Oleh : Nekson M Simanjuntak
Gabe its Aufgabe
Pemberian adalah Tanggujawab
Pada bulan September dan Oktober 2014 Indonesia sedang sibuk melaksanakan pelantikan para wakil Rakyat. Di berbagai media acara pelantikan dan angkat sumpah jabatan para wakil rakyat merupakan berita paling ramai bahkan menjadi sajian berita menarik berbagai Daerah serta segala dinamikanya. Hal ini akan berlangsung ke depan di berbagai daerah lainnya hingga DPR di Senayan. Penantian puncaknya mungkin yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia adalah Pelantikan Presiden Jokowi -Jusuf Kallah tanggal 22 Oktober 2014.
Perihal pelantikan para wakil rakyat tersebut, saya jadi teringat satu istilah dari orang German yang mengatakan Gabe its Aufgabe, artinya "pemberian adalah tanggungjawab." Istilah ini memberikan pengertian yang dalam akan arti dan makna pekerjaan dan tugas khususnya dalam pelayanan gerejawi. Pekerjaan adalah pemberian yang mesti dihormati dan dihargai melalui suatu tanggungjawab dan mesti dilakukan dengan kerja keras, displin dan taat pada rule atau aturan yang ada. Jika diitinjau dari sudut theologi, pekerjaan adalah pemberian Allah. Allah sendiri yang memberikan mandat bagi pemangku jabatan. Dalam pelayanan gerejawi, pekerjaan adalah panggilan yang mesti dilakukan secara bertanggungjawab pada Allah sang pemberi pekerjaan. Karena Allah adalah sang pemberi, maka tanggung jawab dalam pelayanan gerejawi bukanlah bertanggungjawab pada manusia tetapi pada Allah yang sendiri. Pekerjaan dalam pelayanan gereja mesti dipahami oleh setiap pelayan, bahwa pelayan bukanlah pemilik dalam gereja tetapi sebagai pekerja. Pekerjaan adalah titipan dari sang pemberi yaitu pemilik. Pemilik dan pekerja harus dibedakan. Pemilik adalah Allah sendiri dan pekerja adalah pelayan yang dipanggil. Ibarat ladang, pemilik ladang bukanlah pekerja, tetapi adalah Allah sendiri. Allah sendiri yang memanggil dan mengutus orang bekerja di ladang milik kepunyaanNya. Pemilik berwewenang penuh memilih dan menentukan siapa yang menjadi pekerja diladangnya dan berwewenang penuh memberikan upah pada orang-orang yang dipekerjakannya. Pemahaman pelayan terhadap milik dalam pelayanan gerejawi penting, untuk meningkatkan kesadaran bahwa pelayan adalah Hamba Tuhan yang diberi kesempatan dan dipercayakan melakukan tugas dan dilakukan mesti sesuai dengan rule yang ada. Seorang pekerja tidak dapat seenaknya bekerja, namun memiliki ketaatan dan ketundukan pada aturan yang ditetapkan pemilik. Demikianlah seorang hamba Tuhan mesti memiliki ketaatan dan ketundukan pada Aturan yang ditetapkan Allah melalui uraian tugas tohonan masing-masing.
Hal yang sama tertitip pesan akan makna ungkapan ini bagi para pemangku jabatan yang dilantik dan yang akan dilantik di bulan September dan Oktober ini baik para legislatif, eksekutif dan jajarannya. Pemberian adalah tanggjawab meruapakan suatu ungkapan sangat baik direnungkan dalam mengabdikan diri sebagai wakil rakyat dan aparatur negara. Tugas dan jabatan yang diemban adalah pemberian Allah yang diterima melalui suatu proses politik oleh rakyat. Tugas itu diberikan dan dipercayakan oleh rakyat dengan harapan dilaksanakan dengan tanggungjawab sebagai wujud ketaatan dan komitmen dalam mengabdikan dan mengabadikan diri sebagai pelayan rakyat.
Pemberian adalah tanggungjawab, hal ini yang mesti dihayati dan ditumbuhkembangkan oleh semua pemangku jabatan (gerejawi dan publik). Dengan istilah ini semua pelayan menyadari bahwa pekerjaannya sebagai pelayan mesti disyukuri sebagai pemberian dan kepercayaan Tuhan. Kepercayaan ini adalah sangat berharga dan memiliki nilai yang sangat tinggi. Tentu akan banyak godaan, tantangan, persaingan bahkan gesekan dalam berbagai dinamika menjalankan tugas. Pemangku jabatan yang menerima mandat mesti taat dan mengabdikan hidupnya mengabdi pada yang memberikan mandat.
Dalam menunaikan tanggungjawab yang besar ini Alkitab 2 Timoteus 4:5 memberikan pesan: “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”. Ini adalah suatu pesan yang sangat baik direnungkan dan dihayati sebagai bentuk ketaatan dalam menunaikan tanggungjawab.
Kutuliskan ini sebagai pesan buat beberapa teman yang telah dilantik menjadi anggota Dewan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar