Rabu, 22 Februari 2023

MENJADI PELAKU FIRMAN DAN IBADAH YANG TAK BERCACAT (Jakobus 1:22-25)

 Kotbah Minggu Septuagesima (70 Hari Sebelum Paskah), Minggu 5 Februari 2023

Nas: Jakobus 1:22-25
MENJADI PELAKU FIRMAN DAN IBADAH YANG TAK BERCACAT
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, sumber kehiduoan orang percaya adalah Firman Tuhan. Yesus berkata: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Baca Mat 4:4). Orang percaya membutuhkan roti namun hidup dari makanan rohani yaitu Firman Tuhan sebegai sumber kehidupan.
Sejalan dengan itu, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dalam motto penyebaran Firman Tuhan dengan mencetak menerjemahkan Alkitab ke dalam berbagai bahasa serta didistribusikan dengan semboyan: "Alkitab Sumber Hidup". Melalui LAI seluruh suku-suku bangsa dapat membaca dan mengetahui Alkitab.
Bagi Yakobus, membaca dan mendengar Firman Tuhan tidak cukup. Orang percaya harus menjadi pelaku Firman. Inilah praxis kehidupan yang dibangun oleh rasul Yakobus. Dia orang yang praktical (yang mempraktekkan apa yang diyakini benar dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini hendak mendidik bahwa kekristenan bukan hanya tataran teoritis, bukan hanya tataran meyakini atau mengakui (confessio) tetapi harus sampai kepada praxis yaitu pelaku Firman. Orang yang hanya mendengar tetapi tidak melakukannya dikatakan bunyi kosong yang tak berarti. Bagi Paulus oleh dalam1 Korint 13:1 dst menjelaskan bahwa bukti pelaku Firman adalah hidup di dalam kasih. 1 Korintus 13:1-3 (TB) "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku."
Mendengar Firman Tuhan adalah hal mulia karena dengan mendengar Firman Tuhan kita mengetahui kehendak Allah. Paulus dalam Roma 10:17 (TB) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Lebih jauh dari sekedar mendengar korltbah ini mendorong bahwa Omorang yang percaya harus menghidupi dan melakukan Firman. Sebagaimana ditekankan oleh rasul Yakobus dalam Minggu ini, orang percaya harus menjadi pelaku Firman.
1. Melihat wajah di cermin
Bagi Rasul Yakobus, orang percaya harus menjadi pelaku Firman bukan hanya pendengar. Seseorang menangkap dan memahami sesuatu bisa melalui pendengaran, penglihatan dan tindakan. Menurut penelitian kemampuan seseorang memahami sesuatu memiliki tingkatan:
- mendengar 30%
- melihat 40%
- tindakan dengan melakukan atau memperagakannya 60%
Demikiankah orang percaya tidak cukup hanya mendengarkan saja, tetapi harus menjadi orang yang menghidupi dan mempraktekkan kebenaran Firman dalam Hidupnya.
Menurut Yakobus orang yang hanya mendengar Firman dan tidak melakukannya ibarat seseorang melihat wajah cermin. Saat di depan cermin dia melihat wajahnya dan ada imajinasi menggambarkan wajahnya saat balik dari cermin imajinasi gambar itu hilang dan kabur. Jadi tidak ada kepastian bahwa dirinya mengngat dan memastikan gambar wajahnya.
Firman Tuhan itu pasti dan ridak boleh samar apalagi kabur. Firman Tuhan adalah pasti dan untuk memastikannya harua didengar, direnjngkan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Atau dengan kata lain, praxis hidup orang percaya disinari oleh Firman Tuhan.
Atau mungkin ibarat seorang menimba air dari sumur namun timba yang digunakan adalah timba yang bocor. Maka berapa kali pun dia mengambil air tempayan airnya tidak pernah terisi. Demikian orang yang hanya mendengar namun tidak melakukannya.
2. Bahagia orang pelaku Firman
Hal kedua dalam kotbah Minggu ini ditekankan bahwa bahagia orang percaya adalah menjadi pelaku Firman. Yesus menyampaikan kepada murid bahwa kebahagiaan orang percaya adalah mendengar dan melakukan Firman Tuhan. Dalam Lukas 11:28 (TB) Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
Hal ini juga telah disampaikan dalam Mazmur 1:2 (TB) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Hal yang ditekankan disini adalah kebahagiaan orang percaya adalah melakukan kebaiakan. Perbuatan baik bukanlah suatu paksaan atau sesuatu yang dilakukan karena tertekan. Kebahagiaan orang percaya melakukan kebaikan dengan penuh sukacita, suka rela dan tulus hati.
Jika orang percaya melakukan kebaikan karena terpaksa itu bukanlah buah iman. Jika orang percaya melakukan kebaikan dengan berharap akan mendapat balas yang baik itu adalah bisnis usual - atau kebaikan yang transaksional. Kotbah ini menekankan bahwa orang percaya adalah melakukan kebaikan dengan penuh sukacita. Melakukan perbuatan baik menjadi habit (kebiasaan hidup) yang melekat pada diri orang percaya.
3. Ibadah yang murni dan tak bercacat
Pada bahagian ketiga ini, Yakobus memberikan penjelasan makna ibadah yang lebih luas. Bagi Rasul Yakobus ibadah bukanlah hanya ritus: doa, nyanyi dan pujian bagi rasul Yakobus Ibadah yang lebih luas adalah pengabdian diri di tengah-tengah masyarakat dengan tidak bercacat. Beribadah bukan hanya berdiam diri dihadapan Allah (coram deo), duduk bersila dan bersemedi. Saat seseorang menjaga mulut agar tidak keluar kata-kata yang tidak berkenan bagi Tuhan merupakan ibadah. Apalah artinya memiliki jam doa, khusuk dalam waktu tertentu tetapi usai doa atau semedi keluar kata-kata kasar, bohong dan yang melukai orang lain.
Bagi rasul Yakobus Ibadah yang murid dan tidak bercacat adalah saat seseorang mengekang mulut dari kata-kata yang tidak berkenan kepada Tuhan dan kerelaan untuk mempersembahkan hidunya berguna dan menopang bagi orang lain. Yakobus 1:27 (TB) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Sahabat yang baik hati, mendengar Firman Tuhan menumbuhlan iman. Iman yang bertumbuh akan tampak pada buah-buah pekerjaan yang baik atau dengan kata lain menjadi pelaku-pelaku Firman. Kebahagiaan orang percaya adalah bahagia dan bersukacita melakukan kebaikan. Tuhan memberkati kita dan memelihara hidup kita agar tidak bercacacat sampai.kedatangan Kristus ledua kali di dunia ini. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
No photo description available.
All reactions:
Emmy Ambarita, Sarma Ramaida and 38 others

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...