MILIKI 5 HAL INI DALAM PERSEKUTUAN
Selamat Hari Minggu! Sungguh indah kotbah minggu ini dari pesan Paulus kepada jemaat Korintus. Apalagi pesan ini disampaikan setelah menjelaskan perihal masalah yang dihadapi oleh jemaat korintus dan nasehat untuk keluar dari konflik dan perpecahan. Jemaat tidak akan bertumbuh jika terus berkutat pada keakuan dan keegoan, karena itu masing-masing harus saling merendah dan saling menghargai orang lain. Mulailah berpikir bahwa apa yang dilakukan orang lain berguna bagi kita. Itulah sebabnya Paulus menjelaskan: Paulus menabur, Apolos menyiram dan Kristus memberi pertumbuhan (1 Kor 3:6). Demikian dalam persekutuan jemaat, masing-masing punya karunia roh untuk dipersembahkan dalam pertumbuhan tubuh Kristus, saling menghargai peran dan fungsi serta menghormati keberadaan masing-masing tanpa dibatasi oleh status sosial.
Bagi Paulus diakhir nasehatnya kepada jemaat Korintu ada lima hal yang kwalitas pribadi yang mesti dimiliki oleh orang percaya. Kelima kwalitas ini akan membuat Jemaat yang bertumbuh dan berbuah serta benar-benar dalam penyertaan Roh Kudus:
1. Bersukacita
Masih ingat Filipi 4:4 "bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan sekali lagi kukatakan bersukacitalah. Hal ini disampaikan bukan karena Paulus memperoleh keberuntungan. Namun dia berada di balik terali besi sebagai tahanan karena iman dan memberitakan Injil. Sukacita Paulus tidak dibatasi oleh tembok tahanan atau terali besi, sukacitanya tidak ditentukan oleh kondisi yang alaminya, namun sukacitanya tetap karena bersumber dari iman kepada Yesus Kristus yang memberi sukacita. Jika kita mengalami kesulitan dan tantangan, mari kita ingat sukacita dan hal-hal bahagia yang pernah kita alami. Jika ditimbang tentu jauh lebih banyak sukacita yang kita alami. Bahkan duka dan derita yang ada tak sebanding dengan suka yang telah kita alami dan yang akan dianugerahkan pada kita.
2. Usahakan Sempurna (Be perfect). Yesus pernah mengajarkan pada murid-murid: Matius 5:48 (TB) Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Perlu disampaikan bahwa manusia tidak dapat sempurna, namun kita berkewajiban untuk berusaha untuk sempurna karena hidup kita telah disempurnakan oleh Yesus Kristus melalui penebusanNya. Sering kita dengar ungkapan: "kita ini manusia" dan "kita masih di dunia" utk mewajarkan kesalahan dan kelemahan. Benar kita manusia lemah jauh dari sempurna. Namun kita memperoleh karunia yaitu iman yang berusaha untuk sempurna. Diberi akal dan kekuatan untuk melakukan yang terbaik. Jika bisa sempurna mengapa tampilkan yg kurang?
3. Sehati Sepikir:
Ada ungkapan orang Batak "tampakna do tajomna rim ni tahi do gogona" menggambarkan kekuatan kerjasama dan gorong royong. Konteksnya muncul pada saat bekerja di ladang mencangkul bersama jauh lebih optimal hasilnya dari bekerja sendirian karena bisa saling berbagi, saling membantu dan lelah tak terasa. Demikianlah manfaat kerjasa dan saling sehati sepikir pasti lebih banyak tangbdapat kita kerjakan dari pada mempertahankan ego dan keakuan masing-masing. Dalam berbagai penerimaan kerja sikap kooperatif (mampu bekerja sama) potensi yang selalu dipertimbangkan. Dalam setiap kesempatan nampaknya Paulus selalu menasihatkan agar tetap sehati sepikir dalam persekutuan (Band Rom 12:16, 1 Kor 1;10, Fil 2:2; 2:20 dan 4:2).
4. Berdamai: Dimanapun kita berada jadilah pembawa damai, jauhkan keonaran apalagi berbantahan yang tak berguna. Perbedaan tak membuat kita mengasingkan diri dari orang lain. Tapi hiduplah berdampingan dengan orang lain, menerima dan menghargai keberadaannya. Konflik jemaat Korint semuanya bersumber dari keegoan diri dan niat meniadakan yang lain. Paulus menasihatkan mengatasi semua itu tak lepas dari kesediaan berdamai. Jika ada yang tidak berkenan di hati berdamailah dengan diri sendiri dan terima orang lain apa adanya. Yesus Kristus telah meninggalkan damai sejahtera bagi kita (Yoh 14:27). Suatu warisan yang berharga dalam diri orang percaya yang mewajibkan kita menjadi pembawa damai karena kita adalah anak-anak Allah (Mat 5:9)
5. Saling memberi salam;
Ini ciri khas dari gereja mula-mula saling sapa dan memberi salam untuk menguatkan sesama. Bukan hanya namun ciuman kudus, suatu bentuk keharuan, solider dan kasih sayang. Semuanya saudara di dalam Tuhan yang merasakan perasaan seorang dengan yang lainnya. Menyampaikan salam memiliki arti bahwa kita menanyakan kabar dan memastikan kebaikan menyertai orang yang kita sapa. Selain itu salam berarti juga mendoakan dan memberkati orang yang kita salam. Sifat seperti ini membuat kita disukai orang lain karena orang yang rajin memberi salam terlahir dari sikap pribadi yang ramah.
Kiranya Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita semua dan memampukan kita memelihara kwalitas pribadi yang terbaik dalam hidup ini. #pdt nekson m simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar