https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6989783587760314/?sfnsn=wiwspmo
*JAMITA MINGGU IV SETELAH EPHIPANIAS, 30 Januari 2022*
*Nas: Yeremia 1:4-10*
*MENUNAIKAN PANGGILAN TUHAN*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Firman Tuhan di Minggu ini dari Yeremia 1:4-10 menguatkan melaksanakan tugas dan panggilan Tuhan atas hidup orang percaya. Panggilan bukan hany milik hamba Tuhan atau pelayan gereja (vocatio specialis), namun setiap orang percaya miliki panggilan melalui pekerjaan, professi dan tanggung jawab yang diberi dalam.kehidupan sehari hari (vocatio generale). Panggilan untuk mewujudkan kehendak Allah di dunia ini dan sifat yang menggarami kearah yang lebih baik.
Kotbah Minggu merupakan panggil Yeremia. Dengan melihat panggila Yeremia, kita semua diberi kekuatan memenuhi panggilan masing-masing. Sekalipun ada kelemahan, hambatan dan bahkan alasan yang sangat logis, namun saat Tuhan berkehendak, tak ada yang dapat mengelak. Seperti Yeremia yang dipanggil dan diutus untuk menyampaikan firman Tuhan kepada umat Allah. Pikirnya dia muda dan tak cakap bicara namun oeneguhan Tuhanembuat Yeremia percaya akan kuasa dan pekerjaan Tuhan.
Awalnya mungkin Yeremia tak percaya akan panggilan Tuhan atas diriNya. Selain tidak pandai bicara, dia juga masih muda. Bagaimana mungkin Yeremia melakukan tugas berat itu? Rasanya sesuatu yang tak mungkin tetapi sungguh nyata. Hal inilah yang mesti kita yakini: bahwa Tuhan memanggil dan memakai hidup orang percaya melakukan pekerjaan Tuhan.
01. Allah telah mengenal dan memilih Yeremia sejak kandungan untuk pekerjaan dan pelayanan Tuhan. Karena itu tidak ada alasan untuk menghindar dari panggilan Allah dengan berbagai alasan. Allah mentahirkan, menguatkan, meneguhkan dan melayakkan. Panggilan Tuhan tidak pernah gagal, demikian dengan rencanaNya tidak seorang pun yang mampu menggagalkan. Dsri pengalaman pemanggilan Yeremia kita belajar bahwa:
Yeremia berarti: Allah menanam, Allah merobohkan. Demikiannjugalah missi pelayanan Yeremia. Allah mau memakai Yeremia untuk melayani Allah dan bangsa Israel. Tugas yang diberikan Allah jelas “untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam." Suatu tugas yang sangat sulit dan rumit dalam keadaan yang pelit pada masa itu. Menjadi hamba Tuhan memiliki konsekwensi semuanitu dijalani oleh Yeremia. Yeremia berhadapan dengan berbagai kesulitan, ditolak bangsa Isrsel, dimasukkan ke sumur bahkan dipukul oleh nabi palsu. Namun Yeremia tetap bertahan dan memgikuti panggilan.
*2. Jangan Katakan Aku Masih Muda*
Yeremia 1:7 (TB) Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.
Ada ungkapan orang Batak mengatakan begini: "ramba na poso na so tubuan lata, angka naposo naso umboto hata". Jika diartikan bermakna: "kaum muda yang belum mahir dalam berkata-kata." Orang Batak dalam segala acara adat ada banyak menyampaikan petuah dan kata-kata. Makanya pemimpin acara dalam adat Batak disebut juga dengan "raja parhata" (terjemahan harafiah berarti 'raja pembicara' atau jurubicara). Maka dengan ungkapan diatas, jika ada kesempatan kaum muda berbicara kalimat itu disampaikan sebagai ijin terlebih dahulu sebelum berbicara. Jika ada kekurangan dan kelemahan tentang apa yang diucapkannya maka seluruh pihak yang mendengar dapat menerima dan memakluminya.
Demikianlah umumnya orang akan menilai jika masih muda dianggap kurang dewasa, butuh bimbingan dan nasihat agar lebih matang dalam melakukan tugas atau menyampaikan kata-kata, pesan dan petuah. Kaum muda sering dianggap kurang berpengalaman dan butuh kedewasaan dan kematangan. Perasaan demikian juga yang dialami oleh Yeremia ketika menerima panggilan dan pengutusan Tuhan untuk menyampaikan pesan Allah kepada umat Allah. Dia masih muda tetapi telah dipanggil dan diperintahkan menyampaikan perintah Allah kepada umatNya.
Sebagai orang muda dikalangan tua-tua Israel yang ahli dalam taurat, berpengalaman dalam hidup dan sudah terlatih sejak jaman Musa hingga raja-raja pastilah ada kegamangan dan kekuatiran. Jika pun dia mahir berbicara, bangsa umat Allah adalah bangsa yang tegar tengkuk, apa yang disampaikan Yeremia pasti tidak akan dipedulikan oleh umat Allah apalagi dia masih muda. Musa yang berpengalaman dan didik dalam Istana Firaun 40 tahun dan dilapangan 40 tahun asrta didampingi Harun oratoe yang ulung kewalahan mengahadapi bangsa Israel. Apalagi di jaman raja-raja terakhir Yehuda siatuasi politik yang tegang dan Yehuda mendapat ancaman daari Assyur bagaimana mendengar suara nabiah dari Yeremia muda?
Menjawab kekuatiran itu, Tuhan menguatkan Yeremia. Tidak ada alasan untuk menolak, menunda dan lari dari panggilan.
*3. Menekuni panggilan dan menjadikan diri berharga di mata Tuhan*
Ada enam kata kerja yang kita temukan dalam ayat 10 ini, yakni: mencabut, merobohkan, membinasakan, meruntuhkan, membangun dan menanam. Keenam kata kerja ini bertujuan menumbuhkan harapan baru bagi umat Allah. Memberikan semangat baru ini berkaitan Yehuda sedang dalam ancaman dari bangsa sekitarnya, baik Asyur, Mesir dan Babel, namun bersama Tuhan, orang yang setia pasti mampu menghadapi persoalan apapun, kita dipakai Allah sesuai dengan rencanaNya.
Keenam tugas Yeremia: mencabut, merobohkan, membinasakan, meruntuhkan, membangun dan menanam ini menunjukkan kuasa dan otoritas Allah. Allah sendiri yang menumbuhkan dan Allah sendiri yang mencabut. Allah yang memberkati dan Allah sendiri yang menghukum dengan adil. Allah yang menghukum namun Allah sendiri yang menumbuhkan umatnya bertumbuh.
Tentulah tugas demikian berat bagi Yeremia, selain muda mungkin dia tidak memenuhi kapasitas yang lumayan dalam pandangan masyarakat umum. Namun Tuhan meneguhkan dan memberikan kekuatan bagi Yeremia, Tuhan sendiri yang menyertai Yeremia dalam tugas itu. Tuahn sendirilah yang meletakkan firman kepada mulut para hambaNya. Yeremia 1:9 (TB) Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
Satu hal yang dimintakan dalam memenuhi semua itu adalah kesetiaan. Kesetiaan adalah hal yang gampang untuk diucapkan, tetapi sangat, sangat sulit untuk dilakukan. “Orang setia” jika itu membuat dia beruntung, jika tidak beruntuk apapun dia akan lakukan untuk menghianati kesepakatan/kesetiaan itu. Kesetiaan bukan berbicara tentang untung atau rugi. Kesetiaan ya kesetiaan, dia siap sedia dalam segala hal yang terjadi. Penggilan Allah dan pengutusannya terhadap orang pilihannya bukan berbicara aman atu beresiku, untung atau pun rugi, melainkan ketaatan dalam melaksanakan tugasnya dalam penuh kesetiaan sebagaimana disebutkan dalam I Tes 5:24 "Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya."
Sahabat yang baik hati! Kita semua memiliki panggilan melalui tugas dan tanggung jawab kita masing-masing, baik dalam rumah tangga, pekerjaan dan pelayanan. Mari lakukan dengan setia dan percaya Tuhan memberkati dan memberikan kekuatan pada kita.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar