SELAMAT DATANG ANAKKU TIMOTIUS
Jadilah anak yang baik, kestaria dan berbudi bhakti
Oleh: Nekson M Simanjuntak
Minggu, 20 Juli 2014 menjadi hari istimewa bagi keluarga kami! Pagi seperti biasa kami serapan dan kemas-kemas untuk mengikuti ibadah pukul 09.00 di HKBP Kapuk. Memang sudah satu bulan kami di Jakarta di rumah mertua sambil menunggu urusan yg belum kunjung tampak titik terangnya. Setiba di gereja Theofilus anak kedua kami masuk ke ruangan atas gereja untuk ikuti pengajaran Sekolah Minggu. Sementara Theresia Carlita anak pertama kami, istriku dan saya sandiri memasuki gedung dan duduk menenangkan diri berdoa dan mengikuti kebaktian, nyanyian pujian dan pembacaan Firman.
Dalam ibadah saya berdoa agar Tuhan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi bangsa Indonesia khususnya berkaitan dengan pengumuman hasil Pilpres 22 Juli 2014. Kegalauan ini bukan saja soal situasi kondusif Kota Jakarta, namun berdasarkan konsultasi Dokter Soetikno Sabtu, kemarin tgl 19 Juli di rumah Sakit Harapan Kita bahwa Dokter memperkirakan kelahirannya tangal 22 Juli bertepatan dengan pengumuman KPU dan telah membuat beberapa surat untuk kami bawa tanggal 22 Juli pukul 09.00 di ruang Cempaka RS Harapan Kita.
Selama mengikuti ibadah saya mencoba konsentrasi untuk ikuti nyanyian dan doa sesuai dengan urutan acara, namun dalam benak tetap juga muncul bagimana nanti tanggal 22 Juli ya, apalagi baru baca status teman FaceBook ada katanya tokoh politik tertentu bagi baju kotak2 padahal Jokowi sudah instruksikan agar tak turun ke jalan. Itu pertanda tak baik sebagaiman disinyalir akan ada rusuh dan tindakan anarkhis karena tak berterima hasil rekapitulasi Pilpres. Kekhawatiran saya ini juga bertambah kerena ingat betul peristiwa Mei 1998 yg menyeramkan itu. Pada waktu itu saya baru tiba di Jakarta untuk menjalani masa praktek yg di HKBP Slipi. Saya yakinkan diri saya dlm doa apalagi teks kotbah dari Yes 44,6-8 yang sudsh saya baca sebelumnya menekankan Allah satu-satunya Tuhan, pencipta, pemelihara dan yang menentukan awal dan akhir sejarah. Menambah keyakinan saya bahwa Allah itu baik, Dia hidup dan berkuasa atas hidup umatNya.
Dalam pikiran yang galau begitu, saya perhatikan istriku dan saya sapa: "bagaimana Ma, sehat?" Dia jawab: "baik!", kami pun ikuti nyanyian Buku Ende sesuai dengan jadwal acara. Menjelang pukul 10.00 saya perhatikan istri saya agak gelisah dan rupanya dia mengalami sakit perut dan mulas. Saya langsung tawarkan untuk siap2 berkemas saja sesuai dengan pengalaman anak pertama dan kedua, tanda seperti itu adalah tanda2 kelahiran. Kami pun keluar dari gereja dan permisi dari sintua agar didoakan kami mau menuju rumah sakit. Di jalan saya sms dokter Soetikno namun tak dijawab dan kami terus menuju RS Harapan Kita karena seperti penjelasan dokter selalu ada dokter jaga yang selalu stand by. Kami pun permisi bersama mertua saya dari penatua dan mergegas meninggalkan gereja, pergi ke rumah sebentar untuk membawa perlengkapan bersalin sebagaimana telah dipersiapkan.
Sekitar jam 11.00 kami tiba di RS Harapan kita dan mendaftar ke ICU sambil menunjukkan surat yg sudah diberikan dokter Soetikno. Kami pun dituntun ke ruang Cempaka, C.06. Perawat pun datang untuk cek jantung bayi dan hits ibunya setelah ditunggu setengah jam data2 computer itu ditunjukkan sama kami bahwa betul ibunya sudah kontraksi dan akan melahirkan. Dokter jaga memberikan beberapa nasehat sambil menunggu kelahiran. Dalam mengerang sakit sayapun berikan nasihat dan beberapa canda agar istri saya bisa tertawa, kadang tertawa kadang tak perdulikan canda saya sambil menahan rasa sakit. Dokter jaga pun beri tahu bahwa Dr Sietikno tidak bisa hadir dan sudah direkomendasikan ke Dr Vira, kami pun mengiayakan dan di dalam keyakinan kami serahkan semuanya kepada dokter.
Dengan perjuangan seorang ibu dengan segala rasa sakit dan situasi menegangkan itu sekitar pukul 16.54 anak kami pun lahir. Setelah keluar dia menangis kencang, saya memeluk istri saya kamu memang hebat dan luar biasa anak kita sudah lahir. Para perawat pun membersihkannya dan seluruh perawatan lainnya, kulihat anakku dan kusebut dalam hatiku, kamu hebat nak. Berat badannya 4.045 KG dan panjang 54CM.
Dalam ruang bayi saya diberi penjelasan perawat tentang keadaan bayi dari tangan, kaki, kepala, hidung, mata, lobang dubur dan seluruhnya lengkap dan sehat setelah didandani diberikan untuk saya untuk saya gendong. Dalam gendonganku saya berdoa dan menciumnya: "Anakku kamu hebat , jadilah anak yang baik, berjiwa kesatria dan berbudi bhakti.
Kutuliskan ini hanya sekedar catatanku saja, kelak anakku setelah bisa membaca boleh membacanya.
Oh, ya, sedikit kutambahkan , kami panggil engkau Timotius. Itulah namamu, mengingatkan aku akan murid seorang paulus yang sangat muda namun memiliki pelayanan yang baik. Bahkan Paulus sendiri meneguhkannya jangan seorangpun menganggap engkau muda, jadilah teladan bagi semua orang, dalam perkataan, dalam iman dan kasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar