Selasa, 11 Januari 2022

PENDERITAAN PAHIT MENJADI KESELAMATAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 12 Januari 2022


PENDERITAAN YANG PAHIT MENJADI KESELAMATAN


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Yesaya 38:17 (TB) Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.


Isaiah 38:17 (KJV) Behold, for peace I had great bitterness: but thou hast in love to my soul delivered it from the pit of corruption: for thou hast cast all my sins behind thy back. 


Sahabat yang baik hati.

Selama kita masih berada di dunia yang fana ini, kita akan mengalami banyak kesusahan dan penderitaan serta sakit penyakit. Berbagai macam perasaan dan respon manusia pada saat mengalami hal tersebut di atas; diantaranya ada yang menuduh Tuhan Allah berbuat tidak adil karena merasa kalau dia sudah melakukan yang baik dan benar serta rajin beribadah, tetapi mengapa masih mengalami penderitaan dan kesusahan yang berat seperti ini?


Hal ini juga yang dialami Hizkia, raja Israel. Hizkia adalah raja yang melakukan apa yang benar di mata TUHAN, seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya. Kalau kita membaca dalam 2 Raja-raja 18: 1-8 menjelaskan bahwa Hizkia adalah raja yang taat kepada Tuhan dan melakukan reformasi peribadahan bagi bangsa Israel dengan menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, meremukkan tugu-tugu berhala, menebang tiang-tiang berhala dan menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa. Oleh karena ketaatannya maka Hizkia senantiasa disertai Tuhan ke mana pun ia pergi. 


Meskipun Hizkia orang yang taat kepada Tuhan, bukan berarti perjalanan hidup bebas dari masalah atau pencobaan. Dalam masa pemerintahannya Hizkia harus menghadapi ujian berat. Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Dalam 2 Raja-raja 20: 1-7 menyebutkan bahwa Hizkia jatuh sakit dan Tuhan Allah mengutus Yesaya untuk memberitahukan kepada Hizkia agar dia menyampaikan pesan-pesan terakhirnya kepada keluarganya sebab ia akan mati dan tidak akan sembuh lagi. Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. (2 Raja-raja 20: 2-3). Tuhan Allah yang penuh kasih itu mendengar dan menjawab doa Hizkia. Hizkia disembuhkan dari sakitnya bahkan Tuhan Allah memperpanjang usianya lima belas (15) tahun lagi dan Tuhan akan melepaskan dia dan kotanya dari tangan raja Asyur, Tuhan akan memagari kota itu.


Sahabat yang baik hati.

Setelah Hizkia sembuh dari sakitnya, maka dia menuliskan kesaksiannya selama dia mengalami sakit itu hingga Tuhan menyelamatkannya dari deritanya. Kalau kita baca ayat renungan ini dari mulai Yesaya 38: 9-22, ini adalah karangan sebagai kesaksian Hizkia sesudah ia sakit dan sembuh dari penyakitnya. Khususnya dalam renungan hari ini mengatakan bahwa penderitaan yang pahit menjadi keselamatan. Hizkia mengatakan dalam ayat 17: “Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.”


Sahabat yang baik hati. 

Meskipun Hizkia adalah raja yang taat dan setia kepada Tuhan, namun dia tetap mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang berdosa dan Tuhan telah melemparkan segala dosanya. Dan Hizkia mengatakan bahwa Tuhan telah mengubah penderitaannya menjadi keselamatan baginya. Hal ini jugalah kiranya yang menguatkan dan meneguhkan iman kita kepada Tuhan bahwa Tuhan telah melemparkan segala dosa kita dan memberikan keselamatan kepada kita dengan mengubah penderitaan, baik karena sakit maupun pergumulan lainnya, Tuhan mengubah hal itu menjadi keselamatan bagi kita.  


Sahabatku, selama kita berada di dunia ini, kita akan mengalami kesusahan, penderitaan, pergumulan dan sakit penyakit. Kita bahkan merasa bahwa kita sudah dekat diambang kematian. Namun dalam hal ini kita belajar dari Hizkia, bahwa dengan pergumulan yang berat dan sakit yang di deritanya, dia mengambil sikap untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya. Hizkia menyadari bahwa dia adalah manusia yang berdosa dan dia memohon pengampunan atas dosa-dosanya kepada Tuhan. Dengan demikian, penderitaannya menjadi keselamatannya. 


Oleh karena itu sahabatku, hendaklah kita meneladani iman dan ketaatan Hizkia. Dalam penderitaan kita, dalam sakit kita, dalam pergumulan kita, dan dalam setiap hal yang kita alami, hendaklah kita tetap mau menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya. Yakinkan hati, pikiran dan iman kita bahwa Tuhan dapat mengubah penderitaan kita menjadi keselamatan bagi kita. Doa dan Keyakinan Hizkia kepada Tuhan telah menyembuhkannya.  


Selama kita mau bertobat dan memohon pengampunan atas dosa-dosa kita maka Tuhan melemparkan segala dosa kita. Penderitaan yang pahit yang kita alami telah mengajari kita bahwa kita adalah manusia yang lemah dan Tuhanlah yang berkuasa atas hidup dan mati kita. Dengan penderitaan itu menumbuhkan iman kita kepada-Nya sehingga kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan hal itulah yang membawa kesembuhan dan keselamatan bagi kita. Maka melalui Firman ini, kita diajak untuk memiliki iman yang teguh, setia dan taat kepada Tuhan, berdoa  dan yakin bahwa kita akan sembuh, dan Tuhan menyelamatkan kita. Amin. 


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam  dari Tim Renungan (JZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...