https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0Kh2p2DnQg6AtWdaZT4kjo9B3obTMjGxAo1Bfm3C7o36EwjAytQfqVETzYr6yCMpel&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo
KOTBAH MINGGU XIII SETELAH TRINITATIS
Nas: Lukas 15:1-10
Minggu, 11 September 2022
*ALLAH MENGHENDAKI PERTOBATAN*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini merupakan respon Yesus terhadap Farisi. Farisi atau kaum agamawan itu memgkritik Yesus yang dekat dengan pemungut cukai dan orang yang dianggap berdosa oleh masyarakat. Kaum Farisi biasanya menganggap diri kudus dan rohani sehingga menjauhkan diri dari mereka yang dianggap berdosa atau yang dinilai 'hilang' oleh masyarakat. Akhirnya Yesus memberi pelajaran bahwa Yesus datang untuk mencari yang hilang. Yesus mengajar melalui perumpamaan tentang domba yang hilang (15:2-10) dan anak yang hilang (Lukas 15:11 dst)
Apabila kita membaca Kitab Injil bahwa Tuhan Yesus dalam mengajar sangat sering menggunakan perumpamaan. Pengajaran dengan perumpamaan bertujuan agar pembaca dapat lebih mudah memahami maksud dan tujuan pengajaran Tuhan Yesus. Lihatlah: Seorang penabur (Mat 13:3,18; Luk 8:5,11), Benih lalang Mat 13:24-30,36-43, Sebiji sesawi (Mat 13:31,32; Luk 13:19), Ragi. (Mat 13:33), Harta yang terpendam di ladang (Mat 13:44), Mutiara yang sangat berharga (Mat 13:45,46), Pukat yang dilabuhkan di laut (Mat 13:47-50), Makanan yang tidak menajiskan (Mat 15:10-15). Seorang hamba yang tidak mengasihi kawannya. (Mat 18:23-35), Orang-orang upahan di kebun anggur (Mat 20:1-16) dll. Pengajaran Yesus bentuk perumpamaan membuat para pendengarnya sangat tertarik dan mudah memahaminya. Kemana Yesus pergi ke situ orang banyak berdatangan.
Khusus dalam Lukas 15 ini berisi pengajaran bahwa Yesus sangat mengasihi orang-orang berdosa. Yesus tidak menjauh dari mereka. Justru Yesus sendiri mencari mereka dan ingin dekat dengan mereka. Sikap Yesus yang demikian dapat kita lihat dari perumpamaan domba yang hilang, perumpamaan dirham yang hilang dan perumpamaan tentang anak yang hilang. Dengan tiga perikop ini Yesus berfokus pada satu kata yaitu " hilang " suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh siapapun juga.
*1. Yesus dengan metode 3M: mencari, menyelamatkan dan mencegah.*
Menemukan kembali yang domba yang hilang suatu sukacita besar bagi seorang gembala. Bagaimanakah seorang gembala menemukan dombanya yang hilang tentu dengan jalan mencarinya bahkan dengan memanggilnya dan domba yang mengenal gembalanya akan menyahutnya sebagaimana kebiasaan ternak peliharaan yang menggambarkan adanya relasi yang baik antara gembala dengan kawanan ternaknya (Yoh.10:4).
Siapakah gembala yang dimaksud dalam perumpamaan firman tersebut ialah Yesus sendiri yang telah turun dari takhta kemuliaanNya di sorga datang ke dunia dan menjadi sama dengan manusia untuk melakukan karya keselamatan yang diutus oleh Bapa, dan domba-domba itu ialah manusia yang hidupnya tersesat karena dosa-dosa yang dilakukannya yang perlu diselamatkan. Rasul Yohanes menulisnya bahwa Yesuslah Gembala yang baik dan Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh.10:3). Oleh karenanya Yesus sebagai Gembala Agung kita. Dia rela memberikan nyawaNya tergantung di kayu salib dan darahNya mengucur-tubuhNya terkoyak sebagai ganti dosa yang diperbuat manusia, dan hanya lewat pengorbanan sebagai korban darah Anak Domba Allah manusia terselamatkan, sebab firman Tuhan berkata bahwa upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Rom.6:23).
Yesus sebagai Gembala yang baik melakukan tindakannyangbdapatbditeladani dalam missi pelayanan di masa kita. Gereja harus mencari mereka yang hilang, menemani mereka yang terasing bahkan diasingkan dan datang untuk menyelamatkan yang hilang serta mencegah mereka agar tidak tersesat kembali.
*2. Jauhkan sikap memusuhi*
Yesus bersahabat dengan pemungut cukai, dia membela perempuan yang ketahuan berzinah. Yesus mau menjamah dan mentahirkan orang yang sakit kusta. Yesus juga berdialog dengan orang Samaria yang sangat dibencin oleh orang Yahudi. Artinya dalam kesehariannya Yesus dekat dengan mereka yang mungkin dijauhi oleh orang pada umumnya. Kedekatan Yesus dengan mereka yang dianggap 'hilang' atau dinilai negatip oleh masyarakat menjadi sahabat Yesus dengan tujuan menyelamatkan mereka. Bahkan lebih tegas Yesus berkata: Lukas 5:31-32 (TB) Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Kedekatan Yesus dengan pemungut cukai dan orang-orang yang dianggap berdosa adalah pendekatan yang baru yang berbeda dengan pendekatan Farisi dan rohaniawan Yahudi. Dekat bukan berarti memaklumi kesalahan atau kompromi dengan kesalahan mereka. Yesus dekat dengan mereka, karena mereka adalah milik Allah yang ingin mengikuti kehendak Allah. Sebagai contoh kesediaan Yesus berkunjung ke Zakheus berdampak baik bagi Zakheus. Selama ini orang berpikir negatip padanya tetapi lihatlah oengakuan Zakheus itu menunjukkannpribadi hang sangat mulia, sehingga di bebas dari stigma negatif dari masyarakat umum.
Dari sikap Yesus yang dekat dengan pemungut cukai dan orang-orang yang dianggap berdosa kiga menemukan pelajaran berharga, yakni:
a. Yesus hendak memberi pelajaran stikma dan penilaian yang negatip pada orang lain belum tentu benar, seperti Zakheus.
b. Yesus menunjukkan siapapun layak menerima anugerah dari Tuhan bukan hanya mereka yang berjubah agama tetapi semua orang. Orang kusta yang dikucilkan dalam masyarakat ditahirkan oleh Yesus. Anugerah dan Jika mereka pernah melakukan kesalahan, bukan berarti kesalahan menjadi hukuman selamanya. Jika mereka menyadari kesalahan dan mau berubah mereka adalah pewaris anugerah Allah.
c. Yesus dekat dengan mereka bertujuan untuk menyelamatkan dan pencegahan. Sebagaimana Yesus sampaikan kepada seorang perempuan yang ketahuan berzinah, Yesus berkata: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8:11)
*3. Sukacita Sorgawi menyambut pertobatan*
Lukas 15:7 (TB) Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Sebagai murid Kristus terpanggil Tuhan untuk ikut mencari dan membawa pertobatan. Apakah itu berupa pelayanan khusus menjadi pemberita Injil (pelayan) atau secara umum seperti menasihati, menegor, mengajak dan membawa orang berbalik dari jalannya yang salah kepada kehendak Tuhan. Harus kita sadari bahwa pertobatan adalah buah dari pekerjaan Roh Kudus. Usaha apapun yang kita lakukan untuk mempengaruhi orang lain agar bertobat itu adalah pekerjaan Roh Kudus.
Dan yang paling bersukacita jika seseorang bertobat bukanlah pelayannya tetapi Allah di Sorga dan penghuni sorgawi yang telah lama menunggu dan menantikan pertobatannya.
Sahabat yang baik hati! Apa yang dilakukan Yesus dalam kotbah ini patut kita teladani. Jangan ikut-ikutan mengambil sikap negatip yang dinilak negatplip karena belum tentu demikian adanya. Jikapun ada yanb kita nilai kurang baik, jangan dibiarkan siapa tahu kita diijinkan Tuhan melihat yang kurang untuk memperbaikinya. Amen
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar