HIDUP DI DALAM KASIH
Selamat Hari Minggu! Kotbah minggu ini dari Rom 12:9-21 merupakan nasihat Paulus tentang dasar Etika Hidup Kristiani yaitu berlandaskan kasih. Segala tindakan, perbuatan dan perkataan didasarkan pada kasih. Jika kita baca teks kotbah ini sangat kaya akan nasihat dan hal-hal apa saja tugas dan tanggungjawab orang beriman. Dari sekian banyak nasihat Paulus ini marilah kita ambil 3 pelajaran berharga menurut saya dapat juga merangkumkan semua pengajaran Paulus dalam Rom 12 ini.
1. Hidup di dalam kasih melawan kemunafikan:
"He agape anhupokritos" demikian teks Yunani pada ayat 9a. Terjemahan lebih tepat adalah "kasih itu tidak munafik". Hupokritos (munafik atau hypocriate) salah satu dosa yang ditentang Yesus dari perilaku orang beragama (baca Farisi), hal itu dapat kita lihat dari berbagai perakapan Yesus dengan Farisi dan Ahli Taurat. Atas nama agama mereka menutupi perbuatan mereka yang tidak murni. Atau atas nama formalisme agama mereka "mengkuduskan" ("mengalimkan") segala perbuatan mereka seolah-olah kudus namun sesungguhnya tidak kudus, seolah-olah penuh kasih namun sesungguhnya tidak berbuat apa-apa. Itulah hupokritos, bedak penutup wajah jelek agar seolah-olah cantik dan elok. Demiiian juga kotbah minggu ini mengajarkan kepada kita hidup di dalam kasih harus hidup murni dalam kasih (genuine), tidak pura-pura, menjauhi kejahatan dan melakukan perbuatan baik.
"He agape anhupokritos" demikian teks Yunani pada ayat 9a. Terjemahan lebih tepat adalah "kasih itu tidak munafik". Hupokritos (munafik atau hypocriate) salah satu dosa yang ditentang Yesus dari perilaku orang beragama (baca Farisi), hal itu dapat kita lihat dari berbagai perakapan Yesus dengan Farisi dan Ahli Taurat. Atas nama agama mereka menutupi perbuatan mereka yang tidak murni. Atau atas nama formalisme agama mereka "mengkuduskan" ("mengalimkan") segala perbuatan mereka seolah-olah kudus namun sesungguhnya tidak kudus, seolah-olah penuh kasih namun sesungguhnya tidak berbuat apa-apa. Itulah hupokritos, bedak penutup wajah jelek agar seolah-olah cantik dan elok. Demiiian juga kotbah minggu ini mengajarkan kepada kita hidup di dalam kasih harus hidup murni dalam kasih (genuine), tidak pura-pura, menjauhi kejahatan dan melakukan perbuatan baik.
Kasih tidak munafik dibuktikan dengan sikap mengasihi sesama sebagai saudara, menghormati orang lain tanpa membeda-bedakan atau memandang bulu, rela dan iklas membantu tanpa pamrih. Kita mengasihi karena kita hidup karena kasih. Allah telah lebih dahulu mengasihi kita.
2. Hidup menghadapi tantangan: bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa.
Berpengharapan identik dengan menunggu. Jika kita menunggu dengan rasa cemas akan menjengkelkan. Wajah muram apalagi yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Bisa membuat jengkel dan kehilangan mood. Amat berbeda jika kita menunggu dengan bersukacita, waktu tidak berlalu.
Berpengharapan identik dengan menunggu. Jika kita menunggu dengan rasa cemas akan menjengkelkan. Wajah muram apalagi yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Bisa membuat jengkel dan kehilangan mood. Amat berbeda jika kita menunggu dengan bersukacita, waktu tidak berlalu.
Dalam hal iman berpengharapan harus di dalam sukacita, kita bergembira karena kita tunggu pasti datang dan segera datang. Itulah iman, kepastian akan apa yang kita harapkan (Ibrani 11:1).
Ketidak sabaran adalah sikap yang senantiasa digarami dan diterangi. Dari 7 perumpamaan Tuhan tentang Kerjaaan Allah menyangkut kesabaran menjalani proses: biji sesawi, sekalipun biji terkecil diantara sayuran namun lihatlah dia berumbuh hingga burung-burung diudara berteduh. Demikian halnya dengan ragi: ubi yang keras setelah ragi ditaburi, dalam proses tertentu berubah menjadi tape yang empuk dan lembut. Berpengharapan adalah proses, mari bertekun dan bersabar hingga kepenuhan apa yang kita harapkan.
3. Sikap Terhadap Kejahatan: Kalahkan kejahatan dengan berbuat baik. Orang Kristen tidak dipersenjatai dengan senjata untuk memeramgi kejahatan. Namun hanya diperlengkapi dengan senjata rohani (Efesus 6) dan pedang kita adalah firman yang mengubah hati manusia, menegor kesalahan dan meperbaiki kelakuan (2 Tim 3:16)
Dalam berbagai Pendalam Alkitab dan Diskusi dalam hal keunggulan ajaran kekristenan. Ajarab kasih merupakan keunggulan namun sekaligus sebagai hal yang tersulit untum dilakukan. Bagaiaman kita memberi pipi kiri untuk ditampar orang yangvtelah menampar pipi kanan kita? Bagaimana mungkin kita hanya melempar senyum atau bahkan memberi roti bagi yang telah melempar kita dengan batu? Bagaimanalah kita mungkin berdoa dan memberkati orang yang telah menyakiti dan membuat kita luka di hati yang membekas? Haruslah kita akui bahwa ajaran ini merupakan paling sulit dilakukan, namun sesungguhnya ajaran ini sangat indah untuk dilakukan. Membenci orang yang melukai kita akan menambah luka hati anda semakin parah. Namun berdoa dan memberkati orang yang membenci kita akan memulihkan dan menyembuhkan luka kita. Kita berdamai, hati tenang dan tak ada akar pahit dalam diri kita. Semuanya telah berubah manis oleh penebusan Yesus Kristus.
Dampak semacam inilah yang dilihat oleh Paulus bahwa jangan kalahkan kejahatan dengan kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan perbuatan baik.
#pdt nekson m sjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar