KOTBAH MINGGU TRINITATIS, 12 Juni 2022
Nas: Mazmur 8:1-10
KEANGUNGAN DAN KEMULIAAN TUHAN MENGATASI LANGIT
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Minggu ini kita sudah memasuki Minggu Trinitatis. Minggu Trinitatis ditetapkan pada minggu setelah Minggu Turunnya Roh Kudus atas orang percaya atau yang disebur dengan Hari Pentakosta. Trinitas. Setelah turunnya Roh Kudus genaplah janji Tuhan Yesus sebelum naik ke Sorga. Yesus berpesan bahwa Roh Kudus akan datang, menghibur, mengajar dan menyertai orang percaya mengemban tugas, yakni memberitakan Injil ke segala bangsa dan segala ciptaan.
Dalam ajaran tentang Trinitas orang percaya yang mengimani karya keselamatan Allah atas ciotaanNya. Rumusan trinitas itu dapat dengan mudah dipahami sesuai dengan isi Pengakuan Iman Rasuli. Sesuai dengan pengakuan Iman Rasuli. Percaya kepada Allah Bapa, pencipta dan pemelihara kehidupan, Percaya kepada Yesus Kristus, Yuruselamat yang menebus manusia dari dosa dan kematian dan Percaya kepada Roh Kudus yang mengajar, menghibur dan menyertai orang percaya setia sampai maranatha.
Apa yang menjadi fokus pada minggu Teinitatis dan setelahnya? Orang percaya dalam minggu trinitatis dan minggu-minggu setelah trinitatis akan melakukan tugas-tugasnya di dunia ini memberitakan Injil untuk kehadiran Kerajaan Allah di dunia ini. Amanat agung orang percaya untuk memberitakan Injil, kita temukan dalam Markus 16:15, Matius 28: 19-20 dan Kisah Rasul 1:8 Serta tugas pastoral untuk menggembalakan kawanan domba Allah dalam Yohanes 21:17-19. Minggu Trinitatis dan setelah Trinitastis berisi tentang bagaimana orang percaya mengemban tugas dan amanat yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus.
Dalam kotbah minggu ini kita menerima suatu kesaksian yang meneguhkan bahwa Allah itu begitu agung dan mulia. Keagungan dan kemuliaannya mengatasi langit. Jika kita mengenal nasihat agar jangan sombong karena diatas langit ada langit, menunjukkan keterbatasan manusia. Namun keagungan Allah mengatasi langit suatu ungkapan tanpa batas. Tidak ada yang agung dan mulia di dunia ini yang dapat disetarakan atau disejajarkan dengan keagungan dan kemjliaan Tuhan. Pemazmur berkata:
Mazmur 8:2 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
Bagaimanakah keagungan dan kemuliaan Tuhan, marilah pelajari dari kotbah ini;
1. Our Majaesty
"Our Majesty" atau "Yang Mulia"! Suatu ungkapan tertinggi bagi manusia untuk menyebutkan raja atau orang yang dihormatinya. Apalagi dalam budaya masyarakat sistem kerajaan, pengucapan penghormatan kepada raja benar-benar dipelihara. Sebutan our majesty atau yang mulia tentu bukan datang dengan sendirinya tetapi konstruksi masyarakat orang yang dihormati atau yang dikagumi. Bisa saja karena jabatan yang diemban, kesaktiannya, kehebatan atau karena budi baiknya yang dianggap agung. Namun keagungan raja hanyalah sebatas wilayah kerajaannya, dia belum tentu dikenal atau dikenang di luar wilayahnya.
Jika di dunia ini ada saja tradisi dan kebiasaan umat manusia atau komunitas tertentu untuk menghormati orang-orang yang dianggap mulia, maka lebih dari itu Tuhan wajib dipuji dan diagungkan lebih dari apa yang dipikirkan. Keagungan dan kemuliaan Tuhan itu nyata melalui karya-karya dan perbuatan Allah dalam diri orang perrcaya. Tuhannbekerja dalam sejarah manusia dan melakukan perbuatan-perbuatan besar.
Selain itu alam yang ada disekitar kita menjadi saksi begitu agung dan mulia Tuhan. Saya kurangbtahu apa kesan anda setiap memasuki kawasan Danau Toba. Ada Danau sebagai keajaiban dunia, lereng-lereng bukit dan panorama alam yang begitu indah. Sehebat apapun arsitek tidak akan dapat melakukan hal yang sama dengan lingkungan alam. Alam itu mahal dan nilainya sangat tinggi karena di dalamnya memancarkan kemuliaan Tuhan.
2. Keagungan tanpa batas
Mazmur 8 ini juga mengangkat hal kekaguman terhadap Allah. Kekaguman pemazmur tehadap Allah melebihi dari apa yang dapat dilihat oleh mata. Kemuliaan Allah mengatasi seluruh bumi, Keagungan Allah mengatasi langit. Gambaran ini menunjukkan bahwa Allah itu mulia dan agung tanpa batas wilayah, waktu dan ruang, karena Tuhan sendirilah yang menciptakan waktu dan ruang. Inilah yang kita kenal dengan teologi natural melalui ciptaanNya keagungan Tuhan terpancar. Teologi natural menekankan bahwa alam juga menceritakan tentang Allah, lewat alam manusia takjub. Cobalah ingat apa kesan anda ketika mengunjungi tempat wisata alam yang indah seperti danau toba, gunung bromo atau tempat wisata alam lainnya yang pernah anda kunjungi atau view picture alam yang pernah dipublish. Sungguh menakjubkan bukan? Melalui pemandangan yang indah kita takjub dan bersyukur atas ciptaan Tuhan yang begitu indah. Itulah yang dilukiskan dalam nyanyian KJ 64 Bila kulihat bintang gemerlapan dan bunyi guruh riuh kudengar, ya Tuhanku, tak putus aku heran melihat ciptaanMu yang besar. Maka jiwaku pun memujiMu: "Sungguh besar Kau, Allahku!"
Maka jiwaku pun memujiMu: "Sungguh besar Kau, Allahku!"
Lagu diatas dikutip dari Mzm 8:4
Keagungan Allah dapat juga kita rasakan atas karya Tuhan dalam hidup kita. Dari hal yang sederhana hingga hal-hal besar. Cobà anda bayangkan cara kerja jantung manusia. Jantung itu ibarat mesin yang hidup. Apakah ada mesin yang bekerja 24 jam terus menerus secara otomatis tanpa bahan bakar dan aktif selama 70 tahun hingga 100 tahun lebih atau seturut umur manusia? Itulah karya Tuhan yang dapat menciptakan mesin seperti itu dalam makhluk hidup. Dia menciptakan jantung yang sempurna sehingga kita bisa melakukan aktifitas kita. Coba kita renungkan pula setiap kali bangun dan kita dapat menarik nafas kita sesungguhnya harus bersyukur atas karya Tuhan yang memberikan kehidupan bagi kita. Dapat kita bayangkan bagaimana repotnya manusia jika harus membeli persediaan oksigen yang akan dihirup sepanjang hidupnya. Namun Tuhan itu baik dan menyediakannya bagi kita secara gratis. Demikian berbagai hal lainnya, Tuhan ciptakan dan sediakan bagi kita.
3. Meninggikan manusia
Mazmur 8:4-6 (TB) (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
(8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
(8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya.
Manusia diciptakan Allah segambar dengan rupa Allah. Makna kesegambar ini menunjukkan betapa mulia dan agungnya manusia, memiliki kehendak, memiliki amanah - tanggung jawab dan memiliki akal dan pikiran yang membedakan manusia dari seluruh ciptaan lainnya. Keagungan manusia itu mendapat tempat dan perhatian bagi Tuhan sehingga Tuhan menjadikan Taman Eden sebagai tempat tinggal mereka. Namun keagungan manusia itu jatuh karena dosa. Sehingga manusia diberi hukuman dan konsekuensinya dikeluarkan dari Eden. Namun Tuhan tidak membiarkan manusia jatuh, kasih Allah yang begitu besar melalui pengorbanan Yesus Kristus manusia diangkat dari dosa dan menjadikan kita sebagai Anak-anak Allah.
Bukan saja itu manusia diberi amanah melalui aktifitas, kerja dan budayanya untuk melakukan missi Allah di dunia ini. Manusia harus menyadari bahwa, eksistensi manusia di dunia ini harus menjadi aktor-aktor yang mempresentasikan keagungan dan kemuliaan Tuhan.
Sahabat yang baik hati, Kotbah minggi ini menyapa kita untuk mengagungkan Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Apa yang kita banggakan dalam hidup ini semua adalah karyanya. Apa yang paling dibanggakan manusia atas karya manusia yang menakjubkan lewat sain dan IT, sungguh tak ada banding dengan karya Allah yang begitu agung baik yang dapat dijangkau maupun tak tak terjangkau manusia.
Tuhan telah meninggikan kita sampai hampir sama dengan Allah. Mengenai hal ini, ada buku yang sangat baik bagaimana manusia telah mencapai apa yang diinginkan . Noah Harari menuliskan satu buku: "Homo Deus". Buku ini menjelaskan puncak kehebatan umat manusia mencapai kebutuhannya dan melalui sains dan tehnologi yang dimiliki. Homo Deus dimana manusia telah dapat menggapai apa yang diinginkan: mengatasi perang, kelaparan, penyakit dll. Homo Deus, terjemahan harafiahnya "manusia Allah" suatu istilah yang menjelaskan bahwa manusia telah berhasil mewujudkan segala sesuatu tentang apa yang diimpiankannya. Keberhasilan manusia dalam sains dan tehnologo harus disyukuri sebagai keuletan para peneliti dan pegiat peradaban agar manusia hari semi hari semakin maju, bukan semakin mundur oleh karena azas kepentingan.
Kemajuan umat manusia bukan berarti kemunduran Ilahi, tetapi semakin menyadarkan umat manusia begitu banyak misteri ilahi yang tidak dapar dijangkau oleh pikiran manusia. Manusia yang ditinggikan oleh Allah itu harus lebih bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan tugas-tugas yang diamanahkan Tuhan baginya. Jika, manusia itu tinggi maka orang percaya tidak boleh merendahkan martabatnya lagi dengan perbuatan-perbuatan hina yang mencemarkan dirinya sendiri. Dan hal yang sama agar manusia menghormati marwah sesama, jangan sampai ada diantara umat manusia yang merendahkan martabat sesamanya.
Hal terahir dari kotbah ini. Jika kita diajak memuji dan meninggikan Tyhan yang agung dan mukia. Maka atas segala keagungan Tuhan, kiranya kita semakin merendahkan diri di hadapan Allah dan mengagungkan namaNya. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar