Kamis, 30 September 2021

BERSYUKUR DALAM SEGALA HAL

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6245921842146496/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivas

Jumat, 1 Oktober 2021


*MENGUCAP SYUKUR DALAM SEGALA HAL*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


1 Tesalonika 5:18 (TB)  Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.


1 Thessalonians 5:18 (RWV)  In every thing give thanks: for this is the will of God in Christ Jesus concerning you.


Ada satu tradisi warga Amerika yaitu "Thanksgiving Day" yaitu setiap kamis keempat di bulan Nopember. Perayaan ini dirayakan sebagai bentuk ucapan syukur atas kasih karunia Tuhan. Awalnya thanksgiving day adalah ucapan syukur atas hasil panen yang mereka terima dan seluruh rakyat berkumpul bersama keluarga menikmati hidangan terbaik.   Di toko-toko sebenarnya ada dijual kartu thanksgiving day, namun mereka tidak suka membelinya, mereka lebih suka membeli makanan baik hasil pertanian, apalagi kalkun yang lezat dan produk makanan lainnya yang dapat dinikmati bersama anggota keluarga. Thanksgiving day merupakan hari libur nasional mengingatkan seluruh warga Amerika bersyukur menikmati berkat dari Tuhan dengan berkumpul bersama keluarga. Itulah cara warga Amerika mengingatkan untuk bersyukur kepada Tuhan.


Umumnya orang nersyukur dan berterima kasih ketika memperoleh sesuatu. Dengan rwnungan hari ini bersyukur bukan hanya sekali setahun atau hanya syukur dalam bentuk persembahan yang kita berikan setiap hari minggunya, tetapi kita harus bersyukur kepada Tuhan setiap saat dan dalam setiap keadaan. Karena setiap saat kita masih merasakan berkat dan kasih karunia Tuhan. Kita bisa menghirup udara hingga saat ini itu adalah karunia Tuhan yang harus kita syukuri.


Saya sering menyampaikan dalam kotbah jika ada orang yang merasakan hidupnya gersang, sulit bersyukur seolah Tuhan tidak pedulikan hidupnya. Dianjurkan pergilah ke rumah sakit, bukan untuk berobat namun pergi melihat keadaan orang yang sakit. Dengan melihat orang yang bersusah payah mengahadapi sakit penyakit dan bergulat dengan sakit. Pasti akan menginspirasi dan mengubah cara pandang kita akan kehidupan ini. Hidup sehat saja sudah mewajibkan kita bersyukur. Kita bersyukur, hidup sehat sudah merupakan karunia yang sangat besar yang mewajibkan kita bersyukur.


Mengapa orang susah bersyukur? Periksalah karena mereka tidak pernah menghitung berkat yang Tuhan berikan bagi dari hal-hal kecil dan sederhana. Berkat Tuhan yang disyukuri seolah hanya ketika mendapat berkat; sembuh dari sakit,  kenaikan jabatan, dapat prestasi dan dapat proyek serta hidup  berkelimpahan. Kedua,  Kesulitan orang bersyukur adalah ketika orang membanding-bandingkan apa yang diterima dengan orang lain, seolah apa yang ada padanya gak ada nilainya. Apa yang diberikan Tuhan padanya seolah tidak berharga karena dibandingkan dengan hal-hal yang besar pada orang lain.


Mengucap syukur dalam segala hal! Disini kita bersyukur tidak dengan membandingkan ketika situasi baik atau buruk, ketika mendapat banyak atau sedikit, ketika mendapat pekerjaan kering dan basah atau job empuk atau biasa. Semuanya harus kita jalani dengan penuh syukur karena itulah yang dikehendaki oleh Tuhan. Siapa tahu Tuhan menguji kita ketika hal kecil kita tidak syukur padahal dengan jalan itu Tuhan menguji hati kita. Sebagaimana pesan Yesus. Lukas 16:10 (TB)  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.


Sahabat yang baik hati! Marilah kita mengucap syukur dalam segala hal, jalani hidup ini setiap saat dengan perpedoman dan tergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Pada saat itulah kita menikmati kehendak Tuhan dalam hidup ini. Orang yang tidak mampu bersyukur dalam segala keadaan baginya akan terhalang menikmati rencana Tuhan yang indah dalam hidupnya.


Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 29 September 2021

ALLAH TURUT MENDATANGKAN KEBAIKAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6240611229344224/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 30 September 2021


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


*ALLAH TURUT BEKERJA MENDATANGKAN KEBAIKAN*


Roma 8:28 (TB) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.


Rome 8:28 (KJV) And we know that all things work together for good to them that love God, to them who are the called according to his purpose. 


Sahabat yang baik hati.

Seorang pemilik kebun buah-buahan yang sudah cukup tua dan hampir meninggal dunia, memanggil dua orang putranya. Ia memberi pesan kepada mereka, “Sudah bertahun-tahun kebun kita selalu menghasilkan buah-buahan yang baik. Lihatlah tanganku ini. Kasar karena sering mencangkul kebun kita. Dan kamu berdua tak pernah bekerja membantuku. Sekarang aku akan memberitahukan kepadamu. Aku telah menyembunyikan harta karun di kebun kita. Harta karun itu milikmu berdua. Cangkullah dan galilah tanah di sekitar pohon buah-buahan!” Tak lama lagi, pemilik kebun itu pun meninggal dunia. 


Sekarang kebun buah-buahan itu menjadi milik kedua putranya. Tanpa menunda-nunda lagi, mereka berangkat ke kebun untuk menggali harta karun yang diceritakan oleh Bapak mereka. Mereka menggali dan mencangkul setiap hari. Sekitar beberapa bulan mereka bekerja keras, datanglah musim buah-buahan. Tapi kedua orang bersaudara itu belum juga menemukan harta karun yang tersembunyi. 


Datanglah seorang pedagang ke kebun. Ia heran, “Baru kali ini, saya melihat buah-buahan yang amat baik. Saya akan membeli semua buah-buahan hasil kebun ini!” Kedua saudara itu mendapatkan banyak uang hasil dari penjualan buah-buahan. Baru kali ini, mereka memperoleh banyak uang. Mereka saling memandang, dan sambil melihat tangan mereka yang kasar, dengan tersenyum, salah seorang dari mereka berkata, “Aku kira, inilah harta karun yang telah kita gali berbulan-bulan”


Sahabat yang baik hati.

“Usaha tidak membohongi hasil”, inilah ungkapan yang sering kita dengar atau kita baca yang diungkapkan atau dituliskan oleh mereka yang gigih dan bertekun bekerja serta berusaha dengan semangat yang tinggi karena ada tujuan atau pencapaian yang diharapkan. Umat Kristen adalah umat yang bertekun, yang bersemangat dan yang berpengharapan bahwa dibalik segala kesusahan, dibalik segala usaha dan jeri lelah, selalu ada yang baik, yang indah, yang membawa sukacita serta kesuksesan yang menanti. Sekalipun awalnya kedua bersaudara itu bekerja karena harta karun yang diceritakan oleh bapaknya, namun pada akhirnya mereka menyadari bahwa harta karun yang dimaksud adalah hasil dari ketekunan dan kerja keras mereka. Tuhan Allah selalu mengasihi dan memberkati setiap orang yang mau bertekun dan berusaha melakukan yang terbaik dalam hidupnya sekalipun harus mengalami kesusahan. 


Hal inilah yang ditegaskan oleh Paulus kepada umat Kristen yang ada di Roma bahwa mereka harus tetap berusaha melakukan yang terbaik dalam hidupnya sekalipun sedang menanggung banyak kesusahan dan pergumulan. Paulus mengatakan bahwa mereka yang mengasihi Allah, dan yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya, mengetahui dengan benar-benar bahwa Allah ikut campur dalam segala sesuatu demi untuk kebaikan mereka. Itulah pengalaman hidup orang Kristen, yaitu Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kita tidak perlu merasa jemu, bosan, lelah dan bersungut-sungut untuk melihat kembali dan meneliti betapa hal-hal yang kita anggap bencana telah dibuat menjadi kebaikan bagi kita. Hal-hal yang kita anggap tidak menyenangkan menjadi berkat yang lebih besar yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. 


Sahabat yang baik hati. 

Sekalipun banyak kesulitan yang kita alami dalam menjalani kehidupan ini, bahkan tangan kita menjadi kasar dan terluka ketika melakukan pekerjaan, kita harus berpeluh bahkan berurai air mata, ingatlah bahwa Tuhan sesungguhnya sedang memproses jerih lelah, peluh dan air mata kita menjadi butiran-butiran mutiara yang membawa kebahagiaan bagi kita. Tuhan tidak sedang meninggalkan kita kalau kita mengalami pergumulan dan derita. Oleh karena itu, hendaklah kita tetap setia kepada Tuhan dan mengasihi-Nya dengan sepenuh hati. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 126:5-6 “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” Oleh karena itu sahabatku, hendaklah kita hidup untuk selalu mengasihi Tuhan dalam keadaan apapun, dan selalu bertekun melakukan pekerjaan dan pelayanan setiap hari, sebab Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam rencana dan rancangan-Nya. 


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam : Tim Renungan Pdt. Nekson M Simanjuntak (JZ)

Selasa, 28 September 2021

NYANYIKAN SYUKUR BAGI TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6234992343239446/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 29 September 2021


*NYANYIAN SYUKUR BAGI TUHAN*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Mazmur 92:2 (TB) Adalah baik untuk menyanyikan nyanyian syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Nya, ya Yang Mahatinggi,


Psalm 92:2 (UKJV) It is a good thing to give thanks unto the Lord, and to sing praises unto Your name, o most high,


Sebagai umat Kristen, kehidupan beribadah kita sangat erat dengan nyanyian. Setiap kita mengikuti ibadah minggu atau kebaktian lainnya, tentu kita akan bernyanyi. Nyanyian merupakan unsur ibadah sejak dahulu kala sampai sekarang. Bahkan bangsa Israel kuno telah terlebih dahulu melakukannya. Mereka bernyanyi untuk mensyukuri dan menyaksikan kasih dan kesetiaan Tuhan yang telah mereka terima. Ketika Israel, umat yang dikasihi Allah itu keluar dari perbudakan Mesir selama 430 tahun lamanya (Kel.12:40), Musa bersama dengan umat Israel bersorak-sorai bernyanyi menaikkan syukur bagi Tuhan. Nyanyian itu diawali dengan rasa syukur yang sangat dalam “Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur…” (Kel.15:1). Melalui nyanyian tersebut, Musa bersama dengan bangsa Israel menyaksikan kemuliaan Allah, Allah yang kudus dan penuh kuasa telah membebaskan umatNya. 


Di dalam Nas Mazmur 92 ini, pemazmur menyaksikan bahwa Tuhan adalah Hakim yang adil. Mazmur ini merupakan nyanyian yang dinyanyikan oleh umat pada hari Sabat di Bait Allah. Melalui Mazmur ini, pemazmur menyaksikan karya penciptaan dan pemeliharaan Allah atas ciptaanNya. Segala yang diciptakan Allah sangat baik dan Allah berhenti dari pekerjaanNya pada hari yang ke tujuh. Hari itu disebut hari Sabat, sebagai hari perhentian Allah dari pekerjaanNya setelah selesai menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Allah memberkati hari Sabat dan menguduskannya (Kej.2:1-3). 


Mengingat dan menguduskan hari Sabat adalah salah satu isi hukum Taurat dan umat Israel sangat menjunjung tinggi pengudusan hari Sabat. Mengapa pada hari Sabat yang disebut hari ketujuh adalah hari yang diberkati dan dikuduskan oleh Allah? Karena segala pekerjaan Allah dalam menciptakan dunia ini telah diselesaikanNya dalam enam hari. Demikian manusia ciptaanNya melakukan pekerjaannya di dalam enam hari dan beristirahat pada hari yang ketujuh yaitu hari Sabat (Kel.20:8-11). Lalu, apakah yang boleh kita lakukan pada hari Sabat? Setiap hari Sabat hendaknya merupakan hari pengucapan syukur bagi kita. Kita bersyukur atas karya dan pekerjaan Allah terutama dalam menciptakan dunia ini dan segala isinya. Kita bersyukur atas kasih setia Tuhan dalam hidup kita. Oleh sebab itu, melalui nas hari ini kita dipanggil dan diarahkan untuk memuliakan Allah Sang Khalik. Mazmur 92:2 Adalah baik untuk menyanyikan nyanyian syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Nya, ya Yang Mahatinggi. 


Apakah maksud dan tujuan pemazmur melalui nyanyiannya tersebut? 


a. Memuji Allah adalah pekerjaan baik

Memuji nama Allah merupakan kewajiban bagi setiap orang percaya. Mengapa kita wajib memuji Allah? Karena Allah patut dipuji dan disembah. Dia adalah Allah Sang Pencipta dan hanya kepadaNya saja kita patut sujud menyembah. Allah adalah tinggi luhur dan tiada bandingannya, penuh kuasa dan kemuliaan di atas segala ciptaanNya. 

b. Mensyukuri perbuatan Allah adalah kewajiban orang percaya

Bersyukur adalah buah dari iman setiap orang percaya. Orang yang percaya kepada Allah harus senantiasa bersyukur dalam hidupnya dan menjauhi sikap bersungut-sungut. Mengapa kita harus bersyukur kepada Allah? Karena tak terhitung perbuatan-perbuatanNya yang besar dan ajaib dalam kehidupan kita, karena kita telah menyaksikan kebaikan, kasih, dan kesetiaan Allah.  Kita dipanggil untuk menaikkan nyanyian syukur kepada Allah setiap waktu. 

“Telah banyak kebaikan yang kita terima dari Allah, maka jangan berhenti untuk bersyukur. Lakukanlah dengan segenap hati, maka hidupmu akan penuh berkatNya.” 


Saudaraku! Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya, berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya. Amin.


Salam dari tim: RN

Senin, 27 September 2021

PERGUNAKANLAH WAKTU

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6229307580474589/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 28 September 2021


*PERGUNAKANLAH WAKTU*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Efesus 5:16 (TB)  dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.  


Ephesians 5:16 (RWV)  Redeeming the time, because the days are evil.


Waktu merupakan hal yang sangat berharga dalam hidup manusia. Waktu itu terus berjalan detik demi detik tanpa bisa diputar mundur. Waktu tidak menunggu kita berkerja, tetapi waktu akan berlalu. Waktu akan sia-sia terbuang begitu saja jika tidak dipergunakan. Jika dipergunakan dengan baik maka akan banyak hasil dan sejarah yang tercatatkan.


Waktu itu konsisten, dia tidak pernak lebih lebih lambat atau lebih cepat. Hitungannya pasti, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Waktu diberikan kepada semua orang dengan peluang yang sama yang berbeda adalah bagaima setiap orang dapat mempergunakan dan mengelola waktu yang tersedia kepada hal yang berdaya guna dan menghasilkan.


Iman berkaitan dengan waktu, masa lalu sering digambarkan dengan masa lalu, masa kekelaman sebelum mengenal Kristus. Masa kini diajak untuk menjawab tantangan dan apa yang harus dilakukan dalam hidup sedangkan masa depan adalah pengharapan, dimana orang percaya mewarisi janji Allah mewarisi kehidupan yang kekal yang dipersiapkan Tuhan bagi orang percaya. 


Paulus menjelaskan bahwa orang percaya harus mempergunakan waktu dengan baik karena hari-hari ini jahat. Mempergunakan waktu berarti menghasilkan sesuatu. Ibarat seorang pedagang, dia akan mengetahui apa yang aku dipasar. Alangkah siasianya jika seorang saudagar menyediakan barang dagangannya tidak sesuai dengan kontek. Misalnya menjual jas hujan di musim panas atau sebaliknya. Mempergunakan waktu berkaitan dengan etos kerja dan produktifitas. Seorang pekerja bangunan dapat memasang keramik 10 M dalam satu hari jam kerja, namun ada yang kurang dan ada yang lebih. Siapa yang lebih produktif tentu orang yang hasilnya lebih maksimal. Pergunakanlah waktu, merupakan pesan yang berharga agar setiap orang percaya produktif dalam hidupnya. 


Mengapa Paulus mengatakan hari ini jahat? Hari ini jahat karena bisa saja berupa tantangan, derita dan penganiayaan.  Semua itu bisa mempengaruhi orang agar tidak setia karena tidak dapat bertahan. Hari-hari ini jahat bisa saja mengingatkan akan banyaknya godaan, dunia ini menawarkan kenikmatan tetapi kenikmatan yang mematikan. Dunia ini terlalu nikmat dan sangat sayang untuk tidak dinikmati, saat manusia mengejarnya justru semua kenikmatan duniawi membuat kita jauh dari jalan Tuhan. 


Sahabat yang baik hati, renungan hari ini mengajak kita untuk mempergunakan waktu. Jika orang Inggris menyebut "time is money" (waktu adalah uang) suatu ungkapan bahwa kita harus produktif. Demikian dengan ungkapan: "don't wait until tomorrow what can you do today." (Jangan tunggu sampai esok apa yang dapat engkau kerjakan hari ini).  Demikianlah orang percaya harus produktif menghasilkan buah yang baik dalam setiap waktu yang ada. Semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk menaburkan kebaikan semakin banyak pula kebaikan yang bertumbuh dan berkurangnya kejahatan. Sebaliknya jika kita hanya menaburkan sedikit kebaikan dalam waktu yang ada maka sang si jahat akan mempergunakan waktu untuk menaburkan kejahatan. Jangan menyai-nyiakan waktu yang ada, jadilah produktif menghasilkan buah yang harum bagi Tuhan.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 26 September 2021

MENJADI PENCARI SOLUSI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6217951171610230/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu XVI Stlh Trinitatis

Minggu, 26 September 2021

Nas: Filemon 1:8-15


*MENJADI PENCARI SOLUSI*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu merupakan suatu contoh hidup orang percaya menjadi pencari solusi atas pergumulan hidup seseorang. Tidak diceritakan bagaimana Paulus berjumpa dengan Onesimus. Dia seorang budak yang melarikan diri dari tuannya bernama Filemon. Filemon ini seorang Kristen yang kaya, taat dan dikenal baik oleh Paulus serta beberapa kali dalam perjalanan Penginjilan, Filemon ikut serta bersama Paulus melaksanakan Perjalanan PI


Dari isi surat Filemon ini Paulus menelusuri hidup Onesimus, mengajarinya dan menjadi Kristen. Hal yang luar biasa adalah Paulus akhirnya mengetahui kehidupan Onesimus yang telah melarikan diri dari Filemon. Onesimus lari karena menicuri sesuatu barang berharga dari Filemon. Satu-satunya cara menyelamatkan Onesimus adalah pengampunan dari Filemon.


Dalam zaman kekaisaran Romawi diatur secara ketat tentang perbudakan. Seorang budak harus menuruti tuannya, budak tidak memiliki hak sipil dan budak dianggap sebagai barang milik tuannya. Seorang budak yang melawan dan melarikan diri dari tuannya akan menerima sanksi yang berat. Jika mereka ditangkap maka budak itu akan dicap dengan tanda F (fugitivus, artinya 'pelarian') dengan besi yang dipanasi. Siapa saja yang menemukannya sah untuk dianiaya dan dibunuh. Konsekwensi demikianlah membuat Paulus bergerak melakukan sesuatu terhadap Onesimus, agar dia memperoleh kebebasan dan pengampunan dari tuannya Filemon. Paulus memberanikan diri meminta kepada Filemon agar dapat memaafkan Onesimus. 


Apa yang dilakukan Paulus terhadap Onesimus? Merupakan kotbah yang sangat menarik untuk kita kembangkan dalam kehidupan kita sehari-hari.


*1. Pengampunan dan kasih Kristus*

Dasar permintaan pengampunan dari Paulus adalah kasih dan pengampunan Kristus. Kristus telah mengampuni segala dosa dan pelanggaran manusia dengan rela mati di kayu salib. Sungguh suatu pengorbanan yang luar biasa demi menyelamatkan umat manusia. Kristus taat hingga mati di kayu salib demi menebus dosa manusia.


Hidup di dalam pengampunan Kristus menjadi dasar bagi setiap orang untuk mengampuni dan memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Tidak ada dosa atau pelanggaran yang terlalu besar untuk dimaafkan diampuni, semuanya itu dapat dilakukan karena kasih. Inilah yang sering dilupakan oleh orang percaya, beriman pada Kristus ya, namun tidak mampu mengampuni dan berdamai dengan orang lain. 


Paulus mengetahui iman Filemon yang hidup di dalam kasih Kristus. Itulah yang menjadikan Paulus berani memohon untuk pengampunan bagi Onesimus.


*2. Terimalah Onesimus sebagai anakku ("buah hati")*


Filemon 1:12 (TB)  Dia kusuruh kembali kepadamu — dia, yaitu buah hatiku —. 


Pertama Paulus tidak memandang Onesimus sebagai budak, namun dijadikan sebagai buah hati. Buah hati adalah ungkapan yang berarti anak. Paulus menjadikan Onesimus menjadi anaknya, karena dialah yang mengajari dan membimbing dia menerima Kristus. 


Hal menarik adalah, mengapa Paulus menyampaikan hubungan ini kepada Filemon? Tentu, sebagai seorang sahabat dan kawan lama pastilah akan senang dan memperlakukan dengan baik anak dari sahabat lama. Demikianlah harapan Paulus terhadap Filemon memperlakukan Onesimus.  Onesimus bukankah siapa-siapa, tetap buah hati dari sahabat dan gembalanya. Dengan demikian tidak ada keraguan untuk menerima dan memaafkannya. Sebagai buah hati Paulus pasti Filemon memperlakukannya dengan baik.


*3. Terimalah Onesimus sebagai aku sendiri*


Selain menyatakan Onesimus sebagai buah hati pada bagian berikutnya Paulus memohon agar menerimanya sebagai teman seiman dan Paulus sendiri. 

Filemon 1:17 (TB)  Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. 


Permohonan itu bukanlah suatu perintah atau diterima dengan paksa namun sebagai permintaan seorang sahabat dekat, teman seiman, seorang gembala dan seorang yang sudah mengenal iman Filemon. Secara hukum, sah saja Filemon mengabaikan permintaan Paulus, karena konsekuensi budak yang melarikan diri harus mati dianiaya. Jika melihat Onesimus Filemon berat memaafkannya, maka Paulus meminta agar mengingat hubungannya dengan Paulus. Paulus menjadi garansi atas pertobatan dan layaknya pengambilan bagi Onesimus. Paulus menyelamatkan Onesimus dari hukuman dengan meminta pengampunan. 


Sampai akhir surat ini, kita tidak melihat jawaban Filemon. Namun penetapan Filemon menjadi Kanon merupakan contoh kongkrit bahwa gereja mula-mula melakoni Firman Tuhan dengan hidup dalam seperasaan, saling mengampuni dan komunitas yang saling memperhatikan yang satu dengan lainnya.


Onesimus bukanlah hanya sebagai budak pelarian dari tuannya, tetapi seorang yang telah menerima Kristus. Memang dia pernah salah terhadap Filemon, namun keberaniannya menceritakan semua itu dihadapan Paulus membuat Paulus tergerak melakukan sesuatu menyelamatkan Onesimus.


Onesimus adalah satu contoh dalam banyak kehidupan orang percaya pada jaman gereja mula-mula. Dengan nilai-nilai Injil, gereja harus ikut berperan melepaskan setiap orang dari perbudakan dan ancaman kematian. 


Tuhan memberkati


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

BERMEGAH ATAS KELEMAHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6223507757721238/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 27 September 2021 


*BERMEGAH ATAS KELEMAHAN*


Selamat Pagi ! Sahabat yang baik hati,marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa,membaca,dan merenungkan Firman Tuhan 


2 Korintus 11:30 (TB): Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.

2 Corinthians 11:30(NJKV): If I must boast,I will boast in the things which concern my infirmity. 


Ada satu nyanyian pujian liriknya berkata: Yang lemah dikuatkan/yang miskin diperkaya/yang buta pun melihat/semua Dia buat bagiku.

Ref. Hosana,hosana,Yesus mati bagiku/Hosana,hosana,Dia bangkit bagiku.


Dalam lirik lagu itu ada dua kata yang berlawanan dari yang bermakna negatif menjadi positif; demikian juga ayat Firman Tuhan sebagai pernyataan iman rasul Paulus bahwa jikalaupun dia harus bermegah maka akan bermegah atas kelemahannya.


Nas Firman Tuhan diatas dipertegas lagi atas penglihatan dan peryataan Paulus  pada 2 Korintus 11 ayat 9 berkata: Tetapi jawab Tuhan kepadaku:"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna". Sebab itu lebih suka aku bermegah atas kelemahanku,supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.


Alkitab PB mencatat bagaimana Paulus yang punya latar belakang sebagai seorang yang memburu dan menganiaya orang yang percaya Tuhan Yesus berbalik seratus delapan puluh derajat menjadi pengikut Tuhan Yesus, lalu memberitakan Injil kepada orang Yahudi dan sampai ke penjuru Yunani dan Asia Kecil (termasuk ke jemaat di Korintus) melewati bermacam rintangan/hambatan yang secara logika manusia tidak masuk akal dilakukannya, tetapi dengan penyertaan dan kuasa Tuhan dapat dijalaninya.  Di Israel dia dihukum atas pemberitaan Injil dan atas kehendaknya dia memohon banding kepada kaisar Romawi, namun vonis yang dijatuhkan kaisar Nero kepadanya bahwa dia dijatuhi hukuman mati sama seperti rasul Petrus dihukum mati sekitar tahun 67/68 M.


Bagaimanakah dari kehidupan rasul Kristus ini kita sebagai umat percaya dapat mengambil suatu makna bahwa Paulus punya keberanian mempertaruhkan nyawanya guna pekabaran Injil. Berbeda dengan manusia biasa yang menghitung untung-rugi termasuk tidak mau ambil risiko bahkan sering berusaha mengatasi masalah yang dihadapi dengan mengandalkan kekuatan atau kemampuannya,padahal manusia memiliki kemampuan yang amat terbatas. Suatu saat saya pernah bertemu teman sekerja menceritakan kepada saya bagaimana dia bisa selamat atas musibah tenggelamnya kapal penumpang KMP Tampomas-2 di perairan Masa lembo-laut Jawa pada tanggal 27 Januari 1981 yang membawa ribuan penumpang dan ratusan kendaraan mobil dan sepeda motor rute Tanjung Priok-Jakarta menuju Ujung Pandang, dimana salah seorang penumpangnya ialah rekan saya itu. Beliau bercerita bahwa karena kecerdasan otaknya dan insting bertindak cepat dapat selamat atas musibah itu. Sambil saya menyimak ceritanya yang panjang-lebar dalam hati saya terbersit betapa sombong dan angkuhnya orang ini sebab bagaimana mungkin manusia pada saat kritis ditengah lautan bebas dengan api membara diatas kapal sambil diayun gelombang laut dapat berpikir cerdas-rasional dan tidak panik, tentu kalau bukan karena pertolongan tangan Tuhan menyelamatkannya atas musibah itu.


Situasi hampir mirip cerita ini dialami murid-murid Yesus pada saat berlayar di danau Galilea dan oleh taufan yang mengamuk perahu mereka kemasukan air dan mereka dalam bahaya. Untung Yesus bersama mereka dalam perahu lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu lalu reda dan danau itupun menjadi teduh. Melalui peristiwa itu murid-murid berkata siapakah gerangan orang ini sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air   dan taat kepadaNya (Luk.8:22-25). Gambaran yang bisa kita peroleh dari kejadian tersebut diatas ialah bahwa dalam situasi yang amat sulit dihadapi manusia diperlukan suatu kekuatan supra natural yaitu kuasa Allah yang merubah keadaan dari hal yang tidak mungkin menjadi mungkin dan itu dinamakan Mujizat sebagai  suatu hal diluar kemampuan logika berpikir manusia. 


Demikian halnya rasul Paulus dalam memberitakan Injil sungguh banyak mengalami kelemahan bahkan penderitaan sebagaimana pernyataannya bahwa dia lebih sering didalam penjara dan kerap kali dalam bahaya maut,lima kali disesah orang Yahudi,tiga kali mengalami karam kapal serta sehari-semalam terkatung-katung ditengah laut,dalam perjalanan sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun,lapar dan dahaga,kedinginan dan tanpa pakaian(2 Kor.11:23-27).Walau amat perih penderitaan jasmani yang dialaminya namun tidak menyurutkan misinya untuk memberitakan Injil Kristus sebab dia memperoleh kekuatan dari Tuhan hingga dia menulis Firman Tuhan pada 2 Korintus 5 ayat 7 berkata: sebab hidup kami ini adalah hidup  karena percaya,bukan karena melihat; bahkan Paulus menulis Firman Tuhan kepada jemaat di Filipi bunyinya: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan(Fil.1:21).


Kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dalam memberitakan Injil ketika mereka saling berjauhan dimana Paulus saat itu berada di Makedonia sedangkan Timotius sebagai wakil rasuli melayani jemaat di Efesus berkirim surat penggembalaan seakan merupakan pernyataan terakhir menjelang kematiannya yang makin mendekat berkata:  Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman(2 Tim.4:7).


Sesungguhnya Paulus sadar bahwa Tuhan memakai dia untuk suatu tujuan yaitu membawa jiwa-jiwa pengenalan akan Kristus Yesus lewat Injil Keselamatan,sehingga apa yang dahulu merupakan keuntungan baginya sekarang dianggap rugi karena Kristus bahkan dianggap sampah sebab baginya pengenalan akan Kristus Yesus jauh lebih dari semuanya itu(Fil.3:7-8).

Di era kemajuan sekarang ini dalam segala aspek kehidupan manusia sering kita diperhadapkan dengan situasi yang membuat kita lemah,takut,kuatir,bimbang dan ragu baik menyangkut kehidupan sehari-hari yang kadang terasa makin sulit,berkecamuknya penyakit yg mengancam hidup oleh pandemi covid-19 dan penyakit lainnya,masa depan generasi berikutnya yang tampak samar-samar,hujat-menghujat hal keyakinan atau agama,pertentangan kelompok mayoritas dengan minoritas dan berbagai hal lainnya.


Dalam situasi demikian maka kekuatan Roh Tuhan lah yang menopang kita sehingga dapat melewati masalah,goncangan sebesar apapun sebab kita percaya bahwa Roh Allah yang diam dalam diri kita lebih besar dari pada roh yang ada didalam dunia ini(1 Yoh.4:4b).


Demikian juga karena Allah yang kita percayai didalam Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus adalah Immanen(hadir di tempat dimana kita berada),Omnipresent(hadir disegala tempat),Imanuel (hadir selalu menyertai kita),Transenden(diam di tempat yang Maha Tinggi).


Sahabatku ! Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara... Amin. 


Salam dari Tim Penulis : LLT

Jumat, 24 September 2021

EMPHATI DAN SEPERASAAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6211925482212799/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 25 September 2021


*EMPATI DAN SEPERASAAN*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Roma 12:15 (TB)  Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! 


Romans 12:15 (RWV)  Rejoice with them that rejoice, and weep with them that weep.


Seperasaan mungkin satu sikap yang paling sulit dilakukan oleh orang di jaman now. Bukan berarti tidak ada, ada namun mungkin sangat minor atau langkah untuk ditemukan. Lihatlah fakta bahwa orang yang sudah tinggal satu rumah saja seperti suami isteri, adek kakak, ayah anak masih banyak yang belum menyatu. Suami tidak mau mengerti akan isterinya dan sebaliknya. Anak kakak tidak ada yang mengalah dan anak sering menyakiti orang tua. Tetap bersama ya, namun apakah sudah seperasaan: sama-sama menanggung beban dalam penderitaan dan sama-sama tersenyum saat ada suka cita.


Saat saya melayani di daerah desa, ada banyak ayah makan di Lapo dengan lauk yang sedia, namun di rumah istri dan anak-anak makan apa adanya. Itu hanya contoh kecil saja, masih banyak dalam komunitas terkecil sering tidak terjadi empatik dan sepwlerasaan. 


Sulitnya ada sikap seperasaan tentu karena manusia itu mengejar ego. Manusia ingin dimengerti tapi tak mau mengerti. Hanya ingin dipahami tanpa mau memahami. Hanya ingin dihormati dan dihargai tanpa terlebih dahulu menghargai dan menghormati orang lain dan dikasihi tanpa mau mengasihi. Saat terjadi perbedaan jangankan ada seperasaan, yang terjadi adalah SMS: senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang.


Syukurlah sikap hati manusia di jaman now disapa oleh kelembutan Firman Tuhan. Orang yang terpanggil menghayati imannya di dalam Yesus Kristus justru harus ada empati dan seperasaan. Orang percaya merasakan kesusahan dan kesulitan orang lain. Memberi bantuan dan pertolongan sebisa mungkin agar orang lain terlepas dari beban hidupnya yang menekan. Saat ada sukacita ikut merasakan sukacita, bahagia bersama dan orang lain dianggap menjadi mitra yang menolong dia merasakan suka cita.


Jaman ini terus memacu kita untuk menggapai keinginan, dan disitulah meningkat ego dan mengejar kebahagiaan diri sendiri. Ironisnya demi mencapai kebahagiaan sendiri rela mengorbankan orang lain. Firman ini menyapa kita, dalam segala tindakan orang percaya hendaklah ada empatik dan seperasaan, mengerti dan memahami orang lain dalam segala keadaan yang dialaminya.


Dengan adanya seperasaan ini, gereja mula-mula menjadi komunitas yang kuat. Beban sama dipikul, ringan sama dijinjing. Tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi karena semua anggota komunitas merasakan apa yang dirasakan orang lain. Itulah kommunion: suatu komunitas dimana semua orang merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam suratnya ke Korintus Paulus memakai istilah komunitas orang percaya sebagai tubuh Kristus. Ibarat tubuh, jikala anggota tubuh satu sakit maka anggota tubuh yang lain merasakannya. Tak pernah mata berkata itu buka urusanku saat kaki terantu. Justru sakitnya di hati dan air mata keluar dari mata dan tangan pun mengelus dan mengulurkan tangannya (Baca 1 Kor 12:12dyb).  Komunitas yang berbagi dan menekankan hidup bersama yang harmoni. Seberat apapun penderitaan yang dialami oleh gereja mula-mula, seperasaan menjadi sumber kekuatan yang tiada batas melampaihi kepahitan.


Sahabatku! Di jaman yang kompetitif ini dan semua menuju pada sektor ego maaing-masing saat ini diajak untuk seperasaan bukti kepedulian terhadap orang lain. 


Salam dari penulis: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 23 September 2021

TUHAN PERISAIKU

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6206057719466242/?sfnsn=wiwspmoFIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi, dan Motivasi

Jumat, 24 September 2021


TUHANLAH PERISAI DAN KEMULIAAN


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, 

Marilah menggunakan waktu sejenak di 

pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan

merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur  3 : 4 (TB): "Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku."


Psalms 3:4 (KJV) : "I cried unto the Lord with my voice, and he heard me out of his holy hill."


Sahabat yang baik hati, peristiwa yang dialami oleh Daud dalam pasal ketiga ini ialah ketika dia menghadapi pemberontakan dari Absalom anaknya sendiri yang menginginkan kedudukan raja dari ayahnya. 

Tetapi jika kita membaca keseluruhan pasal ketiga ini, kita menemukan sikap Daud sebagai orang percaya. Pertama, Daud menyadari bahwa hidupnya penuh pergumulan (ay 1-3), pergumulan yang merupakan bagian dari hidup, dan ia tetap menjalani kehidupannya dengan mau menerima dan bersedia menghadapi kenyataan. Kedua, Daud menyadari bahwa Allahlah perlindungannya yang selalu memberikan kekuatan dalam situasi sulitnya sehingga ia tidak pernah gentar dalam menghadapi musuh-musuhnya (ay 4-7). Ketiga, Daud benar-benar berharap kepada Allah, dia secara total menaruh kepercayaan kepada Allah, dia percaya bahwa Allah akan mendengar suara hamba yang berseru kepada-Nya (ay 8,9). Kita sudah tahu bahwa Daud adalah orang yang perkasa dan kuat, dia merupakan orang yang piawai dalam perang dan dalam hal lain. Tetapi dia selalu memerlukan dan memohon perlindungan Tuhan.

 

Sahabat yang baik hati, pemazmur dalam Firman Tuhan hari ini menyerukan beberapa hal yang mungkin akan kita hadapi selama kita masih bernafas, yaitu gambaran kesulitan dan penderitaan yang dialami oleh orang-orang percaya. Tetapi di dalam kesulitan dan penderitaan tersebut pemazmur juga menyuarakan/memberikan pengakuan tentang kepercayaannya terhadap pertolongan Allah, dan pujian atau ucapan syukur kepada Allah, sehingga pemazmur mengatakan bahwa Tuhanlah perisai yang melindunginya.

Perisai merupakan alat yang digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh di dalam peperangan, biasanya digunakan pada tangan dan juga didampingkan dengan senjata yang lain.

Sebagai perisai, Tuhanlah yang melindungi kita dan memadamkan segala serangan musuh. Peperangan tidak akan pernah usai dan serangan musuh tidak akan berhenti selama bumi masih ada, karena iblis akan selalu mencari cara dan waktu untuk menyerang orang-orang percaya (Luk 4:13: “Sesudah iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya untuk menunggu waktu yang baik”). 


Sahabat yang baik hati, Firman Tuhan hari ini mengajak dan menguatkan kita bahwa didalam setiap lika-liku kehidupan kita, apakah itu sukacita, kesulitan dan dukacita, kita hanya akan mengandalkan pertolongan dari Tuhan. Efesus 6: 16: “dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat”. Karena Tuhanlah perisai kita, maka kita tetap terlindungi dan tak mudah ditaklukan oleh sijahat. Untuk itu tetaplah di dalam iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan. Sehingga ketika perjalanan kehidupan terkadang begitu berat kita tidak langsung menyerah dan berputuas asa. Tetapi kita yakin dan percaya Tuhan akan menolong, dan di dalam keyakinan dan kepercayaan itu kita akan mampu memuliakan Tuhan sesulit apapun keadaan kita sekarang ini.  


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam dari Tim Penulis: BGP.

Rabu, 22 September 2021

BERAKAR DAN BERTUMBUH DI DALAM KRISTUS

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6200100126728668/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 23 September 2021


*HIDUP BERAKAR DAN BERTUMBUH DALAM KRISTUS*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Kolose 2:7 (TB) : "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."


 (KJV) : "Rooted and built up in him, and stablished in the faith, as ye have been taught, abounding therein with thanksgiving."

Nas hari ini berkenaan dengan seruan Rasul Paulus kepada jemaat Kolose ketika kehidupan mereka diperhadapkan dengan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan pengajaran Yesus sehingga membuat iman mereka terombang-ambing dan goyah. Rasul Paulus melalui suratnya menasihatkan agar iman jemaat tetap teguh di dalam Yesus Kristus, yaitu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia dengan hati yang melimpah dengan syukur. Seruan Paulus tersebut berlaku juga untuk kita umat percaya masa kini. Kita juga tidak jarang menghadapi persoalan hidup serupa serta berbagai masalah pelik lainnya, bahkan kadangkala berkepanjangan yang bisa menggoyahkan iman percaya kita. Rasul Paulus tidak menginginkan iman jemaat Kolose termasuk kita terperosok ke dalam jeratan pengajaran palsu dunia ini, tetapi hendaknya memenangkan iman percayanya di dalam Kristus Yesus. Pertanyaannya, bagaimana cara kita memenangkan pergumulan iman kita dalam kehidupan ini? 


Paulus tegas menyerukan hendaklah berakar dan bertumbuh di dalam Kristus Yesus Sang Pohon Kehidupan. Pertama, dengan hidup berakar di dalam Kristus Sang Firman Allah yang hidup, yaitu beriman kepada Yesus Kristus sebagai landasan atau fondasi dan sandaran serta sumber kehidupan yang menyiapkan serta memberikan kehidupan melalui berkat-berkat-Nya yang tersedia melimpah. Artinya, kita harus terus melekat dan terpaut kepada Kristus, berakar kuat dan kokoh di dalam-Nya agar badai kehidupan tidak membuat kita tercerabut dari tangan kasih Kristus. Dalan konteks itulah Paulus meminta jemaat Kolose agar iman mereka tetap berakar teguh kepada ajaran Yesus yang menjadi sebuah jaminan akan pertumbuhan kehidupan seperti yang dikehendaki Allah Bapa.  Kedua, hidup kristiani kita harus  bertumbuh dan dibangun di atas Kristus. Artinya, seluruh aspek kehidupan kita berpusat pada Kristus dan Kerajaan Allah, bukan pada diri kita sendiri. Perilaku kita harus sejalan dengan kehendak Allah Bapa yang tercermin dalam hidup yang melayani, hidup yang peduli, hidup yang memuliakan Allah, hidup yang berdoa, serta hidup yang mengampuni dalam kerendahan hati seraya bersyukur atas karunia dan berkat-berkat Tuhan yang tak terhitung dan selalu baru setiap harinya. Untuk itu mutlak memerlukan pengenalan sejati akan Kristus sekaligus memiliki keeratan hubungan dengan-Nya. Dengan demikian, dalam menapaki kehidupan ini di setiap bertindak haruslah melangkah bersama Kristus yang menjadi sosok teladan kristiani kita. Niscaya menghasilkan buah-buah kehidupan yang berkenan dan menyenangkan hati Allah. 


Sahabat yang baik!  Perjalanan hidup yang berakar di dalam Firman dan dibangun diatas Kristus membuat kita semakin teguh dan terus bertumbuh di dalam kematangan iman menuju keserupaan dengan Kristus. Itu merupakan panggilan hidup kristiani kita.  Oleh karenanya, mari kita sambut dengan memperteguh iman percaya kita seraya penuh ucapan syukur dalam ketaatan dan kesetiaan agar kita beroleh hidup yang berkemenangan di dalam Kristus. Percayalah akan janji Allah yang dalam kasih setia-Nya turut bekerja di dalam seluruh proses kehidupan kita untuk mendatangkan kebaikan.


 Kiranya Tuhan melimpahkan berkat-Nya atas kita semua. Amin.

 

Salam dari tim Penulis: TEN

DI DALAM KRISTUS

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6200100126728668/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 23 September 2021


*HIDUP BERAKAR DAN BERTUMBUH DALAM KRISTUS*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Kolose 2:7 (TB) : "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."


 (KJV) : "Rooted and built up in him, and stablished in the faith, as ye have been taught, abounding therein with thanksgiving."

Nas hari ini berkenaan dengan seruan Rasul Paulus kepada jemaat Kolose ketika kehidupan mereka diperhadapkan dengan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan pengajaran Yesus sehingga membuat iman mereka terombang-ambing dan goyah. Rasul Paulus melalui suratnya menasihatkan agar iman jemaat tetap teguh di dalam Yesus Kristus, yaitu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia dengan hati yang melimpah dengan syukur. Seruan Paulus tersebut berlaku juga untuk kita umat percaya masa kini. Kita juga tidak jarang menghadapi persoalan hidup serupa serta berbagai masalah pelik lainnya, bahkan kadangkala berkepanjangan yang bisa menggoyahkan iman percaya kita. Rasul Paulus tidak menginginkan iman jemaat Kolose termasuk kita terperosok ke dalam jeratan pengajaran palsu dunia ini, tetapi hendaknya memenangkan iman percayanya di dalam Kristus Yesus. Pertanyaannya, bagaimana cara kita memenangkan pergumulan iman kita dalam kehidupan ini? 


Paulus tegas menyerukan hendaklah berakar dan bertumbuh di dalam Kristus Yesus Sang Pohon Kehidupan. Pertama, dengan hidup berakar di dalam Kristus Sang Firman Allah yang hidup, yaitu beriman kepada Yesus Kristus sebagai landasan atau fondasi dan sandaran serta sumber kehidupan yang menyiapkan serta memberikan kehidupan melalui berkat-berkat-Nya yang tersedia melimpah. Artinya, kita harus terus melekat dan terpaut kepada Kristus, berakar kuat dan kokoh di dalam-Nya agar badai kehidupan tidak membuat kita tercerabut dari tangan kasih Kristus. Dalan konteks itulah Paulus meminta jemaat Kolose agar iman mereka tetap berakar teguh kepada ajaran Yesus yang menjadi sebuah jaminan akan pertumbuhan kehidupan seperti yang dikehendaki Allah Bapa.  Kedua, hidup kristiani kita harus  bertumbuh dan dibangun di atas Kristus. Artinya, seluruh aspek kehidupan kita berpusat pada Kristus dan Kerajaan Allah, bukan pada diri kita sendiri. Perilaku kita harus sejalan dengan kehendak Allah Bapa yang tercermin dalam hidup yang melayani, hidup yang peduli, hidup yang memuliakan Allah, hidup yang berdoa, serta hidup yang mengampuni dalam kerendahan hati seraya bersyukur atas karunia dan berkat-berkat Tuhan yang tak terhitung dan selalu baru setiap harinya. Untuk itu mutlak memerlukan pengenalan sejati akan Kristus sekaligus memiliki keeratan hubungan dengan-Nya. Dengan demikian, dalam menapaki kehidupan ini di setiap bertindak haruslah melangkah bersama Kristus yang menjadi sosok teladan kristiani kita. Niscaya menghasilkan buah-buah kehidupan yang berkenan dan menyenangkan hati Allah. 


Sahabat yang baik!  Perjalanan hidup yang berakar di dalam Firman dan dibangun diatas Kristus membuat kita semakin teguh dan terus bertumbuh di dalam kematangan iman menuju keserupaan dengan Kristus. Itu merupakan panggilan hidup kristiani kita.  Oleh karenanya, mari kita sambut dengan memperteguh iman percaya kita seraya penuh ucapan syukur dalam ketaatan dan kesetiaan agar kita beroleh hidup yang berkemenangan di dalam Kristus. Percayalah akan janji Allah yang dalam kasih setia-Nya turut bekerja di dalam seluruh proses kehidupan kita untuk mendatangkan kebaikan.


 Kiranya Tuhan melimpahkan berkat-Nya atas kita semua. Amin.

 

Salam dari tim Penulis: TEN

Selasa, 21 September 2021

PEKERJA ALLAH YANG SETIA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6194079500664064/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 22 September 2021


*PEKERJA ALLAH YANG SETIA*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


2 Timotius 2 :15 (TB) Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.


2 Timothy 2 : 15 (KJV) Be diligent to present yourself approved to God, a worker who does not need to be ashamed, rightly dividing the word of truth.


Sahabat yang baik hati! Salam sejahtera bagi kita semua! Siapakah yang dimaksud dengan pekerja Allah? Apakah para hamba/pelayan yang menerima tahbisan atau setiap orang percaya? Ya, kita harus sadar bahwa setiap orang yang mengaku percaya kepada Kristus adalah pekerja Allah yang diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia ini yaitu : membawa damai, menegakkan keadilan dan membela kebenaran. Setiap orang percaya seharusnya sadar sepenuhnya bahwa ada tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepada kita, karena kita ini pekerja-pekerjaNya. Disebut pekerja, artinya ada sesuatu yang harus kita kerjakan, bukan bermalas-malasan atau santai. Mengapa kita harus bekerja? Karena *”Bapa Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yohanes 5:17)*.


Tugas pekerja Tuhan adalah bekerja untuk memberitakan Injil dan kebenaranNya kepada semua orang. Yang dimaksudkan pekerja Tuhan bukan hanya mereka yang menyandang gelar sarjana Theologia, atau memegang jabatan resmi dalam keorganisasian gereja sebagai pastur, pendeta, penginjil atau para fulltimer, tapi setiap orang yang mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya. Syarat menjadi pekerja Tuhan tidaklah mudah, ia haruslah orang yang memiliki kehidupan seperti yang Tuhan mau. Karena itu rasul Paulus meminta Timotius untuk memberikan nasihat kepada jemaat yang dilayaninya: “Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.” (2 Timotius 2:14). 


Dan untuk itu, Rasul Paulus memberikan 3 nasihat bagi kita. Nasihat yang pertama adalah supaya kita berusaha menjadi pekerja yang layak (ay 15a). Pekerjaan setiap orang percaya  merupakan suatu pekerjaan yang cukup sulit untuk dilakukan. Mengapa sulit? Karena tidak ada satupun kegiatan pemberitaan injil di dunia ini yang tidak melibatkan penderitaan. Baik secara fisik maupun mental. Verbal maupun non-verbal. Untuk menghadapi itu semua, kta harus menjadi pekerja yang baik. Pekerja yang baik adalah pekerja yang mengerti tugas dan tanggung jawabnya, seperti Paulus yang mengerti bahwa keselamatan yang ia dapatkan harus diteruskan kepada orang lain, sehingga ia mengajar, memberitakan injil, bahkan rela mati bagi Allah. Pekerja yang baik adalah pekerja yang memiliki motivasi yang murni. Bukan pekerja yang bekerja karena ia dibayar, tetapi karena ia mencintai pekerjaannya dan menghasilkan hanya yang terbaik. Selain itu, pekerja yang baik adalah pekerja yang setia. Pekerja yang selalu siap sedia melakukan tugasnya, sehingga ketika tuannya datang, ia bisa mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Ketika kita mengerti tugas dan tanggung jawab kita, kemudian memiliki motivasi yang murni, serta setia dalam melakukan pekerjaan kita, maka kita menjadi pekerja yang layak dihadapan Allah.


Nasihat kedua yang Paulus berikan adalah, supaya kita menjadi pekerja yang tidak malu (ay. 15b). Dalam melakukan pekerjaan pemberitaan injil, kita tidak perlu malu walaupun kita dihina karena memiliki 3 Allah, atau dihina karena menyembah kriminal, dianggap sesat atau apapun itu. Karena Allah berjanji bahwa siapapun yang percaya kepadaNya tidak akan dipermalukan. Selain itu, ketika kita bekerja dengan baik dan layak dihadapan Allah, maka kita akan dipercaya dan dibela Allah. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk merasa malu terhadap manusia. Melainkan kita harus merasa malu terhadap Allah apabila kita tidak memberitakan injilNya.


Nasihat ketiga adalah, supaya kita menjadi pekerja yang berterus terang memperkatakan kebenaran (ay. 15c). Dalam memberitakan injil, kita harus menguasai mulut kita sehingga apa yang kita kita beritakan adalah kebenaran. Karena sebagai pemberita, kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Kita tidak boleh ”membelokkan” perintah atau ajaran Allah, hanya karena takut dijauhi atau takut dikucilkan. Kita tidak boleh menyatakan hanya hal-hal yang menyenangkan hati manusia melainkan juga teguran-teguran Allah, dan dengan begitu Allah akan mempercayakan banyak hal lain kepada kita.


Sahabat yang baik hati! Inilah tanggungjawab kita sebagai orang percaya, kita semua tanpa terkecuali adalah pekerja Allah untuk memberitakan injil. Kita semua, tanpa terkecuali adalah tangan kanan Allah di dunia ini. Oleh karena itu, jadilah pekerja yang layak dihadapan Allah, jadilah pekerja yang tidak merasa malu, dan jadilah pekerja yang selalu berterusterang memperkatakan kebenaran. Mari, siapkan diri untuk menjadi pekerja Allah yang setia!

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin. 


Salam dari Tim: PS

Minggu, 19 September 2021

JANGAN CINTA UANG PERCAYA PEMELIHARAAN TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6182815058457175/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 20 September 2021


*JANGAN MENJADI HAMBA UANG tetapi YAKIN PADA PEMELIHARAAN TUHAN*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Ibrani 13:5 (TB) Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”


Hebrews 13:5 (NKJV) Let your conduct be without covetousness; be content with such things as you have. For He Himself has said, “I will never leave you nor forsake you.”


Nasihat berguna untuk membuat hidup kita semakin lebih baik. Mendengarkan nasihat adalah penting terlebih nasihat tersebut berasal dari Firman Tuhan yang pasti berguna dan menuntun hidup kita sesuai kebenaran firman Tuhan. Ibrani pasal 13 ini merupakan kumpulan dari berbagai nasihat paraktis yang berguna jika kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, dan menunjukkan hidup kita yang dituntun oleh Firman Tuhan. secara khusus ayat 5 memberi nasihat kepada kita tentang:


a. Jangan menjadi hamba uang. Bekerja dan berusaha merupakan satu cara yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan uang. Tentu kita mengharapkan apa yang kita kerjakan dan usahakan dapat berhasil. Harapan ini tentulah baik, namun jika dalam bekerja dan berusaha tujuan utama kita atau orientasi kita hanya sekedar mendapatkan uang, maka hanya sebatas itulah kita akan mengerjakan segalanya, dan yang paling menyedihkan jika demikian orientasinya maka segala cara akan dilakukan hanya untuk mendapatkan uang walau itu dari cara yang salah bahkan merugikan orang lain. Orientasi atau tujuan utama kita dalam bekerja dan berusaha perlu kita koreksi kembali supaya kita tidak jatuh hanya kepada orientasi uang bahkan menjadi hamba uang dimana hati kita menjadi “cinta” uang dan menghambat kita untuk berbahagia. Bekerja dan berusaha bukan semata-mata hanya untuk mendapatkan uang, hidup bukan semata-mata hanya soal harta duniawi. Bukan hendak mengatakan bahwa uang tidak penting. Uang dapat berguna dalam kehidupan kita sejauh kita memanfaatkannya dengan baik dan kita tidak menjadi pribadi yang “cinta uang”. Bekerja dan berusaha adalah cara kita bersyukur atas kehidupan yang Tuhan anugrahkan bagi kita, sehingga kita akan memberikan yang terbaik melalui pekerjaan dan usaha kita, dan soal hasilnya kita menyerahkan kepada Tuhan.  


b. Syukuri dan cukupkan diri dengan apa yang ada pada diri sendiri. Bagaimanakah kita bisa belajar untuk puas dengan apa yang kita miliki? Berusahalah hidup dengan sedikit hal dan bukan menginginkan lebih banyak; berilah dari kelimpahan Anda dan bukan hanya mengumpulkan lebih banyak; nikmatilah yang Anda miliki dan bukan marah karena apa yang tidak dapat Anda punyai. Bersyukur dengan apa yang ada pada diri kita sebagai yang Tuhan berikan bagi kita akan menolong kita untuk menikmati segala hal yang kita miliki. Bahkan hati kita akan tergerak untuk berbagi dari apa yang ada pada kita. sebaliknya, jika “cinta uang” yang ada dalam diri seseorang maka dia akan sulit dalam memberi, peduli kepada orang lain sebab pribadi yang demikian hanya berpikiran bagaimana untuk mengumpulkan lebih banyak. Sebagaimana pengajaran Yesus dalam Matius 6:19-21 “Hal mengumpulkan harta” bahwakita harus mengumpulkan harta di sorga sebab di sana ngengat dan karat tidak akan menrusakkannya, tetapi bagi orang yang mengumpulkan hartanya di bumi maka ngengat dan karat akan menghabiskannya. Dimana hartamu berada maka di sanalah hatimu berada. Sahabat yang baik hati, jika kita mau mengumpulkan harta kita di sorga adalah dengan cara bersyukur dan mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan anugrahkan bagi kita akan menjauhkan hal-hal negatif dari dalam hati kita. justru akan menggerakkan hati kita menunjukkan kepedulian dan berbagi kepada sesama melalui apa yang ada pada kita. ini akan membahagiakan hati kita.


c. Allah tidak membiarkan dan meninggalkan kita. Kita menjadi puas ketika menyadari bahwa Allah mencukupkan kebutuhan kita. satu-satunya pencegah rasa cinta uang adalah memercayakan kepada Allah untuk memenuhi semua kebutuhan kita. lihatlah kasih Allah yang dinyatakan melalui apa yang Dia sediakan, dan ingatlah bahwa uang dan harta akan lenyap seluruhnya. Allah tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita begitu saja. Dia yang menciptakan kita, memberikan waktu bagi kita hingga saat ini maka percayalah Dia juga akan memelihara dan mencukupkan kebutuhan kita melalui pekerjaan dan usaha yang kita lakukan sebaik mungkin dan menyerahkan kepada Tuhan supaya Tuhan yang memberkati dan membuat berhasil segala pekerjaan dan usaha kita. Rasa cukup dan tidak cinta uang akan dapat memenuhi hati kita, jika kita melakukan segala sesuatu dengan berserah kepada Tuhan dan melakukan yang terbaik dari diri kita sendiri sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan. 


Sahabat yang baik hati, percayalah kepada pemeliharaan Tuhan, Mari kita kerjakan bagian kita sebaik mungkin sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan akan memberkati dan menyertai kita dalam setiap usaha yang kita lakukan dengan rasa syukur kepadaNya. Amin  


Salam dari Tim penulis: MP

Sabtu, 18 September 2021

BEEHIKMAT MENJALANI HIDUP

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10226918434170760&id=1350091128&sfnsn=wiwspwa

Kotbah Minggu XVI Stlh Trinitatis

Minggu, 19 September 2021

Nas: Pengkotbah 10:10-15


BERHIKMAT MENJALANI HIDUP


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati! Kitab pengkotbah menjadi bacaan yang paling menantang setiap pembaca. Mengapa menantang karena membutuhkan telaah yang lebih kritis untuk mencari makna kehidupan. 


Kitab Pengkotbah mengajak setiap orang untuk melihat realitas kesia-siaan dan menemukan makna kehidupan. Lihatlah diawal pembukaan kitab ini penulis berkata dala Pengkhotbah 1:2 "Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia." Selanjutnya dalam Pengkhotbah 1:14 (TB)  "Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin."


Berkali-kali Pengkotbah menyampaikan bahwa keberadaan manusia berlalu dengan cepat, sia-sia dan 'tak berguna'. Pemahaman mengenai maksud utama kitab ini sangat terbatas. Yang paling baik kehidupan ini diterima apa adanya dan hal-hal yang mendatangkan kepuasan harus dinikmati sementara hal itu berlangsung (Pkh. 8:14-15), karena segala hal yang baik pasti akan berakhir (Pkh. 12:1-2). Tidak benar bahwa Allah mengganjar orang-orang benar; semua itu hanyalah persoalan waktu dan kesempatan (Pkh. 9:11-12): namun disarankan agar selalu berada dalam hubungan baik dengan Allah, dan jangan melukai diri sendiri dengan kekesalan sia-sia yang tak terhindarkan (Pkh. 3:1-8).


Jika segala sesuatu upaya menjaring angin dan kesia-siaan bukan berarti manusia tidak berbuat apa-apa. Pengkotbah mendorong manusia bekerja keras namun dalam segala kerja kerasnya itu hendaknya didasarkan pada upaya memaknai kehidupan dan takut akan Tuhan. Pengkotbah penganjur yang sangat baik agar manusia dalam bersikap dan bertindak didasari pada pemahamannya akan kehidupan. 


Dalam kotbah Minggu ini diambil dari pasal 10, berisi tentang pengajaran agar menjauhkan diri dari kebodohan. Bahkan boleh disebut sebagai keluh atas kebodohan-kebodohan yang terjadi disekitarnya. Ada orang bodoh diposisi tinggi sementara orang pintar dibawah. Tapi siapa yang merasa pintor harus merenungkan juga bahwa hidup ini tidak cukup mengandalkan kepintaran atau pengetahuan tetapi harus memiliki kiet dan berpikir secara taktis.


Manusia harus selalu mempertajam kemampuannya dan mengasah keterampilannya. Dalam hidup kita harus memili pengetahuan, namun pengetahuan tidak cukup karena harus memiliki ketrlerampilan. Ketrampilan bukankah segala-galanya karena ada taktik, taktik tak memenangkan kehidupan. Yang memenangkan kehidupan adalah orang yang menjauhkan diri dari kebodohan.


1. Pengetahuan tak cukup


Alkitab memberikan penjelasan yang sangat menarik perihal hikmat. Hikmat tidak identik dengan orang yang pintar dan terampil. Ada banyak orang yang memiliki kepintaran yang luar baliasa dan ia yang sangat tinggi namun tidak berhikman menjalani kehidupan ini. Lihatlah misalnya ada orang yang memiliki Indeks Prestasi yang tinggi hingga cummlaude namun pendidikannya tak memimpin dia agar menjalani hidup ini dengan hikmat. Banyak orang yang IQ tinggi namun terlibat dalam berbagai skandal yang memalukan, korupsi, kolusi, penipu, perilaku seks yang tidak baik, pezinah dll. Ilmu pengetahuan tinggi namun perilaku moral yang sangat tidak terpuji.  Namun bukan berarti hikmat anti pengetahuan dan keterampilan, sama sekali tidak. Orang yang berhikmat adalah yang memanfaatkan dan menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membawa dia menjalani hidup bahagia dan menjadikan hidupnya berguna bagi orang lain. Benar apa yang disampaikan oleh Amsal bahwa hikmat tidak terlepas dari takut akan Tuhan (Amsal 1:7).


2. Miliki kecerdasan:


Pengkhotbah 10:11 (TB)  Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil. 


Apa yang disampaikan dalam ayat 11 ini merupakan langkah strategis.  Jangan puas dulu jika sudah memiliki pengetahuan, tetapi harus dapat menggunakannya untuk hal yang berguna dalam memenangkan kehidupan. 


Seperti seorang pawang ular, mengetahui dan menguasai mantra, namun amat sayang sebelum mantra dibaca ular sudah menggigit dan bisanya mematikan. Mantra adalah rumusan kalimat-kalimat tertentu yang dianggap memiliki kekuatan gaib. 


Mantra seperti itu tentu sulit kita terima secara akal di jaman now.  Jika kita buat perbandingan konteks sekarang seperti seseorang punya tiket naik pesawat namun yang punya tiket terlambat dan pesawat sudah terbang. Tiket itu tentu akan hangus dan tidak berarti bukan. Contoh kedua misalnya seseorang yang ikut kontes dan dinominasikan menang karena penampilan yang snagat bagus dna meyakinkan saat nominasi tapi saat final yang bersangkutan terlambat dan tidak ikut. Itu namanya kesiasiaan. 


Apa yang mau disampaikan oleh Pengkotbah disini, keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya atau otomatis. keberhasilan akan datang bagi orang yang berusaha dan memanfaatkan waktu dengan baik. 


3. Jauhi kebodohan dan kebebalan. 


Pengkhotbah 10:14 (TB)  Orang yang bodoh banyak bicaranya, meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?


Dalam kotbah ini kita diingatkan akan hubungan bicara dan kerja. Mungkin anda sudah pernah dengar di media sosial hubungan bicara dan kerja. Pekerja keras adalah orang yang banyak bicara dan banyak bekerja. Orang bodoh banyak bicara sedikit bekerja bahkan tidak bekerja. Sedangkan orang berhikmat sedikit bicara banyak bekerja. 


Disinilah Pengkotbah mengingatkan kita bahwa orang berhikmat bukanlah soal banyak mengetahui tetapi bagaimana banyak memahami. Bukan soal banyaknya apa yang diucapkan oleh seseorang sehingga ia benar, tetapi bagaimana dampak dari ucapan seseorang mencapai suatu tujuan.


Memang orang bodoh sering merasa banyak tahu, tapi pengetahuannya sering menyesatkan dan tidak tahu ujung dari ide dan gagasannya. Sebaliknya orang bijak mengetahui apa tujuan dari apa yang diucapkannya dan mengetahui jalan mana menuju tujuan. 


Selain kebodohan, kotbah ini mengajak kita menjauhkan diri dari kebebalan. Dalam praktek sehari-hari tentu susah membedakan kebodohan dan kebebalan, namun dengan kotbah ini kita menemukannya. Jika kebodohan menyesatkan jalan maka kebebalan mencelakakan. Bebal berarti tidak mau tahu, tidak peduli dan tidak mau menerima masukan serta ngotot pada pemikirannya sendiri. 


Mari jalani kehidupan ini dengan bijak, pergunakan pengetahuan untuk menolong kita dalam kehidupan serta jauhkan kebodohan dan kebebalan.


Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 17 September 2021

HENDAKLAHNKAMU MURAH HATI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6171268559611825/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 18 September 2021


*HENDAKLAH KAMU MURAH HATI*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Lukas 6: 36 (TB)  "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."


Luke 6:36 (KJV)  "Be ye therefore merciful, as your Father also is merciful."


Sahabat yang baik hati. 

Kenapa orang Kristen harus murah hati? Orang Kristen tidak boleh lepas dari yang namanya murah hati sebab teladan murah hati itu berasal dari Yesus Kristus. Yesus lah teladan iman kita untuk mau hidup murah hati. 


Kalau kita baca renungan hari ini dari ayat 27 sampai ayat 35 disitu dijelaskan bahwa orang yang murah hati adalah orang yang mengasihi musuhnya, memaafkannya bahkan menolong atau membantu musuh atau orang yang tidak kita sukai dan yang kita benci. Lalu kalau kita baca lagi dari mulai ayat 37 sampai ayat 42, orang yang murah hati adalah orang yang tidak menghakimi orang lain yang telah melakukan kesalahan atau pelanggaran. Orang yang murah hati adalah orang yang tidak mau menghakimi, dan tidak cepat-cepat menghukum bahkan selalu mau mengampuni. Hal inilah yang harus kita hidupi dalam kehidupan kita setiap hari yaitu murah hati. 


Sahabat yang baik hati. Kalau pun ada teman kita yang melakukan kesalahan maka jangan langsung cepat-cepat menghakimi dan menghukumnya. Hal ini bukan berarti kita membenarkan yang salah atau menutupi kesalahannya tetapi perlu diketahui latar belakang kenapa orang tersebut melakukan hal yang salah itu. Kalau ada yang menghina dan menyakiti serta mengecewakan kita, maka kita jangan langsung responsif atau dengan cepat bereaksi untuk membalaskan tetapi lebih baik kita berdoa agar Roh Tuhan menuntun kita. Dengan berdoa memohon tuntunan Roh Tuhan agar kita memperoleh hati yang tenang, pikiran dan jiwa kita damai sejahtera sehingga kita dimampukan untuk mengampuni. 


Sahabat yang baik hati. Kemurahan hati adalah sikap hati yang penuh belas kasih yaitu mau mengampuni, menolong, peduli dan lain sebagainya. Orang Kristen hendaknya hidup murah hati agar hidupnya berbahagia karena beroleh kemurahan di dalam Tuhan. Seperti yang tertulis dalam *Matius 5:7 (TB)  "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."*


Sikap hati yang mau bermurah hati tidak selalu berkaitan dengan materi tetapi lebih dari pada itu yaitu hati yang mau peduli, berbelas kasih dan berbagi. Hal inilah yang ditekankan oleh firman Tuhan hari ini: *Lukas 6:36 (TB)  "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."* Sebagai umat Kristen, marilah kita menghidupi kemurahan hati Yesus Kristus. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin. 


Salam dari tim penulis (JZ).

Kamis, 16 September 2021

MANUSIA BERENCANA, TUHAN YANG MENENTUKAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6165860893485925/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 17 September 2021


*MANUSIA BERENCANA TAPI TUHAN MENENTUKAN HASILNYA*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Amsal 16:9 (TB) : "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya."


Proverbs 16:9 (KJV): "A man's heart deviseth his way: but the LORD directeth his steps."


Nas hari ini mengingatkan kita bahwa manusia boleh merencanakan segala sesuatu, akan tetapi Tuhanlah yang menetapkan dan memutuskan hasilnya seturut kehendak-Nya. Karena rencana manusia bisa berbeda atau sejalan dengan kehendak Tuhan. Hidup kita berada dalam rancangan Tuhan, seperti Firman-Nya dalam Maz. 139:16: "Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya."  Artinya, Tuhan telah merencanakan segala sesuatu tentang kita, tergantung kita apakah kita melakukannya atau tidak yang tentunya dengan segala konsekuensi resiko pilihan kita. Kita ibarat tanah liat di tangan sang penjunan yang membentuk bejana sesuai keinginannya. Kita harus meyakini sekaligus bersyukur atas kebaikan Tuhan sesuai Firman-Nya dalam Yetemia 29:11 yang mengatakan: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." 


Oleh karena itu untuk menghindari kesia-siaan rancangan dan jalan yang kita lalui, maka pilihan terbaik kita adalah berjalan mengikuti skenario Tuhan atas diri kita masing-masing. Tuhan tidak pernah mengingkari janjinya sepanjang kita tetap taat dan setia kepada-Nya. Persoalan mendasarnya adalah, bagaimana kita mengetahui jalan-jalan rancangan Tuhan itu atas diri kita? Untuk itu memang diperlukan kepekaan iman seseorang untuk menangkap, memahami dan mengerti sinyal-sinyal tuntunan suara Tuhan. Pertama, mutlak perlu membangun keintiman dengan Tuhan Allah melalui membaca dan mendengar Firman-Nya, menaikkan pujian dan ucapan syukur lewat doa-doa pribadi dan syafaat; Kedua, hidup dalam kerendahan hati untuk mau dibaharui, dididik serta dibentuk Tuhan menjadi bejana ciptaan-Nya; Ketiga, senantiasa berperilaku membuahkan buah-buah kebenaran dan baik (Galatia 5:22), yang jangan serupa dengan dunia ini. Keempat, memohon pertolongan Roh Kudus untuk menuntun dan memampukan kita dalam setiap melangkah menjalani kehidupan ini. 

Sahabat yang baik, tapi itu bukan berarti Tuhan membatasi atau melarang manusia berpikir membuat rancangan untuk mengatasi persoalan hidupnya. Kita dikarunia akal budi dan diberi kebebasan berpikir memilih kehendak menjalani hidup, sehingga boleh, bahkan dituntut untuk membuat rancangan-rancangan yang akan kita laksanakan dalam menapaki kehidupan ini. Jadi bukan dimaksudkan agar kita hanya tinggal diam menunggu dan bertanya apa dan mana rancangan Tuhan atas kita yang mau kita ikuti dan lakukan. Namun kita perlu tanyakan atau konsultasikan semuanya mulai dari proses perencanaannya sampai pelaksanaannya kepada Tuhan apakah sudah sesuai dengan kehendak-Nya. Dan perlu kita sadari bahwa "Allah turut berkerja dalam segala sesuatunya untuk mendatangkan kebaikan" (Rom 8:28). 


Sahabat yang baik! Mari terus melangkah bersama Tuhan, mengandalkan pertolongan Tuhan, dan jangan mengandalkan diri sendiri. Ingatlah seruan Alkitab:  Carilah  Tuhan  selama Ia berkenan ditemui, berserulah  kepada-Nya selama Ia dekat! (Yes 55:6), dan temukanlah kehendak-Nya serta jalankanlah, maka damai sejahtera Allah akan menyertai kita sekalian. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam dari tim penulis: TEN

.

Rabu, 15 September 2021

TUHAN TIDAK MEMGINGAT LAGI DOSA-DOSAMU

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6159921734079841/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan,Inspirasi,dan Motivasi

Kamis,16 September 2021 


*TUHAN TIDAK MENGINGAT LAGI KESALAHAN YANG KITA PERBUAT*


Selamat Pagi ! Sahabat yang baik hati,marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa,membaca,dan merenungkan Firman Tuhan. 


MAZMUR 130:3(TB):Jika Engkau,ya TUHAN,mengingat-ingat kesalahan-kesalahan,Tuhan,siapakah yang dapat tahan.

PSALM 130:3(NKJV): If You,LORD,should mark iniquities,O Lord,who could stand. 


Suatu kecenderungan manusia ialah selalu mengingat-ingat kesalahan yang diperbuat orang lain kepadanya, bahkan ada orang yang sulit melupakan kesalahan orang lain untuk jangka lama. Demikianlah ada ungkapan dalam bahasa Batak berkata: "pajumpang di tano na rara" terjemahan bebasnya "tidak berjumpa atau putus hubungan sampai mati" yang bermakna bahwa selama hidup tidak akan ada persesuaian/perjumpaan lagi diantara orang-orang berseteru. Sungguh miris perilaku seperti ini yang biasanya diucapkan keluar dari perasaan yang merasa amat disakiti orang lain pada tingkat emosional yang tinggi. 


Sebagai umat percaya kepada Tuhan Yesus Kristus maka memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain ialah hal mutlak,sebab Tuhan Yesus pada saat di kayu salib berkata: "Ya Bapa,ampunilah mereka,sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk.23:34). inilah suatu bukti bahwa Yesus tidak hanya mengajarkan tentang mengampuni/memaafkan tetapi melakukan sendiri saat Dia disalibkan atas persekongkolan jahat imam-imam Yahudi, kaum Farisi dan Saduki,serta umat yang mengikuti mereka. Demikian juga waktu Petrus sebagai salah seorang murid bertanya kepada Yesus berapa kali harus mengampuni saudaranya yang berbuat dosa,sampai tujuh kali ? dan Yesus berkata kepadanya: Bukan ! Aku berkata kepadamu:Bukan sampai tujuh kali,melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Mat.18:21-22). 


Sebagaimana kebiasaan yang berlaku menurut adat istiadat dan aturan orang Yahudi bahwa mata ganti mata,gigi ganti gigi,orang yang berzinah harus dilempari dengan batu,sebagai suatu gambaran bahwa mesti ada kesetaraan(equality) hukuman yang setimpal antara kesalahan dengan sanksi/ganjaran yang diterima. Hal ini bertentangan dengan ajaran Yesus sebagaimana tertulis di Kitab Injil bahwa kehendakNya ialah bagaimana orang bersalah itu meninggalkan dosa-dosanya dan berbalik melakukan kebenaran melalui pertobatan. Kita yang hidup di negara yang menganut sekularisme harus tunduk pada hukum sebagaimana diatur sesuai KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) yang berlaku bagi setiap warga negara, dimana suatu tindak pidana akan diganjar dengan hukuman penjara atau kurungan sehingga tercipta dan terpelihara keadilan dan ketentraman didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 


Kehadiran ajaran ke-Kristenan kita dalam negara yang berdasarkan Panca Sila dan UUD 1945 dimana Firman Tuhan penting bagi fondasi kita bertindak/berperilaku sehari-hari ditengah kehidupan masyarakat yang pluralis,termasuk hal agama dan kepercayaan dimana  Firman Tuhan juga dengan jelas dan tegas mengajarkan kita agar tunduk kepada pemerintah yang diatasnya,sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada,ditetapkan oleh Allah (Rom.13:1). Keimanan kita ialah bahwa Tuhan Yesus telah lebih dulu mengampuni manusia yang berdosa bahkan Dia rela meninggalkan takhta kemuliaanNya menjadi sama dengan manusia untuk misi keselamatan lewat darahNya yang tercurah di kayu salib dan itulah makna hakiki penebusan oleh Tuhan Yesus satu kali untuk selama-lamanya, sehingga setiap orang yang percaya akan penebusanNya akan diselamatkan dan memperoleh kehidupan kekal di sorga. 


Perbuatan dosa, kesalahan, dan pelanggaran hukum Tuhan oleh manusia akan terus berlangsung sebab inilah yang dikehendaki iblis sebagaimana Firman Tuhan berkata: Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran,sebab didalam dia tidak ada kebenaran.Apabila ia berkata dusta,ia berkata atas kehendaknya sendiri,sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta (Yoh.8:44). Memang Tuhan juga bisa murka atas perlakuan/tindakan manusia yang tidak patuh pada ketetapan-ketetapan, hukum, dan kehendakNya sesuai FirmanNya sebagaimana dialami umat Israel yang walaupun mereka sebagai umat pilihan Allah tetapi mereka mengalami penderitaan amat menyedihkan yakni jadi budak Firaun di Mesir selama 430 tahun dan jadi tawanan/budak oleh raja Nebukadnezar selama 70 tahun di kerajaan Babel,semuanya itu boleh terjadi karena ketidak-taatan mereka menuruti perintah Tuhan, walau akhirnya mereka juga diselamatkan lewat kuasa Tuhan yang ajaib sehingga bisa kembali sebagai suatu bangsa yang eksis dan terberkati sampai saat ini. 


Dosa terus membelenggu kehidupan umat manusia di dunia ini bahkan oleh satu orang berbuat dosa yaitu Adam telah menjadikan manusia berdosa,namun oleh satu orang juga yaitu Yesus yang adalah Allah sendiri yang turun ke bumi menjadi sama dengan manusia telah menyelamatkan kita dari belenggu dosa. Dosa harus kita hindari dimana Firman Tuhan pada Roma 6 ayat 23 mengatakan: Sebab upah dosa ialah maut;t etapi kasih anugerah Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,Tuhan kita. 


Sebagai penutup renungan ini ada nyanyian pujian yang terambil dari Firman Tuhan Mazmur 103 ayat 12 yang liriknya berbunyi: 


Sejauh Timur dari Barat Engkau membuang dosaku/ Tiada Kau ingat lagi pelanggaranku/ Jauh kedalam tubir laut Kau melemparkan dosaku/ Tiada Kau perhitungkan kesalahanku.

Reff...Betapa besar kasih pengampunan-Mu Tuhan/ tak Kau pandang hina hati yang hancur/ 'Ku berterima kasih kepadaMu ya Tuhan/ Pengampunan yang Kau beri pulihkanku. 


Demikianlah juga Tokoh Reformasi Protestan Martin Luther meringkaskan bahwa hidup ke-Kristenan kita ialah: Sola Gratia(hanya karena Kasih-Anugerah), Sola Fide (hanya karena Iman) , dan Sola Scriptura (hanya karena Injil). 


Sahabatku,Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara. Amin!


Salam dari penulis Tim: LLT

Selasa, 14 September 2021

MANUSIA BATINIAH DIBAHARUI HARI DEMI HARI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6154409047964443/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 15 September 2021


*MANUSIA BATINIAH DIBAHARUI HARI DEMI HARI*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


2 Korintus 4:16 (TB)  Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.


2 Corinthians 4:16 (RWV)  For which cause we faint not; but though our outward man is perishing, yet the inward man is renewed day by day.


Sangat menarik pengajaran Paulus menggambarkan pribadi manusia dengan membedakan istilah manusia lahiriah dan manusia batiniah. Manusia lahiriah adalah secara fisik atau tubuh bilogis dimana sejak lahir dia bertumbuh pada bentuknya dan seturut dengan perjalanan waktu tubuh lahiriah secara alami akan semakin buruk, lemah, tak berdaya hingga kembali menjadi tanah. Sedangkan manusia batiniah adalah formasi spiritualitas, dimana seturut dengan perjalanan waktu akan  menuju kematangan dan senantiasa diperbaharui. Pengalaman akan membentuk manusia batiniah kepada pencerahan budi hingga mewarisi hidup kekal (abadi). Itulah pribadi manusia: manusia lahiriah dan manusia batiniah keduanya menyatu di dalam diri manusia. Cara kerja kedua berlawanan arah manusia lahiriah secara alami akan lemah dan habis energi hingga kembali menjadi debu. Sedangkan manusia batiniah membawa pembaharuan budi menuju keabadian. Keduanya ini berkerja di dalam diri manusia dalam pengalaman real.


Bagaimana manusia lahiri dan manusia batiniah bekerja? Manusia lahiriah dalam mengalami berbagai penderitaan kita berkeluh dan berpeluh, namun oleh manusia batin kita mengalami pencerahan dan pengharapan sehingga kita dimampukan untuk bertahan bahkan mampu membaca sesuatu bermakna bahwa dibalik semua penderitaan ada makna positif.


Itulah sebabnya Paulus tidak surut dalam imannya. 2 Korintus 4:8-10 (TB)  Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.


Renungan pagi ini mengingatkan kita untuk selalu mengasah manusia batiniah. Manusia batiniah yang diperbaharui tidak dimiliki lewat yoga, bertapa dan berbagai upaya lainnya. Namun manusia batiniah diperbaharui oleh Roh Kudus. Manusia batiniah diperbaharui lewat doa dan pembatinan berbagai masalah yang kita hadapi di dalam pengharapan. Jika kita baca kitab Injil akan selalu kita temukan bahwa Yesus senantiasa berdoa dalam melaksanakan aktifitas. Demikian dengan Paulus dalam surat-suratnya selalu berpesan agar jemaat-jemaat yang dibentuk tetap berdoa.  Lewat doa manusia batin kita semakin memperoleh pembaharuan budi. Itulah sebabnya Paulus mengatakan: "berubahlahnoleh pembaharuan bunimu." (Rom 12:2).  Manusia batiniah yang diperbaharui adalah manusia yang mencari makna apa kehendak Allah dibalik pergumulan yang dihadapinya.


Jika ada pergumulan jangan tawar hati,  langsung panik, stress dan berputus asa, namun marilah kita asah manusia batiniah kita masing-masing. Memang manusia lahiriah akan menjerit ketika sakit, mengeluh dan berpeluh. Tapi jangan sampai tawar hati, biarlah manusia batin kita bekerja. Pengharapan demi pengharapan terus terasa dalam bathin menunggu kehendak Tuhan dalam hidup ini. Kita akan menemukan kehendak Allah dan suka cita dibalik penderitaan yang kita alami.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 13 September 2021

PERCAYALAH KEPADA ALLAH DAN JANGAN TAKUT

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6148817658523582/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 14 September 2021


*“PERCAYALAH KEPADA ALLAH DAN JANGAN TAKUT!”*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Mazmur 56:12 (TB) Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? 

Psalms 56:11 (UKJV)  In God have I put my trust: I will not be afraid what man can do unto me.


Setiap orang tentu pernah merasa takut dalam hidupnya. Rasa takut merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang, terutama ketika nyawanya terancam bahkan ketika kematian telah di depan mata. Kematian adalah sesuatu yang sangat dekat dengan manusia dan setiap saat manusia itu dapat kehilangan nyawanya. Sebagian besar manusia sangat takut jika diperhadapkan dengan kematian. 


Rasa takut seperti itu juga dapat menghampiri kehidupan orang beriman, termasuk Daud dalam nas ini. Mazmur 56 merupakan salah satu Miktam dari Daud. Miktam artinya: “Mazmur emas”. Istilah Miktam ini dapat kita temukan dalam Mazmur 56-60. Dalam Mazmur 56 ini, kita dapat menyaksikan doa kepercayaan Daud ketika ia menghadapi musuh yaitu orang Filistin yang hendak menangkapnya dalam pelariannya ke Gat (1 Sam 21:10-15). Keselamatan hidup Daud saat itu terancam. Ia tertekan dan ketakutan. Bagaimana tidak? Setelah Daud terlepas dari kejaran raja Saul, ia ditangkap oleh pegawai-pegawai Akhis, raja kota Gat yang merupakan musuh orang Israel. Ancaman demi ancaman terhadap Daud pun datang silih berganti.  Tuhan memberikan hikmat kepada Daud untuk melepaskan dirinya dari tangan raja Akhis saat itu dengan berpura-pura gila di hadapan raja, ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya. Akhirnya raja marah terhadap pegawai-pegawainya yang telah membawa Daud ke hadapannya dan membiarkan Daud pergi dan nyawanya selamat. 


Pengalaman adalah guru terbaik dalam kehidupan setiap orang. Demikian pula dari pengalaman yang dialami oleh Daud, dia dapat belajar banyak hal dan dapat menyaksikan kasih karunia Allah yang senantiasa menyelamatkan hidupnya. Mari kita mengingat sejenak bagaimana pengalaman Daud sejak ia terpilih dan diurapi menjadi raja atas Israel untuk menggantikan Saul. Saul sangat marah dan membenci Daud, bahkan ingin membunuhnya. Saul selalu mengejar Daud kemanapun Daud pergi karena ingin membunuhnya. Berulang kali Saul mengejar Daud, berulang kali pula Daud pergi melarikan diri untuk menyelamatkan dirinya. Ada beberapa tempat pelarian Daud saat itu, yaitu Nob, Gat, gua Adulam, Kehila dan gurun Zif (1 Sam.21-24). Sesungguhnya, Daud memiliki kesempatan yang baik untuk membunuh Saul, namun ia tidak melakukannya. Ia tidak mau membunuh Saul, karena ia sangat menghormati Saul sebagai orang yang diurapi Tuhan (1 Sam.24:7; 11). Berulang kali Saul berusaha membunuh Daud, berulang kali pula Allah menyelamatkankan nyawa Daud. Demikian juga dengan pengalaman Daud ketika di Gat. Ia menyaksikan melalui hikmat yang diberikan oleh Allah kepadaNya, sesungguhnya Allah telah menyelamatkannya. Dengan berpura-pura gila, nyawa Daud diselamatkan oleh Allah. Nas hari ini, Mazmur 56:12 merupakan penggalan dari doa kepercayaan Daud kepada Allah ketika ia dalam kesusahan. Daud berdoa kepada Allah dan memohon keselamatan dariNya. Ia percaya bahwa Allah adalah Penolong yang sejati. Dalam Mazmur 56, Daud beberapa kali mengatakan: aku ini percaya kepadaMu…, kepada Allah aku percaya…. Dua kali Daud menyaksikan hal yang sama dalam perikop ini: Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? (ay.5b; 12). 

Pernyataan ini timbul dari imannya terhadap Allah Sang Penolong sejati. Ini merupakan kesaksian Daud bahwa hanya kepada Allah saja ia percaya dan ketika ia percaya kepada Allah, ia tidak akan takut lagi. 


Melalui pengalaman Daud ini, kita diarahkan untuk:


a. Percaya Allah

Raja Salomo dalam Amsal 3:5 berkata: “Percayalah kepada Allah dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri”. Percaya Allah tidak boleh setengah hati, tetapi harus dengan segenap hati. Hal ini berarti dengan mempercayai Allah, setiap orang percaya tidak akan bimbang, takut dan khawatir lagi tentang apapun juga karena Allah sumber pertolongan dan kekuatan kita.


b. Jangan takut!

Meskipun takut adalah hal yang wajar dan biasa dialami oleh manusia, tetapi Yesus sering berkata kepada murid-muridNya dan orang banyak: “Jangan takut”!. Ungkapan tersebut merupakan ajakan untuk berani dan percaya kepada pertolongan Allah saja. Ketakutan hanya akan membuat kita pesimis, mudah menyerah dan khawatir dalam menanggapi sesuatu yang terjadi. Daud menyaksikan jika kita percaya kepada Allah, maka kita tidak akan takut lagi, karena Allah adalah perlindungan kita. Ia akan menyelamatkan kita dari serangan musuh, ia akan mengalahkan kekhawatiran kita dan ia akan menyertai kita. Kita terpanggil untuk senantiasa percaya kepadaNya, karena ia akan meluputkan kita dari ancaman. Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku (Mazmur 50:15).


Setelah Daud menyatakan iman kepercayaannya terhadap Allah, ia menyaksikan bahwa ia tidak akan takut. Ketika dia percaya kepada Allah, lalu dia mempertanyakan: apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? Jawabannya ialah: banyak yang dapat dilakukan oleh sesama kita manusia terhadap diri kita diantaranya: menekan, mengancam, menyakiti, membunuh dan masih banyak hal buruk yang dapat terjadi atas diri kita akibat keinginan orang lain. Namun, ketika kita mempercayakan hidup kita hanya kepada Tuhan, maka kita meyakini tidak seorangpun dapat menyakiti dan mengancam kita karena bersama Tuhan Allah kita dapat melakukan perkara besar. Bersama Tuhan, kita tidak akan takut. Bersama Tuhan, kita akan memperoleh keselamatan. Rasul Paulus berkata: Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31). Allah akan menjadi Pembela dan Penyelamat kita. Jika kita percaya kepada pertolonganNya, kita tidak akan gentar dan tidak akan takut. Tidak seorangpun dapat memusnahkan kita. Marilah kita menyaksikan bahwa Allah saja yang menjadi Penolong bagi kita. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut… (Mazmur 46:2-4). Percayalah dan jangan takut! Amin.


Salam dari tim penulis: RN

Minggu, 12 September 2021

PENGHARAPAN TIDAK MENGECEWAKAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6143405229064825/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 13 September  2021


*PENGHARAPAN TIDAK MENGECEWAKAN KARENA KASIH ALLAH*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.



Roma 5:5 (TB) Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.  


Romans 5:5 (NKJV) Now hope does not disappoint, because the love of God has been poured out in our hearts by the Holy Spirit who was given to us.


Tantangan dan tekanan yang begitu kuat dapat mengubah haluan  hidup seseorang untuk menjauh dari kebenaran Firman Tuhan. Sampai hari ini, saya yakin bahwa jumlah orang Kristen di muka bumi ini secara kuantitas jumlahnya terus bertambah, tetapi seberapa besar diantaranya yang konsisten  pada janji Tuhan dengan tetap menjadi pelaku firman Tuhan. Diantaranya telah gagal dan terbawa arus dunia, terombang-ambingkan oleh filsafat, arus modernisasi dan badai kehidupan.


Pengharapan menolong kita untuk tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan yang sedang kita hadapi saat ini. Pengharapan tidak akan pernah mengecewakan, artinya pengharapan tidak akan pernah membuat kita merasa malu, tidak akan membuat kita menjadi kecewa tetapi menjadi kokoh dan penuh iman percaya dalam menjalani arus kehidupan ini. Pengharapan itu bagaikan sauh pada kapal, yang membuat kapal tetap stabil ketika berlabuh dan tidak terbawa arus dan gelombang air laut. Gelombang di laut sudah pasti ada, tetapi bagaimana mempersiapkan kapal dengan baik dan juga dengan sauh yang berfungsi dengan baik. 

Demikianlah pengharapan yang ada pada kita tidak akan pernah membuat kita merasa kecewa atau malu. Gelombang kehidupan, pergumulan bahkan segala bentuk keadaan kehidupan tidak akan mampu membuat kita menjadi karam, putus asa dan terbawa arus sebab kita memiliki pengharapan yang hidup karena iman percaya kita kepada Yesus Kristus. Hati kita sebagai orang yang percaya dipenuhi dengan pengharapan kepada Yesus Kristus. dan pengharapan yang memenuhi hati kita akan menolong kita dalam menyampaikan segala sesuatu kepada Tuhan sumber segala kebaikan bagi kita. Pergumulan, penderitaan atau apapun bentuk pengalaman kehidupan tidak menyesakkan hati kita sebab dengan pengharapan yang memenuhi hati kita, maka semuanya itu dengan sendirinya tidak memiliki tempat dan segera kita curahkan kepada Tuhan.  


Pengharapan tidak dapat kita pisahkan dari iman dan kasih, sebagaimana dikatakan dalam 1 Korintus 13:13 “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih”. Pengharapan kita menunjukkan bagaimana kita beriman kepada Yesus Kristus. Dalam Perjanjian Lama juga kita dapat melihat bagaimana pengharapan itu tidak mengecewakan dan tentunya karena orang yang berharap tersebut memiliki iman yang kokoh kepada Allah. Seperti Abraham yang berharap dan beriman sepenuhnya kepada Allah. Apa yang dilakukan Abraham adalah karena dia beriman kepada Allah yang memanggilnya dan menyuruh serta memberikan suatu janji kepadanya. Allah berjanji dan Abraham sabar dalam menanti apa yang dijanjikan oleh Allah dalam iman dan pengharapan. Kita mengetahui dan percaya bahwa Allah adalah Allah yang setia terhadap apa yang dijanjikanNya, dan semua yang dijanjikanNya dipenuhi kepada Abraham. 


Melalui pengharapan kita menyatakan bahwa kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus yang telah mengasihi kita. Jadi dasar pengharapan yang tidak mengecewakan adalah kasih Allah kepada manusia di dalam Yesus Kristus. Kasih tersebut telah dicurahkan kepada kita melalui Roh Kudus, yang sebelumnya telah nyata kita terima di dalam Yesus Krsitus. Kita telah menerima kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang rela mati demi menyelamatkan dunia ini, memberikan pengampunan bagi kita, maka hal dunia yang mungkin dapat mengombang-ambingkan kita akan dapat kita hadapi dengan beriman dan berpengharapan kepada Allah yang mengasihi kita di dalam Yesus Kristus.


Percayalah bahwa Allah sungguh sangat mengasihi kita, maka percaya dan berharaplah sepenuhnya hanya kepada Dia. 

Sahabat yang baik hati, keyakinan kita terhadap Allah di dalam Yesus Kristus tidak akan mengecewakan atau tidak akan membuat kita menjadi malu. Kasih Allah kepada kita tampak oleh kita dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Roh Kudus memeteraikan kesadaran kita akan kasih itu dalam hati kita. dengan demikian kita bangkit untuk hidup dalam ketaatan yang baru yang penuh pengharapan. Amin


Salam dari tim penulis: MP

Sabtu, 11 September 2021

BERHIKMAT DAN MENGIKUT YESUS

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6137941476277867/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu XV Stlh TRINITATIS

Minggu, 12 September 2021

Nas: Markus 8:31-38


*BERHIKMAT DAN MENGIKUT YESUS*


Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati selembut apapun seseorang pasti pernah marah. Marah adalah sikap emosional seseorang karena apa yang diharapkan tidak sesuai dengan keadaan. Artinya marah muncul karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.


Mungkin setelah membaca nas kotbah Minggu ini, kita berpikir, bahwa Yesus yang begitu lembut dalam mengajar murid dan orang banyak pernah juga marah. Apalagi dicatat oleh Injil Markus ini dalam ayat 33 disebutkan: "Ia memarahi Petrus". Berarti benar-benar Yesus marah terhadap Petrus. 


*1. Yesus marah?*

Yesus yang digambarkan oleh kitab Injil sangat lembut dalam hidupnya pernah marah. Yesus pernah menjungkirbalikkan meja-meja para penukar uang di Bait Allah, bait Allah yang seharusnya rumah doa telah berubah menjadi tempat transaksi bisnis para kaum agama. Cerita Yesus mensucikan Bait Allah dituliskan dalam Matius, Markas dan Lukas


Selain kisah mensucikan Bait Allah, kata "marah" ini juga dua kali dipakai oleh penulis Injil Markus kepada sikap Yesus. Pertama adalah nas kotbah kita Minggu ini. Yesus memarahi Petrus. Kenapa sampai memarahi Petrus, coba dibaca lagi ayat 31-33. Setelah Yesus memberitahukan penderitaanNya dihadapan Farisi dan Ahli Taurat, maka Petrus menarik Yesus kesamping dan menegorNya. Sikap Petrus ini membuat Yesus marah karena tidak seharusnya demikian. Petrus sebagai seorang murid seharusnya memahami apa yang dimaksudkan oleh Yesus namun Petrus justru menegor Yesus. Markus 8:33 (TB)  Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."


Kedua, kita temukan dalam Markus 10:41 (TB)  Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. 

Yesus memarahi Yakobus dan Yohanes karena meminta kepada Yesus bahwa ketika Yesus memasuki tahtanya agar ditempatkan di kanan dan di kiri Yesus, permintaan mereka ini selain tidak memahami apa yang diajarkan Yesus, tetapi telah membuat pertikaian dan keretakan diantara kedua belas murid.


Marah sering dikonotasikan negatif, itu benar apalagi jika seseorang marah dengan alasan yang tidak tepat. Seseorang yang cukup beralasan marah sebenarnya masih bisa dilakukan menghindari kemarahan. Namun ada saatnya marah sebagai suatu tindakan untuk keadaan yang lebih baik. Menyampaikan kemarahan dengan hikmat agar keadaan buruk, sikap buruk dan perilaku buruk berubah kepada yang baik dan dikehendaki oleh Tuhan. 


Sebagaimana Thema kotbah minggu ini, bagaimana anak-anak Tuhan tetap berhikmat di dalam Yesus Kristus dalam menghadapi segala situasi dan keadaan. Ada orang yang tenggelam dan larut oleh keadaan. Ada yang marah besar atas keadaan namun tidak merubah keadaan. Kotbah Minggu ini mengubah sikap dan keadaan secara berhikmat untuk tujuan yang lebih mulia yaitu upah kemenangan iman bagi orang yang mendahulukan Kerajaan Allah. 


*2. Apa gunanya memiliki seluruh bumi namun kehilangan nyawanya?* 

Apa gunanya seseorang memiliki dunia ini tapi kehilangan nyawanya? Ini kotbah yang mengubah cara pandang kita akan dunia ini. 


- Ada banyak orang berlelah dan bekerja keras demi uang hingga mengabaikan kesehatannya. Yang terjadi uang yang dia kumpulkan tak cukup untuk membiayai perobatannya.

- Ada orang yang bekerja keras,  berjerih juang dan lembur kerja demi mengumpulkan uang agar keluarganya bahagia. Namun dengan sikap demikian telah terjadi kegersangan dalam keluarga, istri dan anak-anak tidak pernah menikmati kebersamaan dengan keluarganya.

- Ada orang yang bekerja keras dan berjerih juang mengumpulkan uang agar dapat menikmati makanan-makanan yang paling enak yang tersedia. Tetapi setelah mendapatkan uang dia tidak dapat menikmati apapun karena penyakit: diabet, gula, kolestrol, darah tinggi dll. 

- Ada orang yang ingin mendalami Agama dengan menghapalkan ayat-ayat kitab Suci, rajin sembahyang dan segala kegiatan agama dengan tujuan agar lebih dengan dengan Tuhan. Mendalami kitab suci dengan maksud dekat kepada Tuhan, Tapi sangat sayang mereka yang mengakui lebih dekat kepada Tuhan namun semakin menjauhi Tuhan dan membenci sesama. Inilah fenomena penganut kaum agama yang radikal.

- Ada orang yang giat mencapai puncak karier dalam pekerjaan dan bisnis dengan tujuan agar dihormati dan diakui oleh orang masyarakat, namun setelah sampai dipuncak karier malah terjadi sebaliknya dibenci orang lain karena jabatannya tidak amanah, tetapi menjadi kesombongan dan kekuasaan.


Tentu masih banyak lagi contoh-contoh yang nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua pemandangan dan pengalaman ini menjadi renungan yang berharga bagi kita. 

Yesus mengingatkan dalam Markus 8:36 (TB)  Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.


Yesus mengingatkan kita semua, jangan sampai karena tujuan pragmatis, keuntungan sesaat kita kehilangan hak yang paling berharga dalam hidup ini. Ada orang yang menggadaikan imannya karena jabatan, ada orang yang menggadaikan imannya karena posisi dll. Apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, mati jalani dengan iman dan iman yang kokoh akan memberikan kemenangan bagi kita. 


*3. Tetaplah Mengikut Yesus dengan kerendahan hati*


Sebagai pengikut Yesus tetaplah sebagai seorang murid, jangan berubah menjadi seorang yang menggurui apalag seperti Petrus yang menegor Yesus yang sangat baik dan berhikmat? Siapakah aku (Who am I) suatu pelajaran dasar menjadi pengikut Yesus harus terus mengoreksi diri akan eksistensi Kuta dihadapan Tuhan. Kita bersyukur dijàdikàn sebagai murid, dijadikannya kita sebagai anak-anakNya dan  dijadikan sebagai pewaris kerajaan Allah. Inilah yang harus kita syukur danntetap rendah hati. 


Markus 8:34 (TB)  Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


Kita semua dipanggil untuk menjadi murid Yesus. Undangan ini terbuka bukan merupakan suatu paksaan. Ini yang harus penting dicatat bahwa dalam sejarah penyebaran kekristenan tidak ada pemaksaan apalagi dengan perang. Sekalipun tidak dipaksa seharusnya pilihan untuk mengikut Yesus sesungguhnya mutlak karena tujuan akhirnya adalah tujuan yang hakiki dalam diri setiap orang yaitu keselamatan ada dalam Yesus Kristus.

Apakah asas dasar dari mengikut Yesus?


Disini ada tiga azas yang kita kutip:


a. Menyangkal diri

Menyangkal diri dalam bahawa Inggris "let him deny himdelf", terjemahannya adalah biarlah dia melawan diri sendiri. Melawan diri sendiri adalah pekerjaan yang paling sulit. Di dalam diri manusia ada ego, ego ini berisi tentang banyak hal keinginan diri, hawa nafsu dan ekspektasi akan hidup kita sendiri. Manusia bekerja keras bahkan mengambil keputusan yang radikal sekalipun mau demi mencapai keinginan sendiri. Namun barang siapa hendak mengikut Yesus harus mau melawan dirinya sendiri, melawan keinginannya sendiri, ekspektasi yang berorientasi pada diri sendiri diubah 180 derajat menjadi berpusat dan berorientasi kepada Kristus. Menyangkal diri adalah pekerjaan yang mengubah orientasi hidupnya yang berpusat pada ego (diri) kepada theos (Tuhan),


Meyangkal diri berarti pengorbanan, mau mengorbankan hak dan miliknya sendiri dipersembahkan demi kehendak Allah. Menyangkal diri bersri mau mengutamakan orang lain. Menyangkal diri juga adalah tindakan mengosongkan diri sebagaimana Kristus yang mengosongkan diri (Fil 2:7-8). Wujud pribadi yabg mengosongkan doro adalah merendahkan diri.


b. Memikul Salib

Mengikit Yesus bersedia memilkul salib. Kita semua memiliki beban yang harus dipikul. Seberat apapun beban yang salam hidup  harus dipikul dengan penuh tanghung-jawab hingga setia sampai akhir. Ini menunjukkan suatu tugas berat bagi seorang yang murid Yesus memiliki tanggung jawab dan hidup setia. Berani memikuk tanggung jawab yang besar sekalipun memiliki resiko.


Setiap orang percaya memiliki salub dannkuk masing-masing yang dbebankan Tuhan baginkita. Pikullah dengan penuh tanggunjawab. Memikul salib bukan seringan seorang menenteng rantang nasi sebagai bekal serapannya di ladang. Memikul salib bukan seperti seorang officer atau pekerja kantoran yang menenteng tas dengan gagah. Tetapi memikul salib adalah mengerjakan kehidupan atau passion yang ditetap pada diri kita masing-masing dengan penuh syukur dan tanggung jawab.


Memikul salib tarmaktub juga di dalamnya ketaatan. Taat sampai mati seperti Kristus taat sampai mati di kayu salib. Berat memang, kita dari diri sendiri tidak akan kuat melakukannya, namuntugas ini hanya mampunkita lakukan karena dimampukan Yesus. Di dalam Yesus kuk yang kita pikul menjadi  ringan (Band Mat 11:28)


c. Mengikut Yesus

Kemana pun Yesus mengajar, selalu banyak yang mengikutinya. Jika kita searching motivasi mengikut Yesus kebanyakan hanya untuk memenuhi kepentingan diri: kesembuhan, ingin melihat tanda dan mujizat (kepuasan mata), mendengar kotbah yang enak dan lebut di dengar dan ada pula yang mengikut Yesus hanya ingin mendapat makan apalagi setelah Yesus melakukan mujizat dengan memberi makan 5000 orang dengan dua ikan dan lima roti.


Mengikut Yesus bisa juga kita ibaratkan seperti mengikut jejak. Seseorang yang berjalan di depan dan kita mengikuti dari belakang. Kemana Yesus pergi.kesitunkita ikut. Jalan mana yang dipilih Yesus, itu jugalah yang kita ikut. Menjadi pengikut Yesus berarti kita mengikuti tekanan yang Yesus berikan dalam perkataan, perbuatan , pengajaran dan pengorbanan.


Diakhir kotbah ini kita diingatkan akan sikap Petrus yang menghindar dari jalan salib. Jangan ikut cara pikir Petrus dalam kotbah ini, tetapi kita semua mau meneladani Yesus. Kita semua melalui kotbah Minggu ini diingatkan untuk memikul salib masing-masing.


Selamat hari Minggu dan Tuhan memberkati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...