Selasa, 21 September 2021

PEKERJA ALLAH YANG SETIA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6194079500664064/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 22 September 2021


*PEKERJA ALLAH YANG SETIA*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


2 Timotius 2 :15 (TB) Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.


2 Timothy 2 : 15 (KJV) Be diligent to present yourself approved to God, a worker who does not need to be ashamed, rightly dividing the word of truth.


Sahabat yang baik hati! Salam sejahtera bagi kita semua! Siapakah yang dimaksud dengan pekerja Allah? Apakah para hamba/pelayan yang menerima tahbisan atau setiap orang percaya? Ya, kita harus sadar bahwa setiap orang yang mengaku percaya kepada Kristus adalah pekerja Allah yang diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia ini yaitu : membawa damai, menegakkan keadilan dan membela kebenaran. Setiap orang percaya seharusnya sadar sepenuhnya bahwa ada tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada kita, karena kita ini pekerja-pekerjaNya. Disebut pekerja, artinya ada sesuatu yang harus kita kerjakan, bukan bermalas-malasan atau santai. Mengapa kita harus bekerja? Karena *”Bapa Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yohanes 5:17)*.


Tugas pekerja Tuhan adalah bekerja untuk memberitakan Injil dan kebenaranNya kepada semua orang. Yang dimaksudkan pekerja Tuhan bukan hanya mereka yang menyandang gelar sarjana Theologia, atau memegang jabatan resmi dalam keorganisasian gereja sebagai pastur, pendeta, penginjil atau para fulltimer, tapi setiap orang yang mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya. Syarat menjadi pekerja Tuhan tidaklah mudah, ia haruslah orang yang memiliki kehidupan seperti yang Tuhan mau. Karena itu rasul Paulus meminta Timotius untuk memberikan nasihat kepada jemaat yang dilayaninya: “Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.” (2 Timotius 2:14). 


Dan untuk itu, Rasul Paulus memberikan 3 nasihat bagi kita. Nasihat yang pertama adalah supaya kita berusaha menjadi pekerja yang layak (ay 15a). Pekerjaan setiap orang percaya  merupakan suatu pekerjaan yang cukup sulit untuk dilakukan. Mengapa sulit? Karena tidak ada satupun kegiatan pemberitaan injil di dunia ini yang tidak melibatkan penderitaan. Baik secara fisik maupun mental. Verbal maupun non-verbal. Untuk menghadapi itu semua, kta harus menjadi pekerja yang baik. Pekerja yang baik adalah pekerja yang mengerti tugas dan tanggung jawabnya, seperti Paulus yang mengerti bahwa keselamatan yang ia dapatkan harus diteruskan kepada orang lain, sehingga ia mengajar, memberitakan injil, bahkan rela mati bagi Allah. Pekerja yang baik adalah pekerja yang memiliki motivasi yang murni. Bukan pekerja yang bekerja karena ia dibayar, tetapi karena ia mencintai pekerjaannya dan menghasilkan hanya yang terbaik. Selain itu, pekerja yang baik adalah pekerja yang setia. Pekerja yang selalu siap sedia melakukan tugasnya, sehingga ketika tuannya datang, ia bisa mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Ketika kita mengerti tugas dan tanggung jawab kita, kemudian memiliki motivasi yang murni, serta setia dalam melakukan pekerjaan kita, maka kita menjadi pekerja yang layak dihadapan Allah.


Nasihat kedua yang Paulus berikan adalah, supaya kita menjadi pekerja yang tidak malu (ay. 15b). Dalam melakukan pekerjaan pemberitaan injil, kita tidak perlu malu walaupun kita dihina karena memiliki 3 Allah, atau dihina karena menyembah kriminal, dianggap sesat atau apapun itu. Karena Allah berjanji bahwa siapapun yang percaya kepadaNya tidak akan dipermalukan. Selain itu, ketika kita bekerja dengan baik dan layak dihadapan Allah, maka kita akan dipercaya dan dibela Allah. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk merasa malu terhadap manusia. Melainkan kita harus merasa malu terhadap Allah apabila kita tidak memberitakan injilNya.


Nasihat ketiga adalah, supaya kita menjadi pekerja yang berterus terang memperkatakan kebenaran (ay. 15c). Dalam memberitakan injil, kita harus menguasai mulut kita sehingga apa yang kita kita beritakan adalah kebenaran. Karena sebagai pemberita, kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Kita tidak boleh ”membelokkan” perintah atau ajaran Allah, hanya karena takut dijauhi atau takut dikucilkan. Kita tidak boleh menyatakan hanya hal-hal yang menyenangkan hati manusia melainkan juga teguran-teguran Allah, dan dengan begitu Allah akan mempercayakan banyak hal lain kepada kita.


Sahabat yang baik hati! Inilah tanggungjawab kita sebagai orang percaya, kita semua tanpa terkecuali adalah pekerja Allah untuk memberitakan injil. Kita semua, tanpa terkecuali adalah tangan kanan Allah di dunia ini. Oleh karena itu, jadilah pekerja yang layak dihadapan Allah, jadilah pekerja yang tidak merasa malu, dan jadilah pekerja yang selalu berterusterang memperkatakan kebenaran. Mari, siapkan diri untuk menjadi pekerja Allah yang setia!

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin. 


Salam dari Tim: PS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...