Jumat, 14 Juli 2017

LAYU SEPERTI DAUN DAN DITIUP ANGIN

LAYU SEPERTI DAUN DAN DITERBANGKAN ANGIN

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati marilah kita mengambil waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspiraai dan motivasi bagi kita. Sabtu 16/07/2017

Yesaya 64:6 (TB)  Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

Isaiah 64:6 (UKJV)  But we are all as an unclean thing, and all our righteousnesses are as filthy rags; and we all do fade as a leaf; and our iniquities, like the wind, have taken us away.

Tumbuhan adalah bagian kehidupan yang tidak terpisahkan dari manusia. Tumbuhan menghasilkan oksigen yang paling dibutuhkan manusia. Dunia semakin mengecam penebangan pohon dan pengrusakan lingkungan hidup. Semakin terasa dampak global warming dengan menaiknya temperatur suhu bumi dan prediksi cuaca yang semakin sulit. Bahkan secara ekstrim istilah "menebang pohon" telah digantikan oleh aktifis lingkungan hidup (termasuk gereja) dengan istilah "membunuh pohon". Istilah membunuh bukan hanya lagi ditujukan pada manusia dan hewan namun pada tumbuhan. Hal itu dapat diterima karena tumbuhan adalah mahkluk hidup, gerakan ini hendak menekankan komitmen bersama penduduk bumi untuk memelihara lingkungan hidup.

Renungan di pagi ini mengingatkan: siapakah manusia dihadapan Allah? Nabi Yesaya menyebutkan bahwa kita adalah ibarat kain kotor yang penuh noda dan dosa yang tidak berguna. Tidak ada yang bersih dihadapan Allah semuanya ternoda, ibarat kain lap yang penuh bercak bahkan oleh noda melekat telah berubah warna. Sekalipun dicuci takkan mungkin bersih. Noda telah berbekas dan membekas. Demikianlah kita manusia dihadapan Allah. Namun oleh kasih dan pengampunanNya Tuhan berkenan mencucikan kita dari dosa. Itulah sebabnya Firman Tuhan berkata: Yesaya 1:18 (TB)  Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Pengampunan inilah yang kita syukuri dalam hidup ini. Karena sekalipun kita manusia berdosa namun kita berharga di mata Tuhan dan Dia berkenan mengampuni dan membersihkan kita dari segala dosa.

Hal kedua dari renungan di pagi hari ini, kita diingatkan bahwa hidup kita sangat singkat dan relatif. Seperti daun dia betumbuh dan mekar namun setiap musim gugur tiba tiada yang bertahan. Seluruh daun akan layu dan gugur berjatuhan satu persatu. Hijaunya akan berakhir dan layu ditiup angin. Jika musum gugur tiba, tiada yang tinggal di pohon, semuanya layu dan gugur. Demikianlah hidup manusia; segala sesuatu akan berlalu, semuanya akan berakhir dan tiada yang abadi. Manusia semakin layu hingga nafas terakhir dihembuskan, raga mengerang terakhir, terhenti tak bergerak dan menghadap Sang Pencipta.  Semuanya akan menjalaninya dan tak ada yang dapat mengelak kematian pun akan tiba. Nabi Yesaya mengingatkan agar bangsa Israel yang telah kembali dari pembuangan: "tetap rendah hati." Tak ada gunanya menyombongkan diri tetapi terpelihara dalam hidup yang rendah hati, karena semuanya akan berlalu.

Sahabat yang baik hati, renungan di pagi ini layak kita renungkan secara mendalam bahwa hidup ini adalah sementara, seperti daun yang akan perlahan layu dan gugur, masa keemasan akan berangsur surut menuju akhir. Manusia dari dirinya sendiriibarat kain kotor dan daun yang layung tertiup angin. Sekalipun semuanya akan berlalu hal yang tidak bisa kita lupakan bahwa kasih karunia Tuhan akan tetap memelihara kita. Orang percaya sampai tua kita dipeliharanya, kita tetap berharga di mata Tuhan.

#pdt nekson m sjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...