Sabtu, 24 September 2022

IBADAH DISERTAI DENGAN RASA CUKUP

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02MBXtzynfTi4Neujtog6F2T14vX55cPcdUJZ8tCW6zV8tAqDKkYDDi6ojKLQGeY4dl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo

KOTBAH MINGGU XV SETELAH TRINITATIS

Minggu, 25 September 2022

Nas: 1 Timotius 6:6-9


*IBADAH DISERTAI RASA CUKUP*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Dalam kisah penciptaan Alkitab mengajarkan bahwa manusia adalah homo laboran (manusia pekerja), homo economicus (manusia yang bertindak mendatangkan kesejahteraan) dan homo religio atau manusia yang beribadah.  Dalam kotbah ini kita diajak untuk mendalami makna manusia religio, manusia yang beribadah. Sebagaimana ditelankan oleh Paulus bahwa ibadah sangat besar manfaatnya. 


Allah menciptakan manusia segambar dengan rupa Allah menerima mandat untuk bekerja dan mengelola alam ciptaan dan Allah menghendaki manusia beristirahat pada hari Sabath untuk istirahat dan beribadah. Perintah beritirahat dan beribadah diteyaokan Tuhan dalam perintah keempat yang wajib dilakukan oleh manusia. Namun ada saja manusia yang mengabaikannya  dia hanya bekerja dan bekerja tanpa memikirkan kehidupan rohaninya. Sungguh alangkah malangnya kita jika kita memiliki dunia namun kehilangan nayawa. Kehilangan nyawa karena kehilangan kehidupan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Yesus bersabda: Matius 16:26 (TB)  Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?


Beribadah adalah respon kita terhadap perbuatan Allah. Beribadah itu banyak manfaatnya, secara fisik manusia yang bekerja membutuhkan istirahat atau relaksasi untuk menghimpun energi yang terkuras oleh berbagai pekerjaan dan aktifitas. Jadi dari segi kebugaran fisik ibadah sangat berguna.


Baiklah kita dalami kotbah minggu ini dengan beberapa pokok penekanan:


*1. Manusia beribadah*

Kita adalah homo religio, manusia beribadah, taat dan setia kepada Tuhan. Homo religio adalah manusia yang menyadari keberadaannya dihadapan Tuhan dan secara sadar sujud kepada Tuhan. 


1 Timotius 6:6 (TB)  Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. 


Menurut Paulus ibadah disertai dengan rasa cukup memberi keuntungan besar. Rasa cukup dalam Bahasa Batak disebut: sabam ni roha. Artinya ada ketekunan, kesabaran dan tetap berpengharapan. Beribadah berarti memuji Tuhan, mendengarkan sabda dan menyampaikan permohonan. 


Lebih jauh lagi, ada toga istilah yang dapat kita kembangkan memaknai ibadah, yaitu:

- Latreia istilah ini dalam konteks imam melayani umatnya atau hasil pelayanan. Ibadah formil dimanan imam melayani doa dan persembahan umatnya.

- Leitourgia istilah pengabdian yang tanpa banyar, pengorbanan yang tulus. Lebih jauh kata leiturgia ini diterjemahkan menjadi pelayanan. Aktifitas dan pengorbanan yang sukarela.

- Abodah, adalah abdi, kita secara rela taat dan mengabdi kepada pemilik. Ibarat seorang hamba mengabdikan diri sepenuhnya kepada kepada sang pemilik.


Ketiga pengertian ini sama-sama.menunjukkan bahwa ibadah bukan hany merujuk kepada pertemuan formil dalam jemaat atau persekutuan, tetapi lebih pada pengabdian daan pelayanan yang berguna bagi orang lain. 


Mendukung pemahaman ibadah dalam perjanjian baru ini Paulus berkata: Roma 12:1 (TB)  Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 

Kemudian Paulus berkata: Yakobus 1:27 (TB)  Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.


Artinya ibadah adalah pengabdian dan pengorbanan diri bagi orang lain. Ibadah yang demikian besar manfaatnya karena telah meneladani Kristus. Kristus telah mempersembahkan hidupnya menjadi roti bagi semua orang. 


*2. Lahir dan mati tak membawa apa-apa dari dunia ini.*

Memaknai hidup ini penting juga merenungkan kisah hidup Alexander Agung, dia seorang ahli strategi perang yang hebat. Pemikirannya dalam militer hingga kini diakui. Dia seorang pemimpin dunia yang hebat yang menyatukan wilayah Makedonia. Dia menjadi enderal besar dalam usia relatif muda. Namun entah apa yang terjadi di usia 32 tahun dia harus meninggal karena demam dan sakit perut yang menimpanya. 


Menurut ceritanya, sebelum dia meninggal di berpesan tiga hal kepada jenderal kepercayaannya sebelum meninggal, yakni: a) yang mengusung peti matinya adalah dokter terbaik di negeri Makedonia, b) dalam prosesi ke penguburan uang yang menjadi miliknya tidak diwariskan tetapi diberikan kepada orang miskin dan c) peti matinya dirancang agar tangannya bisa keluar. Alexander pun meninggal dimakamkan sesuai dengan pesannya dan semua orang menyadari bahwa ketiga pesan ini sangat bermakna dalam hidup. Dokter sehebat apapun tidak akan dapat memperpanjang hidup, harta kekayaan akan ditinggalkan di dunia ini dan tak ada yang dapat dibawa itu dibuktikan dengan tangannya yang kosong tak membawa apa-apa ketika memasuki liang kubur. 


Kisah yang sama dari tokoh Indonesia yaitu: Prof Dr BJ Habibie mantan presiden Republik Indonesia.  Kesaksian BJ Habibie ketika ditinggal isterinya? Dia merasa kesepian, dia mengakui punya harta kekayaan, jabatan terbaik, punya anak-anaknya sudah bekerja dan hebat-hebat, dia punya cucu yang lucu-lucu namun waktu baginya tak cukup untuk bermain karena kesibukannya. Sepeninggal isterinya dia merasa kesepian: kekayaan, jabatan dan prestasi terbaik apapun tak dapat menemani hidupnya. Seolah dia ditinggal sendirian, apa yang dia miliki tak akan mengisi kesendirian dalam kehidupannya yang semakin ujur. Kala ujur sudah tiba seolah satu persatu meninggalkannya tak ada yang dapat mendampingi sampai ke gerbang sorga. Hanya iman dan pengharapan. 


Sahabat yang baik hati! Pengalaman realistis demikianlah yang diingatkan oleh Paulus kepada Timotius bahwa 1 Timotius 6:7 (TB)  Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. 


*3. Tempa diri memiliki rasa cukup*

Bagian ketiga dari kotbah ini, menekankan bagaimana memiliki rasa cukup.  1 Timotius 6:8 (TB)  Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. 


Bangsa Israel di tempat selama 50 tahun dipadang gurum untuk memiliki rasa cukup. Tuhan telah menyediakan manna sebagai bekal bagi mereka di perjalanan. Manna itu boleh diambil dan cukup untuk sehari. Tidak usah mengambil banyak untuk disimpan esok lusa karena itu akan busuk. Setiap mereka mengambil cukup sehari. 


Etika hidup demikian telah ditempa menjadi karakter umat Allah. Percaya kepada Tuhan yangnakan mencukupkan apa yang kita butuhlan dalam hidup ini.  


Hal yang sama Yesus juga mengajarkan murid-muridNya agar memiliki rasa cukup. Sebagaimana salah satu permintaan doa yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-murid: "berikanlah kami pada hari ini makanan kami secukupnya."


Menempa diri memiliki rasa cukup adalah cerminan iman. Memiliki rasa cukup akan mampu mengelola yang ada, bersukacita dan bersyukur atas apa yangbada. Rasa cukup akan menjauhkan kita dari hidup yang bersungut-sungut. Orang yang selalu merasa kurang-dan kurang akan selalu bersungut-sungut, karena apa yang ada padanya tidak ada puasnya.


Menempa diri dengan rasa cukup bukanlah mematikan motivasi kerja, sama sekali tidak. orang percaya harus tetap memiliki etos kerja yang baik, bekerja keras dan terus melakukan usaha. Setiap hasil dari usaha yang dilakukan harus disyukuri karena hasil itu adalah seturut kehendak Allah. Disinilah bedanya oramg percaya berusaha dengan orang yang berusaha untuk memenuhi kepuasan diri. Orang percaya bekerja dan berusaha dan apapun hasilnya akan disyukuri sebagai pemberian Allah. Sebaliknya orang yang berambisi dan diikuti oleh nafsu untuk kaya, dia bekerja keras dan hasil kerja kerasnya dianggap sebagai jerihnya sendiri. Amsal 10:22 (TB)  Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. 


Sahabat yang baik, marilah memelihara diri sebagai mahluk religio - manusia yang beribadah kepada Tuhan karena eribadah sangat besar manfaatnya. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...