Sabtu, 27 Mei 2017

TERPUJILAH TUHAN, IA MENANGGUNG BEBAN KITA HARI DEMI HARI

TERPUJILAH TUHAN, IA MENANGUNG BEBAN KITA HARI DEMI HARI

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah mingggu ini dari Mamzur 68:20-22;32-36 ajakan pemazmur memuji dan memuliakan kebesaran Tuhan. Tuhan memelihara, menanggung beban kita dan melepaskan kita hari demi hari.

Masih segar diingatan kita tentang gerakan spontan penyalaan lilin bukan? Lilin untuk kepedulian A Hok dan Kepedulian untuk NKRI yang kita cintai ini.  Ada banyak makna dibalik lilin. Lilin adalah terang yang bersinar sehingga kegelapan ditelanjagi. Sinar lilin tidak menyilaukan mata orang yang memandanganya, lilin adalah pengorbanan dan yang tidak kalah penting juga yang harus kita sadari bahwa lilin tak tahan atas angin kencang. Ketika angin kencang bertiup lilin pun akan padam. Hal ini mengingatkan kita akan ketidak mampuan dan ketidak berdayaan kita menghadapi pergumulan dengan kekuatan diri sendir. Dalam ketidak berdayaan itu kita percaya bahwa Tuhan lah yang menanggung beban. Orang percaya tidak mampu dari dirinya sendiri menahan beban dan pergumulan hidup namun Tuhan lah yang menanggungnya.

Inilah berita sukacita dari kotbah Minggu ini;

1. TUHAN menanggung beban kita. Tuhan adalah keselamatan kita, Tuhan adalah kekuatan kita dalam menghadapi pergumulan berat dan beban yang menimpa hidup ini. Jangan andalkan kekuatan diri sendiri, namun andalkan Tuhan dalam segala hal karena Ia menanggung kita. Yesus berseru datanglah kepadaku hai kamu yang letih lesu (Mat 11:28). Yesaya juga mengingatkan kita tentang Hamba yang menderita, sesunggunghnya beban kitalah yang dipikulnya (Yes 53). Demikian dengan Epistel, Iblis mengintai seperti singa yang siap menekam mangsanya. Jangan takut Tuhan menangung beban kita. Inilah berita suka cita bagi kita bahwa Tuhan menanggung beban dan pergumulan kita dalam hidup ini.

2. Bangsa-bangsa akan memulikan Tuhan. Siapa yang tidak mengenal Mesir bangsa yang memperbudak Israel. Namun nats ini mengatakan Mesir akan membawa tembaga dan bangsa Etiopia segera mengukurkan tangan untuk Tuhan. Etiopia adalah negara lecil yang dijajah Mesir selama 500 tahun. Beberapa kali disebutkab dalam Alkitab sebagai budak belia (2 Sam 18:21l dan memang ada beberapa pejabat penting (Yer 38:7). Seruan Mazmur ini mengingatka baik negara yang kuat dan negara yang dianggap lemah datang kehadapan Tuhan memuji dan memulikan kebesaran Tuhan. Inilah hal diluar perkiraan kita. Tuhan memakai siapa saja untuk menolong kita.

3. Hanya Bagi Tuhan: Kekuasaan, Kemuliaan.
Pemazmur mengajak kita memuji dan memuliakan Tuhan dan berseru: Bagi Tuhan hirmat, kekuasan dan kemuliaan. Sikap kita memuji Tuhan tentulah harus diiringi dengan kerendahan hati dihadapan Allah dan sesama.

Pada bagian ini penting kita merefleksikan bagaimana sikap memuji dan memuliakan Tuhan dalam bersikap terhadap sesama.  Memuji dan memuliakan Tuhan mengangkat tangan menghadap hadirat Tuhan dan sekaligus mengulurkan tangan memberkati sesama. Kita harus menyadari bahwa kita adalah tanah liat dan debu. Namun kita berharga dimata Tuhan karena kita diciptakan segambar dengan rupa Allah. Sikap memuji dan memuliakan Tuhan harus selaras dengan sikap menghormati sesama. Rumus paling baik dijelaskan oleh rasul Yohanes: bagaimana mungkin kita mengasihi Allah yang tidak kelihatan, padahal membenci saudaranya? (1 Yoh 4:20). Keberagamaan kita yang memuji Tuhan, yang mengagungkan Allah yang maha besar dan nyanyian kita yang berseru: halleluya, haleluya, puji Tuhan, bukanlah hanya di ruang-ruang ibadah namun praktek hidup nyata dalam sikap terhadap sesama. Orang yang memuliakan Tuhan adalah orang menghargai harkat dan martabat manusia ciptaan Tuhan.

Sungguh disayangkan atas nama Tuhan mengorbankan orang lain,  atas nama agama menyebar kebencian dan sikap sinis terhadap sesama. Saya percaya Tuhan tidak menghendaki mulut orang-orang yang beragama dan memuji Tuhan namun dihati kita ada kebencian dan amarah bagi sesamana. Memuliakan Tuhan nampak dalam sikap menghargai sesama karena jantung keagamaan kita adalah kemanusiaan.

Dalam pergumukan kita di Indonesia, minggu Exaudi sangat relevan mengajak kita bersama dengan segala kerendahan hati memohon kepada Tuhan:  Dengarlah Tuhan seruan yang kusampaikan dan kasihanilah kami. Keberanian kita menyerukan karena kita percaya Tuhan berkenan menanggung beban kita dan melepaskan kita dari setiap masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...