Kamis, 30 November 2017

TETAPLAH RENDAH HATI

TETAPLAH RENDAH HATI

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat 01/12/2017.

Amsal 16:18 (TB)  Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

Proverbs 16:18 (RSV)  Pride goes before destruction, and a haughty spirit before a fall.

Selamat memasuki bulan Desember. Bulan Desember kita kenal penuh dengan makna suasana advent dan natal. Mungkin bagi sebagian orang bulan ini merupakan saat paling sibuk untuk mengejar dan menyelesaikan aktifitas kantor. Tak ketinggalan di rumah, aktifitas gereja dan aktifitas sosial lainnya semua kita sibuk. Selain sibuk mengakhiri tahun pasti jugalah kita sibuk untuk merencanakan program dan kegiatan tahun mendatang. Alangkah sukacitanya jika kita dapat merampungkan dua pokok ini; menyelesaikan PR tahun ini dan konsep program tahun depan.

Ayat renungan mengawali bulan Desember ini mengingatkan kita agar tetap rendah hati. Jauhkan dua perilaku ini dari hidup kita, yaitu kecongkakan dan tinggi hati. Kecongkakan mengawali kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Apa itu congkak? Sikap sehari-hari akan tampak merasa diri paling hebat dan merendahkan orang lain, arogan, berpusat perhatian pada diri sendiri. Dirinya lebih berharga dan apa yang dilakukannya lebih hebat tiada banding. Tingginya penilaian atas dirinya membuat dirinya merendahkan orang lain. Kecongkakan selalu beriringan dengan tinggi hati. Sikap demikian biasanya menyisihkan orang lain, tidak menghargai orang lain dan sulit untuk bekerjasama dan jangan harap pernah menghormati orang lain dan akhirnya terjerumus oleh sikap dan lakunya sendiri.

Dalam bahasa Yunani kecongkakan berasal dari kata 'hubris,' keinginan hati manusia yang ingin sama dengan Allah, manusia meninggikan diri sehingga tak perlu tergantung kepada Allah. Inilah awal kejatuhan manusia dalam dosa. Thomas Aquinas berkata, bahwa ketinggian hati pertama kali muncul ketika Iblis berusaha menempatkan tempat duduknya di tempat tertinggi, karena keangkuhannya menganggap dirinya tidak tergantung kepada Allah (Yes 14:12-14). Iblis yg telah jatuh (Luk 10:18) menanamkan keinginan untuk menjadi sama seperti Allah ke dalam diri Adam dan Hawa (Kej 3:5). Akibatnya seluruh tabiat manusia dijangkiti ketinggian hati karena kejatuhannya (bnd Rm 1:21, 22). Jadi, sesungguhnya kecongkakan adalah usaha meninggikan diri karena dia telah jatuh teramat dalam.

Lawan kata dari hubris atau kecongkakan / tinggi hari adalah KERENDAHAN HATI, hal ini dilakukan oleh pribadi Yesus Kristus yang mengosongkan diriNya. Sekalipun dia sangat tinggi dan maha mulia namun mau merendahkan diri dan mengambil rupa seorang hamba. Selengkapnya marilah kita baca penjelasan Paulus berikut:

Filipi 2:6-11 (TB)  "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,  supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,  dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! "

Sahabat yang baik hati, jadilah pribadi yang rendah hati meneladani Yesus Kristus sang teladan yang rendah hati dalam hidup hidup ini. Jika ada prestasi atau karya kita haruslah syukuri karena Tuhan berkenan atas apa yang kita lakukan. Dari semua apa yang kita capai tetaplah merendah seperti filosopi padi, semakin berisi akan semakin merunduk. Sebagai pengikut Yesus Kristus, marilah kita senantiasa mengikut jejakNya yang selalu rendah hati. Jauhkanlah kecongkakan dan tinggi hati , tanamkan dan tumbuhkan karakter pribadi yang rendah hati.

#pdt nekson m sjuntak




Rabu, 29 November 2017

SALAM BAGIMU YANG DIKARUNIA TUHAN

SALAM BAGIMU YANG DIKARUNIA TUHAN...!

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah kita menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 30/10/2017

Lukas 1:28 (TB)  Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."

Luke 1:28 (RSV)  And he came to her and said, "Hail, O favored one, the Lord is with you!"

Minggu ini, kita akan memasuki minggu Advent. Advent artinya menyongsong dan menantikan Tuhan. Dalam tradisi gereja, Advent berturut-turut empat minggu: Advent I tema tentang menantikan Yesus Yuruselamat menebus dosa manusia, Advent II thema tentang menantikan langit dan bumi yang baru, III thema persiapan pribadi menyambut Tuhan, persiapkan jalan bagi Tuhan dan IV thema tentang kedatangan Tuhan Yesus melalui kelahirannya di Bethlehem. Dalam keempat minggu Advent ini kita semua diharapkan dapat merampungkan persiapan diri melalu doa, puasa dan ibadah menyongsong Tuhan.

Dalam renungan hari ini, Maria disapa oleh malaikat Gabriel, menyampaikan pesan Tuhan yang cukup menarik untuk kita dalami. Sapaan malaikat itu berupa penguatan dan sekaligus jaminan penyertaanNya menyongsong Tuhan.

1. Salam, bagimu yang dikarunia i.
Karunia berasal dari kata xaris (kasih karunia). Maria adalah seorang gadis yang memiliki suatu anugerah yang besar, dia mendapat kasih karunia Allah. Dia dipilih dan ditetapkan Tuhan menjadi saluran berkat bagi dunia ini. Dia akan melahirkan bayi Yesus yang dikandung Roh Kudus dan menamaiNya: Yesus Kristus. Lewat peristiwa besar ini Maria dipakai Tuhan  menjadi saluran anugerah bagi umat manusia. 

Jika kita telursuri tidak ada keterangan mengenai Maria dalam catatan Alkitab sebelum disapa Malaikat. (Band kisah Injil Matius tercatat Yusuflah sebagai orang yang tulus hati, Mat 1:19). Mungkin Maria adalah gadis biasa, namun dekat dengan keluarga Imam Zakaria (Luk 1:39) yang saleh dan tulus sebagaimana anak gadis Yahudi di jamannya. Namun karena kasih karunia Allah dia menjadi perempuan yang luar biasa. Hal yang luar biasa  dari Maria setelah berdialog dengan malaikat perihal pergumulannya: ketaatannya dan kekuatannya untuk mengaminkan kehendak Allah di dalam diriNya. Lukas 1:38 (TB)  Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Pelajaran ini penting bagi kita semua. Jangan mengganggap hal luar biasa itu lahir dari manusia luar biasa. Manusia biasa bisa dipakai Allah menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Asalkan benar-benar bersedia dan mau memelihara dan mengaminkan kasih larunia yang diberikan Tuhan bagi kita masing-masing.

2. Tuhan menyertai engkau
Sapaan kedua dari renungan pagi ini adalah penguatan bagi Maria bahwa Tuhan menyertainya. Malaikat mendahului apa yang hendak dipergumulkan Maria. Tentu sebelum menyampaian rencana Allah yang besar atas diri Maria, tentu akan banyak pertanyaan dan kegelisaan yang sulit dia pecahkan tetapi sapaan ini memberi jaminan Tuhan Tuhan menyertainya.

Sapaan ini penting bagi kita semua bahwa Tuhan mendahuli segala rencana perjalanan hidup kita. Apapun keadaan dan yang akan terjadi di depan kita Tuhan telah mendahului kita dan berjanji untuk menyertai kita sampai akhir jaman (Band Mat 28:20). Dia berjalan di depan menuntun dan menyertai kita, memberi kekuatan dan menopang kita ketika berhadapan dengan berbagai pergumulan.

Salam bagimu yang dikarunia Tuhan, sapaan yang sama bagi kita semua yang mempersiapkan diri memasuki Advent. Kita diingatkan bahwa kita semua adalah orang-orang yang mendapat kasih karunia Tuhan. Apapun pekerjaan kita dan professi yang kita geluti masing-masing,  itu adalah kasih karunia Tuhan bagi kita. Dalam menjalani semua aktifitas dan pekerjaan kita, jangan takut! Tuhan menyertai! Dia berjalan mendahului kita dan dia penopang yang sejati di setiap pergumulan yang kita hadapi.

Dalam kasih karunia dan penyertaan Tuhan, mari kita songsong dan sambut Tuhan. Selamat mempersiapkan diri memasuki Advent!

#pdt nekson m sjuntak

Selasa, 28 November 2017

PERBAIKILAH TINGKAH LAKUMU

PERBAIKILAH TINGKAH LAKUMU

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 29/11/2017

Yeremia 7:3 (TB)  Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.

Jeremiah 7:3 (RSV)  Thus says the LORD of hosts, the God of Israel, Amend your ways and your doings, and I will let you dwell in this place.

Coba anda bayangkan: satu keluarga muda mengalami pertengkaran yang hebat, suami begitu marah karena sikap isteri tidak seperti yang dia harapkan. Sebaiknya juga isteri kecewa yang menuntut agar suaminya memperbaiki diri dan memberi perhatian bagi keluarganya. Setelah bertengkar hebat mereka saling diam dan anak-anak kebingungan tak tahu berbuat apa? Bagaimana keluarga ini dapat diselamatkan? Semakin menyalahkan satu pihak akan semakin memperbesar reaksi bahkan bisa membuat keputusan fatal. Keluarga ini bisa diselamatkan jika masing-masing pihak memberi diri dikoreksi dan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan mereka masing-masing. Leluarga ini selamat jika mau berdamai tanpa harus menuntut kesalahan, namun saling menerima dengan memperbaiki tingkah laku masing-masing.  Berhenti menyalahkan orang lain, jika pun ada salahnya mungkin langkah terbaik adalah mengusulkan dengan lemah lembut solusi atau langkah-langkah yang perlu dilakukan demi menyelamatkan keluarga. Ingatlah semakin membeberkan kesalahan akan semakin melukai yang satu dengan yang lain. Semakin mau menerima dan memperbaiki sikap dan tingkah akan mudah hidup damai dan kwalitas kebahagiaan akan terasa lebih indah

Demikian juga dalam nats renungan di pagi hari ini, Allah menghendaki ada perubahan dari umatNya. Merasa sudah benar jika datang ke Bait Allah: berdoa, memberikan kurban dan segala kewajiban agama sebagaimana ditetapkan hukum Taurat. Namun perilaku kehidupan sehari-hari mereka melakukan penindasan, mereka merampas hak-hak janda dan yatim serta menumpahkan darah. Di Bait Allah mereka berdoa secara kusuk namun di luar mereka menjadi pelaku-pelaku kekerasan dan penuh penindasan? Apakah ibadah seperti itu berkenan bagi Tuhan? Bagaimana Tuhan mendengar doa meraka dan menerima kurban persembahan mereka? Tuhan tidak menghendaki sikap keagamaan seperti ini.

Selengkapnya marilah kita lihat ayat sebelum renungan di pagi ini: Yeremia 7:4-6 (TB)  Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri,

Tuhan tidak berkenan dengan sikap keagamaan seperti itu. Yeremia dalam renungan di pagi ini menyerukan: jika Tuhan mau berkenan atas seluruh ibadah kita: Perbaikilah tingkahlakumu dan perbuatanmu. Perubahan sikap itu yang perlu dilakukan agar Tuhan berkenan atas doa, persembahan dan pujian yang disampaikan dalam Bait Allah. Jika mereka hendak berjumpa dengan Tuhan dan Tuhan menyertai mereka dalam segala aktifitas kehidupannya, mereka harus memperbaiki diri.  Tuhan tidak berkenan atas sikap keagamaan bermoral ganda. Di Bait Allah mereka soleh, namun di luar mereka pelaku-pelaku ketidakadilan.  Tuhan hanya mau tinggal dengan orang yang memperbaiki diri, mencari wajah Tuhan dengan sungguh dan memelihara kehendak Tuhan di dalam hidupnya.

Sahabat yang baik hati! Tuhan itu baik hati, Dia mengetahui apa yang ada di dalam hati kita yang terdalam. Apapun sikap dan perbuatan kita diketahuinya dan dengan sabar menunggu kita untuk memperbaiki diri. Tuhan rindu bersama kita.

Tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki minggu advent. Mari songsong Tuhan dengan berbenah dan memperbaiki diri agar Tuhan berkenan hadir bersama-sama kita.

#pdt nekson m sjuntak


Senin, 27 November 2017

HAMBA KEBENARAN

HAMBA KEBENARAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, mari gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa 28/11/2017

 Roma 6:18 (TB)  Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Romans 6:18 (RSV)  and, having been set free from sin, have become slaves of righteousness.

Hamba atau doulos adalah manusia yang terikat pada tuannya atau yang lazim disebut budak. Doulos adalah milik tuannya dia tidak pernah menjadi manusia merdeka dari dirinya sendiri. Jika dia ditebus oleh tuannya yang lain maka dia bebas dari tuannya yang satu namun tetap menjadi hamba tuan yang menebusnya. Demikianlah status budak dijaman Alkitab, bahkan hingga abad ke 19 sistem perbudakan di dunia masih ada, syukurlah kepada Tuhan segala perbudakan, diskriminasi dihapuskan karena membedakan derajat manusia; ada manusia merdeka dan ada budak, padahal kita semua adalah sama di hadapan Tuhan, umat ciptaanNya yang segambar dengan rupa Allah. Perjuangan penghapusan perbudakan merupakan perjuangan teologi pembebasan di berbagai negara. Marthin Luther King Jr di Amerika, Desmon Tutu dkk termasuk Nelson Mandela di Afrika. Semua pergerakan pembebasan perbudakan, diskriminasi dan pembedaan warna kulit merupakan produk kajian teologi berdasarkan Alkitab dan didorong oleh rasa kemanusiaan yang tinggi. Manusia sama dihadapan Allah, manusia harus saling menghargai dan menerima yang lain sama dengan diri sendiri.

Renungan di pagi hari ini, merupakan penjelasan Paulus akan status orang percaya, yaitu manusia merdeka. Paulus memakai istilah perbudakan agar lebih mudah dipahami oleh jemaat Rom. Ketika manusia jatuh kedalam dosa, kita diperhamba oleh dosa. Kita dibawah kuasa dosa dan budak dosa. Dosa itu masuk melalui pelanggaran satu orang yaitu Adam, sehingga manusia menjadi hamba dosa. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari dosa melalui dirinya sendiri. Manusia berdosa akan tetap dalam hidupnya bergelimang dalam dosa. Konsekwensi dosa itu adalah maut.

Allah mengasihi kita, tak membiarkan manusia dikuasai oleh maut. Allah menebus kita dari hamba dosa melalui suatu tindakan penebusan melalui Yesus Kristus. Sama seperti oleh satu pelanggaran satu orang manusia diperhamba dosa,  maka anugerah itu masuk melalui satu orang yaitu di dalam diri Yesus Kristus. Kita diselamatkan dari kematian melalui penebusan Krostus. Roma 3:24 (TB)  dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.  Selanjutnya dalam Efesus 1:7 (TB)  Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,

Pengorbanan Kristus di kayu salib menebus kita dari hamba dosa menjadi hamba Kristus dan kita yang ditebusNya menjadi milik Kristus.  Dengan demikian sebagai hamba Kristus harus menjadi hamba kebenaran. Kita telah bebas dan merdeka dari hamba dosa, sekarang menjadi hamba Kristus. Maka bagaimana mungkin kita menyerahkan anggota tubuh kita melakukan dosa? Sama sekali tidak sebagai hamba Kristus kita harus menyerahkan anggota tubuh kita untuk menghasilkan buah-buah iman yang baik dan  sebagai korban yang harum di hadapan Allah. 

Sahabat yang baik hati! Renungan di pagi ini mengingatkan kita status orang percaya bahwa kita adalah hamba kebenaran, yang harus menghasilkan buah-buah kebenaran di dunia ini. Setiap orang dipanggil untuk menaburkan benih kebenaran, merawatnya dan menghasilkan buah yang lebat yang berguna pada kebaikan sesama. Sebagai hamba kebenaran jadilah manusia produktif untuk buah-buah kebenaran.

#pdt nekson m sjuntak

Minggu, 26 November 2017

TIADA SEPERTI ALLAH KITA

TIADA SEPERTI ALLAH KITA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin, 27/11/2017

1 Samuel 2:2 (TB)  Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.

1 Samuel 2:2 (RSV)  "There is none holy like the LORD, there is none besides thee; there is no rock like our God.

Nats renungan di pagi ini merupakan salah satu doa syukur Hana atas berkat Tuhan padanya. Tuhan menganugerahkan anak padanya bernama Samuel setelah lama bergumul tak punya anak. Samuel lahir berkat permohonannya yang tiada henti memohon pada Tuhan. Sampai imam Eli mengusirnya dari Rumah Tuhan di Silo, karena dia terus berdoa komat kamit seperti orang yang tidak sadarkan diri. Doa Hanna ini adalah permohonannya untuk mengakhiri seluruh pergumulan dlam keluarganya. Suaminya Elkana telah memperoleh anak dari istri kedua yaitu Penina, dan Penina nampaknya menyombongkan diri karena bisa memberikan kebahagiaan bagi Elkana. Sementara Hana tidak dapat memberi kebahagiaan karena tidak dianugerahi anak. Malah mendapatkan tekanan dan beban psikologis yang mendalam setiap hari. Atas kesesakan yang dialaminya Hana memohon di hadapan Tuhan agar berkenan memberkati rahimnya dan jika Tuhan memberikan anak baginya akan dipersembahkan menjadi hamba Tuhan dan imam bagi Tuhan. Doa Hanna dikabulkan, Tuhan membuka rahimnya dan melahirkan Samuel.  Hal inilah yang membuat Hana bersyukur kepada Tuhan dan menyerahkan Samuel  menjadi hamba Tuhan agar dibimbimbing imam Eli menjadi  Imam.

Apa yang disampaikan oleh Hana adalah kesaksian bahwa Tuhan memberikan kekuatan bagi yang dilecehkan. Tuhan itu ada, penolong bagi orang yang tersesak, pemberi apa yang kita minta dan jauh dari apa yang kita pikirkan diberikan Tuhan bagi kita. Sekalipun Hana diperlakukan tidak adil, dilecehkan oleh Penina dan dianggap tidak berharga. Namun Tuhan Maha baik, Tuhan tak membiarkan Hana tetap tertekan. Jika kita baca keseluruhan doa dari Hana pada pasal 2 ini intinya adalah tiada Tuhan seperti Allah kita, Tuhan itu maha baik dan penolong bagi orang yang tersesak. Tidak ada gunanya menyombongkan diri karena perempuan yang mandul bisa dijadikan beranak cucu yang banyak, sementara yang beranak banyak bisa menjadi layu.

Dari ayat dua ini ada dua kesaksian Hana yang perlu kita dalami:
1. Tiada yang kudus seperti Tuhan kita. Mengingatkan kita akan kemahakudusan Tuhan. Tidak ada yang sanggup berjumpa muka dengan muka, karena Tuhan itu maha kudus. Penggalan doa ini mengingatkan kita agar tetap rendah hati, kita adalah manusia berdosa dan hina dihadapan Tuhan. Hanya karena kasihNya kita memperoleh anugerah.

2. Tiada gunung batu seperti Allah kita
Gunung batu adalah kubu pertahanan dan tempat perlindungan dalam suatu kota. Semakin kuat benteng pertahanan suatu kota semakin megah dan amanlah kota itu. Gunung batu adalah kiasan bahwa Allah adalah tempat perlindungan yang paling aman. Tidak ada yang bisa merebut kenyamanan kita jika berlindung pada Allah. Selemah dan sekecil apapun  kita dan sehebat apapun musuh yang hendak mengancam dan melenyapkan kita. Jika Allah gunung batu kita, kita aman dalam perlindunganNya.

Sahabat yang baik hati. Kesaksian Hana menjadi pelajaran berharga bagi kita. Mari jadikan Allah gunung batu dalam hidup ini.  Biarkan Allah memelihara, melindungi dan menolong kita. Jangan sombong, tetaplah rendah hati. Kita diberi anugerah bukan karena kekudusan kita, kita adalah manusia berdosa dan bernoda dihadapanNya. Kita hidup karena kasihNya.

#pdt nekson m sjuntak

Sabtu, 25 November 2017

YESUS ADA DIANTARA ORANG MISKIN

YESUS ADA DIANTARA ORANG MISKIN
(Matius 25:31-46)

Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini memiliki makna yang mendalan akan makna spiritualitas orang beriman. Sikap kini menentukan kehidupan mendatang. Inilah spiritualitas orang percaya dalam hidup ini agar peduli terhadap orang miskin. Sikap dan perbuatan kepada mereka akan menjadi pentuan kelak pada  penghakiman akhir.  Dari kotbah ini marilah kita kembangkan beberapa hal yang kita refleksikan:

1. Yesus ada di tengah-tengah orang Miskin.
“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini , kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25: 40). Ayat ini merupakan pernyataan Yesus bahwa dia ada bersama orang miskin. Siapa yang perduli dan memberi hati kepada Yesus adalah melakukannya bagi orang-orang miskin, papa dan hina. Hal ini penting,  spiritulitas sering kita identikkan dengan  kualitas hubungan pribadi dengan Tuhan melalui doa dan formalisme agama tetapi nats kotbah ini Yesus mengajarkan
spiritualitas orang beriman dibuktikan dengan sikap dan perbuatan terhadap sesama khususnya orang yang terabaikan dan dianggap hina serta lemah di tengah-tengah masyarakat.

Yesus bersama-sama dengan orang miskin, maka berjumpa dengan Yesus hidup peduli dan berbagi dengan mereka. Kepedulian yang dimaksud bukan sekedar tindakan karitatif semata namun sebagai praksis hidup yang peduli, empati dan mendarma bhaktikan hidupnya bagi mereka yang mengalami kesusahan. Itulah sebabnya kehidupan gereja selalu identik dengan perbuatan bagi orang miskin.

2. Persiapan diri untuk penghakiman kelak. Dari kotbah ini kita diingatkan bahwa manusia akan berdiri dihadapan Allah memberikan laporan pertangungjawaban semasa hidupnya. Jika hidup ini adalah pemberian Tuhan, maka kita harus mempertanghungjawabkannya kelak kepada Tuhan. Sama seperti seseorang yang menerima tugas dan tanggung jawab, kelak dia akan sertijab dan membuat laporan pertanggungjawaban. Demikianlah hidup orang percaya, kita akan berdiri di hadapan Tuhan mempertanggungjawabkan apa yang kita perbuat dalam hidup ini. Semuanya direkam Tuhan, tidak ada yang tersembunyi sedetikpun perjalanan hidup kita. Semuanya terbuka dihadapan Tuhan. Hal ini mendorong kita agar melatih diri menjadi manusia yang bertanggung jawab, anak-anak terang.

Dalam penghakiman akhir hanya dua konsekwensi menerima anugerah dalam kehidupan kekal atau hukuman kekal.

A. Pewaris Kerajaan Sorga:
Matius 25:34 (TB)  Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Mereka yang masuk dalam kerajaan Allah adalah mereka yang peduli, memberikan hati dan berbagi dengan orang miskin. Mereka melakukannya bukan karena pencitraan, atau agar disebut menjadi orang baik. Semua itu dilakukan karena karena kualitas rohani yang dimilikinya. Secara tulus mengunjungi mereka yang sakit, memberi makan bagi haus, memberi minum orang yang lapar, memberi pakaian ketika telanjang, mengunjungi orang dalam tahanan dan memberi tumpangan bagi musafir. Semua ini adalah aktifitas sehari-hari yang hidup di tengah masyarakat yang peduli terhadap sesamanya.

B. Hukuman Kekal
Sebaliknya lihatlah mereka yang mengabaikan orang miskin dalam penghakiman mereka diberi hukuman. Matius 25:41 (TB)  Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Coba anda bayangkan contoh kecil bagaimana sedihnya anda jika anda menelepon sahabat anda, namun dari HPnya menjawab, maaf dari siapa ya? Anda mungkin merasa dekat dan bisa terkoneksi secara khusus namun apa yang terjadi, maaf kami tidak mengenal anda.
Yesus juga pernah mengajarkan hal ini bahwa dalam hal beriman tidak semua yg merasa dekat dengan Tuhan dan mereka yang berseru Tuhan!Tuhan! masuk dalam Kerajaan Sorga, tetapi mereka yang beriman dan menghasilkan buah bagi sahabat-sahabat Yesus

Yesus mengajarkan dan mengingatkan hal ini kepada murid-muridnya. Matius 7:22-23 (TB)  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

3. Mati di dalam Tuhan
Dalam minggu peringatan orang meninggal hari ini, kita diingatkan akan kepastian bahwa mereka yang mati di dalam Tuhan telah  bersama-sama dengan Tuhan dalam kehidupan kekal. Jika kita mengenang orang meninggal hal ini mengingatkan kita akan akhir hidup kita. Kita percaya bahwa kita ditetapkan bukan untuk dihukum tetapi untuk memperoleh kasih karunia di dalam diri Yesus Kristus (1 Tes 5:9)
Tidak ada yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih karunia Tuhan baik oleh apapun itu asalkan iman kita tetap teguh dan kokoh sampai maranatha. Roma 8:38-39 (TB)  Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Demikianlah orang yang telah meninggal  dunia di dalam Tuhan, mereka telah mendapat kasih karunia dan bersama-sama dengan Allah dalam kehidupan yang kekal.


#pdt nekson m sjuntak

Jumat, 24 November 2017

BERTEKUN MENGASIHI TUHAN

BERTEKUN MENGASIHI TUHAN

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 25/11/2017

Yosua 23:11 (TB)  Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.

Joshua 23:11 (RSV)  Take good heed to yourselves, therefore, to love the LORD your God.

Kita pasti setuju dengan ungkapan ketekunan merupakan salah satu kata kunci  keberhasilan. Itu berlaku dalam pekerjaan, bisnis dan tak terkecuali keagamaan. Hal itu benar adanya: orang yang menekuni pekerjaan akan menjadi paham dan telaten. Di dalam kata ketekunan ada kualitas pribadi yang memiliki semangat, kesabaran, kesediaan melakukan aktifitas secara rutin hingga merampungkannya dengan baik. Ketekunan juga berarti aktifitas yang terus menerus dilakukan sampai menyelesaikannya dengan baik dan berhasil. Ketekunan itu ibarat menyusun puzzle mungkin rumit, terkadang keliru dan mengulanginya lagi hingga berulang kali sampai dapat. Jika tidak bertekun anda tidak menemukan hasil puzzle yang indah.

Renungan di pagi ini merupakan pidato terakhir Yosua kepada umat Allah. Setelah seluruh pekerjaannya sukses menghantarkan dan memasuki Tanah Perjanjian dan pembagian menurut suku-suku Israel. Tahap awal memasuki tanah perjanjian sudah mereka terima; masing-masing suku-suku Isrsel telah memiliki warisan tanah dan tinggal menetap di Kanaan. Maka tahap berikutnya adalah bagaimanakah mereka hidup dalam tanah perjanjian itu? Pidato Yosua mengingatkan dengan keras; demi nyawamu! Berarti hidup dengan bertekun mengasihi Allah di tanah Kanaan adalah pertarungan nyawa atau pertarungan kehidupan. Setia dan bertekun mengasihi Allah akan mendatangkan berkat, bertekun akan membawa mereka untuk merayakan kemenangan kehidupan, tetapi sebaliknya barang siapa yang tidak bertekun akan kalah ditelan jaman. Bukankah banyak baal dan godaan berhala di Kanaan yang subur? Di tengah dunia baru yang mereka masuki harus bertekun mempertahankan identitasnya sebagai umat Allah. Mereka harus hidup setia dan bertekun melakukan perintah Allah yang diterima Musa di Sinai. Satu syema atau pengakuan iman yang harus mereka lakukan adalah: mengasihi Allah dengan segenap akal, kekuatan dan budi (Ulangan 6:5-8). Ketekunan umat Israel memelihara hukum Tuhan dan mengasihi Tuhan akan menjadi gerbang memasuki kesejahteraan sebagaimana dijanjikan kepada leluhur Abraham, Ishak dan Yakub.

Yosua hendak mengingatkan umat Israel bahwa Tuhan telah menetapkan Kanaan, tanah perjanjian sebagai milik pusaka bagi mereka: subur, makmur, berlimpah susu dan madu. Semuanya itu akan sia-sia jika tidak diikuti dengan ketekunan mereka mengasihi Allah.

Dalam Alkitab padanan kata ketekunan ini berkaitan dengan doa dan kwalitas spiritualitas orang beriman. Bertekunlah dalam doa (Rom 12:12), ketekunan menghasilkan tahan uji (Rom 5:3-4 dan Efesus 4:2)  ketekunan kunci menerima apa yang diharapkan seperti perumpamaan Tuhan Yesus akan seorang janda yang menuntuk keadilan dari gakim yang lalim (Lukas 18:2-8). Masih banyak lagi nats Alkitab yang menunjukkan bahwa ketekunan adalah kwalitas pribadi yang harus dimiliki oleh orang bercaya: tekun dalam pengharapan, tekun dalam menjalani kehidupan ini dan tekun dalam penantian hingga maranatha, Yesus datang kedua kali menjemput dan mengangkat orang percayamasuk dalam kemuliaan Allah dalam kehidupan kekal.

Sahabat yang baik hati, renungan pagi ini memberikan nasihat yang sangat dalam bahwa menjalani hidup ini haruslah dengan ketekunan. Ketekunan akan membawa kita kepada keberhasilan. Hanya orang yang bertekun memenangkan pertarungan kehidupan ini.

#pdt nekson m sjuntak

Kamis, 23 November 2017

HIBURKANLAH SEORANG AKAN YANG LAIN

HIBURKANLAH SEORANG AKAN YANG LAIN

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 24/11/2017

1 Tesalonika 4:17-18 (TB)  sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.

1 Thessalonians 4:17-18 (RSV)  then we who are alive, who are left, shall be caught up together with them in the clouds to meet the Lord in the air; and so we shall always be with the Lord. Therefore comfort one another with these words.

Pada Minggu tanggal 26 Nopember 2017,  gereja-gereja akan merayakan Minggu Akhir Tahun Gereja atau disebut dengan Minggu Peringatan orang Meninggal. Biasanya nama-nama warga jemaat yang meninggal sepanjang tahun dibacakan melalui acara khusus. Peringatan ini bukan mau bermemori dengan orang meninggal, namun agar kita yang masih hidup mempersiapkan diri bahwa kita juga waktunya akan menghadapi kematian. Kemanakah kita setelah meninggal? Hanya dua konsekwensi hidup kekal bagi orang percaya dan hukuman kekal bagi orang yang tidak percaya.  1 Tesalonika 5:9 (TB)  Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Sekali pun demikian misteri kematian tetap menjadi pertanyaan setiap orang kemana roh orang meninggal? Apakah mereka mendahului kita yang masih hidup dalam kehidupan kekal? Pertanyaan itulah muncul di jemaat Tesalonika. Paulus menyampaikan bahwa orang mati telah bersama-sama dengan Allah.  1 Tesalonika 4:13-14 (TB)  Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.

Apa yang diejalaskan oleh Paulus menjadi penghiburan dan kepastian tentang kematian. Maka tugas kita adalah menghibur orang agar tidak terlalu larut dalam kesedihan, orang yang mati sudah bersama Tuhan. Sebagaimana kitabtahu bahwa dari tanah kembali ke tanah namun dari Allah kembali kepada Allah. Manusia terdiri dari tubuh dan roh. Tubuh ini dibentuk dari tanah liat dan akan kembali ke tanah. Namun roh kita kembali kepada Allah karena roh kita adalah milik Allah yang telah ditenus di dalam diri Yesus Kristus. Pengkhotbah 12:7 (TB)  dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang menganugerahkannya.

Dengan demikian tidak usalah terlalu memikirkan mereka yang telah meninggal.  Kita percaya bahwa mereka telah kembali bersama dengan Allah dan upah mereka adalah menerima mahkota kehidupan. Wahyu 14:13 (TB)  Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."

Yang utama adalah persiapkan diri menyongsong Tuhan. Tuhan Yesus akan datang dalam kemuliaanNya; menjemput orang-orang yang dikasihiNya. Seperti kedatangan sang pengantin hendak menjemput mempelai harus dipastikan siap sedia. Tidak seorang pun tahun kapan harinya, tetapi berjaga-jagalah. Sembari mempersiapkan diri menyongsong Tuhan dalam renungan ini kita harus saling memberikan penghiburan bagi orang yang berduka. Jangan larut dengan kesedihan akan kematian tetapi berilah penghiburan seorang akan yang lain. Dalam pengharapan kelak kita akan bersama-sama memasuki kehidupan kekal. Bersukacita menikmati suasana sorgawi di tempat yang dipersiapkan bagi orang percaya.

#pdt nekson m sjuntak

Rabu, 22 November 2017

HUKUM TUHAN PENGHIBURAN ORANG BERIMAN

HUKUM TUHAN PENGHIBUR ORANG BERIMAN

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 23/11/2017

Mazmur 119:52 (TB)  Aku ingat kepada hukum-hukum-Mu yang dari dahulu kala, ya TUHAN, maka terhiburlah aku.

Psalms 119:52 (RSV)  When I think of thy ordinances from of old, I take comfort, O LORD.

Setiap orang pasti memiliki perbedaan dalam mencari hiburan. Ada orang yang pergi traveling, ada yang memilih bersama keluarga (quality time), cinema, ada juga berbhakti melalui aktifitas pekerja sosial dll. Hal yang pasti semua orang dalam hidupnya pasti ingin terhibur. Karya-karya seni produk masyarakat dapat juga kita pandang sebagai hiburan bagi masyarakat: seperti lomba dan pertandingan tradisional. Namun kebutuhan manusia akan hiburan merupakan salah satu produk dari modernisasi. Hiburan menjadi produk kapital yang melihat kebutuhan manhsia. Sejak munculnya modernisasi terciptalah suatu masyarakat industri, manusia bekerja meninggalkan kerja manual memasuki suatu era baru menuruti pola mesin dna teratur. Coba anda banyangkan seorang pekerja industri bekerja selama 8 jam lebih satu hari hanya melaksanakan satu aktifitas saja memasukkan mur atau baut. Ini model yang sangat membosankan, monoton dan sangat melelahkan setiap hari. Manusia melayani mesin-mesin. Maka munculnya kebutuhan baru yaitu hiburan. Weekend menjadi benar-benar kebutuhan untuk mencari hiburan. Di negara-negara Industri tempat hiburan dikemas sedemikian rupa dan menjadi gaya hidup masyarakat. Weekend menjadi moment penting mengisi hidupnya dengan mencari hiburan. Ledakan masyarakat modern ini menjadi salah satu faktor utama orang meninggalkan gereja. Weekend bukan lagi pergi beribadah tetapi mencari hiburan. Liburan identik dengan hiburan untuk mencari kesenangan dan energy baru dalam melakukan aktifitas.

Apakah penghibur bagi orang beriman? Renungan di pagi ini menjawab bahwa hukum Tuhan adalah penghibur bagi orang percaya  Alkitab mengajarkan sejak semula penciptaan, Tuhan telah mempersiapkan kebutuhan manusia, yaitu hari perhentian. Pada hari perhentian orang beristirahat dari segala penkerjaannya untuk beribadah.  Ibadah  menjadi sumber energi bagi untuk melaksanakan pekerjaan.

Pengalaman dan kesaksian Pemazmur bahwa hukum Tuhan adalah penghiburan baginya.  Di dalam hukum Tuhan ada jaminan keadilan dan kepastian. Berkat baginorang yang melakukannya dan hukuman bagi yang mengabaikan perintahNya.  Hukum Tuhan adalah segala perintah dan larangan yang disampaikan oleh Allah kepada umatNya untuk dituruti dan di pelihara. Melalui hukum Tuhan manusia dipagari dengan rasa aman, jaminan perlindungan dan kepastian hidup. Sebagaimana Musa mengajak seluruh umat Allah untuk mengaminkan perintah Allah. Perintah Allah adalah mengatur hubungan manusia dengan Allah dan mengatur hubungan manusia dengan sesamanya.

Marilah seperti Pemazmur terhibur dengan mengingat Hukum Tuhan. Alangkah indahnya hidup manusia  jika semua melakukan sepuluh perintah Tuhan: tiada berhala yang mengajarkan kecurigaan dan kebencian. Lihatlah betapa berharganya semua orang karena menghormati orangtua, tiada pembunuhan dan kekerasan, tiada kebohongan, tiada perzinahan semua keluarga merasakan kesetiaan dalam rumah tangga. Tidak ada lagi takut meninggalkan rumah karena takut pencuri, semuanya dijamin dan dipelihara oleh perintah Tuhan.  Inilah yang menghibur pemazmur sungguh indah perintah Tuhan bagi manusia.

Mari cintai perintah dan hukum Tuhan karena perintahNya adalah jaminan pemeliharaan Tuhan dalam hidup ini. Marilah kita pikirkan ulang bagaimana kita mencari huburan? Berlibur dan berwisata sangat baik, mengisi hidup ini agar memiliki energi. Namun energi yang paling kuat dan hiburan yang paling menggembirakan adalah mengingat dan melakukan hukum Tuhan dalam hidup ini.

#pdt nekson m sjuntak

Selasa, 21 November 2017

SATU KAWANAN DAN SATU GEMBALA

SATU KAWANAN DENGAN SATU GEMBALA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 22/11/2017

Yohanes 10:16 (TB)  Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

John 10:16 (RSV)  And I have other sheep, that are not of this fold; I must bring them also, and they will heed my voice. So there shall be one flock, one sheGEMBALA

Pengajaran Yesus tentang gembala yang baik memiliki arti yang sangat luas. Selain jaminan pemeliharaan dan perlindungan, juga tentang kesatuan jemaat,  kita semuanya adalah satu di dalam gembalaan Yesus Kristus. Yesus Kristus telah menyerahkan nyawaNya hingga mati di kayu salib untuk menebus kita dari dosa dan menjadikan kita menjadi satu kawanan domba Sang Gembala yang baik. Semuanya dikasihiNya, tidak ada yang dinomorduakan dan tidak ada yang diutamakan semuanya dikasihinya.  Semuanya hidup dalam rangkulannya yang penuh kasih.

Sebagai gembala yang baik, Yesus memperhatikan semua kebutuhan dan kesejahteraan gembalaanNya. Dia tidak membiarkan ada yang tersesat. Yesus akan segera mencari dan menggendongnya kembali bersama kawanan. Yesus sendiri yang menuntun, memelihara dan memberikan apa yang dibutuhkannya. Yesus menuntun kita semu ke air yang tenang, ke rumput yang hijau dan menjaga kita dari sergapan serigala dan pencuri.

Pelayanan sang Gembala yang baik, membuat kawanan domba menaati dan apa yang diperintahkan sang Gembala. Gembala berjalan di depan dan kawanan domba mengikutinya. Ketika sang gembala bersuara mengarahkan semua kawanan domba, suara gembala dikenal domba dan mengikutinya. Gembala yang baik akan didengarkan dan ditaati kawanan domba.

Hubungan gembala dan domba ini adalah analogi hubungan Yesus dengan orang percaya. Kita semua umat tebusanNya, kita semua wajib mendengar suara Yesus dan menurutiNya dengan taat. SeruanNya dan arahannya adalah untuk kesejahteraan kita semua. Yesus mengasihi kita semua, kita semua dirawatnya dan tak ada satu pun yang di abaikan. Dia membalut luka dan menyembuhkannya serta mencari yang tersesat.

Dalam renungan di pagi ini ada pernyataan Yesus tentang siapa umat gembalaanNya. Yahudi umumnya memahami bahwa hanya merekalah yang tergolong umat gembalaan Tuhan. Namun Yesus menyebutkan bahwa diringa adalah gembala atas semuanya. Yesus tidak membatasi diri suku bangsa tertentu, tetapi di Gembala untuk semua, bahkan termasuk kawanan domba lain yang belum masuk dalam penggembalaan sang Gembala yang baik. "Kawanan domba-domba lain" adalah sebutan bagi non Yahudi dan segala suka bangsa yang mau menerima Yesus Kristus dalam hidupnya. Dengan renungan ini kita semua adalah bahagian yang digembalakan Yesus Kristus. Sehingga tidak ada pembatasan baik Yahudi maupun non Yahudi, kita semua kawanan dombanya yang dipersatukan di dalam Yesus Kristus.

Yesus juga berdoa agar kawanan domba yang percaya kepada Yesus Kristus atas pemberitaan orang percaya masuk dalam satu kawanan Sang Gembala yang baik. Yohanes 17:20-21 (TB)  Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Sahabat yang baik hati! Inilah yang harus kita syukuri, bahwa kita semua dibawah pemeliharaan dan penggembalaan Yesus sang Gembala yang baik.  Sebagaimana ungkapan pemazmur 23:1 Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Mari ikut ajakan suara sang Gembala yang baik.

#pdt nekson m sjuntak

Senin, 20 November 2017

MUJUR ORANG BENAR

MUJUR ORANG BENAR

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakannwaktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenjngkan firman Tuhan  sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa 20/11/2017.

Mazmur 112:5 (TB)  Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.

Psalms 112:5 (RSV)  It is well with the man who deals generously and lends, who conducts his affairs with justice.

Mungkin anda pernah mendengar ungkapan ini: jika dapat dipermudah, mengapa harus di persulit? Ungkapan ini muncul sebagai kritik terhadap birokrasi yang berbelit-belit dan terkesan seolah-olah segala sesuatu dipersulit untuk alasan ini dan itu. SOP yang berlaku dibuat sedemikian rumit dan mumet. Melakukan pelayanan birokrasi diatas prinsip jika bisa dipersulit kenapa harus dipermudah?  Syukurlah di jaman yang semakin maju,  mumetnya birokrasi semakin dipangkas dan menuju pelayanan yang lebih cepat, efektif dan efisien. Alkitab sangat mendukung pelayanan yang cepat efektif dan efisien bahkan menjadi bahagian dari pelayanan, yang melakukan urusan dengan sewajarnya.

Mazmur 112 semuanya berbicara tentang bahagia orang benar. Orang benar diberkati Tuhan, anak cucunya perkasa di bumi (112:2) dan mendapatkan kemujuran (112:5). Dalam renungan dipagi hari ini, sikap orang benar disini ditunjukkan dengan sikap berbelas kasihan bagi orang yang miskin, dan memberi pinjaman bagi oang yang membutuhkan.

Setiap kita pergi melangkah dari luar rumah pemandangan kita diperhadapkan dengan berbagai pemandangan: ada orang yang bekerja keras mendorong gerobak sampah. Jika kita berhenti prapatan akan ada sejumlah orang yang mengulurkan tangan untuk ditolong,  pak ogah, pedagang dan peminta-minta mencerminkan kerasnya kehidupan. Itu semua realitas sosial bahwa di tengah-tengah kitabakan selalu ada kemiskinan. Yesus pernah berkata: orang miskin akan selalu ada padamu (Mat 26:11). Yesus menyampaikan apa saja yang kita lakukan kepada salah seorang yang hina adalah berbuat bagi Tuhan (Mat 25:40). Disini ada tugas dan tanggungjawab bahwa orang percaya, orang benar akan peduli kepada orang miskin.

Hal kedua yang diperhatikan pemazmur disini adalah memberi pinjaman bagi yang membutuhkan. Mungkin ini adalah pekerjaan yang selalu dihindari orang. Meminjamkan karena bunga mungkin menjadi bisnis empuk (sharing profit), namun meminjamkan karena kebutuhan mendesak yang menolong ini sungguh berat bagi sebagian orang. Mungkin karena pengalaman memberi pinjaman dan sulitnya menagih hutang atau pinjaman yang tak kembali seolah sia-sia menolong orang. Namun cobalah pikir ulang kalau ada orang yang benar-benar membutuhkan sekali dan sangat menentukan bagi hidupnya padahal apa yang dimintanyabada pada kita dan tidak membuat kita susah dannkekurangan. Jika bisa kenapa harus menunda, dan jika ada kenapa harus menolaknya. Ada orang yang benar-benar membutuhkan uluran tangan untuk menolong beban hidupnya. Bantuan semacam itu akan menjadi perbuatan baik yang sangat mulia. Yesus berkata: Matius 5:42 (TB)  Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.

Kemujuran dan segala berkat akan mengikuti hidup orang benar, yang memberikan bantuan dan pertolongan bagi orang lain.

#pdt nekson m sjuntak

Minggu, 19 November 2017

IBU DAN SAUDARA YESUS

KELUARGA YESUS KRISTUS

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin 20/11/2017

Lukas 8:21 (TB)  Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

Luke 8:21 (RSV)  But he said to them, "My mother and my brothers are those who hear the word of God and do it."

Hubungan darah sangat berpengaruh dalam diri seseorang. Apalagi dalam suatu masyarakat yang masih kuat tradisi dan kultur. Hubungan kekeluargaan sangat dipelihara bahkan menjadi satu perasaan dalam suka dan duka, bergotong royong dan saling menolong. Yahudi tergolong satu bangsa yang memiliki hubungan darah yang kental, silsilah dan sejarah keluarga dipelihara sangat ketat. Lihatlah misalnya informasi seluruh keturunan Yakub tercatat di Mesir. Demikian dengan silsilah Tuhan Yesus dalam Matius 1 semuanya terdokumentasi dengan baik. Terpeliharanya silsilah keturunan di dalam Yahudi menjadi hal penting bahwa mereka memiliki ikatan keluarga yang sangat tinggi.

Demikian juga halnya orang Batak, ikatan keluarga melalui marga dan adat dalihan na tolu sangat kuat. Hidup dalam masyarakat ditopang oleh filosopi dalihan na tolu (tungku nan tiga) diatas prinsip: somba marhulahula (hormat kepada keluarga dari pihak isteri), elek marboru (peduli dan penuh kasih sayang kepada pihak keluarga mantu) dan manat mardongan tubu (memelihara hubungan yang baik dengan satu marga). Fondasi ini membuat orang Batak memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, sehingga dimana pun berada pertalian dari hubungan darah ini selalu ada. Hubungan dalam keluarga juga menjadi perekat yang sangat baik dalam saling menolong dan menopang, bergotong royong dan peduli.

Tentu setiap kelompok sosial masyarakat memiliki makna tersendiri dalam hubungan darah. Disinilah peran iman, dalam tradisi kentalnya hubungan darah dalam keluarga, Yesus memberikan warna baru. Ketika Yesus mengajar ada banyak orang berbondong-bondong dan mendengarkan pengajaranNya. Pada saat itulah ibu dan saudara-saudaraNya datang hendak menyampaikan pesan kepada Yesus. Mungkin karena terlalu penuh,  ibu dan saudaranya berada di luar. Namun Yesus tetap melanjutkan pengajaranNya seolah mengabaikannya, sampai ada orang yang menyela dan menyampaikan kepada Yesus bahwa ibu dan saudaraNya datang dan berada di luar.

Yesus tetap melanjutkan pengajaranNya bahkan memberikan pernyataan penting: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

Dengan pernyataan ini Yesus bukan mau mengabaikan atau meniadakan hubungan darah diriNya dengan ibu dan saudaraNya. Bagi Yesus hubungan keluarga sangat penting. Ketika di Golgata Yesus berpesan inilah ibumu, inilah anakmu (Yoh 19:26). Yesus sangat menghormati keluarga dan taat pada tradisi Yahudi, namun di dalam hubungan kekeluargaan ada satu hal yang harus mendasarinya yaitu iman. Yesus mau memperkenalkan suatu keluarga rohani bagi para pendengar yaitu kita telah dipersatukan dalam satu keluarga besar di dalam penebusan Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristus kita adalah saudara dan keluarga Allah untuk melakukan Firman dan kehendak Allah. Kita semua hidup dalam satu keluarga besar Allah (Family of God).  Hubungan keluarga Allah mengutamakan kebenaran dan seturut dengan kehendakNya.

Jadi segala relasional manusia: baik itu hubungan darah, hubungan pekerjaan, bisnis dan kedekatan lainnya (nepostis) semuanya harus didasari dan diterangi oleh firman dan kehendak Allah. Berbeda dengan jika seseorang terikat oleh hubungan darah, apapun kekurangan dan kelemahan pasti berupaya menutupinya karena hubungan darah. Maka disinilah renungan pagi ini menyapa kita bahwa hubungan keluarga adalah penting dan harus diterangi oleh sinar kasih dan pengorbanan Yesus Kristus. Kekeluargaan kita di dalam Yesus Kristus menerangi kita untuk lebih kasih, lebih peduli dan lebih baik karena diterangi dan digarami oleh kasih dan kehendak Allah.

#pdt nekson m sjuntak

Sabtu, 18 November 2017

BERDIAM DIRI MERENUNGKAN HARI TUHAN

BERDIAM DIRI MERENUNGKAN HARI TUHAN
(Zefanya 1:7,12-18)

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita mengalokasikan waktu sejenak untuk berdiam diri merenungkan kehidupan yang kita lalui dan apa yang hendak Tuhan perbuat atas semua itu. Berdiam diri; berhenti sejenak dari semua aktifitas untuk merenungi apa yang akan terjadi segera yaitu hari Tuhan. Hari penghakiman sudah datang, Tuhan menghakimi setiap orang menurut perbuatannya. Hari Tuhan itu kengerian, disitu akan ada ratapan dan kertak gigi, pahlawan yang dibanggakan dan dieluelukan akan menangisi nasib yang menimpa dirinya. Mengapa semua itu terjadi: karena dosa; tidak ada lagi kepedulian. Umat Allah yang semestinya setia pada hukum, kebenaran dan keadilan namun lihatlah semua mengabaikannya bahkan telah menjadikan baal san berhala bagi mereka. Anehnya sudah sedemikian parahnya dosa, mereka berdalih Tuhan tidak akan berbuat apa-apa atas semua dosa dan pelanggarannya. Inilah yang ditantang oleh Zefanya: Tuhan tidak akan berdiam diri. Hari penghakiman itu telah tiba untuk menghakimi setiap orang menurut perbuatannya dan tak satupun yang luput atau lolos dari penghakiman.

Ajakan berdiam diri ini penting, pertama:  lihatlah betapa sibuknya kita, berpacu dengan waktu: dari pagi hingga larut malam mengejar berbagai peluang dan kesempatan terkadang tanpa memperhitungkan kesehatan. Bukan hanya itu ada juga orang dengan segala kesibukannya tak menyisakan waktu buat Tuhan. Saat ini kotbah dari Zefanya mengajak kita untuk berdiam diri di hadapan Allah (Coram Deo). Dihadapan Tuhan kita mendengar apa yang Tuhan katakan atas hidup kita. Selama ini kita mungkin datang ke hadapan Tuhan hanya untuk menyampaikan keluh dan segala pergumulan kota. Selama ini kita datang hanya untuk menyampaikan berbagai permohonan dan keinginan kita kepadaNya. Kali ini ajakan berdiam diri dihadapan Tuhan untuk mendengar Tuhan berbicara dan menyimak apa tindakanNya di hari pemenghakiman itu terhadap manusia.

Kedua, Zefanya mengajak kita berdiam diri merenungkan kehidupan ini. Sedemikian sibuknya orang mengurusi diri sendiri tak pernah peduli terhadap sesama. Membiarkan kejahatan dan kelaliman di sekitar kita. Perampasan hak-hak orang miskin dan lemah.   Masing-masing orang menyelamatkan diri dan mengurusi apa yang menguntungkan bagi diri sendiri. Benar apa yang disampaikan oleh Marthin Luther King Jr: if you see evil, you do nothing, you are evil too (Jika anda melihat kejahatan dan anda tidak melakukan sesuatu, anda telahn melakukan kejahatan juga). Sejalan dengan itu Desmon Tutu pernah berkata: jika anda diam terhadap kejahatan, anda telah mendukung kejahatan.
Dosa terbesar kita di jaman ini adalah ketidak pedulian. Manusia hanya mengurusi dirinya sendiri. Lihatlah tak satupun yang luput dari penghakiman Allah. Karena Tuhan akan mencari setiap orang, seperti menggeledah kota dengan suluh.

Ketiga, kotbah minggu ini mengajak kita berdiam diri merenungkan akan arti Hari Tuhan. Hari Tuhan bukanlah sesuatu yang jauh (parusia); tetapi kita merenungkan penghakiman itu terjadi pada saat ini, kini dan disini. Tuhan mengawasi kehidupan kita dan memberikan ganjaran. Zefanya 1:15-17 (TB)  Hari kegemasan hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam, hari peniupan sangkakala dan pekik tempur terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjuru yang tinggi. Aku akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang buta, sebab mereka telah berdosa kepada TUHAN. Darah mereka akan tercurah seperti debu dan usus mereka seperti tahi.

Ada hal menarik dari apa yang disampaikan oleh Zepafanya, sesunggunya hari Tuhan adalah hari jamuan raya, dimana Tuhan mempersiapkan jamuan raya bagi orang yang mengasihiNya. Tuhan memanggil kita untuk menikmati jamuanNya yang lezat enak dan tanpa banyar. Itu semua gratis karena kasih karunianya. Jamuan itu adalah untuk orang yang percaya dan setia kepada Tuhan. Pada saat yang sama hari perjamuan itu adalah penghakiman bagi setiap orang. 

Penghakiman Tuhan itu adalah kengerian, ratap dan tangis karena murkan Allah.
Namun inilah kelebihan orang percaya sebagai mana kita temukan dalam Epistel: 1 Tesalonika 5:9 (TB)  Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
Kita dipilih, bukan untuk dihukum, melainkan untuk memperoleh anugerah. Mari syukuri anugerah Allah yang telah menjamin keselamatan kita di dalam diri Yesus Kristus.


#pdt nekson m sjuntak

Jumat, 17 November 2017

MELAKUKAN KEBAJIKAN BAGI YANG HINA BERBUAT BAGI TUHAN

Salam semua buat sahabat, disini saya posting Kotbah tgl 29 September lalu yang dimuat dalam Buku Kotbah Skeber UEM 2013. Semoga membantu kita untuk persiapak kotbah besok. Salam

MELAKUKAN KEBAJIKAN BAGI ORANG YANG HINA;
Bukti Religiositas Keberagamaan Orang Beriman
Keterangan Kotbah Minggu, 29 September 2013: Matius 25:34-40

Pendahuluan
“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini , kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25: 40). Ayat ini merupakan pernyataan Yesus akan tugas dan tanggungjawab orang percaya terhadap sesama. Kwualitas hubungan dengan Tuhan dibuktikan dengan sikap dan perbuatannya terhadap sesama sesama manusia khususnya orang yang terabaikan dan dianggap hina serta lemah di tengah-tengah masyarakat. Perbuatan itu bukan sekedar dari buah moral atau tindakan karitatif semata namun sebagai praksis hidup yang semestinya dari pewaris janji keselamatan. Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting karena pernyataan ini disampaikan di dalam konteks penjelasan akan penghakiman terakhir. Artinya melakukan tugas dan tanggungjawab terhadap sesama manusia menjadi habit dan sebagai bagian yang integral dari hidupnya, jika tidak semuanya sia-sia semata di hari Penghakiman kelak.

Melakukan kebajikan terhadap orang hina adalah tugas dan tanggungjawab orang beriman. Yesus menempatkan diriNya menjadi saudara-saudara orang yang hina dan papa. Melakukan sesuatu bagi mereka merupakan perbuatan baik juga kepada Yesus. Dalam konteks Injil Matius tugas keagamaan ini semacam ini sangat mendasar, karena Injil Matius ditujukan kepada jemaat yang berlatar belakang Yahudi. Tokoh agama seperti Farisi pada jaman Perjanjian Baru menekankan legalisme agama – ketaatan keagamaan dipandang sebagai ketaatan pada legalisme agama (aturan keagamaan) yaitu Taurat. Ini berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh Yesus yang mengajarkan Injil dengan mengangkat harkat dan martabat manusia tanpa mengabaikan Hukum Taurut.  Justru Yesus memenuhi hal yang paling essensi dari apa yang dituntut Hukum Taurat itu sendiri, yaitu: untuk pembebasan manusia seutuhnya. Dapat kita bandingkan dengan dialog Yesus dengan Farisi: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.  (Mrk 2:27 dan Mat 12:8).

Dua perumpamaan sebelum perikop kotbah minggu ini: pertama Mat 25: 1-13 ‘Gadis-gadis yang bijaksana dan bodoh’ dan Mat 25: 14-30 tentang ‘Perumpamaan talenta’ menjelaskan perihal sikap hidup yang bijaksana dengan mempersiapkan penantian penghakiman dengan persiapan menunggu kedatangan Mesias dan Sikap bijaksana dari orang yang menerima talenta dengan mengembangkan talenta yang diberikan dan dipercayakan Tuhan kepada kita. Penentuan terakhir bagi yang mewarisi Kerajaan Allah dijelaskan dalam kotbah Minggu ini bahwa semua manusia (segala bangsa) akan mempertanggungjawabkan sikap dan perbuatanNya di hadapan Anak Manusia; untuk memisahkan yang baik dan jahat, kebajikan dan kelaliman serta kepedulian dan kelalaian. Penentuan keputusan atas hidup manusia ditentukan oleh iman melalui kebajikan  yang dilakukan dalam hidupnya. Berkaitan dengan dua perumpamaan sebelum nats Kotbah minggu ini menegaskan bahwa setiap insan mempertanggungjawab semua sikap dan perbuatannya kelak di hadapan Anak Manusia – siapa pun itu. Tuhan adalah Maha Tahu dan Maha Adil yang menimbang setiap sikap dan perbuatan manusia dan menganuerahi upah atau menjatuhkan hukuman. Sebeleum penghakiman datang setiap insan melalui kotbah ini menyerukan kita semua untuk peduli terhadap sesama, mengangkat dan menghormati manusia yang hina, lemah dan papa.

1. Mempertanggungjawabkan Hidup – Menuju Panggilan Sorgawi
Andar Ismail penulis terkenal Seri Selamat pernah menganalogikan bahwa hidup ini adalah “serah terima”. Ibarat seseorang yang menyerah terimakan jabatan yang dipegang setelah tugas itu usai. Di akhir jabatannya dia akan memberikan laporan pertanggungjawaban dan akan menyerah terimakan seluruh tugas yang diembannya. Analogi ini sangat menarik jika kita perhadapkan dengan kehidupan ini.  Kita mesti menyadari bahwa hidup ini adalah pemberian Tuhan dan kelak setiap pribadi akan memberikan laporan pertanggungjawaban di hadapan Tuhan tentang apa yang kita katakan, lakukan dan perbuat sepanjang hidup.  Hidup ini bukanlah milik manusia tetapi anugerah (baca=pemberian Allah). Dia yang berhak memberi dan Dia pula yang berhak mencabutnya dari manusia.

Penghakiman terakhir salah satu bagian dari pengakuan iman Kristen. Kita percaya dan mengakui bahwa Kristus  akan datang kelak untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Yesus sendiri menjadi hakim atas seluruh bangsa dan mengadilinya sesuai dengan perbuatannya. Ini adalah penghakiman universal atas semua bangsa semua orang akan dipanggil pribadi lepas pribadi mempertanggungjawabkan hidupnya. Penghakiman terakhir ini sekaligus menentukan hukuman dan upah bagi pewaris Kerajaan Sorga. Istilah yang dipakai dalam perikope ini adalah menentukan di sebelah Kanan atau Kiri atau memisahkan domba dari kambing.  Pewaris Kerajaan Allah akan ditempatkan di sebelah Kanan sedangkan lainnya akan ditempatkan di sebelah kiri untuk menerima hukuman. Ini menunjukkan peran Kristus sebagai hakim akan menentukan siapa kelak yang mewarisi Kerajaan Allah. Sedangkan istilah memisahkan antara domba dan kambing merupakan ungkapan pemilihan perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang. Tidak begitu jelas apa arti penempatan istilah itu, namun beberapa komentar tentang ayat ini menunjukkan bahwa kawanan domba yang dimaksud adalah pengikut Kristus yang mengikuti sang Gembala yang Baik atau saudara-saudara Yesus yang melakukan kehendak Allah di dalam hidupNya. Sebaliknya istilah kambing adalah yang memperoleh hukuman, yakni mereka yang tidak percaya dan yang tidak mengikuti sang Gembala Baik.

“Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” (Ay 34). Inilah upah yang diberikan bagi pewaris Kerajaan Allah. Allah telah menyediakannya sejak permulaan bahkan sebelum dunia dijadikan. Inilah rancangan janji keselamatan Allah sejak awal bagi orang percaya. Yesus sendiri menjanjikan upah besar di Sorga bagi yang setia mengikutinya sekalipun mengalami penganiayaan berat di dunia ini (Baca Mat 5:12; Luk 6:23) dan sukacita para murid yaitu ‘namamu telah terdaftar di sorga (Luk 10:20). Kehidupan kekal menjadi tujuan hidup orang beriman. Kesaksian yang sama dikemukakan oleh Paulus: “tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlarilari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah di dalam Kristus Yesus.” (Fil 3:13-14). Betul di dalam Kristus kita memperoleh keselamatan, Kristuslah sebagai garansi keselamatan orang percaya  namun kesempurnaan keselamatan itu ada di dalam Kerajaan Sorga dalam kehidupan kekal.  Sambil menunggu kedatanganNya yang kedua orang percaya hidup dan bergumul di dunia ini, disinilah iman harus berbuah. Buah iman itu mestinya dibuktikan dengan praksis hidup yang mau berbagi dengan orang-orang yang lapar, haus dan miskin.

2. Yesus ada di antara orang yang lapar, haus dan miskin
Siapakah yang diberkati itu? Dalam perikope ini ada suatu deklarasi tentang siapakah yang menerima dan mewarisi Kerajaan Sorga: “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberikan Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberikan Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberikan aku tumpangan; ketika Aku telanjang , kamu memberikan Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku, ketika Aku di dalam penjara kamu mengunjungi Aku.” (Ayat 35-36). Pernyataan ini bisa memiliki dua makna, yakni:  pertama - Kritik terhadap legalisme agama – farisiisme yakni kaum religius yang menekankan legalisme agama atau formalisme agama. Kaum semacam ini menekankan ketaatan dan kesetiaan terhadap Tuhan melalui pemenuhan aturan-aturan formal atau ukuran-ukuran kesalehan secara norma agama. Tafsiran semacam ini untuk membongkar pemahaman keagamaan kita melihat apa arti agama dalam kehidupan manusia. Agama adalah pembebasan bagi kebaikan manusia.  Tafsiran kedua adalah nats ini menunjukkan kepada realitas kehidupan gereja mula-mula yang mengalami lapar, haus, penganiayaan dan pengejaran. Yesus menempatkan Allah di dalam hidup mereka yang memiliki pergumulan hidup sehari-hari. Mereka terus bergumul untuk memberitakan Injil sekalipun mereka tidak tahu bagaimana nasib mereka besok, mereka terus memberitakan injil sekalipun mereka tidak tahu apa yang harus dimakan besok. Mereka harus terus berlari dari pengejaran dan penganiayaan menahan lapar dan haus karena Injil. Argumentasi ini semakin kuat dengan  munculnya  istilah: ‘saudaraku yang paling hina’ (dalam ayat 40). Siapakah saudara Yesus yang dimaksudkan disini, tentu mereka adalah orang-orang percaya yang mengalami berbagai kepahitan hidup.
Tentu masih banyak daftar yang bisa kita masukkan siapakah Saudara Yesus yang dimaksudkan dalam perikop ini: orang miskin, home less, korban narkoba, penyandang cacat (buta, tuli, lumpuh), orang yang terinveksi HIV/AIDs, yatim – piatu, anak-anak gelandangan dan korban broken home dan lain sebagainya dll. Tentu terlintas dalam pikiran kita bahwa saudara Yesus disini adalah orang-orang yang membutuhkan sokongan dan peneguhan dari kita semua. Inilah yang dikehendaki oleh Yesus sebagai perwujudan dari praksis iman orang percaya. Praksis iman itu muncul bagi setiap orang yang selalu menyanyikan – Sensenina, Sensenina (what I have done, what I have done=apa yang telah aku lakukan, apa yang telah aku lakukan). Kotbah minggu ini mengetuk hati kita kembali untuk peduli dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan kita.
3. Perbuatan baik yang tidak menuntut balas.
Ada sesuatu yang cukup mengagetkan mereka yang telah melakukan sesuatu buat orang hina, ketika Yesus memberikan alasan atas mereka yang diberkati: “ Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” (ay 35-36). Lihatlah sesuatu yang mengejutkan dan pertanyaan mereka yang diberkati itu: “ Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?  Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?” (Ayat 37-39). Apa yang menarik dari dialog ini adalah bahwa orang yang diberkati dan yang memperoleh keselamatan tidak memperhitungkan perbuatan baik dalam hidupnya. Mereka berbuat baik sama sekali tidak menganggapnya sebagai ‘pahala’ atau jasa yang dipertimbangkan Tuhan kelak. Justru mereka tidak mengingat perbuatan baik apa yang telah mereka lakukan selama hidupnya. Yesus sendiri mengajarkan kepada murid: “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." (Lukas 14:13-14).

Dengan demikian mereka yang diberkati adalah orang-orang yang membuahkan perbuatan baik di dunia ini terhadap sesama tanpa menuntut balas dan mempertimbangkannya sebagai perbuatan baiknya kepada Tuhan. Ini pesan penting dalam setiap pribadi orang percaya perbuatlah kebaikan dan kebajikan bukan karena upah kebaikan dan kebajikan itu, tetapi karena memahaminya sebagai tugas dan tanggungjawab orang percaya.

Kesimpulan dan Penutup
Perikop kotbah minggu ini memiliki makna yang cukup kaya untuk dikembangkan dalam hidup: Thema kotbah bisa kita kembangkan dalam beberapa aspek:
a) Menyentuh kehidupan beriman kita (religiositas), yang mempertanyakan identitas kita sebagai orang beragama. Hal ini sangat penting untuk melakukan permenungan akan makna keberagamaan kita. Masyarakat Indonesia sangat bangga dengan indentitas ‘orang yang beragama” namun dalam praktek kehidupan sehari-hari sangat tinggi ketidak adilan, tidak menghargai harkat dan martabat orang lain dan pelanggaran hak asasi manusia. Kotbah ini adalah kritik tajam bagi kita yang mengakui dirinya beriman namun apa yang diimani tidak menjadi gaya hidup atau budaya hidup yang dilakoni setiap hari.
b) Kotbah minggu ini juga dapat kita kembangkan pada penekanan akan tugas dan tanggungjawab orang beriman dalam hidup ini (missi gereja). Dapat dimulai dengan mengidentifikasi akan Siapakah saudara Yesus menurut definisi kita: saya, orang miskin, orang cacat (tuli, buta dan lumpuh), dll. Mereka ada disekeliling kita yang senantiasa membutuhkan uluran tangan. Terkadang sangat menyesakkan dan tak sanggup kita melayni mereka rasanya. Tidak apa kalau ada perasaaan seperti itu, karena memang orang miskin akan selalu ada diantara kita. Namun jangan sama sekali tak ada perhatian dan waktumu untuk mengulurkan tanganmu kapanpun hatimu terbuka untuk mereka. Janganlah mengumpat dan mengutuki mereka dalam keadaan yang kurang beruntung hidupnya, tetapi pikirkanlah apa yang bisa kita lakukan, karena ketahulah bahwa Yesus berada di tengah-tengah mereka dan mereka itu adalah saudara-saudara Yesus.
c. Tujuan akhir perjalanan hidup. Kotbah ini bisa juga kita kembangkan pada apa tujuan akhir kehdiupan kita? Disini ditegaskan setiap pribadi akan menghadap dan diadili kelak oleh Anak Manusia. Pengadilan itu sangat adil dan mengetahui semua kehidupan kita. Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Allah, semuanya sikap, perkataan dan perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapanNya. Hal ini mendorong kita lebih jujur, tidak ada gunanya membohongi diri dalam hidup. Orang bisa saja pintar dan ahli menyembunyikan sikap, perkataan dan perbuatannya jahatnya terhadap sesama, namun dihadapan Tuhan akan terbuka semuaanya. Marilah lakoni hidup jujur dan takut akan penghakiman Tuhan.

Pdt. Nekson M Simanjuntak, MTh

SUKACITA DAN SORAKSORAI

SUKACITA DAN SORAK-SORAI

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu 18/11/2017

Yesaya 9:3 (TB)  (9-2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.

Isaiah 9:3 (RSV)  Thou hast multiplied the nation, thou hast increased its joy; they rejoice before thee as with joy at the harvest, as men rejoice when they divide the spoil.

Sukacita dan sorak-sorai selalu ada pada orang yang berpengharapan. Sekalipun ada beban dan harus berpeluh menjalani masa sulit tetapi akan optimis dapat menggapai bahagia lewat perjuangan. Berbeda dengan orang yang selalu pesimis hidupnya akan selalu mengeluh, sukacita pun bisa berubah menjadi kemurungan, keuntungan menjadi kerugian karena sikap pesimis dan apatis. Maka tetaplah berpengharapan agar suka cita menyertai hidup kita.

Inilah yang dinubuatkan Yesaya kepada umat Allah di Yehuda. Krisis yang berkepanjangan yang dialami mereka pada masa raja-raja terakhir di Yehuda. Sesungguhnya krisis yang dialami tidak akan membawa mereka kepada kehancuran asalkan berbalik dari kejahatan kepada pertobatan. Mungkin benar sudah ada di kalangan umat itu yang apatis, tak akan ada lagi pemimpin yang membawa kejayaan umat Allah. Jaman proto Yesaya melayani ketika Yehuda dipimpin: Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia. Para pemimpin ini mengalami kesulitan di mana bangsa-bangsa semakin gaduh, menunjukkan kekuatan dan hasrat yang besar dari beberapa negara adikuasa seperti Assyur, Mesir dan Babelonia untuk menahlukkan bangsa sekitarnya. Perang berkecamuk, power abuse dari raja-raja seakan haus darah bangsa asing. Perang demi perang, bangga akan kemampuan untuk melenyapkan lawan demi demi kemegahan diri?

Yesayas menggambarkan bagaimana tekanan yang dialami oleh Yehuda dalam Yes 8:23 tidak selamanya kesuraman dan kekelaman menghimpit umatNya. Sekalipun mereka berjalan di dalam kegelapan dan seolah sudah memasuki dunia orang mati. Terang Tuhan akan terbit atas mereka.

Dalam situasi demikian ada raja Yehuda memiliki kegamangan, ada ide untuk berkoalisi dengan satu negara kuat untuk melawan kekuatan lain. Ide seperti itu dilawan oleh nabi Yesaya, karena umat Allah hanya berpengharapan kepada Tuhan.

Di balik krisis yang dialami oleh umat Allah, dan dibawah tekanan dan ancaman peperangan yang menakutkan Tuhan akan hadir di tengah-tengah umatNya. Raja Damai yang membawa kedamaian dan kesejahteraan akan datang. Raja damai akan memberikan sukacita dan soraksorai menggantikan krisis, ancaman dan ketakutan.

Sahabat yang baik hati! Renungan di pagi hari ini merupakan jaminan dan kepastian perlindungan Tuhan atas umatNya. Tuhan tidak meninggalkan kita terus di lingkupi kegelapan, beban dan penderitaan. Tuhan akan datang untuk membebaskan dan memberikan sinar terang Allah sehingga  kita dapat berjalan sesuai dengan kehendaknya. Dia akan memberikan banyak sukacita dan sorak-sorai.

#pdt nekson m sjuntak

Kamis, 16 November 2017

KEMATIAN BERMARTABAT

KEMATIAN BERMARTABAT

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 17/11/2017

Wahyu 14:13 (TB)  Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."

Revelation 14:13 (RSV)  And I heard a voice from heaven saying, "Write this: Blessed are the dead who die in the Lord henceforth." "Blessed indeed," says the Spirit, "that they may rest from their labors, for their deeds follow them!"

Pada umumnya orang menganggap kematian adalah kesuraman, kesedihan, hitam dan gelap. Kematian ibarat orang memasuki lorong gelap dimana tidak tahu apa-apa karena tak satupun yang memberitakan fakta dibalik kematian. Itulah sebabnya kematian sangat ditakuti dan menakutkan. Pandangan lain,  kematian meninggalkan masalah karena oleh kematian telah menimpa kemalangan bagi orang disekitarnya: dapat kita bayangkan selama ini bercakap-cakap dan bersandau gurau dengabn keluarga namun oleh kematian semua itu diputus. Dapat juga kita bayangkan dalam suatu keluarga muda, sang ayah pencari nafkah utama dalam keluarga, oleh kematian telah meninggalkan masalah akan beban hidup yang memberatkan bagi anggota keluarga. Itulah ngerinya kematian.

Namun di samping kengerian tentang kematian, ada juga hal menarik yaitu konsep keadilan. Khususnya pemahaman bahwa dibalik kematian ada kehidupan setelah kematian. Sehingga setiap orang hidup harus mempersiapkan kematiannya. Sekalipun hidup yang kita jalani ini tidak adil namun kematian akan memperbaikinya.  Ini yang digali dan diajarkan oleh agama-agama bahwa setiap orang akan mendapatkan upahnya pada kehidupan setelah kematian.  Setiap orang akan mempertanggungjawabkan hidupnya dalam penghakiman kelak. Bagi mereka yang setia di dalam imannya akan memperoleh keselamatan dalam kehidupan sorgawi namun sebaliknya bagi orang yang melakukan kejahatan akan mendapat murka dalam hukuman kekal.

Dalam renungan di pagi hari ini Kitab Wahyu memberikan suatu kepastian bahagia orang yang mati di dalam Tuhan akan memperoleh kebahagiaan karena akan menerima upah memasuki hidup kekal bersama Allah.  Sebagaimana konteks Alkitab, gereja mendapat penghambatan, penganiayaan yang luar biasa. Namun mereka tetap setiap kepada Yesus Kristus. Iman mereka tak luntur, mereka tetap hidup di dalam Tuhan. Mereka yang tetap setia hidup di dalam Tuhan akan memasuki kehidupan kekal. Mereka akan beristirahat dalam kehidupan abadi setelah menjalani kehidupan yang penuh penderitaan oleh iman. Mereka yang hidup di dalam Tuhan sepanjang hidupanya, kehidupan setelah kematiannya memperoleh kebahagiaan yang abadi.

Sahabat yang baik hati! Kitab Wahyu sebagaimana dalam renungan di pagi ini bahwa kematian sebagai tujuan hidup (Sein zum Tod). Namun, bukan sembarang kematian, melainkan kematian yang bermartabat (würdevoller Tod). Maka hidup ini harus mempersiapkan diri memasuki kematian yang bermartabat. Kematian bermartabat adalah mati di dalam Tuhan.

#pdt nekson m sjuntak


Rabu, 15 November 2017

BANGKITLAH

BANGKITLAH...! BANGSA-BANGSA BERDUNYUN-DUYUN DATANG KEPADAMU

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah gunakan waktu di pagi ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 16/11/2017

Yesaya 60:3 (TB)  Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu.

Isaiah 60:3 (RSV)  And nations shall come to your light, and kings to the brightness of your rising.

Dalam memasuki bulan Nopember 2017 Indonesia mendapat pujian dan apresiasi dari berbagai pemimpin dunia. Donald Trump misalnya dalam KTT APEC 10/11/2017 memuji Indonesia sebagai negara yang kuat membangun  demokrasi, sekalipun wilayah luas dan terdiri dari 13.000 lebih pulau namun telah berhasil membangun  demokrasi. Beberapa hari kemudian Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memuji kemajuan ekonomi Indonesia. Kemudian Pimpinan World Bank (Bank Dunia) Rodrigo Chaves menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara tujuan Investasi yang sangat menjanjikan karena telah berhasil membangun berbagai sektor. (Lih bisnis.com, 14/11/2017).
Ini ada berita baik untuk Masyarakat Indonedia memberikan suatu harapan besar bahwa bangsa Indonesia akan bangkit menjadi negara kuat dalam berbagai sektor. Indonesia akan bangkit menjadi negara maju dan bukan itu saja bangsa-bangsa akan berduyun-duyun untuk berinvestasi.

Berita diatas sengaja saya angkat suatu contoh kabar baik di tengah-tengah harapan yang sebentar lagi akan nyata. Seperti pengalaman umat Allah setelah menjalani pembuangan selama 70 tahun, terpuruk dan menjadi bangsa yang tertindas dan terjajah dalammpembuangan Babel akan bangkit menjadi bangsa yang besar. Bukan hanya besar tetapi menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Dinyatakan bahwa bangsa-bangsa akan datang berduyun-duyun karena terang Tuhan telah terbit atas umatNya (Yes 60:1).  Allah sendiri yang memerintahkan agar umatNya bangkit dan menjadi terang. Menurut visi Yesaya dalam nats ini kebangkitan umat Allah bukan hanya kebangkitan pada dirinya sendiri tetapi akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Pelopor dan menjadi motivator bagi bangsa sekitarnya. Bangsa-bangsa akan berduyun-duyun, raja-raja dunia akan datang ke pusat Ibadah umat Allah yakni Sion.

Bangkitlah, angkatkah mukamu karena terang Tuhan telah terbit atasmu! Suatu pernyataan pemberi seangat dan motivasi. Dalam keadaan meraba-raba akan ke mana perjalanan Umat Allah setelah pembuangan, Yesaya tampil membawa suatu visi ke depan bahwa Allah telah menetapkan umatNya menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Jangan malu (menutup muka) atau terdiam karena pesimis meratapi diri sebagai bangsa yang terjajah dan terbuang. Pembuangan telah berakhir, biarlah mental pembuangan tinggal di Babel, tetapi mereka akan memasuki Sion, naik ke puncak menghadap kemuliaan Tuhan yang memancarkan sinar terang dan sinar kemuliaan.

Sahabat yang baik hati! Renungan di pagi ini menyapa kita semua agar memiliki semangat dan pengharapan baru karena Tuhan telah bertindak. Tinggalkan sikap pesimis dan ragu-ragu yang mengungkung kita tak berani berbuat apa-apa. Bangkitlah, terang Tuhan telah bersinar menyinari jalan yang hendak kita tempuh. Dengan renungan ini kita semakin menyadari bahwa Tuhan memanggil kita menjadi saluran berkat. Tuhan akan melimpahkan kemuliaan dalam diri umat pilihanNya agar orang-orang di sekitar kita turun bersyukur dan memuliakan Tuhan.

#pdt nekson m sjuntak

Selasa, 14 November 2017

SATU ROH

SATU ROH

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, mari gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 15/11/2017

1 Korintus 6:17 (TB)  Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.

1 Corinthians 6:17 (RSV)  But he who is united to the Lord becomes one spirit with him.

Satu kata dengan perbuatan, itulah manusia yang berintegritas. Siapapun orangnya pasti tak akan suka melihat orang yang memiliki standar ganda: kata-katanya sayang tapi hatinya jauh? Nasehatnya penuh hikmat namun hidupnya tak karuan. Mungkin ini alasan munculnya lagu: "memang lidah tak bertulang, tak terucap kata-kata.  Seribu janji bisa terucap namun lain di birbir lain di hati. Jika anda menemukan seperti ini pasti anda sudah melupakannya atau mungkin dalam dunia medsos sekarang anda sudah melakukan tindakan dengan klick: unfriend, unfollow atau leave.

Ini yang meresahkan Paulus melihat praktek kehidupan jemaat Korintus namun Paulus tidak langsung meninggalkannya tetapi terus berjuang untuk memenangkan jiwa mereka sesuai dengan kebenaran firman. Memang tak habis akal apa yang terjadi di jemaat Korintus: mereka mengaku Kristus yang satu dan dipersatukan oleh Kristus namun realitasnya terpecah belah dan membuat tembok-tembok pemisah dengan berbagai pembeda dan pembatas diantara mereka.  Mengaku hidup baru namun pola hidup mereka masih seperti hidup lama sama seperti sebelum menerima Kristus. Mereka mengaku anak-anak terang, namun hidup seperti anak-anak kegelapan. Bagaimana mungkin mereka mengaku menjadi gereja yang kudus dan am, namun sebahagian dari mereka menaziskan dan mecemarkan dirinya dengan perbuatan tak terpuji, nazis dan praktek prostitusi yang dilakukan agama pagan?

Disinilah kehadiran Paulus hendak membina dan memenangkan mereka dari roh perpecahan dan praktek hidup yang tidak benar. Paulus mengingatkan jemaat Korint bahwa mereka telah dipersatukan di dalam Kristus maka harus bersatu dan saling menerima perbedaan. Barang siapa yang dipersatukan di dalam Kristus harus hidup dalam satu Roh. Roh Kudus yang mengajar, membimbing dan mempersatukan mereka. Satu analogi Paulus bahwa gereja adalah tubuh Kristus: Kristus adalah kepala dan jemaat adalah anggota tubuh. Orang percaya yang mengambil keputusan untuk menjadi bahagian diri anggota tubuh Kristus berarti mengikatkan diri bahagian dari anghota tubuh Kristus. Maka dengan demikian sama seperti satu tubuh maka semuanya harus digerakkan oleh kepala. Demikianlah praktek hidup warga jemaat, hiduplah di dalam kasih karunia Kristus, mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang harum bagi Kristus. Dalam persekutuan gereja, satu roh yang dimaksudkan adalah dipimpin dan digerakkan oleh Kristus. Sebagaimana pesan Paulus dalam Efesus 4:3-6 (TB)  Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Sahabat yang baik hati! Renungan di pagi ini mengajak kita kepada satu tujuan di dalam persekutuan gereja. Hendaknya masing-masing jemaat ikut dan berkontribusi apa yang berkenan kepada Kristus: saling mendukung dan saling menopang, saling bertolong-tolongan agar kita dapat melakukan kehendak Allah.

#pdt nekson m simanjuntak

Senin, 13 November 2017

SEPERTI JERAMI YANG TERBAKAR

SEPERTI JERAMI YANG TERBAKAR

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa 14/11/2017

Yesaya 47:13-14 (TB)  Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! 
Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang!

Isaiah 47:13-14 (RSV)  You are wearied with your many counsels; let them stand forth and save you, those who divide the heavens, who gaze at the stars, who at the new moons predict what shall befall you.
Behold, they are like stubble, the fire consumes them; they cannot deliver themselves from the power of the flame. No coal for warming oneself is this, no fire to sit before!

Dalam keadaan kalut orang sangat membutuhkan nasehat yang baik. Suatu kali di suatu tempat pelayanan kami di daerah ada warga jemaat yang tiba-tiba sakit, anaknya panas tinggi dan pingsan padahal tidak ada gejala sakit selama ini. Orang tuanya kebingungan betul dan tidak tahu apa yang diperbuat. Suami isteri dan kakaknya nangis menjerit memberitahukan kepada siapa saja via telp yang mereka anggap bisa memberi nasiht agar sang anak bisa sadar pingsan: ada yang menelpon sahabat, ada yang menelepon dokter dan rumah sakit, ada yang menelepon pendeta dan ada juga yang menganjurkan agar berobat ke "orang pintar." Untunglah pendeta tiba lebih awal, mereka diajak tenang dan berdoa setelah itu diberi teh hangat. Kami tunggu beberapa saat baru mulai sadar tapi kondisi lemah.  Setelah itu datang ambulance baru bersama-sama ke rumah sakit. Menurut hasil medis, rupanya sang anak terlalu memaksakan diri belajar sepanjang malam lupa makan untuk mengejar ujiannya. Untunglah pendeta duluan sampai kalau semisal dukun duluan dengan menganjurkan sana-sini bisa lebih merepotkan keluarga.

Ini salah satu contoh dalam keadaan kalut, orang sering tidak tenang dan memohon petunjuk kesana kemari. Demikianlah keadaan umat Israel di dalam pembuangan: banyak pertanyaan yang mereka sampaikan kenapa semua ini terjadi? Bukankah mereka bangsa yang besar dan umat pilihan Allah? Apakah Tuhan telah lupa akan janjiNya? Berapa lama penderitaan ini akan berlangsung? Umat dalam pembuangan memiliki berbagai opsional; ada yang tidak tahan maka mereka meminta petunjuk dari petenung, tukang ramalan dan dewa-dewa baal. Hanya sedikit yang tetap setiap dan bertahan di pembuangan itulah yang disebut sisa-sisa Israel.

Yesaya tampil memberikan firman Tuhan bahwa barang siapa yang meminta nasihat dari baal, petenung dan peramal-peramal itu itu adalah ketidak setiaan kepada Tuhan. Tuhan sendiri akan murka dan hidup mereka akan terbakar seperti jerami yang terbakar. Jerami yang terbakar adalah suatu contoh akan mudah hangus dalam sekejab. Demikianlah para penasihat, petenung dan peramal-peramal di hadapan Allah. Gundukan jerami kering yang menggunung dalam hitungan cepat akan berubah menjadi debu.

Apa yang disampaikam oleh Yesaya disini? Dalam keadaan bagaimanapun, susah senang, untung dan rugi, bergumul dan berbeban tetaplah setia dan percaya kepada Tuhan. Berpikir logis dan melakukan nasihat yang sesuai dengan firman Tuhan. Jangan beri ruang para nasuhat-nasihat yang mendatangkan murka Allah seperti kepada petenung dan peramal-peramal. Itu tidak akan menolong, tetapi akan membawa kita hangus terbakar oleh murka Allah.

Sahabat yang baik hati marilah! Renungan di pagi ini mengajak: Takutlah akan murka Tuhan. Jika ada beban yang memberatkan hidup kita,  mintalah petunjuk dari Tuhan melalui doa agar Dia menuntun kita kepada kebebasan dan keselamatan.

#pdt nekson m sjuntak

Minggu, 12 November 2017

DAMAI SEJAHTERA ALLAH MENYERTAI KAMU

DAMAI SEJAHTERA ALLAH MENYERTAI KAMU

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu di pagi ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan debagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin, 13/11/2017

Filipi 4:7 (TB)  Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Filipi 4:7 (RSV)  And the peace of God, which passes all understanding, will keep your hearts and your minds in Christ Jesus.

Jika anda seorang yang sering mengikuti kebaktian minggu tentu anda akan ingat nats ini, bukan? Nats ini adalah salam dan berkat yang disampaikan oleh Pendeta sebelum memulai kotbah. Hamba-hamba Tuhan yang diurapi dipakai untuk menyampaikan firman. Mereka adalah saluran berkat bagi jemaat untuk memberitakan Firman Tuhan sebagai sumber kehidupan dan sumber kekuatan. Jemaat yang mendengarkan Firman Tuhan dari hamba Tuhan memperoleh berkat dan seharusnya pula menjadi saluran berkat bagi sesama dengan berbagi apa yang dia dapatkan dari firman. Inilah yang disebut dengan diberkati guna menjadi berkat. Sama seperti Abraham diberkati oleh Tuhan agar menjadi saluran berkat bagi dunia (Kej 12:1-3)

Hidup dalam damai sejahtera Allah merupakan  kehidupan yang selalu dicita-citakan oleh umat Allah. Damai sejahtera diterjemahkan dari kata Syalom (Ibrani) damai tanpa perang, sejahtera dan penuh kemakmuran. Syalom meliputi sejahtera batin, sejahtera fisik dan sejahtera spiritualitas. Damai sempurna adalah damai masa mesianik sebagaimana digambatkan dalam Yes. 9:6. Dalam PB damai itu disebut  'eirene' (Yunani), tidak hanya berarti hubungan rukun antara bangsa-bangsa (Luk. 14:32), tetapi juga keadaan yang harus ada dalam jemaat-jemaat Kristen yang saling membangun (Rm. 14:19) dan dalam berhubungan dengan orang di luar jemaat (Ibr. 12:14). Kematian Kristus menciptakan damai antara Allah dan umat manusia (Kol. 1:20) dan di antara orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi (Ef. 2:14).

Dari penjelasan arti damai sejahtera di atas, maka cukup tepat pemilihan kata "melampauhi segala akal dan pikiran." Hidup di dalam damai sejahtera Allah merupakan suasana bahagia dan sukacita dengan segala kemujuran yang di luar jangkauan akal. Tak terselami dan tak terpikirkan perbuatan Allah dalam hidup ini. Sekalipun dosa telah menjadi kacau hingga diasingkan dari Eden, namun melalui Yesus Kristus telah ditebus dari kuasa dosa agar kita memperoleh syalom dan damai sejahtera. Biarlah damai sejahtera Allah di dalam diri Yesus Kristus memelihara, memerintah dan menggerakkan segala aktifitas kita.

Yesus memanggil dan mengutus murid-murid untuk menghadirkan damai sejahtera Allah. Lukas 10:5 (TB)  Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Demikian dengan para rasul memberitakan Injil untuk mendatangkan damai sejahtera Allah (Baca Kis 10:36) agar seluruh dunia dipenuhi syalom Allah.

Sahabat yang baik hati! Inilah tugas kita orang percaya yang telah menerima damai sejahtera Allah yaitu: menghadirkan syalom atau damai sejahtera Allah dalam ruang lingkup kita masing-masing: lingkungan keluarga, lingkungan kerja, lingkungan masyarakat sekitar kita. Sebagai anak-anak Allah kita semua menjadi orang yang pembawa dan pembuat damai sejahtera di manapun dan kapan pun. Tuhan Yesus memberkati, syalom.

#pdt nekson m sjuntak

Jumat, 10 November 2017

KOTA TEMBOK BERAPI

KOTA TEMBOK BERAPI

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, mari gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 11/11/2017

Zakharia 2:5 (TB)  Dan Aku sendiri, demikianlah firman TUHAN, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya."

Zechariah 2:5 (RSV)  For I will be to her a wall of fire round about, says the LORD, and I will be the glory within her.'"

Salah satu nubuatan nabi Zakaria adalah kembalinya umat Israel dari pembuangan Babel. Hal itu ditunjukkan mulai dari panggilan pertobatan dan penglihatan pertama tentang penungggang kuda petunjuk akan minculnya suatu kekuatan baru, dan penglihatan kedua tentang empat tanduk pertanda pecahnya Kerajaan Babel dan penglihatan ketiga tentang pengukur Yerusalem memiliki arti akan adanya pembangunan  kembali kota itu. Tali pengukur telah dipersiapkan untuk membangun kembali Yerusalem. Penghuninya akan banyak dikumpulkan dari delapan penjuru mata angin.

Jika mereka kembali ke Yerusalem, bagaimanakah kota Yerusalem itu dibangun kembali? Bukankah Yerusalem telah menjadi puing? Ada hal yang sangat berbeda dari konsep berpikir pada umumnya, biasanya kota dibangun dengan tembok yang kuat. Namun menurut penglihatan Zakaria, pembangunan Yerusalem adalah kota tanpa tembok (town without wall) seperti ladang terbuka seperti hamparan ladang yang luas (2:4) sehingga siapa saja bebas masuk. Ini adalah suatu kota yang tidak lazim, zaman itu konsep kota adalah dikelilingi oleh tembok. Semakin kuat tembok sekeliling kota itu, semakin megah dan semakin terkenal kota itu.

Yerusalem yang telah diukur dan akan dibangun kembali itu adalah kota tanpa tembok tetapi dikelilingi oleh tembok berapi dari Allah. Biasanya tembok berfungsi ganda fungsi pertahanan dan fungsi melindungi penduduk kota dari serangan musuh-musuh. Jika tembok suatu kota kuat dan megah, maka musuh akan berpikir ulang untuk menyerang kota itu. Bagaimana dengan Yerusalem yang akan dibangun menurut penglihatan Zakariah kota tanpa tembok?  Kota Yerusalem yang dibangun itu akan dikelilingi dengan tembok berapi. Ini suatu simbol Allah sendiri pembuat batas penjagaan kitaNya. Allah sendiri menjadi tembok berapi yang menjaga dan melindungi penghuni kota itu. Jika kita mengenal tembok dialiri aliran listrik, lebih dari itu Tuhan akan melindungi penduduk kota Yerusalem yang dibangun setelah pembuangan.

"Aku menjadi tembok berapi baginya" (ay 5 a). Suatu pernyataan Allah bahwa Allah akan membangun kembali Yerusalem yang dirobohkan Nebukadnezar menjadi kota yang dibentengi oleh Allah sendiri dengan kekuatan kemuliaanNya. Setelah kajatuhan Babel olrh Raja Persia dipimpin Darius yang juga dilanjutkan oleh raja Koresh, ini suatu mujizat karena bangsa asing dipakai Tuhan untuk mengmbalikan umat Allah dari pembuangan Babel.

Kota Yerusalem yang dibangun bukan dibentengi dengan tembok buatan manusia, tetapi tembok berapi yang dijadikan Allah. Sehingga tak seorang pun dapat datang untuk menerobos temboknya karena akan hangus terbakar oleh api sinar kemuliaan Allah. Allah membangun Yerusalem dengan tembok berapi untuk memulihkan kemuliaan Allah di tengah-tengah bangsa itu dan menjadikan Yerusalem menjadi kota yang lain dari kota yang umum lainnya.

Kota dikelilingi tembok berapi memiliki arti penjagaan Tuhan atas umatNya yang kembali ke Yerusalem. Allahlah yang menjadi penjaga dan pelindung bagi umatNya. Tuhan tidak akan membiarkan musuh-musuh menerobos masuk dan memporak-porandakan umatNya. Tetapi musuh-musuh akan hangus binasa oleh karena Allah sendiri penjaga umatNya.

Sahabat yang baik hati! Perlindungan semacam itulah yang kita miliki bagi orang percaya. Tuhan sendiri penjaga bagi umatNya. Bukankah Yesus telah bersabda: Matius 10:30 (TB)  Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Kemudian ketika mengutus murid-muridNya Yesus berkata: Aku akan menyertai engkau senantiasa sampai akhir zaman (Mat 28:20)

Tuhan penjaga dan pelindung kita.

#pdt nekson m sjuntak

Kamis, 09 November 2017

BUKAN ORANG SEHAT MEMBUTUHKAN TABIB

BUKAN ORANG SEHAT MEMBUTUHKAN TABIB

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, mari gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat 10/11/2017

Lukas 5:31-32 (TB)  Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."

Luke 5:31-32 (RSV)  And Jesus answered them, "Those who are well have no need of a physician, but those who are sick;
I have not come to call the righteous, but sinners to repentance."

Ada sikap protes kaum Farisi dan Ahli Taurat terhadap rekrutmen pemuridan Yesus. Jika kaum awam seperti  nelayan atau penjala ikan direkrut menjadi penjala manusia menurut mereka oke-oke saja. Namun tak habis pikir bagi logika kaum Farisi dan ahli Taurat jika  Yesus memanggil Lewi seorang pemungut cukai menjadi murid Tuhan Yesus. Selain menjadikan murid, Yesus makan dan minum di rumah pemungut cukai itu. Keberatan ini karena Farisi menilai pemungut cukai orang yang bekerja sama dengan penjajah Romawi.

Inilah sikap Farisi dan Ahli Taurat yang menggagap kehidupan agamanya lebih suci, lebih murni dan lebih dekat kepada Tuhan. Mereka menganggap diri lebih dekat kepada Tuhan karena mencintai TauratNya, tanpa pernah berpikir menyadari dirinya orang berdosa dan tidak layak di hadapan Tuhan. Sikap mereka selalu sinis terhadap Yesus termasuk yang bersahat dan memanggil Lewi pemungut cukai menjadi muridNya. Mengapa harus sirik dan sinis? Yesus menghentakkan mereka dengan berkata: Bukan orang sehat membutuhkan tabib? Jika Farisi dan ahli Taurat merasa pemungut cukai orang berdosa dan bersahabat dengan kaum Romawi menagih pajak? Namun lihatlah tak semuanya tuduhan negatip pemungut cukai menagih pajak lebih dari yang ditentukan. Zakeus berani terbuka dihadapan Tuhan Yesus. Selain itu spiritualitas pemungut cukai menjadi teladan yang diangkat Yesus dengan doa yang sangat tulus: kasihanilah aku orang berdosa ini. Doa singkat ini menunjukkan kebutuhan pertolongan dari Tuhan. Berbeda dengan kaum Farisi dan ahli Taurat berdoa dengan sombognnya membeberkan perbuatannya dan seolah berjasa dihadapan Allah. Keselamatan bukanlah jasa manusia terhadap Allah tetapi karena anugerah.

Inilah hal mendasar sekali alasan Yesus: bukan orang sehat membutuhkan tabib. Ini cukup logis dan mendasar, orang sakitlah yang membutuhkan tabib agar dapat disembuhkan. Yesus datang untuk mencari yang hilang, Dia datang untuk membalut yang terluka dan menyembuhkannya. Keselamatan terbuka bagi  orang yang bertobat.

Bukan orang sehat menbutuhkan Tabib, suatu jawaban Tuhan Yeus menunjukkan bahwa di dalam Kerajaan Sorga semua terbuka bagi orang yang mau menerima keselamatan. Keselamatan itu bukan karena kemampuan melakukan kehendak Allah, atau karena kesucian dan kemurnian hidup kita. Tetapi karena kesediaan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Yuruselamat. Roma 3:24 (TB)  dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Inilah kabar baik itu, Yesus datang untuk menyelamatkan orang berdosa. Yesus datang menerobos segala hal yang emmisahkan kita dari kasih karunia Allah. Yesus menerobos segala kuk perhambaan dosa agar kita dilepaskan dan diselamatkan. Keselamatan itu bukan karena perbuatan baik manusia karena tak seorang pun seorang pun benar dihadapan Allah karena kebaikannya (Rom 3:13). Keselamatan itu adalah anugerah Allah. Efesus 2:8 (TB)  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.

Inilah anugerah terbesar bagi kita, meskipun kita tak layak, namun karena kasihNya kita memperoleh keselamatan. Dalam mengakhiri renungan ini sangat baik kita menyanyikan KJ No 27:1-2 "Meski Tak Layak Hidupku"
Meski tak layak hidupku, tetapi karena darahMu dan karena Kau memanggilku, ku datang Yesus padaMu.

Sebagaimana aku adanya, jiwaku sungguh bercela. DarahMulah pembasuhnya, ku datang Tuhan, padaMu.

#pdt nekson m sjuntak


MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...