https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6832415156830492/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Minggu I Stlh Ephiphanias 9 Januari 2022
Nas: Lukas 3:15-17; 21-22
YESUS ADALAH ANAK ALLAH
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, setiap pribadi memiliki ego. Ego itu dalam batasan tertentu bisa positip, ego sejauh mana seseorang memelihara kesadaran diri siapa dia sesungguhnya, dihadapan Allah dan dihadapan sesama. Namun ego itu bisa negatip saat ingin menonjolkan diri dan menganggap diri lebih dari orang lain. Ego yang berlebihan akan mengangkat dirinya lebih tinggi, lebih utama dan lebih penting dari orang lain dan cenderung merendahkan orang lain. Itulah yang disebut dengan egoisme. Ego yang tidak terkontrol akan menabrak etika, norma dan sopan santun demi pencapaian ego manusia.
*Ego, egoisme dan penguasaan diri*
Alkitab adalah satu dari buku petunjuk bagi manusia agar dapat mengontrol ego manusia. Manusia diberi kuasa agar dapat menguasai diri, diberi nurani agar sadar bahwa orang lain memiliki harkat dan martabat yang sama. Apa yang kita perbuat pada orang lain hal yang sama bisa terjadi pada kita. Semakin tinggi penguasaan diri sesesorang tentu semakin dapat membenamkan ego dan mengutamakan orang lain. Orang pada tahapan ini akan semakin giat menaburkan nilai-nilai universal (universal value), kebaikan universal yang harus dirasakan oleh setiap orang.
Demikian kotbah Minggu ini, ada satu pelajaran menarik dari tokoh Yohanes Pembaptis. Sekalipun semakin banyak orang yang menyanjung Yohanes Pembaptis, namun Yohanes memiliki sikap yang rendah hati dan menjelaskan siapa dirinya. Dia hanyalah pendahulu Mesias. Dia mengajar dan mempersiapkan para pengikutnya untuk menyambut yang dibelakangnya, yaitu Yesus yang segera hadir dibelakangnya. Yohanes pembaptis tidak sedikit pun mencuri kemuliaan Allah atas apa yang dikerjakannya.
Yohanes pembaptis membenamkan egonya di dalam Missi Allah. Yohanes Pembaptis mengenal dan menyadari siapa dirinya dan untuk apa dia dipakai oleh Tuhan. Dia adalah pendahulu, yang memberitakan pertobatan agar setiap orang bersiap sedia menerima Yesus Anak Allah, yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan dunia. D
Yohanes pembaptis dalam pelayanannya semula hanya suara sepi di Padang gurun, suara yang berseru-seru untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Seruan pertobatan, sebagai bukti telah menerima pembaharuan budi. Serua Yohanes ini perlahan dan pasti ajaran Yohanes semakin diterima oleh orang banyak, ada banyak orang-orang yang mengikuti ajaran Yohanes pembaptis dan bersedia dibaptis sebagai bukti pertobatan. Ada dari kalangan umum, kalangan Lewi, tentara, dan pemungut cukai. Ajaran Yohanes pembaptis sangat berkesan bagi mereka. Yoahnes Pembaptis bagi mereka guru dan nabi yang berbeda dengan rabbi-rabbi Yahudi bahkan dalam kotbah ini, tidak sedikit dari kalangan pengikutnya menganggap jangan-jangan dia adalah Mesias yang dibuatkan dalam PL.
Sekalipun banyak orang yang telah memuji pekerjaan Yohanes Pembaptis dan tidak sedikit diantara mereka menganggap Yohanes Pembaptis sebagai Mesias yang dijanjikan, Yohanes tidak mencuri kemuliaan Allah, malah dia merendahkan diri dihadapan Allah. Yohanes Pembaptis berkata: membuka tali kasutNya pun aku tak layak.
*Yohanes pembaptis: fokus pada missi utama*
Pelayanan Yohanes Pembaptis
Untuk memastikan itulah, orang banyak datang bertanya kepada Yohanes Pembaptis, apakah dia Mesias atau akan ada yang akan mereka tunggu. Yohanes menjelaskan tiga hal yang membedakan dirinya dengan Yesus sebagai Mesias.
Yohanes menegaskan tiga perbedaan mendasar antara dirinya dengan Mesias. Pertama, Mesias lebih berkuasa daripadanya (16). Ini menunjukkan perbedaan status. Yohanes hanyalah nabi, ini ditegaskan oleh Yesus sendiri kelak dalam Lukas 7:26. Mesias ialah Allah yang berinkarnasi. Maka, meski hanya melepas tali kasut Mesias pun Yohanes merasa tidak layak!
Kedua, Mesias membaptis dengan Roh Kudus dan api (16), sementara Yohanes hanya mempraktikkan ritual baptisan sebagai lambang pertobatan. Kristuslah yang sungguh-sungguh membawa pertobatan, kelahiran baru, dan pemurnian di dalam hati orang yang percaya. Api dalam konteks PL menunjuk pada pemurnian.
Ketiga, Yohanes datang untuk menegur dosa agar orang bertobat dan menerima Kristus. Namun Kristuslah yang kemudian akan menghakimi mereka yang menolak untuk bertobat (17). Salah satu kasus penolakan itu ialah Herodes. Berbeda dengan orang-orang yang datang kepada Yohanes untuk meminta petunjuk bagaimana menghasilkan buah pertobatan, Herodes justru memenjarakan Yohanes sebagai wujud penolakannya untuk bertobat (19-20).
Jika Yohanes Pembaptis membaptis dengan air maka Yesus akan membaptis dengan roh dan api. Apa artinya ini, baptisan Yohanes merupakan persiapan diri setiap orang, baptisannya hanya dapat membasuh tubuh yang kotor dari debu dan kotoran yang melekat pada tubuh. Tetapi Yesus Anak Allah akan memperbaharui bathin manusia, dari dalam hati roh dan jiwanya. Yesus membaptis dengan api memberikan jawaban bahwa Kristus adalah hakim yang mengadili perbuatan setiap orang dan menentukan dalam kerajaan Sorga. Padanya diberi kunci kehidupan yang kekal dan kematian yang kekal.
*Kepada-Mulah Aku berkenan: pelantikan Yesus sebagai Mesias - Hamba*
Lukas 3:21-22 (TB) Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
Ada satu peristiwa yang dicatat saat Yesus dibaptis. Yohanes Pembaptis menyaksikan sendiri bahwa saat Yesus dibaptis ada suatu kesaksian yang luar biasa. Dari sekian banyak orang yang dibaptisnya, Yohanes Pembaptis menemukan sesuatu yang berbeda. Jika orang yang dibaptis Yohanes datang sebagai kesungguhan hati untuk bertobat dan memperbaharui diri, maka berbeda dengan Yesus. saat Yesus dibaptis, langit terbuka dan Ro Kudis turun dalam rupa burung merpati diatasNya Yesus dan terdengar suara: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan."
Ats peristiwa ini baptisan Tuhan Yesus bukanlah suatu peristiwa biasa, tetapi suatu perbuatan Allah untuk mendeklarasi atau memproklamirkan bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan kepadaNyalah Allah berkenan. Yesus akan segera memulai pekerjaan dan pelayananNya di tengah-tengah umatNya.
Apa yang disamsikan oleh Yohanes Pembaptis saat membaptis Yesus sungguh-sungguh perbuatan Allah. Apa yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis tentang Dia yang dibelakangNya telah digenapi dan Yesus akan memulai pelayananNya untuk memenuhi kehendak Allah di dunia ini.
Sahabat yang baik hati! Dari kotbah Minggu ini baiklah kita kembali belajar dari Yohanes Pembaptis:
1. Tetaplah tulus dan rendah hati, jangan pernah mencuri kemuliaan Allah atas segala karya dan pekerjaan kita. Jika ada sesuatu yang kita kerjakan dalam pelayanan kita, baiklah semua itu untuk kemuliaan Allah.
2. Ulet dan sabar menjalani tugas dan pekerjaan. Yohanes Pembaptis awalnya dianggap sepele, dia ibarat suara yang berseru-seru dipasang gurun, tiada orang yang merespon pekerjaannya. Namun tetap ulet dan melaksanakan tugasnya perlahan semakin banyak orang yang datang mendengar dan melaksanakan apa yang disampaikan Yohanes Pembaptis. Dari sini ada suatu pelajaran bahwa pekerjaan yang ulet dan dilakukan dengan konsisten akan berdampak banyak.
3. Jauhkanlah diri dari pekerjaan yang mendatangkan popularitas dalam pelayanan tetapi berusahalah agar setiap orang menyadari siapa dirinya dan mampu melakukan kehendak Allah
4. Yesus adalah Anak Allah dan kepadaNyalah, Allah berkenan. Pernyataan ini mengajak kita semua, mari mengikut Yesus sang guru dan Yuruselamat kita dengan setia. Di dalam Yesuslah segala kehendak Allah dinyatakan.
Syalom, Tuhan memberkati kita semua!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar