Senin, 20 Juni 2022

JIWAKU MEMLNGHARAPKAN TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/7676379895767343/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 21 Juni 2022


*JIWAKU MENGHARAPKAN TUHAN*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 130:6 Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.


Psalam 130:6 My soul waiteth for the Lord more than they that watch for the morning: I say, more than they that watch for the morning. 


Sahabat yang baik, dalam perjalanan kehidupan yang kita lalui saat ini kita selalu berharap agar semuanya baik-baik saja, tetapi itu hanyalah harapan saja, tidak ada satupun dalam kehidupan yang dilalui dan akan dilalui persis sama seperti yang kita harapkan. Bahkan apa yang kita harapkan jauh dari kenyataan, bahkan seolah-olah persoalan, hambatan datang silih berganti dan tak kunjung habis. Kepada siapakah aku dan kami berseru untuk meminta pertolongan? Apakah kami akan binasa karena tidak ada pertolongan yang datang kepada kami dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup ini?

Demikianlah Pemazmur dalam teks ini merasakan persoalan hidup yang seakan tidak habis-habisnya menderu kedalam hidupya. LAI menerjemahkan keselurahan pasal 130 ini dengan “Judul Seruan dalam Kesusahan” ayat pertama sangat jelas dikatakan bahwa “ dari jurang yang dalam aku berseru kepadaMu, ya Tuhan. (bnd dengan seruan/doa Yunus ketika didalam perut Ikan Yunus 2: 2” dalam Kesusahanku aku berseru kepada Than dan Ia menjwab Aku”) seruan dalam kedua teks ini kemungkinan ada persamaannya tetapi hal yang paling penting yang mau ditekankan adalah bahwa Pemzmur menginginkan pertolongan dari yang maha kuat yaitu Allah semesta Alam yang tinggi. Pemazmur mengakui hanya Allahlah yang mampu memberikan pertolongan kepada dirinya, hanya Allahlah satu-satunyta penyelamat jiwanya.


Sahabat yang baik, hari-hari ini seolah-olah tidak habisnya persoalan hidup yang menimpa kita, berbagai tekanan tidak habis-habisnya datang mendera kita, Tekanan-tekanan dikarenakan persoalan dalam keuangan, keluarga, pekerjaan, usaha, keluarga sehingga membuat kepala pening, stres dan tidak tenang dalam hidupnya. Beban persoalan yang makin berat, pikiran yang makin ruwet berikutnya jiwanya terganggu, dalam jiwa ada tekanan dan beban yang membuat jiwanya menjadi tertekan dan tidak ada sukacita.

hal ini membuat jiwa tertekan. Jiwa yang tertekan membuatnya sulit untuk mengerti kehendak dan tuntunan TUHAN, masuk dalam hadirat TUHAN, menerima visi TUHAN dan hilang sukacita serta kegembiraan dalam hidupnya.


Sahabat yang baik, apa yang harus kita lakukan ketika jiwa kita tertekan oleh berbagai persoalan?

Pertama, berharaplah pada TUHAN (Mazmur 39:8 Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.) Berharap, bersandar, bergantung sama dengan mengandalkan TUHAN untuk menolong, melepaskan dan memberi kemenangan atas setiap kemelut persoalan hidup kita, TUHAN YESUS adalah pengharapan yang tidak mengecewakan bagi kita.


Kedua, teruslah mengucap syukur untuk setiap peristiwa. Sikap dan respon atas pergumulan kita juga menyebabkan jiwa kita makin tertekan, jika kita makin membiarkan amarah, emosi, bersungut-sungut, protes, kecewa kepada TUHAN maka jiwa kita makin tertekan. Mengucap syukur adalah bukti bahwa kita bisa menerima dan memahami bahwa apapun yang terjadi adalah seizin TUHAN dan membawa kebaikan bagi kita. Masalah itu hanya bungkusnya saja dan di dalamnya ada kebaikan dan berkat TUHAN. (Filipi 4: 13 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.


Sahabat yang baik hati Kekacauan jiwa tidak selalu menunjukkan bahwa seseorang sedang tidak beriman, tetapi mungkin sekali hal ini merupakan awal dari perjalanan iman yang sejati, untuk menemukan Allah yang sejati. Tuhan membiarkan pemazmur mengalami realita ini, yang akan membawa dia mengenal sisi lain dari Allah dan sisi lain dari respon dia kepada Allah. Kalau tidak ada kondisi terpuruk seperti itu, maka kita akan menjadi orang Kristen yang kurang riil, karena dalam kondisi terpuruklah seruan kita kepada Allah menjadi sangat riil. Seruan supaya Allah mendengar doa kita adalah merupakan titik awal dari theologia doa kita. Kita tahu Allah mendengar doa kita tapi kita juga harus sadar bahwa Dia dapat bertindak sesuai dengan kemauan-Nya, bisa saja doa kita tidak digubris-Nya sama sekali.. dan Allah tahu memberikan apa yang terbaik bagi kemenangan jiwamu. 

Tuhan memberkati dan melimpahkan kebaikan bagi saudara sekalian. Amin


Salam dari tim 12: RS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT

  Kotbah Minggu III Setelah Ephipanias Minggu, 26 Januari 2025 Ev. 1 Korintus 12:12-20 KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT Selamat Hari Minggu! S...