidup ini. Mungkin kita seperti orang buta yang menempuh perjalanan kehidupan ini yang penuh liku dan tak tahu arahnya, namun di dalam Yesus Kristus apa yang kita lakukan dan apa yang kita jalani semuanya akan terang benderang karena Yesus telah meneranginya sebelum kita berarahnya
#pdt nekson m sjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar