Senin, 15 Mei 2017

BUAH KETEKUNAN

BUAH KETEKUNAN
Doakan kerjamu dan kerjakan doamu

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan di pagi hari ini sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa 16/05/2017

 Lukas 18:7 (TB)  Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
 Lukas 18:7 (UKJV)  And shall not God avenge his own elect, which cry day and night unto him, though he bear long with them?

Ayat renungan ini merupakan bahagian dari suatu perumpamaan Tuhan Yesus mengenai ketekunan. Syarat dalam doa adalah ketekunan. Yesus mengajarkan suatu perumpamaan di suatu kota hidup seorang hakim yang tidak takut kepada siapapun dan ada pula seorang janda yang meminta agar perkaranya di bela hakim tersebut atas musuh-musuhnya. Janda itu datang terus meminta kepada hakim yang lalim itu agar perkaranya di bela. Namun sebagai hakim yang tidak takut sama siapapun  pertama-tama  tentu menghiraukannya. Namun sang janda terus datang  dan bertekun setiap hari agar perkaranya dibela atas musuh-musuhnya pada akhirnya sang hakim itu berpikir akan perkara sang janda. Lukas 18:4-5 (TB)  Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."

Jawaban sang hakim menjadi starting point yang ditangkap oleh Yesus sebagainsunber pengajaran. Inilah hal yang luar biasa dari kemampuan Tuhan Yesua dalam hal memgajar. Memakai ilustrasi, contoh atau perumpamaan dari kehidupan sehari-hari. Masalah hukum merupakan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari hari. Yesus memakai kasus hukum janda ini menjadi contoh bagaimana agar kita bertekun di dalam doa.  Sang janda memperoleh haknya dan dibenarkan oleh hakim yang lalim karena ketekunannnya yang selalu berseru dan memohon.

Demikian kita di dalam doa, hendaklah bertekun di hadapan Allah. Kita adalahnunat pilihannya, umat kepunyaannya dan kita adalah anak-anakNya yang berseru kepada Tuhan; ya Abba, ya Bapa. Tidak mungkin seorang ayah mengabaikan permohonan anaknya. Tetapi dia mendengar dan memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya. Demikian Tuhan tidak akan lalai, Tuhan tidak akan menunda-nunda permohonan umat kesayangannnya. Asal saja kita bertekun dan berseru-seru kepadaNya. Kita adalah umat kepunyaannya, Dia akan memperhatiakan apa yang kita minta dengan ketekunan.

Tuhan tidak mengulur-ulur waktu menolong umat pilihanNya. Dia menjawab doa kita tepat waktu dan seturut kehendaknya. Ini suatu jaminan bagi kita bahwa tak ada doa yang sia-sia. Tak ada doa yang tidak dijawabNya. Namun Tuhan akan menjawabnya tepat waktu, menurut kebutuhan kita dan seturut kehendaknya.

Bertekun dalam doa merupakan salah satu rahasia yang harus dipahami oleh setiapmorang percaya. Sehingga kita tidak jemu-jemu menyampaikan permohonan kepada Tuhan. Paulus juga dalam suratnya kepada jemaat Roma Bertekunlah dalam doa adalah sifat yang harus dimiliki oleh orang percaya (Rom 12:12). Hal itu juga diulangi dalam 1 Tes 5:17: "Tetaplah berdoa.".

Bertekun dalam doa menjadi satu pribadi yang harus dimiliki oleh orang percaya. Doa tidak seperti membaca mantra: ketika formula mantra dibacakan maka seketika itu terjadi apa yang diinginkan. Tidak demikian dengan doa. Doa butuh ketekunan, yang senantiasa datang ke hadapan Allah berseru dan memohon. Waktunya Tuhan akan menjawab dan menolong. Dia tidak mengulur-ulur waktu untuk menolong dan menjawab doa kita.

Bagaimana ketekunan ini dalam doa? Dalam doa kita ingat ungkapan Marthin Luther: Ora et Labora: berdoa dan bekerja.  Ibarat seorang Tukang yang hendak membangun rumah. Sang Tukang berdoa kepada Tuhan agar agar rumah yang dibangun jadi dan selesai tepat pada waktunya. Maka dia mengerjakan doanya dengan tekun, batu demi batu disusunnya sehingga jadilah bangunan. Tukang tidak hanya berdoa, sehingga rumah pun jadi. Namun seorang tukang bekerja dengan tekun, tahap demi tahap dikerjakannya dengan baik dan hasilnya pun akan nampak dan jadilah rumah sebagaimana didoakannya.

Kita harus mendoakan pekerjaan kita dengan tekun dan mengerjakan doa kita pula dengan bertekun. Tuhan menolong dan memampukan kita mengerjakan apa yang kita minta dan waktunya akan melihat dan menyaksiakan bahwa doa kita terjawab.

Sahabatku mari jadikan firman sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...