Sabtu, 17 September 2022

PUJILAH TUHAN PENOLONG YANG LEMAH

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0T775rgKtzEgGMZTrmPgxBdNpH63DWNU6zsGFrb4ND4xYq1nprR9sPKBzFEAS2FHfl&id=100063523332048

Korbah Minggu XIV Setelah Trinitatis

Minggu, 18 September 2022

Nas: Mazmur 113:1-9


*PUJILAH TUHAN PENOLONG BAGI YANG LEMAH*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, pada umumnya setiap orang memiliki rasa peduli pada orang karwna manusia diciptakan memiliki hati. Jika kita mendorong orang lain ikut terlibat dalam aksi hal yang pertama ditanamkan adalah rasa kepedulian pada diri seseorang. Jika rasa kepedulian itu belum tertanam maka sulit melibatkan orang lain untuk ikut ambil bagian dalam aksi.


Kotbah minggu menjelaskan kepada kita bahwa Allah yang maha tinggi, Dialah penolong dan yang mengangkat orang-orang yang dianggap hina. Allah tidak membiarkan siapapun untuk dihina dan direndahkan. Allah akan bertindak menolong: orang miskin dari kesusahannya, meninggikan orang yang direndahkan, memuliakan orang yang dihina serta menempatkan orang yang dipinggirkan duduk bersama satu meja dengan bangsawan. Allah membuat manusia setara, tidak ada kelas, diakriminasi dan determinasi. Yang rendah ditinggikan, yang miskin diangkat dari lumpur dan yang hina ditinggikan.


Karya-karya Allah yang besar ini dialami oleh umat Allah dalam pengalaman sejarah. Siapakah bangsa Israel jika dibandingkan dengan suku bangsa lainnya? Mereka adalah budak di Mesir, namun Allah mendengarkan jeritan umatNya dan membebaskan mereka dari perbudakan dan penindasan Mesir. Siapakah Daud, yang dihina oleh Goliat manusia raksasa, tapi oleh kuasa Tuhan menumbangkan Goliat. Siapakah nabi Elia yang harus berhadapan dengan Raja Ahab dan Isterinya Isebell. Nabin Elia menunjukkan kuasa Tuhan


Allah itu adalah Allah yang maha tinggi dan peduli, Dia yang berada di tempat yang maha tinggi namun tetap bersama-sama dengan manusia. Perbuatan Allah mewajibkan kita memuji Tuhan


*1. Ajakan Memuji Tuhan*

Mazmur 113:1 (TB)  Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN! 


Semua orang wajib memuji Tuhan

Mengapa hamba Tuhan saja yang diajak untuk memuji Tuhan? Hamba Tuhan umumnya sebutan bagi para pelayan atau pekerja gereja atau yang terlibat dalam pelayanan. 


Ajakan pertama ini memang ditujukan kepada hamba Tuhan, yaitu imam dan orang-orang yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan firman Tuhan kepada umatNya. Peran hamba Tuhan ini sangat penting untuk mengajak semua orang untuk memuji Tuhan.


Istilah hamba Tuhan disini dapat juga menunjukkan kepada seluruh umat, kita semua adalah hamba Tuhan. Hamba itu adalah istilah perbudakan. Seorang hamba terikat dengan tuannya. Jika hamba ditebus oleh orang lain maka siapa yang menebusnya dialah menjadi tuannya yang baru. Sejak manusia jatuh dalam dosa manusia, manusia berada dalam kuk perhambaan. Manusia tidak bisa bebas dirinya perhambaan dosa dan upah dosa adalah maut. Namun syukurlah kepada Allah, kita semua telah ditebus melalui penebusan Yesus Kristus di kayu salib. Sehingga kita semua bebas hamba dosa dan menjadi milik Kristus. 


Jadi siapakah yang diajak untuk memuji Tuhan? Kita semua yang ditebus oleh Kristus, semua yang menerima kasih karunia Allah. Kita semua hamba-hambaNya yang mempersembahkan hidupnya dalam pelayanan dari pelayan berada dipodium, altar hingga jemaat yang duduk dibangku ruangan gereja wajib memuji Tuhan. Dari imam, pendeta, penatua dan seluruh jemaat dari semua lapisan warga diajak untuk memuji dan memuliakan Tuhan.


*2. Memuji di segala waktu dan tempat*

Mazmur 113:2-3 (TB)  Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN. 


Ayat 2-3 ini menunjukkan waktu dimana segala waktu diisi dengan pujian dan kemuliaan bagi nama Tuhan.  Yahudi sangat menghargai waktu. Ada jadwal doa harian: doa-doa ini disebut doa pagi ( shacharit), doa sore ( minchah ) dan doa malam ( arvith atau maariv ). Orang Yahudi sangat taat pada Ibadah Sabath, peringatan tahun Sabbath (tujuh tahun), tujuh kali tahun sabbath ( Yom Kiffur), tahun pembebasan atau yang sering kita sebut dengan Tahun Yobel. Waktu-waktu itu berharga dan dalam semua waktu itu semuanya memuji Tuhan.


Sekalipun waktu-waktu yang telah disebut diatas  menjadi jadwal doa dan ibadah dalam Yahudi itu bukan berarti hanya pada waktu itu mereka memuji Tuhan sama sekali tidak. Dari terbitnya mata hari hingga terbenam adalah waktu yang dipergunakan untuk memuji dan memiliakan Tuhan. Artinya aktifitas yang dilakukan dalam semua waktu yang ada semuanya bertujuan kepada memiliakan Tuhan. Setiap orang yang memulai pekerjaan di pagi hingga malam hari semuanya adalah waktu yang kita bisa dengan pujian dan memuliakan Tuhan. 


Demikian halnya tempat, Yahudi memang menetapkan pusat-pusat beribadah baik sebelum didirikannya Bait Allah, ada tempat-tempat yang ditentukan sebagai pusat beribadah.  Bagi mereka yang berada di diaspora mereka mendirikan synagoge, di synagogelah mereka beribadah, menerima pengajaran dan menyampaikan doa dan syukur. Namun pemahaman Yahudi bahwa memuji Allah itu dapat dilakukan dimana-mana. Memuji Tuhan bukan hanya ibadah, tetapi melakukan apa yang mendatangkan pujian dan kemuliaan nama Tuhan. 


Rumah ibadah adalah tempat khusus bagi orang percaya untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Kerinduan untuk hadir dalam rumah ibadah memuji dan memuliakan Tuhan adalah bahagian dari kehidupan orang percaya. Sejalan dengan orang percaya melalui pekerjaannya dimanapun itu berada dan dalam posisi apapun itu seluruh aktifitasnya hendak memuliakan nama Tuhan. 


*3. Allah peduli dan penolong*

Bagian ketiga ini merupakan alasan kongkrit aras karya dan perbuatan Tuhan dalam hidup umatNya. Allah yang maha tinggi, adalah Allah yang peduli. Jika diperhatikan ayat 5-9 ada empat tindakan Allah yang membangun dan memajukan kehidupan. 


Dia tidak tinggal dalam singgah sanaNya, tetapi turun dan menjangkau yang rendah untuk ditinggikan, memulihkan yang hina menjadi menjadi mulia, manusia yang dibatasi menjadi sejajar dengan bangsawan dan permpuan mandul diberkatinya menjadi ibu bagi banyak anak-anak.


Manusia diciptakan segambar dengan rupa Allah, manusia itu agung dan mulia karwna Allah menciptakannya sempurna. Makna kesegambaran manusia dengan rupa Allah membuat manusia dapat memancarkan kemuliaan Allah. Namun dosa telah membuat manusia jatuh dari kemuliaannya, diusir dari firdaus dan terasing, terancam dan hidup dalam keluh. Allah tidak membiarkan manusia itu hina, Allah memulihkan dan menjadikan manhsia baru di dalam Yesus Kristus. 

Tindakan Kristus yang membebaskan membuat manusia setara. Allah mengangkat manusia menjadi sejajar (Bad Gal 3:28). 


Mazmur 113:7-8 (TB)  Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, 

untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya. 


Injil adalah pembebasan manusia dari segala pembatasan (determination), pembedaan (diskriminasi), penindasan dan pemisahan (apharteid). Di dalam sosial ada saja strata sosial yang membuat orang memiliki hak istimewa dibanding dengan orang lain. Pembedaan hak sipil antara kulit hitam dan lulit putih, apartheid di Afsel, status ningrat dan jelata dll. 


Sebelum kekristenan datang di tanah Batak ada juga pembedaan ada keluarga partangga gonop dan ada partangga ganjil. Namun setelah kehadiran Injil itu semua diruntuhkan dan membentuk suatu persekutuan di dalam Tuhan. Saling menerima, sejajar dan setara dengan yang lain. Memiliki hak dan tanghung jawab yang sama di dalam peran di tengah-tengah masyarakat. 


Kotbah minggu ini juga menyapa dan mengangkat harkat perempuan yang mandul. Di satu sisi seorang ibu yang mandul sering merasa tak bahagia karena tidak dapat memberikan keturunan. Penilaian yang sama dari masyarakat sering dianghapmkurang sempurna karena tidak dapat memberikan keturunan bagi suaminya. Contohn itu dapat kita lihat dalam 2 Samuel 1:1dy. Hana di kalangan keluarga Elkana mendapat perlakuan yang tidak baik dari Penina. Sikap-sikap seperti itulahnyangbharua di rubah, karena perempuan mandul pun dapat dipakai Tuhan untuk pekerjaannyang mulia.


Alkitab adalah sumber kebahagiaan bagi ibu yang mandul. Allah pro kepada ibu yang tidak pernah melahirkan. Yesus berkata: Lukas 23:29 (TB)  Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui.


Perkataan Yesus ini sangat mendalam dan dapat mengangkat harkat dan maryabat perempuan yang mandul. Pertama, rahim adalah anugerah Allah pada seorang perempuan. Tidak semua rahim yang diberi anugerah untuk mengandung dan melahirkan anak dan keturunan, itu adalah otoritas Allah. Kedua, dihadapan Allah semua sama tidak lebih mulia seorangnibu yang melahirkan dari pada seorang yang yang tidak dapat melahirkan. Kemuliaan mereka terletak pada saat.mana mereka melakukan tanggungjawabnya sebagai ibu. Ketiga, ibu tidak hanya identik dengan melahirkan anak, ibu adalah pengasuh, pengasih dan pemelihara kehidupan ini. 

Mazmur 113:9 (TB)  Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita. Haleluya! 


Sahabat yang baik hati! Mari puji dan muliakan Tuhan dalam hidup kita. Percaya dannberhatap padaNya karena Dialah penolong kita. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...