Kamis, 06 April 2017

BERTAMBAH-TAMBAH DAN BERKELIMPAHAN DALAM KASIH

BERTAMBAH-TAMBAH DAN BERKELIMPAHAN DALAM KASIH

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan di pagi hari ini Jumat 07/03/2017 dari

 1 Tesalonika 3:12 (TB)  Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
1 Thessalonians 3:12 (UKJV)  And the Lord make you to increase and abound in love (o. agape) one toward another, and toward all men, even as we do toward you:

Kasih bukanlah benda yang indah, berharga dan menarik dipandang mata, ibarat berlian atau permata atau giok yang mahal sekalipun. Jika dia benda kasih hanyalah sebagai obyek, pasif dan tak mampu berbuat apa-apa. Kasih adalah power atau kekuatan yang mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Semakin besar cintanya semakin kuat pula dorongan untuk menggerakkan hati berbuat sesuatu. Itulah kekuatan cinta atau The power of love. Kekuatan cinta itu hendaknya bukan statis namun berkembang, bertambah-tambah bahkan berkelimpahan (aboundance).

Paulus dalam renungan hari ini juga menceritakan hal kasih yang harus bertambah-tambah dan berkelimpahan. Kasih yang bertumbuh di kalangan jemaat haruslah bertambah-tambah dan berkelimpahan demikian juga dalam setiap pribadi jemaat, dalam rumah tangga, dalam pekerjaan dan tanggungjawab yang diemban. Semakin bertambah hari semakin bertambah pula cinta kasih, bukan sebaliknya semakin berkurang hingga habis dan gersang dan kosong. Atas hal ini jadi ingat kisah keluarga miskin yang menjadi kaya. Sepasang suami istri saling mengasihi, suami kuli bangunan dan istrinya di rumah. Karena semakin terhimpit ekonomi isterinya mencoba berdagang, suaminya sekalisekali mendampingi berjalan kaki ke pasar pagi. Puji Tuhan, ekonomi mereka membaik suminya berhenti kuli dan mendampingi isterinya berdagang hingga mereka mampu beli beca dorong. Suminya rajin mendampingi isterinya berdagang dan mereka berbagi dalam hal segala hal sampai orang semakin suka melihat kasih mereka yang bertambah-tambah dan makin banyak pula dagangan mereka yang terjual karena semua orang senang atas pribadi mereka. Ekonomi pun bertumbuh dan kekompakan mereka pun bertumbuh. Isterinya kasihan melihat suaminya terus mendorong gerobak becak hingga mereka beli sepeda motor. Suaminya semakin bahagia atas perhatian istrinya dan dia pun semakin rajin mendampingi istrinya berdagang. Demikianlah hari hari berlalu tak terasa dan sudah beberapa tahun. Akhirnya mereka pun mampu membeli mobil. Semuanya berkat Tuhan atas kasih yang berumbuh di kalangan mereka. Suaminya makin rajin mengantarkan isterinya ke pasar. Setelah diantar suaminya kembali dan mencoba bisnis lain, berusaha buat janji dan alasan meeting sana sini. Kemajuan yang laur biasa, namun sayang suaminya jadi sering tak pulang ke rumah bahkan paling mengejutkan bahwa yang sering dibawa dalam mobil bukanlah isterinya namun wanita lain. Istrinya sangat shock dan tak berterima akan hal ini cinta yang begitu besar selama ini; bersakit-sakit, berbagi dalam segala hal namun harus begini. Isterinya menyesali diri dan berkata dalam hatinya: lebih baik kembali miskin. Cinta yang bertambah-tamba ternodai oleh godaan. Mereka saling bertengkar dan berakhir dalam perceraian. Ini contoh cinta yang bertumbuh pada awalnya namun akhirnya berkurang dan saling menyakiti. Kasih yang bertumbuh harus setia dalam segala hal dimulai dari rumah tangga. Bagaimana kita keluar memancarkan kasih padahal dalam rumah tangga sendiri belum berbuahkan kasih.

Cinta yang bertumbuh, bertambah-tambah dan berkelimpahan harus diikuti dengan kesetiaan. Setia dalam hal suka dan duka serta setia dalam pertumbuhan. Ada banyak dinamika dalam hidup semakin besar peran kita dalam pekerjaan semakin besar pula tanggungjawab dan tantangannya.

Kembali kepada pemahaman akan kasih haruslah bertumbuh (cresendo) jangan berkurang (decresendo). Jika semakin berkurang maka akan semakin kerdil dan kering. Kasih kita harus semakin bertambah-tamba dan berkelimpahan karena Yesus melimpahkan kita dengan kasihNya.  Kasih bagi orang percaya adalah kuasa untuk berbuat baik bagi sesama dan orang lain. Kasih itu tidak membatas diri pada komunitas sendiri, tetapi juga bagi sesama dan orang lain. Kasih itu universal menembus tembok pemisah yang tinggi. Yesus sendiri mengajarkan bukan hanya mengasihi sesama bahkan musuh bahkan yang membenci kita harus kita kasihi. Yesus telah memberi teladan dalam kasih hingga pengorbananNya di kayu salib. Demikian dengan rasul yang berjerih dan berjuang mengabdikan diri demi pelayanan. Teladan itu menjadi contoh bagi orang percaya untuk tetap berbuat kasih. Kasih yang tulus tanpa mengharapkan balas. Tuhan selalu menganugerahkan sesuatu pada kita sehingga kita bisa berbuat sesuatu bagi orang lain.

Tuhan memberkati kita untuk bertumbuh, bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...