BERAKAR DAN BERDASARKAN KASIH
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan di pagi hari ini sebagai sumber kekuatan dan inspirasi bagi kita. Selasa 02/05/2017
Efesus 3:14, 17 (TB) Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa,
sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
Ephesians 3:14, 17 (UKJV) For this cause I bow my knees unto the Father of our Lord Jesus Christ,
That Christ may dwell in your hearts by faith; that all of you, being rooted and grounded in love, (o. agape)
Satu keunikan tersendiri dalam ajaran kekristen adalah kasih: mengasihi Allah dan sesama bahkan mengasihi musuh. Kekristenan tidak pernah mengajarkan kebencian, kekerasan dan pembalasan. Namun meneladani Yesus yang penuh kasih bahkan mengorbankan hidupnya dengan mati di kayu salib demi menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian. Dengan demikian, hidup orang percaya adalah didasari oleh kasih. Allah telah lebih dahulu mengasihi kita, maka hidup kita adalah meneladani kasih Yesus.
Berakar dan berdasarkan kasih datang dari dua istilah. Berakar adalah dunia tumbuhan. Sebatang pohon tidak akan bertumbuh dengan baik jika akarnya tidak baik. Kekuatan pohon dan pertumbuhannya ada pada akarnya. Dengan demikian tak mungkin pohon menghasilkan buah jika akarnya tidak kuat. Disini Paulus memberikan contoh pertumbuhan iman berakar di dalam kasih maka akan menghasilkan buah-buah kasih di dalam hidupnya.
Sedangkan istilah "berdasar" kasih adalah dua yang bisa kita kembangkan. Pertama istilah bangunan, bangunan akan berdiri kokoh jika dasar dan fondasinya berdiri di atas landasannya kuat. Makna kedua adalah datang dari motivasi: manusia bertindak tentu didasarkan pada motivasi dasar. Motivasi dasar itu ada di dalam hati dan nurani manusia itu sendiri. Setiap orang melakukan suatu tidankan selalu ada motivasi dasarnya. Jadi berdasarkan kasih memiliki makna yang lebih luas, iman yang kokoh harus hidup di dalam kasih. Makna kedua hendak menjelaskan jadikanlah kasih sebagai landasan berpikir dan berbuat. Sebagaimana pesan Tuhan Yesus: apa yang engkau kehendaki orang perbuat kepadamu, lakukanlah itu kepadanya. Jangan mengharapkan orang melakukan ini dan itu pada hidupmu, tapinkamu sendiri tidak melakukan apa-apa.
Atas hal ini saya jadi ingat kisah Mahad Magandhi ketika kuliah di Ingris, dia tinggal di rumah kos keluarga sederhana. Ibu kostnya mengeluh kepada Gandhi agar menasihati anaknya yang terlalu banyak makan gula. Nasihat ini tentu sangat diharapkan disampaikan Gandhi karena anak itu sang dekat dengan dia. Gandhi pun mengiyakan, akan menasihatnya. Hari berlalu dan minggu pun lewat tidak ada perubahan keadaan tak berubah sudah satu bulan. Maka si ibu kost menanya kembali apakah pesannnya sudah disampaikan? Karena kebiasaan makan gulanya tak berkurang maka Gandhi menjawab: ia sudah saya sampaikan tadi pagi. Sontak ibu berpikir kenapa baru disampaikan, selidik punya selidik alasan Gandhi adalah selama ini Gandhi tidak.menasihatinya selama dia masih melakuakannya. Baru setelah dia berhenti makan gula baru berani menasihati anak ibu kostnya agar tidak makan gula. Suatu contoh kongkrit dalam teladan hidup.
Berakar dan berdasarkan kasih renungan di pagi hari ini yang sangat menggugah hati kita. Tadi sore saya membuka FB banyak berita tentang pembakaran papan bunga Ahok-Djarot di depan balai kota. Bunga pun dibakar dan dibenci. Ini suatu keadaan yang sangat disesalkan semoga kasih dapat menggantikan kebencian, amarah dan dendam di dalam hati mereka. Kejadian ini mengingatkan kita jangan biarkan akar pahit bertumbuh di dalam diri kita tetapi berakarlah di dalam kasih yang membuahkan perbuatan2 kasih kita kepada sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar