DALAM MUJUR DAN MALANG INGAT TUHAN
Sahabat yang baik hati, marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan di pagi hari ini 18/04/2017 sebagai sumber kekuatan dan inspirasi bagi kita.
Pengkhotbah 7:14 (TB) Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.
Ecclesiastes 7:14 (UKJV) In the day of prosperity be joyful, but in the day of adversity consider: God also has set the one opposite to the other, to the end that man should find nothing after him.
Setiap orang pasti menghendaki kemujuran dan bahagia dalam hidupnya. Namun siapa sangka dalam berharap kebaikan justru malang yang terjadi? Bahagia adalah pemberian Tuhan dan malang pun adalah ketentuanNya. Jika keduanya merupakan ketentuan Tuhan maka tak selamanya keadaan buruk menjadi duka yang harus disesali. Ada kalanya keadaan duka menghantarkan kita kepada nikmatnya karunia Tuhan. Jika malang tiba jangan berputus, bukankahbdari batu padas dapatbkeluarvair yang memuaskan dahaga? Tuhan lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Dalam kemujuran dan kemalangan keduanya mengingatkan kita kepada Tuhan. Keduanya adalah bahagian hidup yang harus dijalani. Tidak ada kejadian apapun dalam hidup ini yang tidak diketahui Tuhan, semuanya terjadi atas kehendak Allah.
Ini kelebihan Kitab Pengkotbah bahwa keadaan mujur dan malang bukanlah kehendak manusia, tetapi merupakan kehendakNya. Manusia hanya merencanakan dan menjalani hidupnya namun masa depan adalah merupakan ketentuan Tuhan. Kita sukai atau tidak keadaan yang menimpa hidup ini merupakan realitas yang harus dijalani. Baik dalam suka maupun dalam duka, mujur dan malang, bahagia dan menderita adalah keadaan yang ditentukan Allah. Maka baik ketika mujur maupun ketika duka tetaplah mengingat Tuhan. Manusia hanya menjalani hidupnya, masa depan ditentukan oleh Tuhan.
Renungan ini mengingatkan saya akan kisah berikut. Konon ada seorang raja yang suka berburu namun jempol tangannya luka maka dia pergi ke tabib yang terkenal berharap akan menyembuhkan lukanya. Namun tabib hanya menjawab: Good or Bad Who Knows (baik dan buruk siapa yang tahu). Raja kembali dan berharap jempolnya bisa sembuh. Hari-hari pun berlalu jempolnya makin parah dan sakit luar biasa. Raja pun kembali menjumpai sang tabib. Dia memberikan jawaban yang sama. Jempolnya tak sembuh akhirnya harus diamputasi. Maka raja ituoun kehilangan jari jempolnya. Raja pun murka dan memenjarakan sang tabib. Ketika sudah pulih, dia berburu ke hutan sebagaimana kebiasaannya dan kali ini dia terperangkap oleh suku pedalaman yang mencari kurban yang harus diserahkan kepada dewa. Raja itu pun diusung dan diikat untuk segera dikurbankan. Namun setelah diperiksa raja bukanlah kurban yang tepat karena tubuhnya tak sempurna, dia tak punya jempol. Raja pun dilepas dan kembali ke istananya. Segera setelah itu dia meminta maaf kepada sang tabib dan melepaskannya. Tabib pun bertanya mengapa raja meminta maaf, saya juga bersyukur di penjara, seandainya ikut mendampingi raja berburu sebagaimana biasanya mungkin sudah saya yang dikurbankan sahutnya.
Good or bad atau mujur dan malang siapa yang tahu? Tuhanlah yang menentukan keduanya dalam hidup ini. Bersyukur di hari mujur, selalu setia dan memohon petunjuk kepada Tuhan di hari-hari kemalangan. Tuhan menentukan keduanya dalam hidup manusia dan tak seorang pun yang dapat menentukan dari keduanya baginya. Ada orang yang menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya sekuat tenaga untuk mendatangkan kemujuran baginya jika Tuhan memberkati bahagialah dia. Namun jika pun malang tiba tetaplah mengingat Tuhan karena itupun bahagian kehidupan yang kita jalani seturut kehendakNya.
Masa depan adalah ketentuan Tuhan! Tugas kita adalah merencanakan apa yang baik, keputusannya ada padaNya. Itulah sebabnya firman berkata: manusia berencana, Tuhanlah yang menentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar