Senin, 05 Juni 2017

BANGKIT DARI KETERPURUKAN

BANGKIT DARI KETERPURUKAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah kita sejenak mengambil waktu untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa 06/06/2017

 Lukas 15:20 (TB)  Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

Luke 15:20 (UKJV)  And he arose, and came to his father. But when he was yet a great way off, his father saw him, and had compassion, and ran, and fell on his neck, and kissed him.

Lukah 15:11-32 merupakan kisah yang sangat menarik  dan memiliki makna yang luar biasa. Kisah ini juga disebut sebagai Injil dari Injil. Kabar baik bagi orang yang mau memperbaiki diri. Ada realitas kehidupan kebebasan manusia dan kemurahan Tuhan. LAI membuat judul perikop ini "Anak Yang Hilang" namun dari sisi sang Bapak benar juga jika perikop ini  ini dinamai "Bapak Yang Rahmani." Keduanya sama-sama penting melihat subyeknya untuk menggambarkan manusia bebas, jatuh dalam dosa, terpuruk dan berdaya. Apapun keberadaan sang anak,  Bapak yang rahmani tetap mengasihi anaknya dengan sepenuhnya.

Kebebasan anak yang hilang telah membuatnya tersesat di jalannya. Dia hendak memiliki kebebasan, menikmati hidup dan hendak meraih segala kebahagiaan dunia. Dia meminta haknya dan warisannya dari bapaknya. Bapaknya pun memberi, sang ayah tak menghalangi anaknya memperoleh hak warisannya karena memang dia telah akil balik. Namun apa yang terjadi kebebasannya telah membuat dia terpuruk. Ada banyak teman untuk tertawa, menghabiskan penghasilan dengan mabuk-mabukan dan berfoya-foya. Namun ketika uangnya telah habis tak seorang pun mau mendampinginya dalam keterpurukan. Sang anak menderita sendirian bahkan makan pun terancam. Segalanya telah habis, terpaksa bekerja di peternakan babi. O begitu sulitnya hidupnya, bahkan untuk mengisi perut kosong pun dia hendak memakan pakan babi. Begitu menderitanya dan malangnya nasib yang mengalaminya. Sementara di rumah bapaknya makanan berkelimpahan, bahkan budak di rumah bapaknya menikmati kebahagiaan dan semuanya keyang tak ada kelaparan. Inilah yang disadarinya dan tergerak untuk kembali ke rumah bapak.

Kesadaran kesalahan salah satu kunci memahami anak yang hilang. Dia menyadari bahwa keterpurukan dan pahitnya hidup yang dialaminya adalah kesalahan dirinya. Dia mau berubah dan berani mengambil keputusan, meninggalkan keterpurukan. Resiko pahit apapun respon sang bapak akan dia lakukan bahkan menjadi budak di rumah bapaknya pun tah bersedia dari pada berakhir menjadi anak yang hilang. Maka dia pun bangkit dan kembali ke rumah bapaknya.

Pertobatan telah membuka ruang pemulihan. Bapak yang rahmani sudah lama menunggu akan keberadaan anakNya. Dia tidak melihat eksistensi anaknya yang telah kehilangan segalanya, yang ada pada sang Bapa adalah kerinduan, kasih sayang dan apapun keberadaan anakNya, dia adalah tetap anaknya. Bukan melihat perbuatannya yang telah meninggalkan sang Bapak atau menghitung uang yang telah dihambur-hamburkannnya. Bapak yang rahami setelah melihat anaknya telah kembali, dia bangkit, berlari dan merangkul anaknya. Sang bapak sangat sayang dan merindukan anaknya itu.

Berani meninggalkan kesalahan dan bertekad memperbaiki diri entah apapun resiko dan penilaian orang lain menjadi tekad yang dapat kita teladani. Dalam banyak hal ini penghalang orang berubah; malu, takut dinilai orang sehingga tetap mempertahankan keterpurukannya. Perubahan tidak datang dari luar diri, namun tekat dari dalam hati untuk berubah.

Pintu maaf terus terbuka, jangan menutup wajah atas kesalahan, atau tetap tertunduk dan duduk terpuruk menunggu waktu berlalu. Namun bangkit dan berubah. Make decision now. Ambil keputusan sekarang ini juga Bapak yang Murah hati telah menunggu. Dia penuh kasih dan sudah rindu merangkul kita dengan segala kasih sayangnya.

Bila tersesat di ujung jalan kembalilah ke pangkal. Suatu pesan moral yang menginspiasi dan memotivasi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...