https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6217951171610230/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Minggu XVI Stlh Trinitatis
Minggu, 26 September 2021
Nas: Filemon 1:8-15
*MENJADI PENCARI SOLUSI*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu merupakan suatu contoh hidup orang percaya menjadi pencari solusi atas pergumulan hidup seseorang. Tidak diceritakan bagaimana Paulus berjumpa dengan Onesimus. Dia seorang budak yang melarikan diri dari tuannya bernama Filemon. Filemon ini seorang Kristen yang kaya, taat dan dikenal baik oleh Paulus serta beberapa kali dalam perjalanan Penginjilan, Filemon ikut serta bersama Paulus melaksanakan Perjalanan PI
Dari isi surat Filemon ini Paulus menelusuri hidup Onesimus, mengajarinya dan menjadi Kristen. Hal yang luar biasa adalah Paulus akhirnya mengetahui kehidupan Onesimus yang telah melarikan diri dari Filemon. Onesimus lari karena menicuri sesuatu barang berharga dari Filemon. Satu-satunya cara menyelamatkan Onesimus adalah pengampunan dari Filemon.
Dalam zaman kekaisaran Romawi diatur secara ketat tentang perbudakan. Seorang budak harus menuruti tuannya, budak tidak memiliki hak sipil dan budak dianggap sebagai barang milik tuannya. Seorang budak yang melawan dan melarikan diri dari tuannya akan menerima sanksi yang berat. Jika mereka ditangkap maka budak itu akan dicap dengan tanda F (fugitivus, artinya 'pelarian') dengan besi yang dipanasi. Siapa saja yang menemukannya sah untuk dianiaya dan dibunuh. Konsekwensi demikianlah membuat Paulus bergerak melakukan sesuatu terhadap Onesimus, agar dia memperoleh kebebasan dan pengampunan dari tuannya Filemon. Paulus memberanikan diri meminta kepada Filemon agar dapat memaafkan Onesimus.
Apa yang dilakukan Paulus terhadap Onesimus? Merupakan kotbah yang sangat menarik untuk kita kembangkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
*1. Pengampunan dan kasih Kristus*
Dasar permintaan pengampunan dari Paulus adalah kasih dan pengampunan Kristus. Kristus telah mengampuni segala dosa dan pelanggaran manusia dengan rela mati di kayu salib. Sungguh suatu pengorbanan yang luar biasa demi menyelamatkan umat manusia. Kristus taat hingga mati di kayu salib demi menebus dosa manusia.
Hidup di dalam pengampunan Kristus menjadi dasar bagi setiap orang untuk mengampuni dan memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Tidak ada dosa atau pelanggaran yang terlalu besar untuk dimaafkan diampuni, semuanya itu dapat dilakukan karena kasih. Inilah yang sering dilupakan oleh orang percaya, beriman pada Kristus ya, namun tidak mampu mengampuni dan berdamai dengan orang lain.
Paulus mengetahui iman Filemon yang hidup di dalam kasih Kristus. Itulah yang menjadikan Paulus berani memohon untuk pengampunan bagi Onesimus.
*2. Terimalah Onesimus sebagai anakku ("buah hati")*
Filemon 1:12 (TB) Dia kusuruh kembali kepadamu — dia, yaitu buah hatiku —.
Pertama Paulus tidak memandang Onesimus sebagai budak, namun dijadikan sebagai buah hati. Buah hati adalah ungkapan yang berarti anak. Paulus menjadikan Onesimus menjadi anaknya, karena dialah yang mengajari dan membimbing dia menerima Kristus.
Hal menarik adalah, mengapa Paulus menyampaikan hubungan ini kepada Filemon? Tentu, sebagai seorang sahabat dan kawan lama pastilah akan senang dan memperlakukan dengan baik anak dari sahabat lama. Demikianlah harapan Paulus terhadap Filemon memperlakukan Onesimus. Onesimus bukankah siapa-siapa, tetap buah hati dari sahabat dan gembalanya. Dengan demikian tidak ada keraguan untuk menerima dan memaafkannya. Sebagai buah hati Paulus pasti Filemon memperlakukannya dengan baik.
*3. Terimalah Onesimus sebagai aku sendiri*
Selain menyatakan Onesimus sebagai buah hati pada bagian berikutnya Paulus memohon agar menerimanya sebagai teman seiman dan Paulus sendiri.
Filemon 1:17 (TB) Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.
Permohonan itu bukanlah suatu perintah atau diterima dengan paksa namun sebagai permintaan seorang sahabat dekat, teman seiman, seorang gembala dan seorang yang sudah mengenal iman Filemon. Secara hukum, sah saja Filemon mengabaikan permintaan Paulus, karena konsekuensi budak yang melarikan diri harus mati dianiaya. Jika melihat Onesimus Filemon berat memaafkannya, maka Paulus meminta agar mengingat hubungannya dengan Paulus. Paulus menjadi garansi atas pertobatan dan layaknya pengambilan bagi Onesimus. Paulus menyelamatkan Onesimus dari hukuman dengan meminta pengampunan.
Sampai akhir surat ini, kita tidak melihat jawaban Filemon. Namun penetapan Filemon menjadi Kanon merupakan contoh kongkrit bahwa gereja mula-mula melakoni Firman Tuhan dengan hidup dalam seperasaan, saling mengampuni dan komunitas yang saling memperhatikan yang satu dengan lainnya.
Onesimus bukanlah hanya sebagai budak pelarian dari tuannya, tetapi seorang yang telah menerima Kristus. Memang dia pernah salah terhadap Filemon, namun keberaniannya menceritakan semua itu dihadapan Paulus membuat Paulus tergerak melakukan sesuatu menyelamatkan Onesimus.
Onesimus adalah satu contoh dalam banyak kehidupan orang percaya pada jaman gereja mula-mula. Dengan nilai-nilai Injil, gereja harus ikut berperan melepaskan setiap orang dari perbudakan dan ancaman kematian.
Tuhan memberkati
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar