https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid032LSDzCZEnwmi68M45arHQ6H15bWjYLeumHuphF3AfdbQeshnveSgMbt3QfCadvP9l&id=100063523332048&sfnsn=wiwspwa
FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Jumat, 02 September 2022
*LIHAT DAN SAKSIKANLAH KASIH ALLAH!*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:
1 Yohanes 4:14 (TB) Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juru selamat dunia.
1 John 4:14 (UKJV) And we have seen and do testify that the Father sent the Son to be the Savior of the world.
Kasih adalah inti ajaran Kristen! Hukum yang utama dan terutama bagi pengikut Kristus adalah hukum mengasihi: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mateus 22:37-39). Mengapa kita harus mengasihi Allah dan sesama manusia? Karena pada dasarnya Allah itu sendiri adalah kasih dan Ia terlebih dahulu mengasihi kita. Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya Yesus Kristus sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita (1 Yoh.4:8-10). Itulah sebabnya, setiap pengikut Kristus memiliki tugas dan tanggungjawab untuk melakukan kasih di dalam kehidupannya sehari-hari.
Firman Tuhan pada hari ini berkata: “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juru Selamat dunia”. Kasih yang terbesar yaitu kasih Agape telah dinyatakan Allah kepada manusia yang berdosa. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh.3:16). Itu berarti, kasih Allah bukan sebatas kata-kata, tetapi nyata dilakukanNya kepada dunia ini, khususnya bagi kita manusia yang berdosa. Kasih Allah tentu tidak dapat kita bandingkan dengan kasih manusia. Kasih manusia itu dapat dibatasi oleh ruang, waktu, materi dan sebagainya. Kasih Philia (kasih persaudaraan), kasih Storge (kasih kekeluargaan) dan kasih Eros (kasih antara relasi laki-laki dan perempuan) itu bersifat terbatas, yang artinya dapat dibatasi oleh segala sesuatu di tengah-tengah dunia ini. Tetapi kasih Agape, yaitu kasih Allah yang tanpa pamrih itu tidak terbatas, Allah selalu terbuka mengasihi setiap manusia. Allah senantiasa menantikan pertobatan orang-orang berdosa. Allah tidak berkenan kepada kematian orang-orang berdosa, melainkan berkenan kepada pertobatan orang-orang berdosa dari kelakuannya supaya ia hidup (Yeh.33:11).
Dalam nas ini, Yohanes menyaksikan bahwa ia telah melihat dan menyaksikan kasih Allah kepada manusia berdosa dimana Allah Bapa telah mengutus AnakNya yang tunggal, yaitu Yesus Kristu untuk menjadi Juru Selamat dunia. Apakah arti kata melihat dan menyaksikan yang dimaksudkan oleh Yohanes? Melihat berarti bahwa ia sendiri merupakan saksi hidup yang turut menyaksikan pelayanan Yesus semasa hidupNya, saat Dia bersama-sama dengan para muridNya. Setelah Yesus mati, bangkit pada hari ketiga dan naik ke sorga, maka Ia mengutus murid-muridNya untuk menjadi saksiNya di tengah-tengah dunia ini. Yesus memberikan amanat agung kepada murid-muridNya untuk pergi ke seluruh penjuru dunia dan menjadikan semua bangsa muridNya, membaptis di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus serta mengajarkan segala sesuatu yang diperintahkan Yesus kepada mereka (Mat.28:19-20). Yohanes tidak hanya melihat kasih Allah, tetapi juga menyaksikannya dalam pelayanan serta kehidupannya sehari-hari.
Oleh sebab itu, melalui nas renungan hari ini kita terpanggil untuk meneladani kesaksian dari Yohanes, yaitu: melihat dan menyaksikan kasih Allah yang begitu besar bagi kita orang-orang berdosa. Allah telah menyatakan kasihNya yang begitu besar melalui AnakNya Yesus Kristus. Mengapa kita bertanggungjawab untuk menyaksikan kasih Allah itu? Ada beberapa hal yang mendasari setiap pengikut Kristus untuk menyaksikan kasih Allah, yaitu karena:
a. Allah adalah kasih. Allah adalah kasih itu sendiri dan Ia adalah sumber kasih. Tidak ada kasih seorang manusia di muka bumi ini yang dapat menyaingi kasih Allah kita. Oleh sebab itu, setiap orang yang telah menerima kasih Allah terpanggil dan bertanggungjawab menyaksikan kasih Allah tersebut.
b. Allah terlebih dahulu mengasihi manusia berdosa. Kasih Allah adalah inisiatif Allah. Allah sendiri terlebih dahulu mengasihi manusia yang berdosa, agar manusia itu tidak mati oleh karena dosanya sendiri.
c. Allah menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Ayat 9 berbunyi: “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya”. Kehadiran Anak-Nya yang tunggal memberikan kita kepastian bahwa ada kasih dari Allah bagi manusia dan dunia ini. Karena kasih dari Allah itulah maka kita dapat memperoleh hidup yang kekal. Walaupun dalam dunia ini banyak persoalan yang kita hadapi. Tetapi kasih dari Allah itu tetap ada di antara kita.
d. Allah mendamaikan diriNya dengan manusia berdosa. Dosa membuat manusia menjadi jauh dari Allah. Tetapi Allah tidak membiarkan manusia ciptaanNya tersebut menjauh dariNya. Sehingga dengan inisiatifNya, Allah yang penuh kasih itu mendamaikan diriNya sendiri dengan manusia, agar manusia itu kembali kepada jalan kebenaran.
e. Kasih Allah memampukan kita untuk mengasihi sesama manusia. Mengasihi sesama manusia bukanlah hal mudah untuk dilakukan, karena begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal ini. Bagaimana kita dapat mengasihi orang yang membenci kita? yang telah membuat kita sakit hati dan kecewa? Tentu hal ini merupakan pergumulan bagi kita. Jika kita mengasihi orang yang mengasihi kita, itu adalah hal yang biasa. Tetapi, jika kita mampu mengasihi orang yang tidak mengasihi kita, orang yang membenci kita itulah hal yang luar biasa. Pengikut Kristus hendaknya bukan sebatas menjadi orang yang biasa-biasa saja, tetapi hendaknya menjadi orang yang luar biasa. Luar biasa dalam arti menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian (1 Tim.4:12). Oleh karena itu, marilah kita senantiasa peka melihat kasih Allah dan menyaksikan kasih Allah dalam kehidupan kita. Amin.
Salam dari tim: RN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar