Jumat, 24 November 2017

BERTEKUN MENGASIHI TUHAN

BERTEKUN MENGASIHI TUHAN

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 25/11/2017

Yosua 23:11 (TB)  Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.

Joshua 23:11 (RSV)  Take good heed to yourselves, therefore, to love the LORD your God.

Kita pasti setuju dengan ungkapan ketekunan merupakan salah satu kata kunci  keberhasilan. Itu berlaku dalam pekerjaan, bisnis dan tak terkecuali keagamaan. Hal itu benar adanya: orang yang menekuni pekerjaan akan menjadi paham dan telaten. Di dalam kata ketekunan ada kualitas pribadi yang memiliki semangat, kesabaran, kesediaan melakukan aktifitas secara rutin hingga merampungkannya dengan baik. Ketekunan juga berarti aktifitas yang terus menerus dilakukan sampai menyelesaikannya dengan baik dan berhasil. Ketekunan itu ibarat menyusun puzzle mungkin rumit, terkadang keliru dan mengulanginya lagi hingga berulang kali sampai dapat. Jika tidak bertekun anda tidak menemukan hasil puzzle yang indah.

Renungan di pagi ini merupakan pidato terakhir Yosua kepada umat Allah. Setelah seluruh pekerjaannya sukses menghantarkan dan memasuki Tanah Perjanjian dan pembagian menurut suku-suku Israel. Tahap awal memasuki tanah perjanjian sudah mereka terima; masing-masing suku-suku Isrsel telah memiliki warisan tanah dan tinggal menetap di Kanaan. Maka tahap berikutnya adalah bagaimanakah mereka hidup dalam tanah perjanjian itu? Pidato Yosua mengingatkan dengan keras; demi nyawamu! Berarti hidup dengan bertekun mengasihi Allah di tanah Kanaan adalah pertarungan nyawa atau pertarungan kehidupan. Setia dan bertekun mengasihi Allah akan mendatangkan berkat, bertekun akan membawa mereka untuk merayakan kemenangan kehidupan, tetapi sebaliknya barang siapa yang tidak bertekun akan kalah ditelan jaman. Bukankah banyak baal dan godaan berhala di Kanaan yang subur? Di tengah dunia baru yang mereka masuki harus bertekun mempertahankan identitasnya sebagai umat Allah. Mereka harus hidup setia dan bertekun melakukan perintah Allah yang diterima Musa di Sinai. Satu syema atau pengakuan iman yang harus mereka lakukan adalah: mengasihi Allah dengan segenap akal, kekuatan dan budi (Ulangan 6:5-8). Ketekunan umat Israel memelihara hukum Tuhan dan mengasihi Tuhan akan menjadi gerbang memasuki kesejahteraan sebagaimana dijanjikan kepada leluhur Abraham, Ishak dan Yakub.

Yosua hendak mengingatkan umat Israel bahwa Tuhan telah menetapkan Kanaan, tanah perjanjian sebagai milik pusaka bagi mereka: subur, makmur, berlimpah susu dan madu. Semuanya itu akan sia-sia jika tidak diikuti dengan ketekunan mereka mengasihi Allah.

Dalam Alkitab padanan kata ketekunan ini berkaitan dengan doa dan kwalitas spiritualitas orang beriman. Bertekunlah dalam doa (Rom 12:12), ketekunan menghasilkan tahan uji (Rom 5:3-4 dan Efesus 4:2)  ketekunan kunci menerima apa yang diharapkan seperti perumpamaan Tuhan Yesus akan seorang janda yang menuntuk keadilan dari gakim yang lalim (Lukas 18:2-8). Masih banyak lagi nats Alkitab yang menunjukkan bahwa ketekunan adalah kwalitas pribadi yang harus dimiliki oleh orang bercaya: tekun dalam pengharapan, tekun dalam menjalani kehidupan ini dan tekun dalam penantian hingga maranatha, Yesus datang kedua kali menjemput dan mengangkat orang percayamasuk dalam kemuliaan Allah dalam kehidupan kekal.

Sahabat yang baik hati, renungan pagi ini memberikan nasihat yang sangat dalam bahwa menjalani hidup ini haruslah dengan ketekunan. Ketekunan akan membawa kita kepada keberhasilan. Hanya orang yang bertekun memenangkan pertarungan kehidupan ini.

#pdt nekson m sjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...