https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02xhZ1XniqUCn6A2hci76fgYC1ARcr1WqbCvV3Km6RR5acqcJsYuYVUrSCvksNxcBol&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo
FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Senin, 5 September 2022
KUAT DI DALAM TUHAN
Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.
Efesus 6:10 (TB): ”Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya”
Ephesians 6:10 (KJV) "Finally, my brethren, be strong in the Lord and in the power of His might.”
Hidup keseharian umat percaya senantiasa diwarnai oleh dinamika persoalan kehidupan, apakah berkaitan dengan keluarga (anak, suami-isteri), pekerjaan, bisnis, kesehatan, dan lainnya, atau masalah rohaniah atau spiritual. Ragam masalah tersebut mewarnai kehidupan semua orang yang bisa datang silih berganti mulai dari skala kecil hingga yang cukup besar. Dalam artian bahwa bahwa hidup di dunia ini adalah suatu peperangan, terutama peperangan rohani. Rasul Paulus dalam nas hari ini menyerukan kepada jemaat di Efesus termasuk kita umat percaya masa kini, agar ketika menghadapi peperangan rohani yang penuh kompleksitas, hendaknya memiliki iman yang tetap kuat di dalam Tuhan. Tentu saja dimaksudkan dengan mengandalkan kekuatan kuasa-Allah.
Peperangan rohani setiap umat percaya terhadap Iblis dan pasukan setan-setannya, sekurang-kurangnya meliputi tiga aspek: Pertama, menyatakan perang terhadap Iblis sesuai dengan tujuan Allah. Kedua, melawaan tipu daya dan godaan setan-setan, dan roh-roh jahat dengan doa dan pemberitaan Firman Allah sebagai senjata rohani. Ketiga, membebaskan orang yang ditawan oleh kuasa Iblis dan kuasa kegelapan serta membawa mereka kepada Allah untuk memperoleh pengampunan dan pengudusan melalui iman kepada Kristus. Harus disadari bahwa Iblis yang merupakan musuh besar orang percaya, menjadi penguasa dari sistem dunia dengan roh-roh jahatnya, mengorganisir, merasuki serta menyusupi berbagai sistem dunia baik politik, ekonomi, budaya, maupun keagamaan lewat kejahatannya yang pada hakikatnya memusuhi Allah dan umat-Nya dengan menolak untuk tunduk kepada kebenaran Firman Allah.
Sahabat yang baik! Hidup ini adalah pilihan. Kita anak-anak Allah yang sudah memperoleh pengampunan sekaligus keselamatan diberi kebebasan memilih, yaitu: taat dan setia kepada Sang Penyelamat sampai ajal menjemput demi kehidupan kekal, atau mengasihi dunia fana ini dengan kefasikannya demi ragam kenikmatan sementara yang ditawarkannya yang berujung maut! Dalam 1Yohanes 2:16, dikatakan bahwa mengasihi dunia berarti menyenangi dan menikmati hal-hal yang menentang Allah yang dengan terang-terangan menciptakan permusuhan terhadap Allah, yaitu dengan mengumbar: (a) keinginan daging, termasuk kenajisan yang mengejar kesenangan berdosa dan pemuasan hawa nafsu; (b) keinginan mata, termasuk membaca atau menonton hal-hal pornografi yang tidak senonoh; (c) keangkuhan hidup atau roh kecongkakan terhadap sesama termasuk kepada Tuhan. Jadi intinya, memilih ikut Allah haruslah dengan segenap jiwa, sepenuh hati dan sekuat tenaga, atau sebaliknya ikut kefasikan dunia. Tidak ada pilihan diantaranya ("in between") atau abu-abu, atau iman yang suam-suam kuku. Tuhan Yesus tegas mengatakan: "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga (Mat 7:21) dalam ketaatan dan kesetiaan yang sungguh-sungguh.
Persoalannya, melangkah mengikut Kristus secara konsisten dalam perjalanan hidup orang percaya selama kurun waktu 40 sampai 60-an tahun atau bahkan 70 hingga 80-an tahun di dunia yang penuh godaan ini tidaklah segampang ucapan di bibir atau seperti membalikkan telapak tangan. Sementara diri kemanusiaan kita adalah lemah, bahkan sudah mewarisi sifat keberdosaan sejak dalam kandungan ibunya. Apalagi perjuangan umat percaya bukanlah hanya melawan darah dan daging saja, akan tetapi terutama melawan penguasa-penguasa dan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, serta melawan roh-roh jahat yang terus bergentayangan di udara. Alkitab sendiri dalam 1Petrus 5:8 mengingatkan:"…Lawanmu, si iblis, berjalan keliling seperti singa mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." Artinya, ancaman bahaya terus setiap saat mengintai kehidupan orang percaya. Namun bagi orang-orang yang terpanggil dan terpilih sebagai murid-murid Kristus sebagai ciptaan baru, tidak ada yang mustahil jika mengandalkan penyertaan kuasa Tuhan. Kita harus mengimani pernyataan Alkitab bahwa jika Allah yang adalah Firman itu sendiri menjadi kawan kita atau bersama kita, siapakah yang akan menjadi lawan kita?
Sebagai pengikut Kristus sejati kita diminta untuk memerangi semua kejahatan, bukan dengan kuasa kita, tetapi dengan kuasa Tuhan. Dalam peperangan iman tersebut, kita harus berjuang dan siap untuk tahan menderita hingga menjadi pemenang. Syaratnya, memakai perlengkapan senjata Allah. Oleh karena itu kita perlu melakukan introspeksi diri, apakah kita sudah mengandalkan kuasa Allah, menyandarkan diri kepada-Nya dalam hari-hari kita untuk memenangkan peperangan rohani kita? Atau sudahkah kita mengenakan perlengkapan senjata rohani seperti yang diserukan Rasul Paulus yaitu: memakai ketopong, perisai, ikat pinggang, kasut, pedang, dan bajuzirah yang diiringi dengan doa?
Sahabat! Hidup ini tidak saja harus terus berlanjut, tapi juga harus bertumbuh seperti diserukan dalam Kolose 2:7, yaitu: "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman…." Dengan kata lain, persekutuan yang intim dengan Tuhan dan menggunakan perlengkapan senjata dari-Nya, niscaya memberikan kemenangan dalam peperangan rohani kita. Bahkan, Allah sendiri akan turut berperang untuk kita melawan Iblis dan pasukan setan serta roh-roh jahatnya. Kedahsyatan kuasa-Nya adalah jaminan yang menjadikan kita tetap teguh dalam iman untuk meraih hidup yang berkemenangan. Amin.
Salam dari Tim Renungan 12: TEM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar