Sabtu, 14 Mei 2022

MENYANYIKAN PERBUATAN TUHAN

 Korbah Minggu Kantate, 15 Mei 2022

Nas: Keluaran 15:19-21


MENYANYIKAN PERBUATAN ALLAH


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, jika merasa tak berdaya menghadapi pergumulan tetaplah berpengharapan jangan sampai berputus asa. Berputus asa tiada guna hanya membunuh semangat dan menutup peluang perubahan. Orang percaya harus memiliki daya juang dan percaya Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi orang yang dikasihinya. Seperti pengalaman bangsa Israel, mereka telah dipekerjakan secara paksa, menderita dan sakit. Setelah raja2 Firaun yang tidak mengenal hasa Jusuf akhirnya Israel mengalami penindasan. Bangsa Israel tinggal di Mesir selama 430 tahun (Kel 14:20).  


Jeritan kesengsaraan bangsa Israel dibawa dalam doa-doa mereka. Mereka tidak memberontak atau melakukan perlawanan selain mereka hanya budak di Mesir sementara Firaun sanga kuat.  Tapi saat Tuhan berkendak, sekalipun Firaun sudah seperti dewa pencabut nyawa yang berkuasa atas rakyat yang dipimpinnya? Namun kitab Keluaran menjadi titik berangkat pembebasan. Tuhan telah mendengar seruan umatNya dan melakukan perbuatan besar membebaskan umatNya. Allah Israel membebaskan umatNya dan menenggelamkan Firaun dan pasukannya.


Jika minggu ini disebut dengan mingggu Kantate, maka ada banyak nyanyian sukacita, pujian dan suasana kegembiraan yang dapat dikumandangkan. Orang percaya menyanyikan karya Allah yang besar membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir. Tuhan membebaskan bangsa Israel dari Penindasan Mesir.  Mazmur pertama dalam PL tertulis dalam Kitab Keluaran pasal 15 ayat 1-18, yang diberi judul "Nyanyian Musa dan Israel". Diikuti dengan kidung pendek di ayat 20 dan 21 yang dinyanyikan oleh Miryam dan para perempuan Israel. Kidung ini pertama kali dinyanyikan oleh orang Israel setelah mereka melewati Laut Merah (Laut Teberau) dengan selamat dan orang-orang Mesir yang mengejar mereka ditenggelamkan dalam laut.


Inilah nyanyian Miriam, seorang nabi perempuan yang ikut terlibat dalam mengorganisir keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Miriam adalah saudara Musa dan Harun, atas peristiwa besar itu dia mengambil rebana dan mengajak umat Israel bernyanyi. Suatu syair yang akan mengingatkan perbuatan Allah, yang menunggangbalikkan kereta kuda Firaun. Tuhan menenggelamkan mereka di laut merah.


Berkantate, berarti menyanyikan karya dan perbuatan Tuhan. Menyanyikan itu jauh lebih melekat dihati karena bernyanyi lebih dari kata-kata yang diucap. Bernyanyi ungkapan hati dan membenamkannya dalam memori. Biasanya lagu yang sudah dihapal akan sulit dilupakan. Seperti lagu lawas misalnya dalam tembang kenangan, spontan memori akan keluar dan ikut menyangikannya. Demikianlah kantate Miryam ini mengingatkan perbuatan Allah yang besar di mata orang Israel. 


1. Pembebasan Tuhan atas umatNya


Kesepuluh tulah yang didatangkan rupanya tidak cukup menjadi pelajaran bagi Firaun atas kemahakuasaan Tuhan. Setelah bangsa Israel keluar, segera Firaun memerintahkan agar pasukan terbaik dan tercepatnya mengejar orang Israel agar kembali ke perbudakan Mesir. Kereta kuda dan pasukan terbaiknya dikerahkan untuk mengejar dan mengembalikan mereka yang sedang dalam perjalanan. Hal ini membuat semua bangsa Israel ketakutan, siasia nampaknya perjuangan keluar dari Mesir. Kereta kuda yang cepat dan ganas sungguh menakutkan bagi seorang budak di negeri orang. Tidak sedikit dari antara mereka yang kesal hingga keluar kata-kata keluh kepada Musa. Keluaran 14:11-12  dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?  Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."  


Bagi mereka perjuangan ini rasanya siasia saja, dari segi kekuatan tidak mungkin mereka berperang melawan pasukan Mesir yang diperlengkapi dengan persenjataan perang. Menghindar dari pengejaran dengan berlari lebih kencang adalah juga merupakan sesuatu yang sungguh tidak mungkin, bagaimana bisa adu cepat berlari dari kuda. Kalaupun mereka berlari, mau lari ke mana? Di depan hanya terpampang Laut Merah, lautan yang siap menelan dan menenggelamkan mereka.  Oh sungguh, alangkah malang, bagi mereka hanya rasanya pembebasan dari Mesir ibarat mimpi di siang bolong dan hanya memindahkan kuburan kematian mereka. Kenapa tidak mati dan dikubur di mesir saja? Demikian keluh mereka yang ketakutan kepada prajurit Firaun.


Terjepit dari dua arah bukan berarti tiada jalan, bagi Tuhan segala sesuatu bisa terjadi. 

Disinilah kepemimpinan Musa yang hebat, dalam kondisi yang sangat tertekan dan seolah tak ada jalan keluar, dia tampil memberikan motivasi dan keyakinan yang luar biasa. Dalam kondisi ini dia berkata: Keluaran 14:13  "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.  


2. Firaun mengejar, Tuhan menerjang!


Sunggguh agung tindakan Tuhan dalam situasi yang sangat mencekam. Jika anda menonto film Moses, tampak Musa sangat depresssi, disatu sisi dikejar pasukan Firaun, didepan ada laut. Musa berdoa dan memintanpetunjuk dan Tuhan pun memerintahkan Musa mengulurkan tongkatnya kelaut dan apa yang terjadi, laut terbelah dua seperti tembok air itu menahan sehingga bangsa itu dapat berjalan di dasar laut.  


Laut Merah yang dirasa adalah laut menenggelamkan mereka sesungguhnya menjadi jalan pendek menyeberangi tanah perbudakan. Orang Israelpun bisa berjalan dalam laut yang terbelah. Setelah mereka menyeberang, pasukan kereta kuda Firaun yang mengejar persis di tengah laut yang terbelah, Musa pun menurunkan tangannya kemudia air laut kembali menyatu. Akhirnya seluruh pasukan Firaun yang mengejar ditunggangbalikkan dan tenggelam di dasar laut.  


Kuda yang cepat mengejar, mempercepat mereka sampai ke dalam lautan. Firaun yang merasa penentu dalam segala hal di Mesir harus tenggelam di dasar laut. Itulah kuasa Allah yang membebaskan. Pelajaran ini sangat penting, ada yang merasa hebat janganlah menindas orang, Tuhan akan menerjang dan menenggelamkan mereka yang sombong dan pongah. 


3. Miriam, saya dan kamu serta kita semua, mari berkantate.


Tuhan membela orang tertindas dan menenggelamkan kaum penindas, itulah yang harus dinyanyikan oleh orang percaya. Orang percaya terkadang akan mengalami kesusahan, terjepit oleh tekanan dan dikejar-kejar ketakutan, seolah ada kuasa yang mengejar dan merenggut kebahagiaan kita. Namun jika didiajak untuk memberikan kesaksian dan pengalaman hidup, pasti ada banyak kisah dan cerita dimana pertolongan Tuhan sangat nyata. Mari menyanyikan syukur atas segala perbuatan Tuhan dalam hidup ini.

Keluaran 15:21 (TB)  Dan menyanyilah Miryam memimpin mereka: "Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut." 


Dari pengalaman perjalanan bangsa Israel dan tenggelamnya Firaun dan pasukannya memberikan pelajaran berharga. Pertama,  Tidak ada penderitaan yang terlalu pahit yang membuat kita lupa bersyukur dan menaikkan pujian kepada Tuhan. Kedua, Kesombongan dan segala upaya meninggikan diri (hubris) akan ada waktunya tenggelam. Bukankan Firaun telah membebaskannya, tetapi mengapa harus mengejar bangsa Israel? Kesombongan dan kepongahan Firaun yang menindas itu akhirnya ditenggelamkan Tuhan ke dasar laut. 


4. Penutup: pahit berubah manis! 


Kotbah Minggu ini mengajak kita seperti Mytiam, dia mengambil rebana, memainkan musik dan menuturkan syair pengalaman nyata. Mereka semua berkantate atas perbuatan Allah yang besar di depan mata mereka. Tuhan berkuasa mengatur kehidupan ini seturut kehendaknya


Sebelum mengakhiri kotbah ini, saya mau mengajak kita membaca perikope berikutnya yaitu apa yang terjadi di Mara? Tiga hari setelah mereka menyeberang mereka berjalan di pada gurun Syur. Mereka tidak menemukan air untuk di minum? Saat merasa sudah bebas dari Firaun akan ada tantangan berikutnya yaitu dari alam dan tidak ada air? Ada pun air yang mereka temukan pahit dan tidak mungkin untuk diminum. Bagaimana mereka akan hidup? Mereka bersungut-sungut kepada Musa dan Musa pun berseru kepada Tuhan. Tuhan memerintahkan Musa mencampakkan sepotong kayu, dan air di Mara itu berubah menjadi manis.


Mari tetap berkantate, sepahit apapun pengalaman hidup yang dijalani,l saat Tuhan berkehendak dalam sekejap bisa berubah manis. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT

  Kotbah Minggu III Setelah Ephipanias Minggu, 26 Januari 2025 Ev. 1 Korintus 12:12-20 KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT Selamat Hari Minggu! S...